Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 3217 dan 3218

٣٢١٧ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مُحَمَّدٍ: حَدَّثَنَا هِشَامٌ: أَخۡبَرَنَا مَعۡمَرٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ لَهَا: (يَا عَائِشَةُ، هٰذَا جِبۡرِيلُ يَقۡرَأُ عَلَيۡكِ السَّلَامَ). فَقَالَتۡ: وَعَلَيۡهِ السَّلَامُ وَرَحۡمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، تَرَى مَا لَا أَرَى. تُرِيدُ النَّبِيَّ ﷺ. [الحديث ٣٢١٧ - أطرافه في: ٣٧٦٨، ٦٢٠١، ٦٢٤٩، ٦٢٥٣].

3217. ‘Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami: Hisyam menceritakan kepada kami: Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkata kepadanya, “Wahai ‘Aisyah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu.”

‘Aisyah mengatakan, “Wa ‘alaihis-salām waraḥmatullāh wabarakātuh. Anda melihat yang tidak kulihat.” Yang 'Aisyah maksudkan adalah Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

٣٢١٨ - حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيۡمٍ: حَدَّثَنَا عُمَرُ بۡنُ ذَرٍّ. (ح) قَالَ: وَحَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ جَعۡفَرٍ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنۡ عُمَرَ بۡنِ ذَرٍّ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ جُبَيۡرٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ لِجِبۡرِيلَ: (أَلَا تَزُورُنَا أَكۡثَرَ مِمَّا تَزُورُنَا؟) قَالَ: فَنَزَلَتۡ: ﴿وَمَا نَتَنَزَّلُ إِلَّا بِأَمۡرِ رَبِّكَ لَهُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِينَا وَمَا خَلۡفَنَا﴾ [مريم: ٦٤] الۡآيَةَ. [الحديث ٣٢١٨ - طرفاه في: ٤٧٣١، ٧٤٥٥].

3218. Abu Nu’aim telah menceritakan kepada kami: ‘Umar bin Dzarr menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain) Beliau berkata: Yahya bin Ja’far telah menceritakan kepada kami: Waki’ menceritakan kepada kami dari ‘Umar bin Dzarr, dari ayahnya, dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkata kepada Jibril, “Tidakkah engkau mengunjungi kami lebih sering daripada biasanya?”

Ibnu ‘Abbas berkata: Turunlah ayat “Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita …” (QS Maryam: 64).

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 3209 dan 3210

٣٢٠٩ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ سَلَامٍ: أَخۡبَرَنَا مَخۡلَدٌ: أَخۡبَرَنَا ابۡنُ جُرَيۡجٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي مُوسَى بۡنُ عُقۡبَةَ، عَنۡ نَافِعٍ قَالَ: قَالَ أَبُو هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

وَتَابَعَهُ أَبُو عَاصِمٍ، عَنِ ابۡنِ جُرَيۡجٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي مُوسَى بۡنُ عُقۡبَةَ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (إِذَا أَحَبَّ اللهُ الۡعَبۡدَ نَادَى جِبۡرِيلَ: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحۡبِبۡهُ، فَيُحِبُّهُ جِبۡرِيلُ، فَيُنَادِي جِبۡرِيلُ فِي أَهۡلِ السَّمَاءِ: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهۡلُ السَّمَاءِ، ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الۡقَبُولُ فِي الۡأَرۡضِ). [الحديث ٣٢٠٩ - طرفاه في: ٦٠٤٠، ٧٤٨٥].

3209. Muhammad bin Salam telah menceritakan kepada kami: Makhlad mengabarkan kepada kami: Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Musa bin ‘Uqbah mengabarkan kepadaku dari Nafi’. Beliau berkata: Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—mengatakan dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

Abu ‘Ashim mengiringinya dari Ibnu Juraij. Beliau berkata: Musa bin ‘Uqbah mengabarkan kepadaku dari Nafi’, dari Abu Hurairah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Apabila Allah mencintai hamba, Dia akan menyeru Jibril, ‘Sesungguhnya Allah mencintai si Polan, maka cintailah dia.’ Jibril pun mencintainya. Lalu Jibril menyeru kepada penduduk langit, ‘Sesungguhnya Allah mencintai si Polan, maka cintailah dia.’ Lalu penduduk langit mencintainya, kemudian sikap penerimaan terhadapnya diletakkan di (hati penduduk) bumi.”

٣٢١٠ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ: حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي مَرۡيَمَ: أَخۡبَرَنَا اللَّيۡثُ: حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي جَعۡفَرٍ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ، عَنۡ عُرۡوَةَ بۡنِ الزُّبَيۡرِ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا، زَوۡجِ النَّبِيِّ ﷺ: أَنَّهَا سَمِعَتۡ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (إِنَّ الۡمَلَائِكَةَ تَنۡزِلُ فِي الۡعَنَانِ - وَهُوَ السَّحَابُ - فَتَذۡكُرُ الۡأَمۡرَ قُضِيَ فِي السَّمَاءِ، فَتَسۡتَرِقُ الشَّيَاطِينُ السَّمۡعَ فَتَسۡمَعُهُ، فَتُوحِيهِ إِلَى الۡكُهَّانِ، فَيَكۡذِبُونَ مَعَهَا مِائَةَ كَذۡبَةٍ مِنۡ عِنۡدِ أَنۡفُسِهِمۡ). [الحديث ٣٢١٠ - أطرافه في: ٣٢٨٨، ٥٧٦٢، ٦٢١٣، ٧٥٦١].

3210. Muhammad telah menceritakan kepada kami: Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami: Al-Laits mengabarkan kepada kami: Ibnu Abu Ja’far menceritakan kepada kami dari Muhammad bin ‘Abdurrahman, dari ‘Urwah bin Az-Zubair, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—istri Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—: Beliau mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sesungguhnya malaikat turun ke awan, lalu malaikat menyebutkan urusan yang telah ditetapkan di langit, Lalu setan mencuri dengar sehingga berhasil mendengarnya, lalu mengilhamkannya kepada dukun-dukun, lalu mereka menyertakan seratus kedustaan dari diri mereka.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 3114 dan 3115

٧ - بَابُ قَوۡلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿فَأَنَّ لِلهِ خُمُسَهُ وَلِلرَّسُولِ﴾ [الۡأنفال: ٤١]
7. Bab Firman Allah taala, “Sesungguhnya seperlimanya untuk Allah dan Rasul” (QS Al-Anfal: 41)


يَعۡنِي: لِلرَّسُولِ قَسۡمَ ذٰلِكَ، قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَخَازِنٌ، وَاللهُ يُعۡطِي).

Yakni Rasul yang berhak membagikannya. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Aku hanyalah yang membagi dan menyimpan. Allah yang memberi.”

٣١١٤ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡوَلِيدِ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ سُلَيۡمَانَ وَمَنۡصُورٍ وَقَتَادَةَ: سَمِعُوا سَالِمَ بۡنَ أَبِي الۡجَعۡدِ، عَنۡ جَابِرِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: وُلِدَ لِرَجُلٍ مِنَّا مِنَ الۡأَنۡصَارِ غُلَامٌ، فَأَرَادَ أَنۡ يُسَمِّيَهُ مُحَمَّدًا. قَالَ شُعۡبَةُ: فِي حَدِيثِ مَنۡصُورٍ: إِنَّ الۡأَنۡصَارِيَّ قَالَ: حَمَلۡتُهُ عَلَى عُنُقِي فَأَتَيۡتُ بِهِ النَّبِيَّ ﷺ. وَفِي حَدِيثِ سُلَيۡمَانَ: وُلِدَ لَهُ غُلَامٌ، فَأَرَادَ أَنۡ يُسَمِّيَهُ مُحَمَّدًا، قَالَ: (سَمُّوا بِاسۡمِي وَلَا تَكَنَّوۡا بِكُنۡيَتِي، فَإِنِّي إِنَّمَا جُعِلۡتُ قَاسِمًا أَقۡسِمُ بَيۡنَكُمۡ). وَقَالَ حُصَيۡنٌ: (بُعِثۡتُ قَاسِمًا أَقۡسِمُ بَيۡنَكُمۡ). قَالَ عَمۡرٌو: أَخۡبَرَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ قَتَادَةَ قَالَ: سَمِعۡتُ سَالِمًا، عَنۡ جَابِرٍ: أَرَادَ أَنۡ يُسَمِّيَهُ الۡقَاسِمَ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (سَمُّوا بِاسۡمِي، وَلَا تَكۡتَنُوا بِكُنۡيَتِي).

[الحديث ٣١١٤ - أطرافه في: ٣١١٥، ٣٥٣٨، ٦١٨٦، ٦١٨٧، ٦١٨٩، ٦١٩٦].

3114. Abu Al-Walid telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Sulaiman, Manshur, dan Qatadah: Mereka mendengar Salim bin Abu Al-Ja’d dari Jabir bin ‘Abdullah—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau mengatakan:

Seorang bayi milik seorang pria Ansar baru saja dilahirkan. Si ayah ingin menamainya Muhammad.

Syu’bah berkata: Dalam hadis Manshur: Sesungguhnya pria Ansar itu berkata: Aku menggendong bayiku di atas leherku lalu kubawa kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

Dalam hadis Sulaiman: Seorang bayi miliknya dilahirkan, lalu dia ingin menamakannya Muhammad. Nabi berkata, “Silakan namai dengan namaku namun jangan beri kunyah dengan kunyah-ku karena sesungguhnya aku dijadikan sebagai qasim (pembagi) yang membagi-bagi di antara kalian.”

Hushain berkata: (Nabi bersabda,) “Aku diutus sebagai qasim (pembagi) yang membagi di antara kalian.”

‘Amr berkata: Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Qatadah. Beliau berkata: Aku mendengar Salim dari Jabir: Dia ingin menamai anaknya dengan nama Al-Qasim, lalu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Silakan kalian menamai dengan namaku namun jangan ber-kunyah dengan kunyah-ku.”

٣١١٥ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ يُوسُفَ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ، عَنۡ سَالِمِ بۡنِ أَبِي الۡجَعۡدِ، عَنۡ جَابِرِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ الۡأَنۡصَارِيِّ قَالَ: وُلِدَ لِرَجُلٍ مِنَّا غُلَامٌ فَسَمَّاهُ الۡقَاسِمَ، فَقَالَتِ الۡأَنۡصَارُ: لَا نَكۡنِيكَ أَبَا الۡقَاسِمِ، وَلَا نُنۡعِمُكَ عَيۡنًا، فَأَتَى النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، وُلِدَ لِي غُلَامٌ، فَسَمَّيۡتُهُ الۡقَاسِمَ، فَقَالَتِ الۡأَنۡصَارُ: لَا نَكۡنِيكَ أَبَا الۡقَاسِمِ وَلَا نُنۡعِمُكَ عَيۡنًا، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (أَحۡسَنَتِ الۡأَنۡصَارُ، سَمُّوا بِاسۡمِي، وَلَا تَكَنَّوۡا بِكُنۡيَتِي، فَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ). [طرفه في: ٣١١٤].

3115. Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami dari Al-A’masy, dari Salim bin Abu Al-Ja’d, dari Jabir bin ‘Abdullah Al-Anshari. Beliau mengatakan:

Ada seorang bayi milik salah seorang dari kami dilahirkan lalu si ayah menamainya Al-Qasim. Orang-orang Ansar berkata, “Kami tidak mau memanggilmu Abu Al-Qasim dan kami tidak mau membuatmu nyaman.”

Si ayah itu mendatangi Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—lalu berkata, “Wahai Rasulullah, bayiku dilahirkan lalu aku namai Al-Qasim, lalu orang-orang Ansar berkata: Kami tidak mau memanggilmu Abu Al-Qasim dan kami tidak mau membuatmu nyaman.”

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkata, “Orang-orang Ansar itu telah benar. Silakan kalian menamai dengan namaku namun jangan ber-kunyah dengan kunyah-ku, karena aku adalah qasim (pembagi).”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1381 dan 1382

٩١ - بَابُ مَا قِيلَ فِي أَوۡلَادِ الۡمُسۡلِمِينَ
91. Bab Apa yang Dikatakan tentang Anak-Anak Kaum Muslimin


قَالَ أَبُو هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: (مَنۡ مَاتَ لَهُ ثَلَاثَةٌ مِنَ الۡوَلَدِ لَمۡ يَبۡلُغُوا الۡحِنۡثَ، كَانَ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ، أَوۡ دَخَلَ الۡجَنَّةَ).

Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—mengatakan dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Barang siapa yang tiga anaknya mati sebelum sampai usia balig, niscaya akan menjadi penghalang dari neraka atau dia akan masuk janah.”

١٣٨١ - حَدَّثَنَا يَعۡقُوبُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ: حَدَّثَنَا ابۡنُ عُلَيَّةَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡعَزِيزِ بۡنُ صُهَيۡبٍ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَا مِنَ النَّاسِ مُسۡلِمٌ يَمُوتُ لَهُ ثَلَاثَةٌ مِنَ الۡوَلَدِ لَمۡ يَبۡلُغُوا الۡحِنۡثَ، إِلَّا أَدۡخَلَهُ اللهُ الۡجَنَّةَ، بِفَضۡلِ رَحۡمَتِهِ إِيَّاهُمۡ). [طرفه في: ١٢٤٨].

1381. Ya’qub bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami: Ibnu ‘Ulayyah menceritakan kepada kami: ‘Abdul ‘Aziz bin Shuhaib menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Tidaklah seorang muslim yang tiga anaknya meninggal sebelum mencapai usia balig, kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam janah dengan sebab keutamaan dan rahmat yang Allah berikan kepada mereka.”

١٣٨٢ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡوَلِيدِ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ عَدِيِّ بۡنِ ثَابِتٍ: أَنَّهُ سَمِعَ الۡبَرَاءَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: لَمَّا تُوُفِّيَ إِبۡرَاهِيمُ عَلَيۡهِ السَّلَامُ، قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِنَّ لَهُ مُرۡضِعًا فِي الۡجَنَّةِ). [الحديث ١٣٨٢ - طرفاه في: ٣٢٥٥، ٦١٩٥].

1382. Abu Al-Walid telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari ‘Adi bin Tsabit: Beliau mendengar Al-Bara`—radhiyallahu ‘anhu—mengatakan: Ketika Ibrahim—‘alaihis salam—(putra Nabi Muhammad) wafat, Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sesungguhnya ada yang menyusuinya di dalam janah.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 3186, 3187, dan 3188

٢٢ - بَابُ إِثۡمِ الۡغَادِرِ لِلۡبَرِّ وَالۡفَاجِرِ
22. Bab Dosa Orang yang Curang bagi Orang yang Baik dan Orang yang Jahat


٣١٨٦، ٣١٨٧ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡوَلِيدِ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ سُلَيۡمَانَ الۡأَعۡمَشِ، عَنۡ أَبِي وَائِلٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ. وَعَنۡ ثَابِتٍ، عَنۡ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ - قَالَ أَحَدُهُمَا: يُنۡصَبُ، وَقَالَ الۡآخَرُ: يُرَى يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ - يُعۡرَفُ بِهِ).

3186, 3187. Abu Al-Walid telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Sulaiman Al-A’masy, dari Abu Wa`il, dari ‘Abdullah. Juga dari Tsabit, dari Anas, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Untuk setiap orang yang curang, ada bendera pada hari kiamat—salah satu dari keduanya berkata: ditancapkan; sedang yang lain berkata: yang dapat dilihat pada hari kiamat—sehingga dia dikenali dengannya.”

٣١٨٨ - حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ بۡنُ حَرۡبٍ: حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ نَافِعٍ عَنِ ابۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: (لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ يُنۡصَبُ لِغَدۡرَتِهِ). [الحديث ٣١٨٨ - أطرافه في: ٦١٧٧، ٦١٧٨، ٦٩٦٦، ٧١١١].

3188. Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami: Hammad menceritakan kepada kami dari Ayyub, dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau mengatakan: Aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Bagi setiap orang yang curang, akan ada bendera yang ditancapkan untuk (tanda) kecurangannya.”