وَقَدۡ شَرَّفَ اللهُ أَهۡلَ هَذَا الۡعِلۡمِ وَنَوَّهُ بِهِمۡ وَعَظَّمَ شَأۡنَهُمۡ - سُبۡحَانَهُ - وَاسۡتَشۡهَدَهُمۡ عَلَى تَوۡحِيدِهِ وَالإِخۡلاَصِ لَهُ حَيۡثُ قَالَ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ هُوَ وَالۡمَلَـٰئِكَةُ وَأُولُوا الۡعِلۡمِ قَآئِمًا بِالۡقِسۡطِ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ هُوَ الۡعَزِيزُ الۡحَكِيمُ﴾ آل عمران: ١٨. فَاسۡتَشۡهَدَ أَهۡلَ الۡعِلۡمِ عَلَى وَحۡدَانِيَّتِهِ مَعَ الۡمَلاَئِكَةِ فَالۡمَلاَئِكَةُ عَلَيۡهِمُ السَّلاَمُ وَأُولُوا الۡعِلۡمِ الشَّرۡعِيِّ هُمُ الشُّهَدَاءُ عَلَى تَوۡحِيدِ اللهِ وَالإِخۡلاَصِ لَهُ وَأَنَّهُ رَبُّ الۡعَالَمِينَ وَأَنَّهُ الإِلَهُ الۡحَقُّ وَأَنَّ الۡعِبَادَةَ لِغَيۡرِهِ بَاطِلَةٌ، وَكَفَى بِهَا شَرۡفًا لأَهۡلِ الۡعِلۡمِ حَيۡثُ اسۡتَشۡهَدَهُمۡ عَلَى وَحۡدَانِيَّتِهِ وَاسۡتِحۡقَاقِهِ لِلۡعِبَادَةِ - سُبۡحَانَهُ وَتَعَالَى - وَبَيَّنَ جَلَّ وَعَلاَ أَنَّهُمۡ لاَ يَسۡتَوُونَ مَعَ غَيۡرِهِمۡ بِقَوۡلِهِ - سُبۡحَانَهُ وَتَعَالَى﴿قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِى الَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَالَّذِينَ لاَ يَعۡلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُوا الأَلۡبَابِ﴾ الزُّمَر: ٩، وَيَقُولُ - عَزَّ وَجَلَّ -: ﴿أَفَمَنۡ يَعۡلَمُ أَنَّمَا أُنۡزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ الۡحَقُّ كَمَنۡ هُوَ أَعۡمَى إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُوا الأَلۡبَابِ﴾ الرَّعۡد: ١٩.
فَلاَ يَسۡتَوِي هَؤُلاَءِ وَهَؤُلاَءِ، لاَيَسۡتَوِي مَنۡ يَعۡلَمُ أَنَّ مَا أَنۡزَلَ اللهُ هُوَ الۡحَقُّ وَهُوَ الۡهُدَى وَهُوَ طَرِيقُ السَّعَادَةِ مَعَ الَّذِينَ قَدۡ عَمُوا عَنۡ هَذَا الطَّرِيقِ وَعَنۡ هَذَا الۡعِلۡمِ، فَرۡقٌ عَظِيمٌ بَيۡنَ هَؤُلاَءِ وَهَؤُلاَءِ، فَرۡقٌ بَيۡنَ مَنۡ عَرَفَ الۡحَقَّ وَاسۡتَضَاءَ بِنُورِهِ وَسَارَ عَلَى هُدَاهُ إِلَى أَنۡ لَقِيَ رَبَّهُ وَفَازَ بِالۡكَرَامَةِ وَالسَّعَادَةِ وَبَيۡنَ مَنۡ عَمِيَ عَنۡ هَذَا الطَّرِيقِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَسَارَ فِي طَرِيقِ الشَّيۡطَانِ وَالۡهَوَى.
لاَ يَسۡتَوِي هَؤُلاَءِ وَهَؤُلاَءِ وَقَدۡ بَيَّنَ اللهُ - سُبۡحَانَهُ - أَنَّهُ يَرۡفَعُ دَرَجَاتِ أَهۡلِ الۡعِلۡمِ وَمَا ذَلِكَ إِلاَّ لِعَظِيۡمِ آثَارِهِمۡ فِي النَّاسِ وَنَفۡعِهِمۡ لَهُمۡ. وَلِهَذَا قَالَ أَهۡلُ الۡعِلۡمِ: مَا أَحۡسَنَ أَثَرَهُمۡ عَلَى النَّاسِ وَمَا أَقۡبَحَ آثَارَ النَّاسِ عَلَيۡهِمۡ.
Sungguh Allah telah memuliakan ahli ilmu ini dan memuji mereka, mengagungkan keadaan mereka, dan meminta persaksian mereka atas keesaanNya dan keikhlasan ibadah untukNya. Allah ‘azza wa jalla berfirman yang artinya, “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada sesembahan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali ‘Imron: 18). Maka Allah meminta persaksian ulama atas keesaanNya bersama dengan persaksian malaikat. Maka malaikat dan para ahli ilmu yang syar’i ini, mereka adalah saksi-saksi atas keesaan Allah dan keikhlasan ibadah untukNya, dan bahwa Allah itu Rabb alam semesta dan sesembahan yang benar, dan ibadah kepada selainNya adalah batil. Cukuplah hal ini sebagai keutamaan bagi para ulama, dimana Allah meminta persaksian mereka atas keesaanNya dan bahwa ibadah itu hanya layak untuk Allah semata. Allah jalla wa ‘ala juga telah menjelaskan bahwasanya mereka tidak sama dengan selain mereka, dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala yang artinya, “Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az Zumar: 9). Dan Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.” (QS. Ar Ra’d: 19).
Maka tidak sama di antara mereka, tidak sama orang yang mengetahui bahwa apa yang Allah turunkan adalah kebenaran, petunjuk, dan jalan kebahagiaan; dengan orang-orang yang buta dari jalan ini, buta dari ilmu ini. Ini perbedaan yang besar antara mereka, perbedaan antara orang yang mengenal kebenaran, mengambil cahaya ilmu, berjalan di atas petunjuk sampai dia berjumpa dengan Rabbnya, lalu dia memperoleh kemuliaan dan kebahagian; dan antara orang yang buta dari jalan ini, mengikuti hawa nafsunya, dan berjalan di jalan setan dan hawa nafsu.
Tidak sama di antara mereka. Sungguh Allah telah menjelaskan bahwa Dia mengangkat ulama beberapa derajat. Hal itu tidaklah disebabkan kecuali karena keagungan pengaruh mereka terhadap manusia dan manfaat mereka bagi manusia. Oleh karena itulah, ahli ilmu berkata, “Alangkah baiknya jasa mereka terhadap manusia, dan alangkah jeleknya balasan manusia kepada mereka.”