٧ - بَابٌ إِذَا أَكَلَ الۡكَلۡبُ
7. Bab jika anjing telah makan
وَقَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿يَسۡـءَلُونَكَ مَاذَآ أُحِلَّ لَهُمۡ ۖ قُلۡ أُحِلَّ
لَكُمُ ٱلطَّيِّبَـٰتُ ۙ وَمَا عَلَّمۡتُم مِّنَ ٱلۡجَوَارِحِ مُكَلِّبِينَ﴾
[المائدة: ٤] الصَّوَائِدُ وَالۡكَوَاسِبُ.
﴿اجۡتَرَحُوا﴾ [الجاثية: ٢١] اكۡتَسَبُوا.
﴿تُعَلِّمُونَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ ٱللَّهُ ۖ فَكُلُوا۟ مِمَّآ أَمۡسَكۡنَ
عَلَيۡكُمۡ﴾ إِلَى قَوۡلِهِ: ﴿سَرِيعُ الۡحِسَابِ﴾ [المائدة: ٤].
Dan firman Allah taala yang artinya, “Mereka menanyakan kepadamu: ‘Apakah yang
dihalalkan bagi mereka?’ Katakanlah, ‘Dihalalkan bagi kalian yang baik-baik
dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang kalian telah ajar dengan
melatihnya untuk berburu.” (QS. Al-Ma`idah: 4). Yaitu binatang pemburu dan
binatang buas.
“Ijtarahu” (QS. Al-Jatsiyah: 21) artinya berbuat.
“Kalian mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepada kalian. Maka
makanlah dari apa yang ditangkapnya untuk kalian,” sampai firman-Nya, “amat
cepat hisab-Nya.” (QS. Al-Ma`idah: 4).
وَقَالَ ابۡنُ عَبَّاسٍ: إِنۡ أَكَلَ الۡكَلۡبُ فَقَدۡ أَفۡسَدَهُ، إِنَّمَا
أَمۡسَكَ عَلَى نَفۡسِهِ، وَاللهُ يَقُولُ: ﴿تُعَلِّمُونَهُنَّ مِمَّا
عَلَّمَكُمُ ٱللَّهُ﴾ فَتُضۡرَبُ وَتُعَلَّمُ حَتَّى يَتۡرُكَ. وَكَرِهَهُ ابۡنُ
عُمَرَ.
وَقَالَ عَطَاءٌ: إِنۡ شَرِبَ الدَّمَ وَلَمۡ يَأۡكُلۡ فَكُلۡ.
Ibnu ‘Abbas berkata: Jika anjing sudah memakan (buruan), maka dia telah
merusaknya (sehingga tidak boleh dimakan oleh pemilik anjing), karena anjing
itu menangkap untuk dirinya sendiri. Allah berfirman yang artinya, “Kalian
mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepada kalian.” Maka anjing
itu dipukul dan diajari sehingga dia tidak memakan hasil buruannya. Ibnu ‘Umar
membenci hal itu (yaitu binatang buruan yang sebagiannya sudah dimakan anjing
pemburu).
‘Atha` berkata: Apabila anjing itu sudah minum darah namun belum makan, maka
silakan makan.
٥٤٨٣ – حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ فُضَيۡلٍ،
عَنۡ بَيَانٍ، عَنِ الشَّعۡبِيِّ، عَنۡ عَدِيِّ بۡنِ حَاتِمٍ قَالَ: سَأَلۡتُ
رَسُولَ اللهِ ﷺ قُلۡتُ: إِنَّا قَوۡمٌ نَصِيدُ بِهَٰذِهِ الۡكِلَابِ؟ فَقَالَ:
(إِذَا أَرۡسَلۡتَ كِلَابَكَ الۡمُعَلَّمَةَ، وَذَكَرۡتَ اسۡمَ اللهِ، فَكُلۡ
مِمَّا أَمۡسَكۡنَ عَلَيۡكُمۡ وَإِنۡ قَتَلۡنَ، إِلَّا أَنۡ يَأۡكُلَ الۡكَلۡبُ،
فَإِنِّي أَخَافُ أَنۡ يَكُونَ إِنَّمَا أَمۡسَكَهُ عَلَى نَفۡسِهِ، وَإِنۡ
خَالَطَهَا كِلَابٌ مِنۡ غَيۡرِهَا فَلَا تَأۡكُلۡ). [طرفه في:
١٧٥].
5483. Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami: Muhammad bin Fudhail
menceritakan kepada kami dari Bayan, dari Asy-Sya’bi, dari ‘Adi bin Hatim.
Beliau berkata:
Aku bertanya kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Sesungguhnya
kami adalah kaum yang biasa berburu dengan anjing-anjing ini. (Bagaimana
ini?)”
Rasulullah menjawab, “Apabila engkau lepaskan anjing-anjing terlatihmu dan
engkau menyebut nama Allah, maka silakan makan dari binatang buruan yang
ditangkap oleh anjing-anjing itu untuk kalian walaupun mereka sampai
membunuhnya. Kecuali jika anjing itu memakannya, karena aku khawatir anjing
itu menangkapnya untuk dirinya. Dan jika ada anjing selain anjing-anjing tadi,
maka jangan engkau makan.”