Cari Blog Ini

As-Sunnah Ibnu Abu 'Ashim hadis nomor 1105 dan 1106

١١٠٥ – ثنا هِشَامُ بۡنُ عَمَّارٍ، ثنا صَدَقَةُ بۡنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا ابۡنُ جَابِرٍ، حَدَّثَنَا رُزَيۡقٌ مَوۡلَى بَنِي فَزَارَةَ، عَنۡ مُسۡلِمِ بۡنِ قَرَظَةَ قَالَ: سَمِعۡتُ عَمِّي عَوۡفَ بۡنَ مَالِكٍ يَقُولُ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (خِيَارُ أَئِمَّتِكُمۡ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمۡ، وَيُحِبُّونَكُمۡ، وَتُصَلُّونَ عَلَيۡهِمۡ، وَيُصَلُّونَ عَلَيۡكُمۡ، وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمۡ الَّذِينَ تُبۡغِضُونَهُمۡ، وَيُبۡغِضُونَكُمۡ، وَتَلۡعَنُونَهُمۡ، وَيَلۡعَنُونَكُمۡ). 

قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ! أَفَلَا نُنَابِذُهُمۡ؟ قَالَ: (لَا مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلَاةَ، أَلَا مَنۡ وَلِيَ عَلَيۡهِ وَالٍ فَرَآهُ يَأۡتِي شَيۡئًا مِنۡ مَعۡصِيَةِ اللهِ؛ فَلۡيَكۡرَهۡ مَا يَأۡتِي مِنۡ مَعۡصِيَةِ اللهِ، وَلَا يَنۡزِعَنَّ يَدًا مِنۡ طَاعَةٍ). 

1105. Hisyam bin ‘Ammar telah menceritakan kepada kami: Shadaqah bin Khalid menceritakan kepada kami: Ibnu Jabir menceritakan kepada kami: Ruzaiq maula bani Fazarah menceritakan kepada kami dari Muslim bin Qarazhah. Beliau berkata: Aku mendengar pamanku ‘Auf bin Malik mengatakan: 

Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pemimpin kalian yang terbaik adalah orang-orang yang kalian mencintai mereka dan mereka mencintai kalian. Kalian mendoakan kebaikan mereka dan mereka mendoakan kebaikan kalian. Pemimpin kalian yang terburuk adalah orang-orang yang kalian membenci mereka dan mereka membenci kalian. Kalian melaknat mereka dan mereka melaknat kalian.” 

Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami melawan mereka?” 

Rasulullah menjawab, “Jangan, selama mereka menegakkan salat bersama kalian. Ketahuilah siapa saja yang dipimpin oleh seorang pemimpin, lalu dia melihat pemimpin itu melakukan suatu kemaksiatan kepada Allah, maka hendaknya dia benci kemaksiatan itu, namun jangan sampai dia menarik tangan dari ketaatan.” 

١١٠٦ – ثنا يَعۡقُوبُ، ثنا الۡوَلِيدُ بۡنُ مُسۡلِمٍ، ثنا عَبۡدُ الرَّحۡمَٰنِ بۡنُ يَزِيدَ بۡنِ جَابِرٍ، حَدَّثَنِي رُزَيۡقٌ مَوۡلَى بَنِي فَزَارَةَ قَالَ: سَمِعۡتُ مُسۡلِمَ بۡنَ قَرَظَةَ يَقُولُ: سَمِعۡتُ عَمِّي عَوۡفَ بۡنَ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ مِثۡلَهُ. 

1106. Ya’qub telah menceritakan kepada kami: Al-Walid bin Muslim menceritakan kepada kami: ‘Abdurrahman bin Yazid bin Jabir menceritakan kepada kami: Ruzaiq maula bani Fazarah menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Aku mendengar Muslim bin Qarazhah berkata: Aku mendengar pamanku, ‘Auf bin Malik, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semisal hadis tersebut.

As-Sunnah Ibnu Abu 'Ashim hadis nomor 1135

١١٣٥ – حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ أَبِي بَكۡرٍ الۡمُقَدَّمِيُّ، ثنا حَمَّادُ بۡنُ زَيۡدٍ، ثنا الۡجَعۡدُ أَبُو عُثۡمَانَ، ثنا أَبُو رَجَاءٍ قَالَ: سَمِعۡتُ ابۡنَ عَبَّاسٍ يَرۡوِيهِ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (مَنۡ رَأَى مِنۡ أَمِيرِهِ شَيۡئًا يَكۡرَهُهُ فَلۡيَصۡبِرۡ). 

1135. Muhammad bin Abu Bakr Al-Muqaddami telah menceritakan kepada kami: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami: Al-Ja’d Abu ‘Utsman menceritakan kepada kami: Abu Raja` menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aku mendengar Ibnu ‘Abbas meriwayatkannya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Siapa saja yang melihat sesuatu yang dia benci dari amirnya, maka hendaknya dia bersabar.”

As-Sunnah Ibnu Abu 'Ashim hadis nomor 52 dan 53

٥٢ – ثنا مَحۡمُودُ بۡنُ خَالِدٍ، ثنا مَرۡوَانُ بۡنُ مُحَمَّدٍ، ثنا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ جَعۡفَرٍ، ثنا سَعۡدُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ، عَنِ الۡقَاسِمِ بۡنِ مُحَمَّدٍ، قَالَ: أَشۡهَدُ لَسَمِعۡتُ عَائِشَةَ تَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَنۡ عَمِلَ عَمَلًا لَيۡسَ عَلَيۡهِ أَمۡرُنَا فَهُوَ مَرۡدُودٌ). 

52. Mahmud bin Khalid telah menceritakan kepada kami: Marwan bin Muhammad menceritakan kepada kami: ‘Abdullah bin Ja’far menceritakan kepada kami: Sa’d bin Ibrahim menceritakan kepada kami dari Al-Qasim bin Muhammad. Beliau berkata: Aku bersaksi bahwa aku telah mendengar ‘Aisyah mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang mengamalkan suatu amalan ibadah yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalan itu tertolak.” 

٥٣ – ثنا أَبُو شُرَحۡبِيلَ، حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ، عَنۡ إِسۡمَاعِيلَ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ إِسۡحَاقَ، عَنۡ عَبۡدِ الۡوَاحِدِ بۡنِ أَبِي عَوۡنٍ، عَنۡ سَعۡدِ بۡنِ إِبۡرَاهِيمَ، عَنِ الۡقَاسِمِ بۡنِ مُحَمَّدٍ، عَنۡ عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: نَحۡوَهُ. 

53. Abu Syurahbil telah menceritakan kepada kami: Abu Al-Yaman menceritakan kepada kami dari Isma’il, dari Muhammad bin Ishaq, dari ‘Abdul Wahid bin Abu ‘Aun, dari Sa’d bin Ibrahim, dari Al-Qasim bin Muhammad, dari ‘Aisyah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, semisal hadis tersebut.

As-Sunnah Ibnu Abu 'Ashim hadis nomor 68

٦٨ – ثنا أَبُو بَكۡرِ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ، ثنا قَطۡنُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ أَبُو مُرَيٍّ، عَنۡ أَبِي غَالِبٍ، عَنۡ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ: (افۡتَرَقَتۡ بَنُو إِسۡرَائِيلَ عَلَى إِحۡدَى وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً، أَوۡ قَالَ: اثۡنَتَيۡنِ وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً، وَتَزِيدُ هَٰذِهِ الۡأُمَّةُ فِرۡقَةً وَاحِدَةً، كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا السَّوَادَ الۡأَعۡظَمَ) فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: يَا أَبَا أُمَامَةَ! مِنۡ رَأۡيِكَ، أَوۡ سَمِعۡتَهُ مِنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ؟ قَالَ: إِنِّي إِذًا لَجَرِيءٌ، بَلۡ سَمِعۡتُهُ مِنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ غَيۡرَ مَرَّةٍ، وَلَا مَرَّتَيۡنِ، وَلَا ثَلَاثَةٍ. 

68. Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami: Qathn bin ‘Abdullah Abu Murai menceritakan kepada kami dari Abu Ghalib, dari Abu Umamah. Beliau mengatakan, “Bani Israil terpecah menjadi tujuh puluh satu firkah/kelompok.” Atau beliau berkata, “Tujuh puluh dua firkah. Adapun umat ini lebih banyak satu firkah. Seluruhnya di neraka kecuali as-sawad al-a’zham (kelompok terbesar di zaman Nabi).” Lalu ada orang yang bertanya kepada beliau, “Wahai Abu Umamah, ini dari pikiranmu atau engkau mendengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Abu Umamah menjawab, “ (Jika ini dari pikiranku) sungguh aku telah lancang. Bahkan aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak hanya satu, dua, atau tiga kali.”

As-Sunnah Ibnu Abu 'Ashim hadis nomor 70 dan 71

٧٠ – ثنا شَيۡبَانُ بۡنُ فَرُّوخٍ، ثنا الصَّعۡقُ بۡنُ حَزۡنٍ، ثنا عُقَيۡلٌ الۡجَعۡدِيُّ، عَنۡ أَبِي إِسۡحَاقَ، عَنۡ سُوَيۡدِ بۡنِ غَفۡلَةَ، عَنِ ابۡنِ مَسۡعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (افۡتَرَقَ مَنۡ كَانَ قَبۡلَكُمۡ عَلَى اثۡنَتَيۡنِ وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً، نَجَا مِنۡهَا ثَلَاثٌ، وَهَلَكَ سَائِرُهَا). 

70. Syaiban bin Farrukh telah menceritakan kepada kami: Ash-Sha’q bin Hazn menceritakan kepada kami: ‘Uqail Al-Ja’di menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq, dari Suwaid bin Ghaflah, dari Ibnu Mas’ud. Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang sebelum kalian telah terpecah menjadi tujuh puluh dua firkah/kelompok. Di antara mereka, hanya tiga yang selamat, sedangkan yang lain semuanya binasa.” 

٧١ – حَدَّثَنَا هِشَامُ بۡنُ عَمَّارٍ، ثنا الۡوَلِيدُ بۡنُ مُسۡلِمٍ، أَخۡبَرَنِي بُكَيۡرُ بۡنُ مَعۡرُوفٍ، عَنۡ مُقَاتِلِ بۡنِ حَيَّانَ، عَنِ الۡقَاسِمِ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ جَدِّهِ، عَبۡدِ اللهِ بۡنِ مَسۡعُودٍ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (إِنَّ بَنِي إِسۡرَائِيلَ افۡتَرَقَتۡ عَلَى اثۡنَتَيۡنِ وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً، لَمۡ يَنۡجُ مِنۡهَا إِلَّا ثَلَاثٌ). 

71. Hisyam bin ‘Ammar telah menceritakan kepada kami: Al-Walid bin Muslim menceritakan kepada kami: Bukair bin Ma’ruf mengabarkan kepadaku dari Muqatil bin Hayyan, dari Al-Qasim bin ‘Abdurrahman, dari ayahnya, dari kakeknya, yaitu ‘Abdullah bin Mas’ud, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya bani Israil telah terpecah menjadi tujuh puluh dua firkah/kelompok. Tidak ada yang selamat darinya kecuali tiga saja.”

As-Sunnah Ibnu Abu 'Ashim hadis nomor 64

٦٤ – ثنا هِشَامُ بۡنُ عَمَّارٍ، ثنا الۡوَلِيدُ بۡنُ مُسۡلِمٍ، ثنا الۡأَوۡزَاعِيُّ، ثنا قَتَادَةُ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِنَّ أُمَّتِي سَتَفۡتَرِقُ عَلَى اثۡنَتَيۡنِ وَسَبۡعِينَ، كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا وَاحِدَةً وَهِيَ الۡجَمَاعَةُ). 

64. Hisyam bin ‘Ammar telah menceritakan kepada kami: Al-Walid bin Muslim menceritakan kepada kami: Al-Auza’i menceritakan kepada kami: Qatadah menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik. Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh dua kelompok. Semuanya di neraka kecuali satu, yaitu al-jama’ah (pengikut sunah Nabi).”

As-Sunnah Ibnu Abu 'Ashim hadis nomor 63

٢٠ – بَابٌ:
فِيمَا أَخۡبَرَ بِهِ النَّبِيُّ – عَلَيۡهِ السَّلَامُ – أَنَّ أُمَّتَهُ سَتَفۡتَرِقُ عَلَى اثۡنَتَيۡنِ وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً، وَذَمَّهُ الۡفِرَقَ كُلَّهَا إِلَّا وَاحِدَةً، وَذِكۡرَ قَوۡلِهِ عَلَيۡهِ السَّلَامُ: إِنَّ قَوۡمًا سَيَرۡكَبُونَ سَنَنَ مَنۡ كَانَ قَبۡلَهُمۡ 
20. Bab tentang yang Nabi ‘alaihis salam kabarkan bahwa umatnya akan terpecah menjadi tujuh puluh dua kelompok, celaan beliau terhadap seluruh kelompok itu kecuali satu kelompok, dan penyebutan sabda beliau ‘alaihis salam: Sungguh ada suatu kaum yang akan meniti jalan orang-orang sebelum mereka 


٦٣ – ثنا عَمۡرُو بۡنُ عُثۡمَانَ، ثنا عَبَّادُ بۡنُ يُوسُفَ، حَدَّثَنِي صَفۡوَانُ بۡنُ عَمۡرٍو، عَنۡ رَاشِدِ بۡنِ سَعۡدٍ، عَنۡ عَوۡفِ بۡنِ مَالِكٍ الۡأَشۡجَعِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (افۡتَرَقَتِ الۡيَهُودُ عَلَى إِحۡدَى وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً، وَاحِدَةٌ فِي الۡجَنَّةِ، وَسَبۡعِينَ فِي النَّارِ، وَافۡتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى اثۡنَتَيۡنِ وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً، فَإِحۡدَى وَسَبۡعِينَ فِي النَّارِ، وَوَاحِدَةٌ فِي الۡجَنَّةِ، وَالَّذِي نَفۡسِي بِيَدِهِ! لَتَفۡتَرِقَنَّ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً، فَوَاحِدَةٌ فِي الۡجَنَّةِ، وَاثۡنَتَانِ وَسَبۡعِينَ فِي النَّارِ) قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ! مَنۡ هُمۡ؟ قَالَ: (هُمُ الۡجَمَاعَةُ). 

63. ‘Amr bin ‘Utsman telah menceritakan kepada kami: ‘Abbad bin Yusuf menceritakan kepada kami: Shafwan bin ‘Amr menceritakan kepadaku dari Rasyid bin Sa’d, dari ‘Auf bin Malik Al-Asyja’i. Beliau berkata: 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh satu firkah/kelompok. Satu firkah di janah dan tujuh puluh di neraka. Nasrani terpecah menjadi tujuh puluh dua firkah. Tujuh puluh satu firkah di neraka dan satu firkah di janah. Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, umatku pasti akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga firkah. Satu firkah di janah dan tujuh puluh dua firkah di neraka.” 

Ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa mereka (yang di janah)?” 

Rasulullah menjawab, “Mereka adalah al-jama’ah (pengikut sunah Nabi).”

As-Sunnah Ibnu Abu 'Ashim hadis nomor 65

٦٥ – ثنا هِشَامُ بۡنُ عَمَّارٍ، ثنا إِسۡمَاعِيلُ بۡنُ عَيَّاشٍ، عَنۡ صَفۡوَانَ بۡنِ عَمۡرٍو، عَنِ الۡأَزۡهَرِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ، عَنۡ أَبِي عَامِرٍ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ لُحَيٍّ، عَنۡ مُعَاوِيَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِنَّ هَٰذِهِ الۡأُمَّةَ سَتَفۡتَرِقُ عَلَى إِحۡدَى وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً، كلُّهَا فِي النَّارِ، إِلَّا وَاحِدَةً، وَهِيَ الۡجَمَاعَةُ). 

65. Hisyam bin ‘Ammar telah menceritakan kepada kami: Isma’il bin ‘Ayyasy menceritakan kepada kami dari Shafwan bin ‘Amr, dari Al-Azhar bin ‘Abdullah, dari Abu ‘Amir ‘Abdullah bin Luhai, dari Mu’awiyah. Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya umat ini akan terpecah menjadi tujuh puluh satu firkah/kelompok. Semuanya di neraka kecuali satu, yaitu al-jama’ah (pengikut sunah Nabi).”

As-Sunnah Ibnu Abu 'Ashim hadis nomor 1

١ – ذِكۡرُ الۡأَهۡوَاءِ الۡمَذۡمُومَةِ
نَسۡتَعۡصِمُ اللهَ تَعَالَى مِنۡهَا، وَنَعُوذُ بِهِ مِنۡ كُلِّ مَا يُوجِبُ سَخَطَهُ 
1. Penyebutan hawa yang tercela; kita meminta penjagaan Allah taala darinya dan berlindung kepada-Nya dari semua hal yang mendatangkan kemurkaan-Nya 


١ - أَخۡبَرَنَا هِشَامُ بۡنُ عَمَّارِ بۡنِ نُصَيۡرٍ، أَخۡبَرَنَا إِسۡمَاعِيلُ بۡنُ عَيَّاشٍ، عَنۡ صَفۡوَانِ بۡنِ عَمۡرٍو، عَنِ الۡأَزۡهَرِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ الۡحَرَازِيِّ، عَنۡ أَبِي عَامِرٍ الۡهَوۡزَنِيِّ؛ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ لُحَيٍّ، عَنۡ مُعَاوِيَةَ بۡنِ أَبِي سُفۡيَانَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (يَكُونُ أَقۡوَامٌ تَتَجَارَى بِهِمۡ تِلۡكَ الۡأَهۡوَاءُ، كَمَا يَتَجَارَى الۡكَلَبُ بِصَاحِبِهِ، فَلَا يَبۡقَى مِنۡهُ مَفۡصِلٌ إِلَّا دَخَلَهُ). 

1. Hisyam bin ‘Ammar bin Nushair telah mengabarkan kepada kami: Isma’il bin ‘Ayyasy mengabarkan kepada kami dari Shafwan bin ‘Amr, dari Al-Azhar bin ‘Abdullah Al-Harazi, dari Abu ‘Amir Al-Hauzani ‘Abdullah bin Luhai, dari Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan ada kaum-kaum yang dijangkiti oleh hawa nafsu sebagaimana penyakit rabies menjalari penderitanya. Tidak ada satu sendi pun yang tersisa kecuali dia masuki.”

As-Sunnah Ibnu Abu 'Ashim hadis nomor 66 dan 67

٦٦ – ثنا أَبُو بَكۡرٍ، ثنا مُحَمَّدُ بۡنُ بِشۡرٍ، ثنا مُحَمَّدُ بۡنُ عَمۡرٍو، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (تَفَرَّقَتِ الۡيَهُودُ عَلَى إِحۡدَى أَوِ اثۡنَتَيۡنِ وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً، وَتَفۡتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً). 

66. Abu Bakr telah menceritakan kepada kami: Muhammad bin Bisyr menceritakan kepada kami: Muhammad bin ‘Amr menceritakan kepada kami dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah. Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua firkah/kelompok. Umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga firkah.” 

٦٧ – ثنا وَهۡبَانُ، ثنا خَالِدُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ، وَأَبُو مُوسَى قَالَا: حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ عَمۡرٍو، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ مِثۡلَهُ. 

67. Wahban telah menceritakan kepada kami: Khalid bin ‘Abdullah dan Abu Musa menceritakan kepada kami. Keduanya berkata: Ibnu Abu ‘Adi menceritakan kepada kami dari Muhammad bin ‘Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semisal hadis tersebut.

As-Sunnah Ibnu Abu 'Ashim hadis nomor 86, 87, dan 88

٨٦ – ثنا الۡحِزَامِيُّ، ثنا إِبۡرَاهِيمُ بۡنُ مُهَاجِرِ بۡنِ مِسۡمَارٍ، ثنا أَبِي، عَنۡ عَامِرِ بۡنِ سَعۡدٍ، عَنۡ أَبِيهِ قَالَ: وَقَفَ عُمَرُ بِالۡجَابِيَةِ فَقَالَ: قَامَ فِينَا رَسُولُ اللهِ ﷺ فَقَالَ: (مَنۡ أَرَادَ بُحۡبُوحَةَ الۡجَنَّةِ فَعَلَيۡهِ بِالۡجَمَاعَةِ، فَإِنَّ الشَّيۡطَانَ مَعَ الۡفَذِّ). 

86. Al-Hizami telah menceritakan kepada kami: Ibrahim bin Muhajir bin Mismar menceritakan kepada kami: Ayahku menceritakan kepada kami dari ‘Amir bin Sa’d, dari ayahnya. Beliau berkata: ‘Umar berhenti di Jabiyah lalu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di antara kami seraya bersabda, “Siapa saja yang menginginkan bagian tengah janah, maka dia wajib untuk bersama al-jama’ah (jemaah kaum muslimin yang bersatu di atas kebenaran) karena setan bersama orang yang sendirian.” 

٨٧ – ثنا سَعِيدُ بۡنُ يَحۡيَى بۡنِ سَعِيدٍ الۡأُمَوِيُّ، ثنا أَبُو بَكۡرِ بۡنُ عَيَّاشٍ، عَنۡ عَاصِمٍ، عَنۡ زِرٍّ، عَنۡ عُمَرَ بۡنِ الۡخَطَّابِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ: (مَنۡ أَرَادَ بُحۡبُوحَةَ الۡجَنَّةِ فَلۡيَلۡزَمِ الۡجَمَاعَةَ). 

87. Sa’id bin Yahya bin Sa’id Al-Umawi telah menceritakan kepada kami: Abu Bakr bin ‘Ayyasy menceritakan kepada kami dari ‘Ashim, dari Zirr, dari ‘Umar bin Al-Khaththab. Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang menginginkan bagian tengah janah, maka hendaknya dia menetapi al-jama’ah.” 

٨٨ – ثنا إِسۡمَاعِيلُ بۡنُ سَالِمٍ، ثنا النَّضۡرُ بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ أَبُو الۡمُغِيرَةِ، ثنا مُحَمَّدُ بۡنُ سُوقَةَ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ دِينَارٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ، عَنۡ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: (عَلَيۡكُمۡ بِالۡجَمَاعَةِ، وَإِيَّاكُمۡ وَالۡفُرۡقَةَ، فَإِنَّ الشَّيۡطَانَ مَعَ الۡوَاحِدِ، وَهُوَ مِنَ الۡإِثۡنَيۡنِ أَبۡعَدُ، وَمَنۡ أَرَادَ بَحۡبَحَةَ الۡجَنَّةِ فَعَلَيۡهِ بِالۡجَمَاعَةِ). 

88. Isma’il bin Salim telah menceritakan kepada kami: An-Nadhr bin Isma’il Abu Al-Mughirah menceritakan kepada kami: Muhammad bin Suqah menceritakan kepada kami dari ‘Abdullah bin Dinar, dari Ibnu ‘Umar, dari ‘Umar, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian wajib bersama al-jama’ah dan waspadalah dari perpecahan karena setan bersama orang yang sendirian dan dia lebih jauh dari dua orang. Siapa saja yang menginginkan bagian tengah janah, maka dia wajib bersama al-jama’ah.”

Sunan Abu Dawud hadits nomor 4762

٤٧٦٢ – (صحيح) حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، نا يَحۡيَى، عَنۡ شُعۡبَةَ، عَنۡ زِيَادِ بۡنِ عَلَاقَةَ، عَنۡ عَرۡفَجَةَ قَالَ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (سَتَكُونُ فِي أُمَّتِي هَنَاتٌ وَهَنَاتٌ وَهَنَاتٌ، فَمَنۡ أَرَادَ أَنۡ يُفَرِّقَ أَمۡرَ الۡمُسۡلِمِينَ وَهُمۡ جَمِيعٌ فَاضۡرِبُوهُ بِالسَّيۡفِ، كَائِنًا مَنۡ كَانَ).

4762. [Sahih] Musaddad telah menceritakan kepada kami: Yahya menceritakan kepada kami dari Syu’bah, dari Ziyad bin ‘Ilaqah, dari ‘Arfajah. Beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan terjadi di umatku kerusakan, kerusakan, dan kerusakan. Siapa saja yang ingin memecah belah urusan kaum muslimin padahal mereka dalam keadaan bersatu, maka tebaslah dengan pedang (di bawah perintah penguasa), siapa pun dia.”

Sepuluh Sahabat yang Mendapat Kabar Gembira Janah

Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah (wafat 260 H) di dalam kitab Lum'atul I'tiqad berkata:

٢٣ – وَنَشۡهَدُ لِلۡعَشَرَةِ بِالۡجَنَّةِ، كَمَا شَهِدَ لَهُمُ النَّبِيُّ ﷺ فَقَالَ: (أَبُو بَكۡرٍ فِي الۡجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي الۡجَنَّةِ، وَعُثۡمَانُ فِي الۡجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الۡجَنَّةِ، وَطَلۡحَةُ فِي الۡجَنَّةِ، وَالزُّبَيۡرُ فِي الۡجَنَّةِ، وَسَعۡدٌ فِي الۡجَنَّةِ، وَسَعِيدٌ فِي الۡجَنَّةِ، وَعَبۡدُ الرَّحۡمَٰنِ بۡنُ عَوۡفٍ فِي الۡجَنَّةِ، وَأَبُو عُبَيۡدَةَ بۡنُ الۡجَرَّاحِ فِي الۡجَنَّةِ).
23. Kita bersaksi untuk sepuluh sahabat dengan janah, sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersaksi untuk mereka. Nabi bersabda, “Abu Bakr di janah, ‘Umar di janah, ‘Utsman di janah, ‘Ali di janah, Thalhah di janah, Az-Zubair di janah, Sa’d di janah, Sa’id di janah, ‘Abdurrahman bin ‘Auf di janah, dan Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah di janah.” (HR. At-Tirmidzi nomor 3747 dan Ibnu Majah nomor 133).[1]


[1] الشَّهَادَةُ بِالۡجَنَّةِ أَوۡ بِالنَّارِ: 

الشَّهَادَةُ بِالۡجَنَّةِ أَوۡ بِالنَّارِ لَيۡسَ لِلۡعَقۡلِ فِيهَا مَدۡخَلٌ فَهِيَ مَوۡقُوفَةٌ عَلَى الشَّرۡعِ، فَمَنۡ شَهِدَ لَهُ الشَّارِعُ بِذٰلِكَ شَهِدۡنَا لَهُ، وَمَنۡ لَا فَلَا، لَٰكِنَّنَا نَرۡجُو لِلۡمُحۡسِنِ وَنَخَافُ عَلَى الۡمُسِيءِ. 

Persaksian dengan janah atau neraka: 

Persaksian dengan janah atau neraka tidak ada campur tangan akal sedikitpun dalam masalah ini. Hal itu merupakan perkara yang sudah baku sesuai syariat. Sehingga, siapa saja yang Allah persaksikan dengan itu, maka kita juga menyaksikannya. Dan siapa saja yang tidak Allah persaksikan, maka kita juga tidak menyaksikannya. Akan tetapi kita menaruh harapan bagi orang yang berbuat ihsan dan kita mengkhawatirkan orang yang berbuat kejelekan. 

وَتَنۡقَسِمُ الشَّهَادَةُ بِالۡجَنَّةِ أَوۡ بِالنَّارِ إِلَى قِسۡمَيۡنِ: عَامَّةً وَخَاصَّةً. 

فَالۡعَامَّةُ: هِيَ الۡمُعَلَّقَةُ بِالۡوَصۡفِ، مِثۡلُ أَنۡ نَشۡهَدَ لِكُلِّ مُؤۡمِنٍ بِأَنَّهُ فِي الۡجَنَّةِ أَوۡ لِكُلِّ كَافِرٍ بِأَنَّهُ فِي النَّارِ أَوۡ نَحۡو ذٰلِكَ مِنَ الۡأَوۡصَافِ الَّتِي جَعَلَهَا الشَّارِعُ سَبَبًا لِدُخُولِ الۡجَنَّةِ أَوِ النَّارِ. 

وَالۡخَاصَّةُ: هِيَ الۡمُعَلَّقَةُ بِشَخۡصٍ مِثۡلُ أَنۡ نَشۡهَدَ لِشَخۡصٍ مُعَيَّنٍ بِأَنَّهُ فِي الۡجَنَّةِ أَوۡ لِشَخۡصٍ مُعَيَّنٍ بِأَّنَّهُ فِي النَّارِ فَلَا نُعَيِّنُ إِلَّا مَا عَيَّنَهُ اللهُ أَوۡ رَسُولُهُ. 

Persaksian dengan janah atau neraka terbagi menjadi dua bagian: umum dan khusus. 

Umum maksudnya dikaitkan dengan sifat. Contoh, kita bersaksi bahwa setiap mukmin nanti bertempat di janah, atau setiap orang kafir nanti berada di neraka, atau sifat-sifat semisal itu yang Allah jadikan sebagai sebab masuk janah atau neraka. 

Adapun yang khusus adalah dikaitkan dengan pribadi seseorang. Contoh, kita bersaksi atas seseorang tertentu bahwa dia di janah atau satu orang tertentu bahwa dia di neraka. Maka, kita tidak boleh menentukan seseorang kecuali yang telah ditegaskan secara perseorangan oleh Allah atau Rasul-Nya. 

الۡمُعَيَّنُونَ مِنۡ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ: 

الۡمُعَيَّنُونَ مِنۡ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ كَثِيرُونَ، وَمِنۡهُمۡ: الۡعَشَرَةُ الۡمُبَشَّرُونَ بِالۡجَنَّةِ وَخُصُّوا بِهَٰذَا الۡوَصۡفِ؛ لِأَنَّ النَّبِيَّ ﷺ جَمَعَهُمۡ فِي حَدِيثٍ وَاحِدٍ فَقَالَ: (أَبُو بَكۡرٍ فِي الۡجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي الۡجَنَّةِ، وَعُثۡمَانُ فِي الۡجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الۡجَنَّةِ، وَطَلۡحَةُ فِي الۡجَنَّةِ، وَالزُّبَيۡرُ فِي الۡجَنَّةِ، وَعَبۡدُ الرَّحۡمَٰنِ بۡنُ عَوۡفٍ فِي الۡجَنَّةِ، وَسَعۡدُ بۡنُ أَبِي وَقَّاصٍ فِي الۡجَنَّةِ، وَسَعِيدُ بۡنُ زَيۡدٍ فِي الۡجَنَّةِ، وَأَبُو عُبَيۡدَةَ بۡنُ الۡجَرَّاحِ فِي الۡجَنَّةِ). رَوَاهُ التِّرۡمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ الۡأَلۡبَانِيُّ. 

Orang-orang yang telah ditegaskan termasuk ahli janah: 

Orang-orang yang telah ditakyin termasuk ahli janah ada banyak. Di antara mereka adalah sepuluh orang yang diberi kabar gembira dengan janah dan dispesialkan dengan sifat ini, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpulkan mereka di dalam satu hadis. Beliau bersabda, “Abu Bakr di janah, ‘Umar di janah, ‘Utsman di janah, ‘Ali di janah, Thalhah di janah, Az-Zubair di janah, ‘Abdurrahman bin ‘Auf di janah, Sa’d bin Abu Waqqash di janah, Sa’id bin Zaid di janah, Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah di janah.” (HR. At-Tirmidzi dan dinilai sahih oleh Al-Albani). 

وَقَدۡ سَبَقَ الۡكَلَامُ عَلَى الۡخُلَفَاءِ الۡأَرۡبَعَةِ، وَأَمَّا الۡبَاقُونَ فَجُمِعُوا فِي هَٰذَا الۡبَيۡتِ: 

سَعِيدٌ وَسَعۡدٌ وَابۡنُ عَوۡفٍ وَطَلۡحَةُ وَعَامِرُ فِهۡرٍ وَالزُّبَيۡرِ الۡمُمَدَّحُ 

Pembicaraan tentang para empat khalifah telah berlalu. Adapun enam orang sisanya terkumpul di bait ini: Sa’id, Sa’d, Ibnu ‘Auf, Thalhah, ‘Amir Fihr (Abu ‘Ubaidah), dan Az-Zubair yang memiliki sifat-sifat terpuji. 

فَطَلۡحَةُ: هُوَ ابۡنُ عُبَيۡدِ اللهِ مِنۡ بَنِي تَيۡمِ بۡنِ مُرَّةَ أَحَدُ الثَّمَانِيَةِ السَّابِقِينَ إِلَى الۡإِسۡلَامِ، قُتِلَ يَوۡمَ الۡجَمَلِ فِي جُمَادَى الۡآخِرَةِ سَنَةَ ٣٦ هـ عَنۡ ٦٤ سَنَةٍ. 

Thalhah adalah putra ‘Ubaidullah dari bani Taim bin Murrah. Satu dari delapan orang yang paling awal masuk Islam. Terbunuh pada hari perang Jamal di bulan Jumadilakhir tahun 36 H dalam usia 64 tahun. 

وَالزُّبَيۡرُ: هُوَ ابۡنُ الۡعَوَّامِ مِنۡ بَنِي قُصَيِ بۡنِ كِلَابٍ، ابۡنُ عَمَّةِ رَسُولِ اللهِ ﷺ، انۡصَرَفَ يَوۡمَ الۡجَمَلِ عَنۡ قِتَالِ عَلِيٍّ فَلَقِيَهُ ابۡنُ جُرۡمُوزٍ فَقَتَلَهُ فِي جُمَادَى الۡأُولَى سَنَةَ ٣٦ عَنۡ ٦٧ سَنَةٍ. 

Az-Zubair adalah putra Al-‘Awwam dari bani Qushai bin Kilab. Putra bibi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau urung terlibat dalam usaha memerangi ‘Ali pada hari perang Jamal. Namun Ibnu Hurmuz menjumpainya lalu membunuh beliau di bulan Jumadilawal tahun 36 H dalam usia 67 tahun. 

وَعَبۡدُ الرَّحۡمَٰنِ بۡنُ عَوۡفٍ مِنۡ بَنِي زُهۡرَةَ بۡنِ كِلَابٍ تُوُفِّيَ سَنَةَ ٣٢هـ عَنۡ ٧٢ سَنَةٍ وَدُفِنَ بِالۡبَقِيعِ. 

‘Abdurrahman bin ‘Auf dari bani Zuhrah bin Kilab. Wafat tahun 32 H dalam usia 72 tahun dan dikuburkan di Baqi’. 

وَسَعۡدُ بۡنُ أَبِي وَقَّاصٍ: هُوَ ابۡنُ مَالِكٍ مِنۡ بَنِي عَبۡدِ مَنَافِ بۡنِ زُهۡرَةَ، أَوَّلُ مَنۡ رَمَى بِسَهۡمٍ فِي سَبِيلِ اللهِ مَاتَ فِي قَصۡرِهِ بِالۡعَقِيقِ عَلَى عَشَرَةَ أَمۡيَالٍ مِنَ الۡمَدِينَةِ، وَدُفِنَ بِالۡبَقِيعِ سَنَةَ ٥٥هـ عَنۡ ٨٢ سَنَةٍ. 

Sa’d bin Abu Waqqash adalah putra Malik dari bani ‘Abdu Manaf bin Zuhrah. Orang pertama yang melempar anak panah di jalan Allah. Beliau meninggal di rumahnya di ‘Aqiq yang berjarak sepuluh mil dari Madinah dan dikuburkan di Baqi’ pada tahun 55 H dalam usia 82 tahun. 

وَسَعِيدُ بۡنُ زَيۡدٍ: هُوَ ابۡنُ زَيۡدِ بۡنِ عَمۡرِو بۡنِ نُفَيۡلٍ الۡعَدَوِيُّ، كَانَ مِنَ السَّابِقِينَ إِلَى الۡإِسۡلَامِ تُوُفِّيَ بِالۡعَقِيقِ وَدُفِنَ بِالۡمَدِينَةِ سَنَةَ ٥١هـ عَنۡ بِضۡعٍ وَسَبۡعِينَ سَنَةٍ. 

Sa’id bin Zaid adalah putra Zaid bin ‘Amr bin Nufail Al-‘Adawi. Beliau termasuk orang-orang yang terdahulu masuk Islam. Wafat di ‘Aqiq dan dikuburkan di Madinah pada tahun 51 H dalam usia tujuh puluh sekian tahun. 

أَبُو عُبَيۡدَةَ: هُوَ عَامِرُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ الۡجَرَّاحِ مِنۡ بَنِي فِهۡرٍ، مِنَ السَّابِقِينَ إِلَى الۡإِسۡلَامِ، تُوُفِّيَ فِي الۡأُرۡدُنِ فِي طَاعُونَ عَمۡوَاسٍ سَنَةَ ١٨ عَنۡ ٥٨ سَنَةٍ. 

Abu ‘Ubaidah adalah ‘Amir bin ‘Abdullah bin Al-Jarrah dari bani Fihr. Termasuk orang-orang yang paling awal masuk Islam. Wafat di Yordania dalam peristiwa wabah taun ‘Amwas tahun 18 H dalam usia 58 tahun. 

Sunan Abu Dawud hadits nomor 4597

٤٥٩٧ – (حسن) حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ حَنۡبَلٍ وَمُحَمَّدُ بۡنُ يَحۡيَى [بۡنِ فَارِسٍ]، قَالَا: نا أَبُو الۡمُغِيرَةِ، نا صَفۡوَانُ، ح وَنا عَمۡرُو بۡنُ عُثۡمَانَ، حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ، حَدَّثَنِي صَفۡوَانُ، نَحۡوَهُ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَزۡهَرُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ الۡحَرَازِيُّ، عَنۡ أَبِي عَامِرٍ الۡهَوۡزَنِيِّ، عَنۡ مُعَاوِيَةَ بۡنِ أَبِي سُفۡيَانَ أَنَّهُ قَامَ فِينَا فَقَالَ: أَلَا إِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَامَ فِينَا فَقَالَ: (أَلَا إِنَّ مَنۡ قَبۡلَكُمۡ مِنۡ أَهۡلِ الۡكِتَابِ افۡتَرَقُوا عَلَى ثِنۡتَيۡنِ وَسَبۡعِينَ مِلَّةً، وَإِنَّ هَٰذِهِ الۡمِلَّةَ سَتَفۡتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبۡعِينَ ثِنۡتَانِ وَسَبۡعُونَ فِي النَّارِ، وَوَاحِدَةٌ فِي الۡجَنَّةِ، وَهِيَ الۡجَمَاعَةُ). زَادَ ابۡنُ يَحۡيَى وَعَمۡرٌو فِي حَدِيثَيۡهِمَا: (وَإِنَّهُ سَيَخۡرُجُ فِي أُمَّتِي أَقۡوَامٌ تَجَارَى بِهِمۡ تِلۡكَ الۡأَهۡوَاءُ كَمَا يَتَجَارَى الۡكَلۡبُ لِصَاحِبِهِ) وَقَالَ عَمۡرٌو: (الۡكَلۡبُ بِصَاحِبِهِ، لَا يَبۡقَى مِنۡهُ عِرۡقٌ وَلَا مَفۡصِلٌ إِلَّا دَخَلَهُ). [(الصحيحة)(٢٠٤)، (التعليق الرغيب)(١/٤٤)]. 

4597. [Hasan] Ahmad bin Hanbal dan Muhammad bin Yahya bin Faris telah menceritakan kepada kami. Keduanya berkata: Abu Al-Mughirah menceritakan kepada kami: Shafwan menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain) ‘Amr bin ‘Utsman telah menceritakan kepada kami: Baqiyyah menceritakan kepada kami: Shafwan menceritakan kepadaku semisal itu. Beliau berkata: Azhar bin ‘Abdullah Al-Harazi menceritakan kepadaku dari Abu ‘Amir Al-Hauzani, dari Mu’awiyah bin Abu Sufyan bahwa beliau berdiri di antara kami lalu berkata: Ketahuilah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di antara kami seraya bersabda, “Ketahuilah bahwa ahli kitab sebelum kalian telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua sekte dan sesungguhnya umat ini akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga. Tujuh puluh dua di neraka dan yang satu di janah, yaitu al-jama’ah (pengikut sunah Nabi).” 

Ibnu Yahya dan ‘Amr menambahkan di dalam hadis keduanya, “Dan bahwa akan muncul suatu kaum di umatku yang akan dijangkiti hawa nafsu, sebagaimana penyakit rabies menjalari penderitanya.” ‘Amr berkata, “Rabies menjalari penderitanya. Tidak tersisa satu pembuluh darah pun dan tidak pula satu sendipun kecuali dimasukinya.”

Sunan Abu Dawud hadits nomor 4596

١ - بَابُ شَرۡحِ السُّنَّةِ
1. Bab syarah sunah


٤٥٩٦ – (حسن صحيح) حَدَّثَنَا وَهۡبُ بۡنُ بَقِيَّةَ، عَنۡ خَالِدٍ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ عَمۡرٍو، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (افۡتَرَقَتِ الۡيَهُودُ عَلَى إِحۡدَى أَوۡ ثِنۡتَيۡنِ وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً، وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى إِحۡدَى أَوۡ ثِنۡتَيۡنِ وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً، وَتَفۡتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً). [(ابن ماجه)(٣٩٩١)]. 

4596. [Hasan sahih] Wahb bin Baqiyyah telah menceritakan kepada kami dari Khalid, dari Muhammad bin ‘Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah. Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua firkah/kelompok. Nasrani terpecah menjadi tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua firkah. Umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga firkah.”

Sunan Abu Dawud hadits nomor 2645

١٠٥ – [بَابُ النَّهۡىِ عَنۡ قَتۡلِ مَنِ اعۡتَصَمَ بِالسُّجُودِ]
105. Bab larangan membunuh orang yang mencari perlindungan dengan bersujud


٢٦٤٥ – (صحيح دون جملة العقل) حَدَّثَنَا هَنَّادُ بۡنُ السَّرِيِّ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنۡ إِسۡمَاعِيلَ، عَنۡ قَيۡسٍ، عَنۡ جَرِيرِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: بَعَثَ رَسُولُ اللهِ ﷺ سَرِيَّةً إِلَى خَثۡعَمٍ، فَاعۡتَصَمَ نَاسٌ مِنۡهُمۡ بِالسُّجُودِ، فَأَسۡرَعَ فِيهِمُ الۡقَتۡلُ، قَالَ: فَبَلَغَ ذٰلِكَ النَّبِيَّ ﷺ فَأَمَرَ لَهُمۡ بِنِصۡفِ الۡعَقۡلِ، وَقَالَ: (أَنَا بَرِيءٌ مِنۡ كُلِّ مُسۡلِمٍ يُقِيمُ بَيۡنَ أَظۡهُرِ الۡمُشۡرِكِينَ) قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، لِمَ؟ قَالَ: (لَا تَرَايَا نَارَاهُمَا). قَالَ أَبُو دَاوُدَ: رَوَاهُ هُشَيۡمٌ، وَمَعۡمَرٌ، وَخَالِدٌ الۡوَاسِطِيُّ، وَجَمَاعَةٌ، لَمۡ يَذۡكُرُوا جَرِيرًا. 

2645. [Sahih selain kalimat diat] Hannad bin As-Sari telah menceritakan kepada kami: Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami dari Isma’il, dari Qais, dari Jarir bin ‘Abdullah. Beliau mengatakan: 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimkan pasukan ke Khats’am, lalu ada orang-orang (di sana) mencari perlindungan dari (serangan) pasukan dengan cara bersujud. Namun mereka tetap langsung dibunuh. 

Jarir berkata: Hal itu sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau memerintahkan menebus setengah diat untuk mereka dan beliau bersabda, “Aku berlepas diri dari setiap muslim yang bermukim di lingkungan orang-orang musyrik.” 

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa?” 

Beliau bersabda, “Api keduanya tidak boleh saling terlihat.” 

Abu Dawud berkata: Diriwayatkan oleh Husyaim, Ma’mar, Khalid Al-Wasithi, dan beberapa orang, namun mereka tidak menyebutkan Jarir.

Sunan Abu Dawud hadits nomor 2787

١٨٢ - بَابٌ فِي الۡإِقَامَةِ بِأَرۡضِ الشِّرۡكِ 
182. Bab tentang tinggal di daerah kesyirikan 


٢٧٨٧ – (صحيح) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ دَاوُدَ بۡنِ سُفۡيَانَ، حَدَّثَنِي يَحۡيَى بۡنُ حَسَّانَ، قَالَ: أنا سُلَيۡمَانُ بۡنُ مُوسَى أَبُو دَاوُدَ، قَالَ: نا جَعۡفَرُ بۡنُ سَعۡدِ بۡنِ سَمُرَةَ بۡنِ جُنۡدُبٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي خُبَيۡبُ بۡنُ سُلَيۡمَانَ، عَنۡ أَبِيهِ سُلَيۡمَانَ بۡنِ سَمُرَةَ، عَنۡ سَمُرَةَ بۡنِ جُنۡدُبٍ: أَمَّا بَعۡدُ، قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَنۡ جَامَعَ الۡمُشۡرِكَ وَسَكَنَ مَعَهُ فَإِنَّهُ مِثۡلُهُ). 

2787. [Sahih] Muhammad bin Dawud bin Sufyan telah menceritakan kepada kami: Yahya bin Hassan menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Sulaiman bin Musa Abu Dawud mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Ja’far bin Sa’d bin Samurah bin Jundub menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Khubaib bin Sulaiman menceritakan kepadaku dari ayahnya, yaitu Sulaiman bin Samurah, dari Samurah bin Jundub: Amabakdu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang berkumpul bersama orang-orang musyrik dan tinggal bersamanya (di daerah kesyirikan), maka orang itu semisal dia.”

Shahih Muslim hadits nomor 1852

١٤ - بَابُ مَنۡ فَرَّقَ أَمۡرَ الۡمُسۡلِمِينَ وَهُوَ مُجۡتَمِعٌ 
14. Bab siapa saja yang memecah belah urusan kaum muslimin padahal mereka dalam keadaan bersatu 


٥٩ – (١٨٥٢) - حَدَّثَنِي أَبُو بَكۡرِ بۡنُ نَافِعٍ وَمُحَمَّدُ بۡنُ بَشَّارٍ، قَالَ ابۡنُ نَافِعٍ: حَدَّثَنَا غُنۡدَرٌ. وَقَالَ ابۡنُ بَشَّارٍ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ جَعۡفَرٍ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ زِيَادِ بۡنِ عِلَاقَةَ، قَالَ: سَمِعۡتُ عَرۡفَجَةَ. قَالَ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (إِنَّهُ سَتَكُونُ هَنَاتٌ وَهَنَاتٌ، فَمَنۡ أَرَادَ أَنۡ يُفَرِّقَ أَمۡرَ هَٰذِهِ الۡأُمَّةِ، وَهِيَ جَمِيعٌ، فَاضۡرِبُوهُ بِالسَّيۡفِ، كَائِنًا مَنۡ كَانَ). 

59. (1852). Abu Bakr bin Nafi’ dan Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepadaku: Ghundar menceritakan kepada kami. Ibnu Basysyar berkata: Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Ziyad bin ‘Ilaqah. Beliau berkata: Aku mendengar ‘Arfajah. Beliau mengatakan: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya akan terjadi keburukan demi keburukan. Siapa saja yang ingin memecah belah urusan umat ini padahal mereka sedang bersatu, maka kalian tebaslah dia dengan pedang (di bawah perintah penguasa), siapa pun dia.” 

(...) - وَحَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ خِرَاشٍ: حَدَّثَنَا حَبَّانُ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ. (ح) وَحَدَّثَنِي الۡقَاسِمُ بۡنُ زَكَرِيَّاءَ: حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ بۡنُ مُوسَىٰ، عَنۡ شَيۡبَانَ. (ح) وَحَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ: أَخۡبَرَنَا الۡمُصۡعَبُ بۡنُ الۡمِقۡدَامِ الۡخَثۡعَمِيُّ: حَدَّثَنَا إِسۡرَائِيلُ. (ح) وَحَدَّثَنِي حَجَّاجٌ: حَدَّثَنَا عَارِمُ بۡنُ الۡفَضۡلِ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بۡنُ زَيۡدٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ الۡمُخۡتَارِ وَرَجُلٌ سَمَّاهُ. كُلُّهُمۡ عَنۡ زِيَادِ بۡنِ عِلَاقَةَ، عَنۡ عَرۡفَجَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ بِمِثۡلِهِ، غَيۡرَ أَنَّ فِي حَدِيثِهِمۡ جَمِيعًا (فَاقۡتُلُوهُ). 

Ahmad bin Khirasy telah menceritakan kepada kami: Habban menceritakan kepada kami: Abu ‘Awanah menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain) Al-Qasim bin Zakariyya` menceritakan kepadaku: ‘Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami dari Syaiban. (Dalam riwayat lain) Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami: Al-Mush’ab bin Al-Miqdam Al-Khats’ami mengabarkan kepada kami: Isra`il menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain) Hajjaj telah menceritakan kepadaku: ‘Arim bin Al-Fadhl menceritakan kepada kami: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami: ‘Abdullah bin Al-Mukhtar dan seseorang yang dia sebut namanya menceritakan kepada kami. Mereka semua dari Ziyad bin ‘Ilaqah, dari ‘Arfajah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semisal hadis tersebut. Hanya saja di dalam hadis mereka semua menggunakan ungkapan “kalian bunuhlah dia”. 

٦٠ – (...) - وَحَدَّثَنِي عُثۡمَانُ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ: حَدَّثَنَا يُونُسُ بۡنُ أَبِي يَعۡفُورٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ عَرۡفَجَةَ، قَالَ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (مَنۡ أَتَاكُمۡ، وَأَمۡرُكُمۡ جَمِيعٌ، عَلَىٰ رَجُلٍ وَاحِدٍ، يُرِيدُ أَنۡ يَشُقَّ عَصَاكُمۡ، أَوۡ يُفَرِّقَ جَمَاعَتَكُمۡ، فَاقۡتُلُوهُ). 

60. ‘Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepadaku: Yunus bin Abu Ya’fur menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari ‘Arfajah. Beliau mengatakan: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang datang kepada kalian sementara kalian bersatu dipimpin seorang pria, lalu orang itu ingin memecah tongkat ketaatan kalian atau memecah belah persatuan kalian, maka bunuhlah dia (di bawah perintah penguasa).”

Sunan An-Nasa`i hadits nomor 4020, 4021, dan 4022

٦ - بَابُ قَتۡلِ مَنۡ فَارَقَ الۡجَمَاعَةَ وَذِكۡرِ الاِخۡتِلاَفِ عَلَى زِيَادِ بۡنِ عِلَاقَةَ عَنۡ عَرۡفَجَةَ فِيهِ 
6. Bab hukum bunuh bagi siapa saja yang memecah belah jemaah kaum muslimin dan penyebutan perbedaan riwayat Ziyad bin ‘Ilaqah dari ‘Arfajah tentang itu 


٤٠٢٠ – (صحيح الإسناد) أَخۡبَرَنِي أَحۡمَدُ بۡنُ يَحۡيَى الصُّوفِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيۡمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بۡنُ مَرۡدَانَبَةَ، عَنۡ زِيَادِ بۡنِ عِلَاقَةَ، عَنۡ عَرۡفَجَةَ بۡنِ شُرَيۡحٍ الۡأَشۡجَعِيِّ، قَالَ: رَأَيۡتُ النَّبِيَّ ﷺ عَلَى الۡمِنۡبَرِ، يَخۡطُبُ النَّاسَ، فَقَالَ: (إِنَّهُ سَيَكُونُ بَعۡدِي هَنَاتٌ وَهَنَاتٌ، فَمَنۡ رَأَيۡتُمُوهُ فَارَقَ الۡجَمَاعَةَ – أَوۡ: يُرِيدُ تَفۡرِيقَ أَمۡرِ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ﷺ -؛ كَائِنًا مَنۡ كَانَ فَاقۡتُلُوهُ؛ فَإِنَّ يَدَ اللهِ عَلَى الۡجَمَاعَةِ؛ فَإِنَّ الشَّيۡطَانَ مَعَ مَنۡ فَارَقَ الۡجَمَاعَةَ يَرۡكُضُ). [(إصلاح المساجد)(٦١)]. 

4020. [Sahih sanadnya] Ahmad bin Yahya Ash-Shufi telah mengabarkan kepadaku. Beliau berkata: Abu Nu’aim menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yazid bin Mardanabah menceritakan kepada kami dari Ziyad bin ‘Ilaqah, dari ‘Arfajah bin Syuraih Al-Asyja’i. Beliau berkata: Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di mimbar berkhotbah kepada orang-orang. Beliau bersabda, “Sesungguhnya akan terjadi sepeninggalku berbagai kerusakan, maka siapa saja yang kalian lihat dia memisahkan diri dari jemaah kaum muslimin—atau dia ingin memecah belah urusan umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam—siapa pun dia, maka bunuhlah dia (di bawah komando pemerintah). Sesungguhnya tangan Allah di atas al-jama’ah (kaum muslimin yang bersatu di atas kebenaran) dan sesungguhnya setan berlari bersama siapa saja yang memisahkan diri dari al-jama’ah.”

٤٠٢١ – (صحيح الإسناد) أَخۡبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ مُحَمَّدُ بۡنُ عَلِيٍّ الۡمَرۡوَزِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ، عَنۡ عُثۡمَانَ، عَنۡ أَبِي حَمۡزَةَ، عَنۡ زِيَادِ بۡنِ عِلَاقَةَ، عَنۡ عَرۡفَجَةَ بۡنِ شُرَيۡحٍ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (إِنَّهَا سَتَكُونُ بَعۡدِي هَنَاتٌ، وَهَنَاتٌ، وَهَنَاتٌ، - وَرَفَعَ يَدَيۡهِ -؛ فَمَنۡ رَأَيۡتُمُوهُ يُرِيدُ تَفۡرِيقَ أَمۡرِ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ﷺ - وَهُمۡ جَمِيعٌ – فَاقۡتُلُوهُ؛ كَائِنًا مَنۡ كَانَ مِنَ النَّاسِ). 

4021. [Sahih sanadnya] Abu ‘Ali Muhammad bin ‘Ali Al-Marwazi telah mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdullah menceritakan kepada kami dari ‘Utsman, dari Abu Hamzah, dari Ziyad bin ‘Ilaqah, dari ‘Arfajah bin Syuraih. Beliau berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya sepeninggalku akan terjadi kerusakan, kerusakan, dan kerusakan—beliau mengangkat kedua tangannya—maka siapa saja yang kalian melihatnya ingin memecah belah urusan umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam—padahal mereka dalam keadaan bersatu (di atas kebenaran)—maka bunuhlah dia (di bawah komando pemerintah), siapa pun orang itu. 

٤٠٢٢ – (صحيح) أَخۡبَرَنَا عَمۡرُو بۡنُ عَلِيٍّ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا زِيَادُ بۡنُ عِلَاقَةَ، عَنۡ عَرۡفَجَةَ، قَالَ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ، يَقُولُ: (سَتَكُونُ بَعۡدِي هَنَاتٌ، وَهَنَاتٌ؛ فَمَنۡ أَرَادَ أَنۡ يُفَرِّقَ أَمۡرَ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ﷺ وَهُمۡ جَمۡعٌ؛ فَاضۡرِبُوهُ بِالسَّيۡفِ). [(إرواء الغليل)(٢٤٥٢)، م]. 

4022. [Sahih] ‘Amr bin ‘Ali telah mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Yahya menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ziyad bin ‘Ilaqah menceritakan kepada kami dari ‘Arfajah. Beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sepeninggalku akan terjadi kerusakan dan kerusakan. Siapa saja yang ingin memecah belah urusan umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam padahal mereka dalam keadaan bersatu (di atas kebenaran), maka tebaslah dia dengan pedang (di bawah komando penguasa).”

Sunan At-Tirmidzi hadits nomor 2640

١٨ - بَابُ مَا جَاءَ فِي افۡتِرَاقِ هَٰذِهِ الۡأُمَّةِ 
18. Bab riwayat tentang perpecahan umat ini 


٢٦٤٠ – (حسن صحيح) حَدَّثَنَا الۡحُسَيۡنُ بۡنُ حُرَيۡثٍ أَبُو عَمَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا الۡفَضۡلُ بۡنُ مُوسَى، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ عَمۡرٍو، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (تَفَرَّقَتِ الۡيَهُودُ عَلَى إِحۡدَى وَسَبۡعِينَ - أَوِ اثۡنَتَيۡنِ وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً -، وَالنَّصَارَى مِثۡلَ ذٰلِكَ، وَتَفۡتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبۡعِينَ فِرۡقَةً) وَفِي الۡبَابِ عَنۡ سَعۡدٍ، وَعَبۡدِ اللهِ بۡنِ عَمۡرٍو، وَعَوۡفِ بۡنِ مَالِكٍ. حَدِيثُ أَبِي هُرَيۡرَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ. [(ابن ماجه)(٣٩٩١)]. 

2640. [Hasan sahih] Al-Husain bin Huraits Abu ‘Ammar telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Al-Fadhl bin Musa menceritakan kepada kami dari Muhammad bin ‘Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah; Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua firkah/kelompok. Nasrani semisal itu. Umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga firkah/kelompok.” 

Dalam bab ini ada riwayat dari Sa’d, ‘Abdullah bin ‘Amr, dan ‘Auf bin Malik. Hadis Abu Hurairah adalah hadis hasan sahih.

Sunan At-Tirmidzi hadits nomor 2641

٢٦٤١ – (حسن) حَدَّثَنَا مَحۡمُودُ بۡنُ غَيۡلَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الۡحَفَرِيُّ، عَنۡ سُفۡيَانَ الثَّوۡرِيِّ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ بۡنِ زِيَادِ الۡإِفۡرِيقِيِّ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ يَزِيدَ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عَمۡرٍو، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (لَيَأۡتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِي مَا أَتَى عَلَى بَنِي إِسۡرَائِيلَ حَذۡوَ النَّعۡلِ بِالنَّعۡلِ، حَتَّى إِنۡ كَانَ مِنۡهُمۡ مَنۡ أَتَى أُمَّهُ عَلَانِيَةً لَكَانَ فِي أُمَّتِي مَنۡ يَصۡنَعُ ذٰلِكَ، وَإِنَّ بَنِي إِسۡرَائِيلَ تَفَرَّقَتۡ عَلَى ثِنۡتَيۡنِ وَسَبۡعِينَ مِلَّةً، وَتَفۡتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبۡعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمۡ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً)، قَالُوا: وَمَنۡ هِيَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: (مَا أَنَا عَلَيۡهِ وَأَصۡحَابِي). هَٰذَا حَدِيثٌ مُفَسَّرٌ [حَسَنٌ] غَرِيبٌ لَا نَعۡرِفُهُ مِثۡلَ هَٰذَا إِلَّا مِنۡ هَٰذَا الۡوَجۡهِ. [(المشكاة)(١٧١)/التحقيق الثاني، (الصحيحة)(١٣٤٨)]. 

2641. [Hasan] Mahmud bin Ghailan telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Dawud Al-Hafari menceritakan kepada kami dari Sufyan Ats-Tsauri, dari ‘Abdurrahman bin Ziyad Al-Ifriqi, dari ‘Abdullah bin Yazid, dari ‘Abdullah bin ‘Amr. Beliau mengatakan: 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Niscaya umatku akan melakukan perbuatan yang dilakukan oleh bani Israil. Sama, tidak berbeda. Hingga jika di antara bani Israil ada orang yang ‘mendatangi’ ibunya secara terang-terangan, niscaya di umatku akan ada yang melakukan hal itu. Sesungguhnya bani Israil telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua ajaran dan umatku akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga ajaran. Mereka semuanya di neraka kecuali satu ajaran.” 

Para sahabat bertanya, “Siapa itu, wahai Rasulullah?” 

Beliau menjawab, “Jalan yang ditempuh olehku dan para sahabatku.” 

Ini adalah hadis yang mufassar (sudah jelas) hasan garib. Kami tidak mengetahui hadis semisal ini kecuali dari jalur ini.

Sunan At-Tirmidzi hadits nomor 1604

٤٢ - بَابُ مَا جَاءَ فِي كَرَاهِيَةِ الۡمُقَامِ بَيۡنَ أَظۡهُرِ الۡمُشۡرِكِينَ 
42. Bab riwayat tentang dibencinya tinggal di tengah-tengah orang-orang musyrik 


١٦٠٤ – (صحيح دون الأمر بنصف العقل) حَدَّثَنَا هَنَّادٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنۡ إِسۡمَاعِيلَ بۡنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنۡ قَيۡسِ بۡنِ أَبِي حَازِمٍ، عَنۡ جَرِيرِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ؛ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ بَعَثَ سَرِيَّةً إِلَى خَثۡعَمٍ فَاعۡتَصَمَ نَاسٌ بِالسُّجُودِ فَأَسۡرَعَ فِيهِمُ الۡقَتۡلُ، فَبَلَغَ ذٰلِكَ النَّبِيَّ ﷺ فَأَمَرَ لَهُمۡ بِنِصۡفِ الۡعَقۡلِ وَقَالَ: (أَنَا بَرِيءٌ مِنۡ كُلِّ مُسۡلِمٍ يُقِيمُ بَيۡنَ أَظۡهُرِ الۡمُشۡرِكِينَ). قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ وَلِمَ؟ قَالَ: (لَا تَرَاءَى نَارَاهُمَا). [(الإرواء)(١٢٠٧)، (صحيح أبي داود)(٢٣٧٧)]. 

1604. [Sahih selain perintah setengah diat] Hannad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami dari Isma’il bin Abu Khalid, dari Qais bin Abu Hazim, dari Jarir bin ‘Abdullah; 

Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimkan pasukan perang ke Khats’am. Lalu ada orang-orang (di sana) yang melakukan perlindungan dengan melakukan sujud. Namun mereka tetap langsung dibunuh. 

Hal itu sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau memerintahkan mereka setengah diat dan bersabda, “Aku berlepas diri dari setiap muslim yang tinggal di tengah-tengah orang-orang musyrik.” 

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa?” 

Beliau menjawab, “Tidak boleh api keduanya saling terlihat.”

Sunan At-Tirmidzi hadits nomor 2165, 2166, dan 2167

٧ - بَابُ مَا جَاءَ فِي لُزُومِ الۡجَمَاعَةِ 
7. Bab riwayat tentang menetapi al-jama’ah


٢١٦٥ – (صحيح) حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ مَنِيعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا النَّضۡرُ بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ أَبُو الۡمُغِيرَةِ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ سُوقَةَ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ دِينَارٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ، قَالَ: خَطَبَنَا عُمَرُ بِالۡجَابِيَةِ، فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي قُمۡتُ فِيكُمۡ كَمَقَامِ رَسُولِ اللهِ ﷺ فِينَا فَقَالَ: (أُوصِيكُمۡ بِأَصۡحَابِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمۡ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمۡ ثُمَّ يَفۡشُو الۡكَذِبُ حَتَّى يَحۡلِفَ الرَّجُلُ وَلَا يُسۡتَحۡلَفُ، وَيَشۡهَدَ الشَّاهِدُ وَلَا يُسۡتَشۡهَدُ، أَلَا لَا يَخۡلُوَنَّ رَجُلٌ بِامۡرَأَةٍ إِلَّا كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيۡطَانُ، عَلَيۡكُمۡ بِالۡجَمَاعَةِ وَإِيَّاكُمۡ وَالۡفُرۡقَةَ فَإِنَّ الشَّيۡطَانَ مَعَ الۡوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ الاِثۡنَيۡنِ أَبۡعَدُ، مَنۡ أَرَادَ بُحۡبُوحَةَ الۡجَنَّةِ فَلۡيَلۡزَمِ الۡجَمَاعَةَ، مَنۡ سَرَّتۡهُ حَسَنَتُهُ وَسَاءَتۡهُ سَيِّئَتُهُ فَذٰلِكَ الۡمُؤۡمِنُ). هَٰذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنۡ هَٰذَا الۡوَجۡهِ، وَقَدۡ رَوَاهُ ابۡنُ الۡمُبَارَكِ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ سُوقَةَ. وَقَدۡ رُوِيَ هَٰذَا الۡحَدِيثُ مِنۡ غَيۡرِ وَجۡهٍ عَنۡ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. [(ابن ماجه)(٢٣٦٣)]. 

2165. [Sahih] Ahmad bin Mani’ telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: An-Nadhr bin Isma’il Abu Al-Mughirah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Suqah, dari ‘Abdullah bin Dinar, dari Ibnu ‘Umar. Beliau mengatakan: ‘Umar berkhotbah kepada kami di Al-Jabiyah. Beliau mengatakan: Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku berdiri di hadapan kalian seperti tempat berdiri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di hadapan kami. Beliau bersabda, “Aku wasiatkan kalian (mengikuti) para sahabatku, kemudian orang-orang setelah mereka, kemudian orang-orang setelah mereka. Kemudian kedustaan akan menyebar hingga seseorang akan bersumpah padahal tidak diminta sumpahnya dan bersaksi padahal tidak diminta persaksiannya. Ketahuilah, tidaklah seorang pria berkhalwat dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya adalah setan. Wajib kalian untuk menetapi al-jama’ah dan waspadalah kalian dari perpecahan karena setan bersama orang yang sendirian dan setan lebih jauh dari dua orang. Siapa saja yang menginginkan bagian tengah janah, maka tetaplah bersama al-jama’ah. Siapa saja yang kebaikannya membuatnya senang dan kejelekannya membuatnya sedih, maka itu adalah seorang mukmin.” 

Ini adalah hadis hasan sahih garib dari jalur ini. Ibnu Al-Mubarak telah meriwayatkannya dari Muhammad bin Suqah. Hadis ini telah diriwayatkan lebih dari satu jalur, dari ‘Umar, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

٢١٦٦ – (صحيح) حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ مُوسَى، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أَخۡبَرَنَا إِبۡرَاهِيمُ بۡنُ مَيۡمُونٍ، عَنِ ابۡنِ طَاوُسٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (يَدُ اللهِ مَعَ الۡجَمَاعَةِ). هَٰذَا حَدِيثٌ [حَسَنٌ] غَرِيبٌ، لَا نَعۡرِفُهُ مِنۡ حَدِيثِ ابۡنِ عَبَّاسٍ إِلَّا مِنۡ هَٰذَا الۡوَجۡهِ. [(تخريج إصلاح المساجد)(٦١)، (ظلال الجنة)(٨١٨٠)، (المشكاة)(١٧٣)، (تحقيق بداية السول)(٧٠/١٣٣)]. 

2166. [Sahih] Yahya bin Musa telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdurrazzaq menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ibrahim bin Maimun mengabarkan kepada kami dari Ibnu Thawus, dari ayahnya, dari Ibnu ‘Abbas. Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tangan Allah bersama al-jama’ah.”

Ini adalah hadis hasan garib. Kami tidak mengetahuinya dari hadis Ibnu ‘Abbas kecuali dari jalur ini. 

٢١٦٧ – (صحيح دون: (ومن شذ)) حَدَّثَنَا أَبُو بَكۡرِ بۡنُ نَافِعٍ الۡبَصۡرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنِي الۡمُعۡتَمِرُ بۡنُ سُلَيۡمَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ الۡمَدَنِيُّ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ دِينَارٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (إِنَّ اللهَ لَا يَجۡمَعُ أُمَّتِي، أَوۡ قَالَ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ ﷺ، عَلَى ضَلَالَةٍ، وَيَدُ اللهِ مَعَ الۡجَمَاعَةِ، وَمَنۡ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ). هَٰذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ مِنۡ هَٰذَا الۡوَجۡهِ. وَسُلَيۡمَانُ الۡمَدَنِيُّ هُوَ عِنۡدِي: سُلَيۡمَانُ بۡنُ سُفۡيَانَ، وَقَدۡ رَوَى عَنۡهُ أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ وَأَبُو عَامِرٍ الۡعَقَدِيُّ وَغَيۡرُ وَاحِدٍ مِنۡ أَهۡلِ الۡعِلۡمِ. وَتَفۡسِيرُ الۡجَمَاعَةِ عِنۡدَ أَهۡلِ الۡعِلۡمِ هُمۡ أَهۡلُ الۡفِقۡهِ وَالۡعِلۡمِ وَالۡحَدِيثِ. وَسَمِعۡتُ الۡجَارُودَ بۡنَ مُعَاذٍ يَقُولُ: سَمِعۡتُ عَلِيَّ بۡنَ الۡحَسَنِ يَقُولُ: سَأَلۡتُ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ الۡمُبَارَكِ مَنِ الۡجَمَاعَةُ؟ فَقَالَ: أَبُو بَكۡرٍ وَعُمَرُ. قِيلَ لَهُ: قَدۡ مَاتَ أَبُو بَكۡرٍ وَعُمَرُ. قَالَ: فُلَانٌ وَفُلَانٌ. قِيلَ لَهُ: قَدۡ مَاتَ فُلَانٌ وَفُلَانٌ. فَقَالَ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ الۡمُبَارَكِ: أَبُو حَمۡزَةَ السُّكَّرِيُّ جَمَاعَةٌ. وَأَبُو حَمۡزَةَ هُوَ: مُحَمَّدُ بۡنُ مَيۡمُونٍ وَكَانَ شَيۡخًا صَالِحًا، وَإِنَّمَا قَالَ هَٰذَا فِي حَيَاتِهِ عِنۡدَنَا. [(المشكاة)(٣/١١)، (الظلال)(٨٠)]. 

2167. [Sahih selain “dan siapa saja yang menyempal”] Abu Bakr bin Nafi’ Al-Bashri telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Al-Mu’tamir bin Sulaiman menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Sulaiman Al-Madani menceritakan kepada kami dari ‘Abdullah bin Dinar, dari Ibnu ‘Umar; Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidaklah mengumpulkan umatku—atau beliau berkata: umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam—di atas kesesatan. Tangan Allah bersama al-jama’ah dan siapa saja yang menyempal, maka dia akan menyempal ke neraka.” 

Ini adalah hadis garib dari jalur ini. Sulaiman Al-Madani menurutku adalah Sulaiman bin Sufyan. Abu Dawud Ath-Thayalisi, Abu ‘Amir Al-‘Aqadi, dan lebih dari seorang ulama telah meriwayatkan darinya.

Tafsir al-jama’ah menurut ulama adalah ahli fikih, ulama, dan ahli hadis.

Aku mendengar Al-Jarud bin Mu’adz berkata: Aku mendengar ‘Ali bin Al-Hasan berkata: Aku bertanya kepada ‘Abdullah bin Al-Mubarak tentang siapakah al-jama’ah. Lantas beliau menjawab: Abu Bakr dan ‘Umar. Ada yang berkata: Abu Bakr dan ‘Umar telah meninggal. Beliau berkata: Si Polan dan si Polan. Ada yang berkata: Si Polan dan si Polan telah meninggal. ‘Abdullah bin Al-Mubarak berkata: Abu Hamzah As-Sukkari adalah jama’ah. Abu Hamzah adalah Muhammad bin Maimun. Beliau adalah seorang syekh yang saleh. Menurut kami, ‘Abdullah bin Al-Mubarak mengatakan ini di masa hidup beliau.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 7143

٧١٤٣ - حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ بۡنُ حَرۡبٍ: حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، عَنِ الۡجَعۡدِ، عَنۡ أَبِي رَجَاءٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ يَرۡوِيهِ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (مَنۡ رَأَى مِنۡ أَمِيرِهِ شَيۡئًا فَكَرِهَهُ فَلۡيَصۡبِرۡ، فَإِنَّهُ لَيۡسَ أَحَدٌ يُفَارِقُ الۡجَمَاعَةَ شِبۡرًا فَيَمُوتُ، إِلَّا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً). [طرفه في: ٧٠٥٣]. 

7143. Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami: Hammad menceritakan kepada kami dari Al-Ja’d, dari Abu Raja`, dari Ibnu ‘Abbas, beliau meriwayatkannya. Beliau mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang melihat sesuatu yang dia benci dari amirnya, maka hendaknya dia bersabar, karena tidaklah seorang pun yang memisahkan diri dari jemaah kaum muslimin sejarak satu jengkal saja lalu dia meninggal kecuali dia meninggal dalam keadaan jahiliah.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 7053 dan 7054

٧٠٥٣ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، عَنۡ عَبۡدِ الۡوَارِثِ، عَنِ الۡجَعۡدِ، عَنۡ أَبِي رَجَاءٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (مَنۡ كَرِهَ مِنۡ أَمِيرِهِ شَيۡئًا فَلۡيَصۡبِرۡ، فَإِنَّهُ مَنۡ خَرَجَ مِنَ السُّلۡطَانِ شِبۡرًا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً). [الحديث ٧٠٥٣ – طرفاه في: ٧٠٥٤، ٧١٤٣]. 

7053. Musaddad telah menceritakan kepada kami dari ‘Abdul Warits, dari Al-Ja’d, dari Abu Raja`, dari Ibnu ‘Abbas, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Siapa saja yang membenci suatu hal dari amirnya, maka hendaknya dia bersabar, karena siapa saja yang keluar dari ketaatan kepada penguasa sejarak satu jengkal saja, niscaya dia meninggal dalam keadaan jahiliah.” 

٧٠٥٤ - حَدَّثَنَا أَبُو النُّعۡمَانِ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بۡنُ زَيۡدٍ، عَنِ الۡجَعۡدِ أَبِي عُثۡمَانَ: حَدَّثَنِي أَبُو رَجَاءٍ الۡعُطَارِدِيُّ قَالَ: سَمِعۡتُ ابۡنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (مَنۡ رَأَى مِنۡ أَمِيرِهِ شَيۡئًا يَكۡرَهُهُ فَلۡيَصۡبِرۡ عَلَيۡهِ فَإِنَّهُ مَنۡ فَارَقَ الۡجَمَاعَةَ شِبۡرًا فَمَاتَ، إِلَّا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً). [طرفه في: ٧٠٥٣]. 

7054. Abu An-Nu’man telah menceritakan kepada kami: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami dari Al-Ja’d Abu ‘Utsman: Abu Raja` Al-‘Utharidi menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Aku mendengar Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Siapa saja yang melihat sesuatu yang tidak dia sukai dari amirnya, maka hendaknya dia bersabar, karena siapa saja yang memisahkan diri dari jemaah kaum muslimin sejarak satu jengkal saja, lalu meninggal, tidaklah dia meninggal kecuali dalam keadaan jahiliah.”

Shahih Muslim hadits nomor 1849

٥٥ – (١٨٤٩) - حَدَّثَنَا حَسَنُ بۡنُ الرَّبِيعِ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بۡنُ زَيۡدٍ، عَنِ الۡجَعۡدِ، أَبِي عُثۡمَانَ، عَنۡ أَبِي رَجَاءٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ، يَرۡوِيهِ. قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَنۡ رَأَىٰ مِنۡ أَمِيرِهِ شَيۡئًا يَكۡرَهُهُ، فَلۡيَصۡبِرۡ، فَإِنَّهُ مَنۡ فَارَقَ الۡجَمَاعَةَ شِبۡرًا، فَمَاتَ، فَمِيتَةٌ جَاهِلِيَّةٌ). 

[البخاري: كتاب الفتن، باب قول النبي ﷺ: (سترون بعدي أمورًا تنكرونها)، رقم: ٧٠٥٣]. 

55. (1849). Hasan bin Ar-Rabi’ telah menceritakan kepada kami: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami dari Al-Ja’d Abu ‘Utsman, dari Abu Raja`, dari Ibnu ‘Abbas, beliau meriwayatkannya. Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang melihat ada hal yang dia benci dari amirnya, maka bersabarlah. Karena siapa saja yang memisahkan diri dari al-jama’ah (orang-orang yang berpegang teguh dengan Islam) sejengkal lalu meninggal, maka dia meninggal dalam keadaan jahiliah.” 

٥٦ – (...) - وَحَدَّثَنَا شَيۡبَانُ بۡنُ فَرُّوخَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَارِثِ: حَدَّثَنَا الۡجَعۡدُ: حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ الۡعُطَارِدِيُّ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ، عَنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ. قَالَ: (مَنۡ كَرِهَ مِنۡ أَمِيرِهِ شَيۡئًا فَلۡيَصۡبِرۡ عَلَيۡهِ، فَإِنَّهُ لَيۡسَ أَحَدٌ مِنَ النَّاسِ خَرَجَ مِنَ السُّلۡطَانِ شِبۡرًا، فَمَاتَ عَلَيۡهِ، إِلَّا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً). 

56. Syaiban bin Farrukh telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Warits menceritakan kepada kami: Al-Ja’d menceritakan kepada kami: Abu Raja` Al-‘Utharidi menceritakan kepada kami dari Ibnu ‘Abbas, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Siapa saja yang membenci suatu hal dari amirnya, maka hendaknya dia bersabar. Karena tidaklah salah seorang manusia yang keluar dari ketaatan kepada penguasa sejauh sejengkal, lalu meninggal dalam keadaan demikian, kecuali dia meninggal dalam keadaan jahiliah.”

Sunan At-Tirmidzi hadits nomor 2863 dan 2864

٧٨ – بَابُ مَا جَاءَ فِي مِثۡلِ الصَّلَاةِ وَالصِّيَامِ وَالصَّدَقَةِ 
78. Bab riwayat tentang permisalan salat, siam, dan sedekah 


٢٨٦٣ – (صحيح) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبَانُ بۡنُ يَزِيدَ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ زَيۡدِ بۡنِ سَلَّامٍ، أَنَّ أَبَا سَلَّامٍ حَدَّثَهُ، أَنَّ الۡحَارِثَ الۡأَشۡعَرِيَّ حَدَّثَهُ؛ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: 

2863. [Sahih] Muhammad bin Isma’il telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Musa bin Isma’il menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aban bin Yazid menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yahya bin Abu Katsir menceritakan kepada kami dari Zaid bin Sallam, bahwa Abu Sallam menceritakan kepadanya bahwa Al-Harits Al-Asy’ari menceritakan kepadanya; Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

(إِنَّ اللهَ أَمَرَ يَحۡيَى بۡنَ زَكَرِيَّا بِخَمۡسِ كَلِمَاتٍ أَنۡ يَعۡمَلَ بِهَا وَيَأۡمُرَ بَنِي إِسۡرَائِيلَ أَنۡ يَعۡمَلُوا بِهَا، وَإِنَّهُ كَادَ أَنۡ يُبۡطِىءَ بِهَا، فَقَالَ عِيسَى: إِنَّ اللهَ أَمَرَكَ بِخَمۡسِ كَلِمَاتٍ لِتَعۡمَلَ بِهَا وَتَأۡمُرَ بَنِي إِسۡرَائِيلَ أَنۡ يَعۡمَلُوا بِهَا، فَإِمَّا أَنۡ تَأۡمُرَهُمۡ، وَإِمَّا أَنَا آمُرُهُمۡ، فَقَالَ يَحۡيَى: أَخۡشَى إِنۡ سَبَقۡتَنِي بِهَا أَنۡ يُخۡسَفَ بِي أَوۡ أُعَذَّبَ، فَجَمَعَ النَّاسَ فِي بَيۡتِ الۡمَقۡدِسِ، فَامۡتَلَأَ الۡمَسۡجِدُ وَقَعَدُوا عَلَى الشُّرَفِ، 

“Sesungguhnya Allah memerintahkan Nabi Yahya bin Zakariyya lima perkataan agar beliau amalkan dan agar beliau memerintahkan bani Israil mengamalkannya. 

Nabi Yahya hampir menundanya, sehingga Nabi ‘Isa berkata: Sesungguhnya Allah telah memerintahkan engkau lima perkataan agar engkau amalkan dan agar engkau memerintahkan bani Israil melakukannya. Bila engkau tidak memerintahkan mereka, maka aku yang akan memerintahkan mereka. 

Nabi Yahya berkata: Aku khawatir jika engkau mendahuluiku, aku akan ditenggelamkan atau disiksa. 

Lalu Nabi Yahya mengumpulkan manusia di Baitulmakdis hingga mereka memenuhi masjid dan mereka duduk di tempat tinggi. 

فَقَالَ: إِنَّ اللهَ أَمَرَنِي بِخَمۡسِ كَلِمَاتٍ أَنۡ أَعۡمَلَ بِهِنَّ، وَآمُرَكُمۡ أَنۡ تَعۡمَلُوا بِهِنَّ: أَوَّلُهُنَّ أَنۡ تَعۡبُدُوا اللهَ وَلَا تُشۡرِكُوا بِهِ شَيۡئًا، وَإِنَّ مَثَلَ مَنۡ أَشۡرَكَ بِاللهِ كَمَثَلِ رَجُلٍ اشۡتَرَى عَبۡدًا مِنۡ خَالِصِ مَالِهِ بِذَهَبٍ أَوۡ وَرِقٍ، فَقَالَ: هَٰذِهِ دَارِي وَهَٰذَا عَمَلِي فَاعۡمَلۡ وَأَدِّ إِلَىَّ، فَكَانَ يَعۡمَلُ وَيُؤَدِّي إِلَى غَيۡرِ سَيِّدِهِ، فَأَيُّكُمۡ يَرۡضَى أَنۡ يَكُونَ عَبۡدُهُ كَذٰلِكَ؟ 

Nabi Yahya berkata: Sesungguhnya Allah memerintahkanku dengan lima perkataan agar aku amalkan dan agar aku perintahkan kalian mengamalkannya. 

Yang pertama, agar kalian menyembah Allah dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya. Sesungguhnya permisalan siapa saja yang berbuat syirik kepada Allah, seperti seseorang yang membeli seorang budak dari harta emas atau perak miliknya sendiri, lalu berkata: Ini rumahku dan ini pekerjaanku. Bekerjalah dan tunaikan tugasmu kepadaku. Lalu ternyata budak itu bekerja dan menunaikan tugas kepada selain majikannya. Maka siapa dari kalian yang rida budaknya seperti itu? 

وَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمۡ بِالصَّلَاةِ، فَإِذَا صَلَّيۡتُمۡ فَلاَ تَلۡتَفِتُوا فَإِنَّ اللهَ يَنۡصِبُ وَجۡهَهُ لِوَجۡهِ عَبۡدِهِ فِي صَلَاتِهِ مَا لَمۡ يَلۡتَفِتۡ، وَآمُرُكُمۡ بِالصِّيَامِ فَإِنَّ مَثَلَ ذٰلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ فِي عِصَابَةٍ مَعَهُ صُرَّةٌ فِيهَا مِسۡكٌ، فَكُلُّهُمۡ يَعۡجَبُ أَوۡ يُعۡجِبُهُ رِيحُهَا، وَإِنَّ رِيحَ الصَّائِمِ أَطۡيَبُ عِنۡدَ اللهِ مِنۡ رِيحِ الۡمِسۡكِ، 

Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kalian salat. Apabila kalian salat, maka janganlah dia menoleh, karena Allah sedang menghadapkan wajah-Nya ke wajah hamba-Nya ketika salatnya selama dia tidak menoleh. 

Aku memerintahkan kalian siam, karena permisalan itu seperti seseorang di tengah-tengah kumpulan orang dengan membawa satu wadah berisi kesturi, sehingga semua orang senang atau aroma kesturi itu membuatnya senang. Dan sesungguhnya aroma orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada aroma kesturi. 

وَآمُرُكُمۡ بِالصَّدَقَةِ فَإِنَّ مَثَلَ ذٰلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَسَرَهُ الۡعَدُوُّ، فَأَوۡثَقُوا يَدَهُ إِلَى عُنُقِهِ وَقَدَّمُوهُ لِيَضۡرِبُوا عُنُقَهُ، فَقَالَ: أَنَا أَفۡدِيهِ مِنۡكُمۡ بِالۡقَلِيلِ وَالۡكَثِيرِ، فَفَدَى نَفۡسَهُ مِنۡهُمۡ، وَآمُرُكُمۡ أَنۡ تَذۡكُرُوا اللهَ فَإِنَّ مَثَلَ ذٰلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ خَرَجَ الۡعَدُوُّ فِي أَثَرِهِ سِرَاعًا حَتَّى إِذَا أَتَى عَلَى حِصۡنٍ حَصِينٍ فَأَحۡرَزَ نَفۡسَهُ مِنۡهُمۡ، كَذٰلِكَ الۡعَبۡدُ لَا يُحۡرِزُ نَفۡسَهُ مِنَ الشَّيۡطَانِ إِلَّا بِذِكۡرِ اللهِ، 

Dan aku memerintahkan kalian agar bersedekah. Sesungguhnya permisalan itu seperti seseorang yang ditawan musuh. Musuh itu mengikat tangan orang tadi ke tengkuknya dan mereka sudah membawanya ke depan agar dipenggal lehernya. Lalu orang itu berkata: Aku menebusnya dari kalian dengan (semua hartaku) baik yang sedikit atau yang banyak. Maka dia menebus dirinya dari mereka. 

Dan aku memerintahkan kalian agar berzikir kepada Allah. Sesungguhnya permisalan zikir itu seperti seseorang yang dikejar musuh di belakangnya dengan cepat hingga ketika dia tiba di suatu benteng yang kokoh, dia pun dapat berlindung dari mereka. Seperti itulah seorang hamba yang tidak bisa melindungi dirinya dari setan kecuali dengan zikir kepada Allah. 

قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (وَأَنَا آمُرُكُمۡ بِخَمۡسٍ اللهُ أَمَرَنِي بِهِنَّ؛ السَّمۡعُ وَالطَّاعَةُ وَالۡجِهَادُ وَالۡهِجۡرَةُ وَالۡجَمَاعَةُ، فَإِنَّهُ مَنۡ فَارَقَ الۡجَمَاعَةَ قِيدَ شِبۡرٍ فَقَدۡ خَلَعَ رِبۡقَةَ الۡإِسۡلَامِ مِنۡ عُنُقِهِ إِلَّا أَنۡ يَرۡجِعَ، وَمَنِ ادَّعَى دَعۡوَى الۡجَاهِلِيَّةِ فَإِنَّهُ مِنۡ جُثَا جَهَنَّمَ)، فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ وَإِنۡ صَلَّى وَصَامَ؟ قَالَ: (وَإِنۡ صَلَّى وَصَامَ، فَادۡعُوا بِدَعۡوَى اللهِ الَّذِي سَمَّاكُمُ الۡمُسۡلِمِينَ الۡمُؤۡمِنِينَ، عِبَادَ اللهِ). هَٰذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ. قَالَ مُحَمَّدُ بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: الۡحَارِثُ الۡأَشۡعَرِيُّ لَهُ صُحۡبَةٌ وَلَهُ غَيۡرُ هَٰذَا الۡحَدِيثِ. [(المشكاة)(٣٦٩٤)، (التعليق الرغيب)(١/١٨٩-١٩٠)، (صحيح الجامع)(١٧٢٤)]. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku memerintahkan kalian dengan lima hal yang Allah perintahkan kepadaku. Yaitu: mendengar, taat, jihad, hijrah, dan al-jama’ah (orang-orang yang berpegang teguh dengan Islam). Sungguh siapa saja yang memisahkan diri dari al-jama’ah sejarak satu jengkal, maka sungguh dia telah melepas ikatan Islam dari lehernya, kecuali apabila dia kembali. Siapa saja yang menyeru dengan panggilan jahiliah, maka sungguh dia termasuk bebatuan neraka jahanam.” 

Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, walaupun dia salat dan siam?” 

Nabi menjawab, “Meskipun dia salat dan siam. Maka panggilah dengan panggilan Allah yang telah menamakan kalian muslimin, mukminin, para hamba Allah.” 

Ini adalah hadis hasan sahih garib. Muhammad bin Isma’il berkata: Al-Harits Al-Asy’ari memiliki hubungan persahabatan dengan Nabi dan beliau memiliki hadis selain ini. 

٢٨٦٤ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ بَشَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبَانُ بۡنُ يَزِيدَ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ زَيۡدِ بۡنِ سَلَّامٍ، عَنۡ أَبِي سَلَّامٍ، عَنِ الۡحَارِثِ الۡأَشۡعَرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ نَحۡوَهُ بِمَعۡنَاهُ. هَٰذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ. وَأَبُو سَلَّامٍ الۡحَبَشِيُّ اسۡمُهُ: مَمۡطُورٌ، وَقَدۡ رَوَاهُ عَلِيُّ بۡنُ الۡمُبَارَكِ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ أَبِي كَثِيرٍ. 

2864. Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Dawud Ath-Thayalisi menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aban bin Yazid menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Zaid bin Sallam, dari Abu Sallam, dari Al-Harits Al-Asy’ari, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semisal hadis tersebut semakna dengannya. Ini adalah hadis hasan sahih garib. Abu Sallam Al-Habasyi bernama Mamthur. ‘Ali bin Al-Mubarak telah meriwayatkannya dari Yahya bin Abu Katsir.

Sunan An-Nasa`i hadits nomor 4292

١٥ - بَابُ النَّهۡىِ عَنۡ ثَمَنِ الۡكَلۡبِ 
15. Bab larangan dari harga anjing 


٤٢٩٢ – (صحيح) أَخۡبَرَنَا قُتَيۡبَةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ أَبِي بَكۡرِ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ بۡنِ الۡحَارِثِ بۡنِ هِشَامٍ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا مَسۡعُودٍ عُقۡبَةَ قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللهِ ﷺ عَنۡ ثَمَنِ الۡكَلۡبِ، وَمَهۡرِ الۡبَغِيِّ، وَحُلۡوَانِ الۡكَاهِنِ. [(ابن ماجه)(٢١٥٩)، ق]. 

4292. [Sahih] Qutaibah telah mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Al-Laits menceritakan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Abu Bakr bin ‘Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam, bahwa beliau mendengar Abu Mas’ud ‘Uqbah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang dari harga (hasil penjualan) anjing, mahar (upah) pezina, dan bayaran kahin.

Sunan Ibnu Majah - 25. Kitab Manasik Haji

Kitab Manasik Haji

  1. Bab keluar bepergian untuk haji
    1. Hadis nomor 2882
    2. Hadis nomor 2883
  2. Bab kewajiban haji
    1. Hadis nomor 2884, 2885, dan 2886
  3. Bab keutamaan haji dan umrah
    1. Hadis nomor 2887, 2888, dan 2889
  4. Bab haji di atas pelana
    1. Hadis nomor 2890 dan 2891
  5. Bab keutamaan doa orang yang berhaji
    1. Hadis nomor 2892 dan 2893
    2. Hadis nomor 2894 dan 2895
  6. Bab hal yang menyebabkan wajibnya haji
    1. Hadis nomor 2896 dan 2897
  7. Bab seorang wanita berhaji tanpa wali
    1. Hadis nomor 2898, 2899, dan 2900
  8. Bab haji adalah jihadnya wanita
    1. Hadis nomor 2901 dan 2902
  9. Bab berhaji atas nama orang yang sudah mati
    1. Hadis nomor 2903, 2904, dan 2905
  10. Bab haji atas nama orang yang masih hidup namun tidak mampu
    1. Hadis nomor 2906 dan 2907
    2. Hadis nomor 2908 dan 2909
  11. Bab hajinya anak kecil
    1. Hadis nomor 2910
  12. Bab wanita yang sedang nifas dan haid memulai talbiah untuk haji
    1. Hadis nomor 2911, 2912, dan 2913
  13. Bab mikat-mikat penduduk berbagai penjuru negeri
    1. Hadis nomor 2914 dan 2915
  14. Bab ihram
    1. Hadis nomor 2916 dan 2917
  15. Bab talbiah
    1. Hadis nomor 2918 dan 2919
    2. Hadis nomor 2920 dan 2921
  16. Bab melantangkan suara talbiah
    1. Hadis nomor 2922, 2923, dan 2924
  17. Bab naungan bagi orang yang berihram
    1. Hadis nomor 2925
  18. Bab wewangian ketika ihram
    1. Hadis nomor 2926, 2927, dan 2928
  19. Bab pakaian yang boleh dikenakan oleh orang yang berihram
    1. Hadis nomor 2929 dan 2930
  20. Bab sirwal dan khuff bagi orang yang berihram apabila tidak mendapatkan kain yang disarungkan atau sandal
    1. Hadis nomor 2931 dan 2932
  21. Bab menjaga diri ketika ihram
    1. Hadis nomor 2933
  22. Bab orang yang berihram membasuh kepalanya
    1. Hadis nomor 2934
  23. Bab wanita yang berihram menjulurkan kain menutupi wajahnya
    1. Hadis nomor 2935
  24. Bab syarat dalam haji
    1. Hadis nomor 2936, 2937, dan 2938
  25. Bab masuk ke tanah haram
    1. Hadis nomor 2939
  26. Bab masuk Makkah
    1. Hadis nomor 2940, 2941, dan 2942
  27. Bab menyentuh hajar Aswad
    1. Hadis nomor 2943
    2. Hadis nomor 2944
    3. Hadis nomor 2945 dan 2946
  28. Bab barang siapa menyentuh pilar hajar Aswad dengan tongkatnya
    1. Hadis nomor 2947, 2948, 2949
  29. Bab jalan cepat di sekeliling Kakbah
    1. Hadis nomor 2950 dan 2951
    2. Hadis nomor 2952
    3. Hadis nomor 2953
  30. Bab idhthiba’ (membuka bahu kanan dan mengumpulkan ujung kain ihram di atas bahu kiri)
    1. Hadis nomor 2954
  31. Bab tawaf mengelilingi hijr
    1. Hadis nomor 2955
  32. Bab keutamaan tawaf
    1. Hadis nomor 2956
    2. Hadis nomor 2957
  33. Bab salat dua rakaat setelah tawaf
    1. Hadis nomor 2958, 2959, dan 2960
  34. Bab orang yang sakit melakukan tawaf dengan berkendara
    1. Hadis nomor 2961
  35. Bab orang yang menempelkan tubuh di Multazam
    1. Hadis nomor 2962
  36. Bab wanita yang sedang haid menunaikan rangkaian ibadah haji kecuali tawaf
    1. Hadis nomor 2963
  37. Bab haji ifrad (melaksanakan haji saja tanpa umrah)
    1. Hadis nomor 2964 dan 2965
    2. Hadis nomor 2966 dan 2967
  38. Bab barang siapa yang mengerjakan haji kiran (menggabungkan haji dan umrah dalam satu ihram sekaligus)
    1. Hadis nomor 2968 dan 2969
    2. Hadis nomor 2970 dan 2971
  39. Bab tawaf orang yang haji kiran
    1. Hadis nomor 2972 dan 2973
    2. Hadis nomor 2974 dan 2975
  40. Bab mengerjakan umrah sebelum haji (haji tamatuk)
    1. Hadis nomor 2976 dan 2977
    2. Hadis nomor 2978 dan 2979
  41. Bab pembatalan haji
    1. Hadis nomor 2980 dan 2981
    2. Hadis nomor 2982 dan 2983
  42. Bab barang siapa berkata: Pembatalan haji khusus untuk mereka
    1. Hadis nomor 2984 dan 2985
  43. Bab sai antara Shafa dan Marwah
    1. Hadis nomor 2986, 2987, dan 2988
  44. Bab umrah
    1. Hadis nomor 2989 dan 2990
  45. Bab umrah di bulan Ramadan
    1. Hadis nomor 2991, 2992, dan 2993
    2. Hadis nomor 2994
    3. Hadis nomor 2995
  46. Bab umrah di bulan Zulkaidah
    1. Hadis nomor 2996 dan 2997
  47. Bab umrah di bulan Rajab
    1. Hadis nomor 2998
  48. Bab umrah dari Tan’im
    1. Hadis nomor 2999 dan 3000
  49. Bab barang siapa yang memulai ihram untuk umrah dari Baitulmakdis
    1. Hadis nomor 3001 dan 3002
  50. Bab berapa kali Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan umrah?
    1. Hadis nomor 3003
  51. Bab keluar menuju Mina
    1. Hadis nomor 3004 dan 3005
  52. Bab singgah di Mina
    1. Hadis nomor 3006 dan 3007
  53. Bab berangkat di pagi hari dari Mina menuju Arafah
    1. Hadis nomor 3008
  54. Bab tempat singgah di Arafah
    1. Hadis nomor 3009
  55. Bab tempat wukuf adalah di Arafah
    1. Hadis nomor 3010, 3011, dan 3012
  56. Bab doa di Arafah
    1. Hadis nomor 3013 dan 3014
  57. Bab barang siapa yang mendatangi Arafah sebelum fajar pada malam Muzdalifah
    1. Hadis nomor 3015
    2. Hadis nomor 3016
  58. Bab bertolak dari Arafah
    1. Hadis nomor 3017 dan 3018
  59. Bab singgah di antara Arafah dan Muzdalifah bagi siapa saja yang memiliki hajat
    1. Hadis nomor 3019
  60. Bab menjamak dua salat di Muzdalifah
    1. Hadis nomor 3020 dan 3021
  61. Bab berhenti di Muzdalifah
    1. Hadis nomor 3022, 3023, dan 3024
  62. Bab siapa saja yang mendahului berangkat dari Muzdalifah ke Mina untuk melempar jamrah
    1. Hadis nomor 3025, 3026, dan 3027
  63. Bab ukuran kerikil untuk melempar jamrah
    1. Hadis nomor 3028 dan 3029
  64. Bab dari mana jamrah Aqabah dilempar?
    1. Hadis nomor 3030 dan 3031
  65. Bab ketika sudah melempar jamrah Aqabah, tidak berhenti di dekat situ
    1. Hadis nomor 3032 dan 3033
  66. Bab melempar jamrah-jamrah dengan berkendara
    1. Hadis nomor 3034 dan 3035
  67. Bab menunda melempari jamrah-jamrah karena ada halangan
    1. Hadis nomor 3036
    2. Hadis nomor 3037
  68. Bab melempar jamrah untuk kepentingan bayi
    1. Hadis nomor 3038
  69. Bab kapan orang yang berhaji berhenti bertalbiah?
    1. Hadis nomor 3039 dan 3040
  70. Bab apa saja yang dihalalkan bagi seseorang apabila telah melempari jamrah Aqabah
    1. Hadis nomor 3041
    2. Hadis nomor 3042
  71. Bab menggunduli kepala
    1. Hadis nomor 3043, 3044, dan 3045
  72. Bab barang siapa yang merekatkan rambut kepalanya
    1. Hadis nomor 3046 dan 3047
  73. Bab penyembelihan
    1. Hadis nomor 3048
  74. Bab barang siapa mendahulukan suatu ibadah sebelum ibadah lainnya (di hari nahar)
    1. Hadis nomor 3049 dan 3050
    2. Hadis nomor 3051 dan 3052
  75. Bab melempari jamrah pada hari-hari tasyrik
    1. Hadis nomor 3053
    2. Hadis nomor 3054
  76. Bab khotbah pada hari nahar
    1. Hadis nomor 3055 dan 3056
    2. Hadis nomor 3057 dan 3058
  77. Bab (tawaf) ziarah Kakbah
    1. Hadis nomor 3059 dan 3060
  78. Bab minum air dari sumur Zamzam
    1. Hadis nomor 3061 dan 3062
  79. Bab masuk Kakbah
    1. Hadis nomor 3063 dan 3064
  80. Bab bermalam di Makkah pada malam-malam Mina
    1. Hadis nomor 3065 dan 3066
  81. Bab singgah di Al-Muhashshab
    1. Hadis nomor 3067, 3068, dan 3069
  82. Bab tawaf wadak
    1. Hadis nomor 3070 dan 3071
  83. Bab wanita haid pulang sebelum melakukan tawaf wadak
    1. Hadis nomor 3072 dan 3073
  84. Bab haji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
    1. Hadis nomor 3074
    2. Hadis nomor 3075 dan 3076
  85. Bab muhshar (orang yang terhalangi menunaikan haji atau umrah setelah ihram)
    1. Hadis nomor 3077 dan 3078
  86. Bab fidiahnya muhshar
    1. Hadis nomor 3079 dan 3080
  87. Bab bekam bagi orang yang berihram
    1. Hadis nomor 3081 dan 3082
  88. Bab minyak apa yang boleh digunakan oleh orang yang berihram
    1. Hadis nomor 3083
  89. Bab orang yang sedang berihram meninggal
    1. Hadis nomor 3084
  90. Bab denda binatang buruan yang dibunuh oleh orang yang sedang ihram
    1. Hadis nomor 3085 dan 3086
  91. Bab hewan yang boleh dibunuh oleh orang yang sedang ihram
    1. Hadis nomor 3087, 3088, dan 3089
  92. Bab hal apa saja yang dilarang dari binatang buruan bagi muhrim
    1. Hadis nomor 3090 dan 3091
  93. Bab rukhsah dalam hal itu jika binatang itu tidak diburu untuk muhrim
    1. Hadis nomor 3092 dan 3093
  94. Bab mengalungi unta-unta
    1. Hadis nomor 3094 dan 3095
  95. Bab mengalungi kambing
    1. Hadis nomor 3096
  96. Bab memberi tanda unta sembelihan
    1. Hadis nomor 3097 dan 3098
  97. Bab barang siapa yang memberi selubung penutup unta
    1. Hadis nomor 3099
  98. Bab hewan hady dari betina dan jantan
    1. Hadis nomor 3100 dan 3101
  99. Bab hewan hady digiring dari tempat yang lebih dekat daripada mikat
    1. Hadis nomor 3102
  100. Bab mengendarai badanah (unta/sapi yang akan disembelih di Makkah untuk kurban)
    1. Hadis nomor 3103 dan 3104
  101. Bab tentang hewan hady apabila kelelahan
    1. Hadis nomor 3105 dan 3106
  102. Bab upah sewa rumah-rumah Makkah
    1. Hadis nomor 3107
  103. Bab keutamaan Makkah
    1. Hadis nomor 3108, 3109, dan 3110
  104. Bab keutamaan Madinah
    1. Hadis nomor 3111 dan 3112
    2. Hadis nomor 3113, 3114, dan 3115
  105. Bab harta Kakbah
    1. Hadis nomor 3116
  106. Bab puasa bulan Ramadan di Makkah
    1. Hadis nomor 3117
  107. Bab tawaf ketika hujan
    1. Hadis nomor 3118
  108. Bab berhaji dengan berjalan kaki
    1. Hadis nomor 3119