Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 439

٥٧ - بَابُ نَوۡمِ الۡمَرۡأَةِ فِي الۡمَسۡجِدِ
57. Bab tidurnya seorang wanita di dalam masjid


٤٣٩ - حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنۡ هِشَامٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ عَائِشَةَ: أَنَّ وَلِيدَةً كَانَتۡ سَوۡدَاءَ لِحَيٍّ مِنَ الۡعَرَبِ، فَأَعۡتَقُوهَا فَكَانَتۡ مَعَهُمۡ، قَالَتۡ: فَخَرَجَتۡ صَبِيَّةٌ لَهُمۡ، عَلَيۡهَا وِشَاحٌ أَحۡمَرُ مِنۡ سُيُورٍ، قَالَتۡ: فَوَضَعَتۡهُ، أَوۡ وَقَعَ مِنۡهَا، فَمَرَّتۡ بِهِ حُدَيَّاةٌ وَهُوَ مُلۡقًى، فَحَسِبَتۡهُ لَحۡمًا فَخَطِفَتۡهُ، قَالَتۡ: فَالۡتَمَسُوهُ فَلَمۡ يَجِدُوهُ، قَالَتۡ: فَاتَّهَمُونِي بِهِ، قَالَتۡ: فَطَفِقُوا يُفَتِّشُونَ، حَتَّى فَتَّشُوا قُبُلَهَا، قَالَتۡ: وَاللهِ إِنِّي لَقَائِمَةٌ مَعَهُمۡ، إِذۡ مَرَّتِ الۡحُدَيَّاةُ فَأَلۡقَتۡهُ، قَالَتۡ: فَوَقَعَ بَيۡنَهُمۡ، قَالَتۡ: فَقُلۡتُ هَٰذَا الَّذِي اتَّهَمۡتُمُونِي بِهِ، زَعَمۡتُمۡ وَأَنَا مِنۡهُ بَرِيئَةٌ، وَهُوَ ذَا هُوَ، قَالَتۡ: فَجَاءَتۡ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ فَأَسۡلَمَتۡ،

439. ‘Ubaidullah bin Isma’il telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Hisyam, dari ayahnya, dari ‘Aisyah: Bahwa ada seorang budak wanita hitam milik salah satu kabilah Arab. Mereka memerdekakannya, lalu budak itu masih tinggal bersama mereka.

Budak wanita itu berkata: Seorang perempuan kecil kabilah itu keluar dengan memakai syal merah dari kulit binatang berhias permata. ‘Aisyah berkata: Lalu dia meletakkannya atau syal itu terjatuh. Seekor burung elang melewati syal yang terjatuh itu. Burung itu mengiranya daging lalu menyambarnya.

‘Aisyah berkata: Orang-orang kabilah itu mencari-cari syal itu namun tidak menemukannya. Budak wanita itu berkata: Mereka menuduhku menyembunyikannya. ‘Aisyah berkata: Mereka mulai menggeledah, sampai menggeledah kubulnya.

Budak itu berkata: Demi Allah, sungguh aku masih berdiri bersama mereka ketika burung itu kembali lewat lalu melemparkan syal tersebut. Budak itu berkata: Syal itu jatuh di antara mereka. Budak itu berkata: Lalu aku katakan, “Ini yang kalian tuduh aku menyembunyikannya. Kalian meyakininya padahal aku berlepas diri dari perbuatan itu. Ini barang yang kalian tuduhkan.”

‘Aisyah berkata: Budak wanita itu lantas datang menemui Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—masuk Islam.

قَالَتۡ عَائِشَةُ: فَكَانَ لَهَا خِبَاءٌ فِي الۡمَسۡجِدِ أَوۡ حِفۡشٌ، قَالَتۡ: فَكَانَتۡ تَأۡتِينِي فَتَحَدَّثُ عِنۡدِي، قَالَتۡ: فَلَا تَجۡلِسُ عِنۡدِي مَجۡلِسًا، إِلَّا قَالَتۡ:

وَيَوۡمُ الۡوِشَاحِ مِنۡ تَعَاجِيبِ رَبِّنَا أَلَا إِنَّهُ مِنۡ بَلۡدَةِ الۡكُفۡرِ أَنۡجَانِي

قَالَتۡ عَائِشَةُ: فَقُلۡتُ لَهَا: مَا شَأۡنُكِ، لَا تَقۡعُدِينَ مَعِي مَقۡعَدًا إِلَّا قُلۡتِ هَٰذَا؟ قَالَتۡ: فَحَدَّثَتۡنِي بِهَٰذَا الۡحَدِيثِ. [الحديث ٤٣٩ – طرفه في: ٣٨٣٥].

‘Aisyah mengatakan: Dahulu budak wanita itu memiliki sebuah kemah atau bilik di dalam masjid. ‘Aisyah mengatakan: Dia biasa mendatangiku lalu bercerita di dekatku. ‘Aisyah berkata: Tidaklah dia duduk bermajelis di dekatku kecuali dia mengatakan, “Hari syal adalah di antara keajaiban dari Tuhan kita. Ketahuilah! Sungguh Dia telah menyelamatkanku dari negeri kufur.”

‘Aisyah berkata: Aku bertanya kepadanya, “Ada apa denganmu? Tidaklah engkau duduk bersamaku kecuali engkau pasti mengatakan ini?” ‘Aisyah berkata: Lalu dia menceritakan hadis ini kepadaku.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 435, 436, dan 437

٥٥ – بَابٌ
55. Bab


٤٣٥، ٤٣٦ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ قَالَ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ: أَخۡبَرَنِي عُبَيۡدُ اللهِ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُتۡبَةَ: أَنَّ عَائِشَةَ وَعَبۡدَ اللهِ بۡنَ عَبَّاسٍ قَالَا: لَمَّا نَزَلَ بِرَسُولِ اللهِ ﷺ، طَفِقَ يَطۡرَحُ خَمِيصَةً لَهُ عَلَى وَجۡهِهِ، فَإِذَا اغۡتَمَّ بِهَا كَشَفَهَا عَنۡ وَجۡهِهِ، فَقَالَ وَهُوَ كَذٰلِكَ: (لَعۡنَةُ اللهِ عَلَى الۡيَهُودِ وَالنَّصَارَى، اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنۡبِيَائِهِمۡ مَسَاجِدَ). يُحَذِّرُ مَا صَنَعُوا.

[الحديث ٤٣٥ – أطرافه في: ١٣٣٠، ١٣٩٠، ٣٤٥٣، ٣٤٥٤، ٤٤٤١، ٤٤٤٣، ٤٤٤٤].

[الحديث ٤٣٦ – أطرافه في: ٣٤٥٤، ٤٤٤٤، ٥٨١٦].

435, 436. Abu Al-Yaman telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri: ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah bin ‘Utbah mengabarkan kepadaku: Bahwa ‘Aisyah dan ‘Abdullah bin ‘Abbas mengatakan:

Ketika Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—akan wafat, beliau menutupkan pakaiannya ke atas wajahnya. Apabila beliau merasa gerah karenanya, beliau membuka pakaian tersebut dari wajahnya. Beliau bersabda ketika dalam keadaan demikian, “Laknat Allah terhadap orang-orang Yahudi dan Nasrani. Mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.” Beliau memperingatkan dari perbuatan mereka.

٤٣٧ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مَسۡلَمَةَ، عَنۡ مَالِكٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ الۡمُسَيَّبِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (قَاتَلَ اللهُ الۡيَهُودَ، اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنۡبِيَائِهِمۡ مَسَاجِدَ). [الحديث ٤٣٧ – أطرافه في: ٣٤٥٤، ٤٤٤٤، ٥٨١٦].

437. ‘Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada kami dari Malik, dari Ibnu Syihab, dari Sa’id bin Al-Musayyab, dari Abu Hurairah: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Semoga Allah memerangi orang-orang Yahudi. Mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 434

٥٤ - بَابُ الصَّلَاةِ فِي الۡبِيعَةِ
54. Bab salat di dalam gereja


وَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: إِنَّا لَا نَدۡخُلُ كَنَائِسَكُمۡ مِنۡ أَجۡلِ التَّمَاثِيلِ الَّتِي فِيهَا الصُّوَرَ.

وَكَانَ ابۡنُ عَبَّاسٍ يُصَلِّي فِي الۡبِيعَةِ، إِلَّا بِيعَةً فِيهَا تَمَاثِيلُ.

‘Umar—radhiyallahu ‘anhu—mengatakan, “Sesungguhnya kami tidak mau masuk ke gereja-gereja kalian karena adanya gambar-gambar di dalamnya.”

Dahulu Ibnu ‘Abbas pernah salat di dalam gereja kecuali gereja yang di dalamnya ada gambar-gambar.

٤٣٤ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ قَالَ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدَةُ، عَنۡ هِشَامِ بۡنِ عُرۡوَةَ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ عَائِشَةَ: أَنَّ أُمَّ سَلَمَةَ ذَكَرَتۡ لِرَسُولِ اللهِ ﷺ كَنِيسَةً رَأَتۡهَا بِأَرۡضِ الۡحَبَشَةِ، يُقَالُ لَهَا: مَارِيَةُ، فَذَكَرَتۡ لَهُ مَا رَأَتۡ فِيهَا مِنَ الصُّوَرِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أُولَٰئِكَ قَوۡمٌ إِذَا مَاتَ فِيهِمُ الۡعَبۡدُ الصَّالِحُ - أَوِ الرَّجُلُ الصَّالِحُ - بَنَوۡا عَلَى قَبۡرِهِ مَسۡجِدًا، وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلۡكَ الصُّوَرَ، أُولَٰئِكَ شِرَارُ الۡخَلۡقِ عِنۡدَ اللهِ). [طرفه في: ٤٢٧].

434. Muhammad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdah mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya, dari ‘Aisyah: Bahwa Umu Salamah menyebutkan kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sebuah gereja yang dia lihat di negeri Habasyah yang diberi nama Mariyah. Umu Salamah menceritakan gambar-gambar yang dia lihat di dalam gereja kepada beliau. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Mereka itu adalah suatu kaum yang apabila ada hamba saleh atau orang saleh di kalangan mereka yang meninggal, mereka membangun masjid (tempat ibadah) di atas kuburnya dan mereka menggambar gambar-gambar tersebut di dalamnya. Mereka itu adalah sejelek-jelek makhluk di sisi Allah.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 433

٥٣ - بَابُ الصَّلَاةِ فِي مَوَاضِعِ الۡخَسۡفِ وَالۡعَذَابِ
53. Bab salat di tempat-tempat yang pernah Allah benamkan dan turunkan azab


وَيُذۡكَرُ أَنَّ عَلِيًّا رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ كَرِهَ الصَّلَاةَ بِخَسۡفِ بَابِلَ.

Disebutkan bahwa ‘Ali—radhiyallahu ‘anhu—membenci salat di tempat yang pernah Allah benamkan di daerah Babil.

٤٣٣ - حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ دِينَارٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (لَا تَدۡخُلُوا عَلَى هَٰؤُلَاءِ الۡمُعَذَّبِينَ إِلَّا أَنۡ تَكُونُوا بَاكِينَ، فَإِنۡ لَمۡ تَكُونُوا بَاكِينَ فَلَا تَدۡخُلُوا عَلَيۡهِمۡ، لَا يُصِيبُكُمۡ مَا أَصَابَهُمۡ). [الحديث ٤٣٣ – أطرفه في: ٣٣٨٠، ٣٣٨١، ٤٤١٩، ٤٤٢٠، ٤٧٠٢].

433. Isma’il bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik menceritakan kepadaku dari ‘Abdullah bin Dinar, dari ‘Abdullah bin ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Janganlah kalian masuk ke tempat orang-orang yang diazab itu kecuali kalian menangis! Jika kalian tidak menangis, janganlah kalian masuk ke tempat mereka, agar azab yang telah menimpa mereka tidak menimpa kalian.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 432

٥٢ - بَابُ كَرَاهِيَةِ الصَّلَاةِ فِي الۡمَقَابِرِ
52. Bab dibencinya salat di pekuburan


٤٣٢ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ قَالَ: أَخۡبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (اجۡعَلُوا فِي بُيُوتِكُمۡ مِنۡ صَلَاتِكُمۡ، وَلَا تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا).

[الحديث ٤٣٢ – طرفه في: ١١٨٧].

432. Musaddad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yahya menceritakan kepada kami dari ‘Ubaidullah. Beliau berkata: Nafi’ mengabarkan kepadaku dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Lakukan sebagian salat kalian di rumah-rumah kalian! Jangan kalian jadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan!”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 430

٥٠ - بَابُ الصَّلَاةِ فِي مَوَاضِعِ الۡإِبِلِ
50. Bab salat di tempat-tempat unta


٤٣٠ - حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بۡنُ الۡفَضۡلِ قَالَ: أَخۡبَرَنَا سُلَيۡمَانُ بۡنُ حَيَّانَ قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ، عَنۡ نَافِعٍ قَالَ: رَأَيۡتُ ابۡنَ عُمَرَ يُصَلِّي إِلَى بَعِيرِهِ، وَقَالَ: رَأَيۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَفۡعَلُهُ.

[الحديث ٤٣٠ – طرفه في: ٥٠٧].

430. Shadaqah bin Al-Fadhl telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Sulaiman bin Hayyan mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: ‘Ubaidullah menceritakan kepada kami dari Nafi’. Beliau mengatakan: Aku melihat Ibnu ‘Umar salat menghadap untanya dan mengatakan, “Aku pernah melihat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melakukannya.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 427

٤٨ - بَابٌ هَلۡ تُنۡبَشُ قُبُورُ مُشۡرِكِي الۡجَاهِلِيَّةِ، وَيُتَّخَذُ مَكَانُهَا مَسَاجِدَ؟
48. Bab apakah kuburan orang-orang musyrik boleh dibongkar dan tempatnya dijadikan masjid?


لِقَوۡلِ النَّبِيِّ ﷺ: (لَعَنَ اللهُ الۡيَهُودَ، اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنۡبِيَائِهِمۡ مَسَاجِدَ). وَمَا يُكۡرَهُ مِنَ الصَّلَاةِ فِي الۡقُبُورِ.

Berdasarkan sabda Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Semoga Allah melaknat orang-orang Yahudi. Mereka menjadikan kubur para nabi mereka sebagai masjid.” Juga bab dibencinya salat di kuburan.

وَرَأَى عُمَرُ أَنَسَ بۡنَ مَالِكٍ يُصَلِّي عِنۡدَ قَبۡرٍ، فَقَالَ: الۡقَبۡرَ الۡقَبۡرَ، وَلَمۡ يَأۡمُرۡهُ بِالۡإِعَادَةِ.

‘Umar melihat Anas bin Malik salat di dekat kuburan, lalu ‘Umar berkata, “Awas kuburan! Awas kuburan!” ‘Umar tidak menyuruh Anas untuk mengulangi salatnya.

٤٢٧ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّى قَالَ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى، عَنۡ هِشَامٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي أَبِي، عَنۡ عَائِشَةَ: أَنَّ أُمَّ حَبِيبَةَ وَأُمَّ سَلَمَةَ، ذَكَرَتَا كَنِيسَةً رَأَيۡنَهَا بِالۡحَبَشَةِ، فِيهَا تَصَاوِيرُ، فَذَكَرَتَا لِلنَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: (إِنَّ أُولَئِكَ، إِذَا كَانَ فِيهِمُ الرَّجُلُ الصَّالِحُ فَمَاتَ، بَنَوۡا عَلَى قَبۡرِهِ مَسۡجِدًا وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلۡكَ الصُّوَرَ، فَأُولَئِكَ شِرَارُ الۡخَلۡقِ عِنۡدَ اللهِ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ).

[الحديث ٤٢٧ – أطرافه في: ٤٣٤، ١٣٤١، ٣٨٧٣].

427. Muhammad bin Al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yahya menceritakan kepada kami dari Hisyam. Beliau berkata: Ayahku mengabarkan kepadaku dari ‘Aisyah: Bahwa Umu Habibah dan Umu Salamah menyebutkan sebuah gereja yang telah mereka lihat di Habasyah. Di dalamnya ada gambar-gambar. Keduanya menyebutkan kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

Nabi bersabda, “Sesungguhnya mereka itu, apabila ada seorang yang saleh di antara mereka yang meninggal, mereka membangun masjid di atas kuburnya dan mereka menggambar gambar-gambar itu di dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah pada hari kiamat.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 423

٤٤ – بَابُ الۡقَضَاءِ وَاللِّعَانِ فِي الۡمَسۡجِدِ
44. Bab penetapan hukum dan lian di dalam masjid


٤٢٣ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى قَالَ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ الرَّزَّاقِ قَالَ: أَخۡبَرَنَا ابۡنُ جُرَيۡجٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي ابۡنُ شِهَابٍ، عَنۡ سَهۡلِ بۡنِ سَعۡدٍ، أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ: أَرَأَيۡتَ رَجُلًا وَجَدَ مَعَ امۡرَأَتِهِ رَجُلًا، أَيَقۡتُلُهُ؟ فَتَلَاعَنَا فِي الۡمَسۡجِدِ، وَأَنَا شَاهِدٌ.

[الحديث ٤٢٣ – أطرافه في: ٤٧٤٥، ٤٧٤٦، ٥٢٥٩، ٥٣٠٨، ٥٣٠٩، ٦٨٥٤، ٧١٦٥، ٧١٦٦، ٧٣٠٤].

423. Yahya telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdurrazzaq mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu Syihab mengabarkan kepadaku dari Sahl bin Sa’d bahwa ada seorang lelaki yang mengatakan, “Wahai Rasulullah, apa pandanganmu apabila ada suami memergoki seorang pria yang (berzina) bersama istri si suami, apakah si suami itu boleh membunuh pria tersebut?”

Lalu kedua suami istri itu melakukan lian di dalam masjid, sementara aku menyaksikannya.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 422

٤٣ - بَابُ مَنۡ دَعَا لِطَعَامٍ فِي الۡمَسۡجِدِ وَمَنۡ أَجَابَ فِيهِ
43. Bab barang siapa di dalam masjid mengundang makan dan barang siapa yang menyambut undangan tersebut


٤٢٢ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ إِسۡحَاقَ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ: سَمِعَ أَنَسًا قَالَ: وَجَدۡتُ النَّبِيَّ ﷺ فِي الۡمَسۡجِدِ مَعَهُ نَاسٌ، فَقُمۡتُ، فَقَالَ لِي: (آرۡسَلَكَ أَبُو طَلۡحَةَ؟). قُلۡتُ: نَعَمۡ، فَقَالَ: (لِطَعَامٍ؟). قُلۡتُ: نَعَمۡ، فَقَالَ لِمَنۡ مَعَهُ: (قُومُوا). فَانۡطَلَقَ وَانۡطَلَقۡتُ بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ. [الحديث ٤٢٢ – أطرافه في: ٣٥٧٨، ٥٣٨١، ٥٤٥٠، ٦٦٨٨].

422. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami dari Ishaq bin ‘Abdullah. Beliau mendengar Anas mengatakan:

Aku mendapati Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—di dalam masjid bersama orang-orang. Akupun berdiri.

Nabi bertanya kepadaku, “Apakah Abu Thalhah mengutusmu?”

Aku menjawab, “Iya.”

Nabi bertanya, “Untuk mengundang makan?”

Aku menjawab, “Iya.”

Nabi bersabda kepada orang-orang yang bersamanya, “Bangkitlah!”

Beliaupun berangkat dan aku berjalan di depan mereka.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 421

٤٢ - بَابُ الۡقِسۡمَةِ، وَتَعۡلِيقِ الۡقِنۡوِ فِي الۡمَسۡجِدِ
42. Bab pembagian di dalam masjid dan digantungkannya tangkai pohon kurma di dalam masjid


قَالَ أَبُو عَبۡدِ اللهِ: الۡقِنُو الۡعِذۡقُ، وَالۡاِثۡنَانِ قِنۡوَانِ، وَالۡجَمَاعَةُ أَيۡضًا قِنۡوَانٌ، مِثۡلَ صِنۡوٍ وَصِنۡوَانٍ.

Abu ‘Abdullah berkata: Qinw adalah ‘idzq (tangkai). Bentuk gandanya adalah qinwan. Bentuk jamaknya juga qinwan. Semisal pola shinw (padanan) dan shinwan.

٤٢١ - وَقَالَ إِبۡرَاهِيمُ: عَنۡ عَبۡدِ الۡعَزِيزِ بۡنِ صُهَيۡبٍ، عَنۡ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: أُتِيَ النَّبِيُّ ﷺ بِمَالٍ مِنَ الۡبَحۡرَيۡنِ، فَقَالَ: (انۡثُرُوهُ فِي الۡمَسۡجِدِ). وَكَانَ أَكۡثَرَ مَالٍ أُتِيَ بِهِ رَسُولُ اللهِ ﷺ، فَخَرَجَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِلَى الصَّلَاةِ وَلَمۡ يَلۡتَفِتۡ إِلَيۡهِ، فَلَمَّا قَضَى الصَّلَاةَ جَاءَ فَجَلَسَ إِلَيۡهِ، فَمَا كَانَ يَرَى أَحَدًا إِلَّا أَعۡطَاهُ، إِذۡ جَاءَهُ الۡعَبَّاسُ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَعۡطِنِي، فَإِنِّي فَادَيۡتُ نَفۡسِي وَفَادَيۡتُ عَقِيلًا، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (خُذۡ). فَحَثَا فِي ثَوۡبِهِ، ثُمَّ ذَهَبَ يُقِلُّهُ فَلَمۡ يَسۡتَطِعۡ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أُؤۡمُرۡ بَعۡضَهُمۡ يَرۡفَعُهُ إِلَىَّ، قَالَ: (لَا). قَالَ: فَارۡفَعۡهُ أَنۡتَ عَلَيَّ، قَالَ: (لَا). فَنَثَرَ مِنۡهُ، ثُمَّ ذَهَبَ يُقِلُّهُ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أُؤۡمُرۡ بَعۡضَهُمۡ يَرۡفَعۡهُ عَلَيَّ، قَالَ: (لَا). قَالَ: فَارۡفَعۡهُ أَنۡتَ عَلَيَّ، قَالَ: (لَا). فَنَثَرَ مِنۡهُ، ثُمَّ احۡتَمَلَهُ، فَأَلۡقَاهُ عَلَى كَاهِلِهِ، ثُمَّ انۡطَلَقَ، فَمَا زَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يُتۡبِعُهُ بَصَرَهُ حَتَّى خَفِيَ عَلَيۡنَا، عَجَبًا مِنۡ حِرۡصِهِ، فَمَا قَامَ رَسُولُ اللهِ ﷺ وَثَمَّ مِنۡهَا دِرۡهَمٌ.

[الحديث ٤٢١ – طرفاه في: ٣٠٤٩، ٣١٦٥].

421. Ibrahim berkata: Dari ‘Abdul ‘Aziz bin Shuhaib, dari Anas—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Ada yang membawa harta dari Bahrain kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Letakkan itu di dalam masjid!”

Harta itu adalah harta terbanyak yang dibawa kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—keluar salat dan beliau tidak menoleh ke harta itu. Ketika beliau selesai salat, beliau datang dan duduk di tempat harta itu. Tidaklah beliau melihat seseorang kecuali beliau memberinya.

Tiba-tiba Al-‘Abbas datang seraya berkata, “Wahai Rasulullah, berilah aku! Karena aku telah menebus diriku dan menebus ‘Aqil.”

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda kepadanya, “Ambillah!”

Al-‘Abbas mengambil harta tersebut ke dalam pakaiannya, lalu beliau mencoba mengangkatnya namun tidak mampu. Al-‘Abbas berkata, “Wahai Rasulullah, perintahkan sebagian mereka agar mengangkatkannya ke pikulanku.”

Rasulullah bersabda, “Tidak.”

Al-‘Abbas berkata, “Kalau begitu, tolong engkau angkatkan itu ke pikulanku.”

Rasulullah bersabda, “Tidak.”

Al-‘Abbas pun mencecerkan sebagiannya kemudian menggendongnya, kemudian beliau memikulnya di atas punggungnya. Kemudian Al-‘Abbas pergi. Pandangan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—terus mengikuti kepergian Al-‘Abbas hingga dia tidak terlihat oleh kami. Rasulullah heran akan semangatnya.

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tidaklah berdiri dalam keadaan masih ada dirham di situ.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 420

٤١ - بَابُ هَلۡ يُقَالُ مَسۡجِدُ بَنِي فُلَانٍ؟
41. Bab apakah boleh dikatakan Masjid bani Polan?


٤٢٠ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ سَابَقَ بَيۡنَ الۡخَيۡلِ الَّتِي أُضۡمِرَتۡ مِنَ الۡحَفۡيَاءِ، وَأَمَدُهَا ثَنِيَّةُ الۡوَدَاعِ، وَسَابَقَ بَيۡنَ الۡخَيۡلِ الَّتِي لَمۡ تُضۡمَرۡ مِنَ الثَّنِيَّةِ إِلَى مَسۡجِدِ بَنِي زُرَيۡقٍ، وَأَنَّ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ عُمَرَ كَانَ فِيمَنۡ سَابَقَ بِهَا.

[الحديث ٤٢٠ – أطرافه في: ٢٨٦٨، ٢٨٦٩، ٢٨٧٠، ٧٣٣٦].

420. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi’, dari ‘Abdullah bin ‘Umar: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengadakan perlombaan antara kuda-kuda yang terlatih mulai dari Hafya` dan berakhir di Tsaniyyah Al-Wada’. Beliau juga memperlombakan antara kuda-kuda yang belum dilatih mulai dari Tsaniyyah sampai masjid bani Zuraiq.

Sesungguhnya ‘Abdullah bin ‘Umar termasuk yang mengikuti perlombaan itu.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 418 dan 419

٤٠ - بَابُ عِظَةِ الۡإِمَامِ النَّاسَ فِي إِتۡمَامِ الصَّلَاةِ وَذِكۡرِ الۡقِبۡلَةِ
40. Bab nasihat imam kepada manusia untuk menyempurnakan salat dan bab penyebutan kiblat


٤١٨ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الۡأَعۡرَجِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (هَلۡ تَرَوۡنَ قِبۡلَتِي هَا هُنَا؟ فَوَاللهِ مَا يَخۡفَى عَلَىَّ خُشُوعُكُمۡ وَلَا رُكُوعُكُمۡ، إِنِّي لَأَرَاكُمۡ مِنۡ وَرَاءِ ظَهۡرِي).

[الحديث ٤١٨ – طرفه في: ٧٤١].

418. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik mengabarkan kepada kami dari Abu Az-Zinad, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apakah kalian menyangka aku hanya bisa melihat ke arah kiblat saja (ketika salat)? Demi Allah, khusyuk dan rukuk kalian tidak tersembunyi dariku. Sesungguhnya aku benar-benar melihat kalian dari belakang punggungku.”

٤١٩ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ صَالِحٍ قَالَ: حَدَّثَنَا فُلَيۡحُ بۡنُ سُلَيۡمَانَ، عَنۡ هِلَالِ بۡنِ عَلِيٍّ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ قَالَ: صَلَّى بِنَا النَّبِيُّ ﷺ صَلَاةً، ثُمَّ رَقِيَ الۡمِنۡبَرَ، فَقَالَ فِي الصَّلَاةِ وَفِي الرُّكُوعِ: (إِنِّي لَأَرَاكُمۡ مِنۡ وَرَائِي كَمَا أَرَاكُمۡ).

[الحديث ٤١٩ – طرفاه في: ٧٤٢، ٦٦٤٤].

419. Yahya bin Shalih telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Fulaih bin Sulaiman menceritakan kepada kami dari Hilal bin ‘Ali, dari Anas bin Malik. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—salat mengimami kami kemudian beliau naik mimbar. Beliau mengatakan tentang keadaan beliau ketika salat dan ketika rukuk, “Sesungguhnya aku benar-benar bisa melihat kalian dari arah belakangku sebagaimana aku melihat kalian sekarang.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 416

٣٨ - بَابُ دَفۡنِ النُّخَامَةِ فِي الۡمَسۡجِدِ
38. Bab memendam ludah di dalam masjid


٤١٦ - حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ نَصۡرٍ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّزَّاقِ، عَنۡ مَعۡمَرٍ، عَنۡ هَمَّامٍ: سَمِعَ أَبَا هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (إِذَا قَامَ أَحَدُكُمۡ إِلَى الصَّلَاةِ، فَلَا يَبۡصُقۡ أَمَامَهُ، فَإِنَّمَا يُنَاجِي اللهَ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ، وَلَا عَنۡ يَمِينِهِ، فَإِنَّ عَنۡ يَمِينِهِ مَلَكًا، وَلۡيَبۡصُقۡ عَنۡ يَسَارِهِ، أَوۡ تَحۡتَ قَدَمِهِ، فَيَدۡفِنُهَا). [طرفه في: ٤٠٨].

416. Ishaq bin Nashr telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdurrazzaq menceritakan kepada kami dari Ma’mar, dari Hammam. Beliau mendengar Abu Hurairah dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Apabila salah seorang kalian berdiri salat, janganlah dia meludah ke depannya karena dia sedang bermunajat kepada Allah selama dia di tempat salatnya. Jangan pula meludah ke samping kanannya karena ada malaikat di samping kanannya. Silakan meludah ke samping kiri atau ke bawah kakinya, lalu dia memendamnya (setelah salat).”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 415

٣٧ - بَابُ كَفَّارَةِ الۡبُزَاقِ فِي الۡمَسۡجِدِ
37. Bab kafarat mendahak di dalam masjid


٤١٥ - حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: حَدَّثَنَا قَتَادَةُ قَالَ: سَمِعۡتُ أَنَسَ بۡنَ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (الۡبُزَاقُ فِي الۡمَسۡجِدِ خَطِيئَةٌ، وَكَفَّارَتُهَا دَفۡنُهَا).

415. Adam telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Qatadah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aku mendengar Anas bin Malik mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Mendahak di dalam masjid merupakan suatu kesalahan dan kafaratnya adalah memendam dahak tersebut.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 414

٤١٤ - حَدَّثَنَا عَلِيٌّ قَالَ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ: حَدَّثَنَا الزُّهۡرِيُّ، عَنۡ حُمَيۡدِ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ، عَنۡ أَبِي سَعِيدٍ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ أَبۡصَرَ نُخَامَةً فِي قِبۡلَةِ الۡمَسۡجِدِ، فَحَكَّهَا بِحَصَاةٍ، ثُمَّ نَهَى أَنۡ يَبۡزُقَ الرَّجُلُ بَيۡنَ يَدَيۡهِ، أَوۡ عَنۡ يَمِينِهِ، وَلَكِنۡ عَنۡ يَسَارِهِ، أَوۡ تَحۡتَ قَدَمِهِ الۡيُسۡرَى. وَعَنِ الزُّهۡرِيِّ، سَمِعَ حُمَيۡدًا، عَنۡ أَبِي سَعِيدٍ: نَحۡوَهُ. [طرفه في: ٤٠٩].

414. ‘Ali telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Sufyan menceritakan kepada kami: Az-Zuhri menceritakan kepada kami dari Humaid bin ‘Abdurrahman, dari Abu Sa’id: Bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melihat ludah di kiblat masjid. Beliau mengikisnya menggunakan kerikil kemudian beliau melarang seseorang meludah ke depannya atau ke samping kanan. Tetapi beliau mempersilakan ke samping kirinya atau ke bawah kaki kirinya.

Dan dari Az-Zuhri. Beliau mendengar Humaid dari Abu Sa’id semisal hadis tersebut.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 410 dan 411

٣٥ - بَابٌ لَا يَبۡصُقۡ عَنۡ يَمِينِهِ فِي الصَّلَاةِ
35. Bab jangan meludah ke samping kanan ketika salat


٤١٠، ٤١١ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ بُكَيۡرٍ قَالَ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ عُقَيۡلٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ حُمَيۡدِ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ: أَنَّ أَبَا هُرَيۡرَةَ، وَأَبَا سَعِيدٍ أَخۡبَرَاهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ رَأَى نُخَامَةً فِي حَائِطِ الۡمَسۡجِدِ، فَتَنَاوَلَ رَسُولُ اللهِ ﷺ حَصَاةً فَحَتَّهَا، ثُمَّ قَالَ: (إِذَا تَنَخَّمَ أَحَدُكُمۡ، فَلَا يَتَنَخَّمۡ قِبَلَ وَجۡهِهِ، وَلَا عَنۡ يَمِينِهِ، وَلۡيَبۡصُقۡ عَنۡ يَسَارِهِ، أَوۡ تَحۡتَ قَدَمِهِ الۡيُسۡرَى). [طرفه في: ٤٠٨، ٤٠٩].

410, 411. Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Al-Laits menceritakan kepada kami dari ‘Uqail, dari Ibnu Syihab, dari Humaid bin ‘Abdurrahman: Bahwa Abu Hurairah dan Abu Sa’id mengabarkan kepadanya: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melihat ada ludah di sebagian tembok masjid. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengambil kerikil lalu mengikis ludah itu. Kemudian beliau bersabda, “Apabila salah seorang kalian meludah, dia tidak boleh meludah ke arah depannya. Tidak boleh pula meludah ke samping kanan. Silakan meludah ke samping kiri atau ke bawah kaki kirinya.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 408 dan 409

٣٤ - بَابُ حَكِّ الۡمُخَاطِ بِالۡحَصَى مِنَ الۡمَسۡجِدِ
34. Bab mengikis ingus yang menempel di bagian masjid menggunakan kerikil


٤٠٨، ٤٠٩ - حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا إِبۡرَاهِيمُ بۡنُ سَعۡدٍ: أَخۡبَرَنَا ابۡنُ شِهَابٍ، عَنۡ حُمَيۡدِ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ: أَنَّ أَبَا هُرَيۡرَةَ وَأَبَا سَعِيدٍ حَدَّثَاهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ رَأَى نُخَامَةً فِي جِدَارِ الۡمَسۡجِدِ، فَتَنَاوَلَ حَصَاةً فَحَكَّهَا، فَقَالَ: (إِذَا تَنَخَّمَ أَحَدُكُمۡ، فَلَا يَتَنَخَّمَنَّ قِبَلَ وَجۡهِهِ، وَلَا عَنۡ يَمِينِهِ، وَلۡيَبۡصُقۡ عَنۡ يَسَارِهِ، أَوۡ تَحۡتَ قَدَمِهِ الۡيُسۡرَى). [الحديث ٤٠٨ – أطرافه في: ٤١٠، ٤١١، ٤١٤، ٤١٦].

408, 409. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ibrahim bin Sa’d mengabarkan kepada kami: Ibnu Syihab mengabarkan kepada kami dari Humaid bin ‘Abdurrahman: Bahwa Abu Hurairah dan Abu Sa’id menceritakan kepadanya: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melihat ada ludah di dinding masjid. Beliau mengambil kerikil lalu mengikisnya, kemudian bersabda, “Jika salah seorang kalian meludah, jangan sekali-kali meludah ke arah depannya! Jangan pula ke samping kanan! Silakan meludah ke samping kiri atau ke bawah kaki kirinya.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 406 dan 407

٤٠٦ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ رَأَى بُصَاقًا فِي جِدَارِ الۡقِبۡلَةِ، فَحَكَّهُ، ثُمَّ أَقۡبَلَ عَلَى النَّاسِ فَقَالَ: (إِذَا كَانَ أَحَدُكُمۡ يُصَلِّي، فَلَا يَبۡصُقۡ قِبَلَ وَجۡهِهِ، فَإِنَّ اللهَ قِبَلَ وَجۡهِهِ إِذَا صَلَّى).

[الحديث ٤٠٦ – أطرافه في: ٧٥٣، ١٢١٣، ٦١١١].

406. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi’, dari ‘Abdullah bin ‘Umar: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melihat ada dahak di dinding kiblat. Beliau mengikisnya, kemudian menghadap manusia seraya bersabda, “Apabila salah seorang kalian sedang salat, dia tidak boleh meludah ke arah depannya, karena Allah di arah depannya ketika dia sedang salat.”

٤٠٧ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ هِشَامِ بۡنِ عُرۡوَةَ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ عَائِشَةَ أُمِّ الۡمُؤۡمِنِينَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ رَأَى فِي جِدَارِ الۡقِبۡلَةِ مُخَاطًا، أَوۡ بُصَاقًا، أَوۡ نُخَامَةً، فَحَكَّهُ.

407. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya, dari ‘Aisyah ibunda kaum mukminin: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melihat di dinding kiblat ada ingus, atau dahak, atau ludah. Beliau lalu mengikisnya.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 402 dan 403

٣٢ - بَابُ مَا جَاءَ فِي الۡقِبۡلَةِ، وَمَنۡ لَا يَرَى الۡإِعَادَةَ عَلَى مَنۡ سَهَا فَصَلَّى إِلَى غَيۡرِ الۡقِبۡلَةِ
32. Bab riwayat tentang kiblat dan barang siapa yang tidak berpendapat mengulangi salat bagi siapa saja yang lupa sehingga dia salat menghadap ke selain kiblat


وَقَدۡ سَلَّمَ النَّبِيُّ ﷺ فِي رَكۡعَتَيِ الظُّهۡرِ، وَأَقۡبَلَ عَلَى النَّاسِ بِوَجۡهِهِ، ثُمَّ أَتَمَّ مَا بَقِيَ.

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah salam ketika baru dua rakaat salat Zuhur. Beliau menghadapkan wajahnya kepada manusia, kemudian beliau menyempurnakan rakaat yang tersisa.

٤٠٢ - حَدَّثَنَا عَمۡرُو بۡنُ عَوۡنٍ قَالَ: حَدَّثَنَا هُشَيۡمٌ، عَنۡ حُمَيۡدٍ، عَنۡ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ عُمَرُ: وَافَقۡتُ رَبِّي فِي ثَلَاثٍ، فَقُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، لَوِ اتَّخَذۡنَا مِنۡ مَقَامِ إِبۡرَاهِيمَ مُصَلًّى، فَنَزَلَتۡ: ﴿وَاتَّخِذُوا مِنۡ مَقَامِ إِبۡرَاهِيمَ مُصَلًّى﴾ [البقرة: ١٢٥]، وَآيَةُ الۡحِجَابِ، قُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، لَوۡ أَمَرۡتَ نِسَاءَكَ أَنۡ يَحۡتَجِبۡنَ، فَإِنَّهُ يُكَلِّمُهُنَّ الۡبَرُّ وَالۡفَاجِرُ، فَنَزَلَتۡ آيَةُ الۡحِجَابِ، وَاجۡتَمَعَ نِسَاءُ النَّبِيِّ ﷺ فِي الۡغَيۡرَةِ عَلَيۡهِ، فَقُلۡتُ لَهُنَّ: عَسَى رَبُّهُ إِنۡ طَلَّقَكُنَّ أَنۡ يُبَدِّلَهُ أَزۡوَاجًا خَيۡرًا مِنۡكُنَّ، فَنَزَلَتۡ هَٰذِهِ الۡآيَةُ [التحريم: ٥].

[الحديث ٤٠٢ – أطرافه في: ٤٤٨٣، ٤٧٩٠، ٤٩١٦].

402. ‘Amr bin ‘Aun telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Husyaim menceritakan kepada kami dari Humaid, dari Anas. Beliau berkata: ‘Umar berkata:

Aku telah bersesuaian dengan Tuhanku dalam tiga perkara. Aku berkata, “Wahai Rasulullah, andai kita menjadikan sebagian makam Ibrahim (batu tempat pijakan Nabi Ibrahim ketika membangun Kakbah) ini sebagai tempat salat.” Turunlah ayat, “Jadikan sebagian makam Ibrahim tempat salat!” (QS. Al-Baqarah: 125).

Juga ayat hijab. Aku berkata, “Wahai Rasulullah, andai engkau memerintahkan istri-istrimu untuk berhijab karena orang yang baik dan orang yang jahat berbicara kepada mereka.” Ayat hijabpun turun.

Para istri Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkumpul ketika terjadi kecemburuan terhadap beliau. Aku berkata kepada mereka, “Jika beliau menceraikan kalian, semoga Allah menggantikan untuk beliau istri-istri yang lebih baik daripada kalian.” Turunlah surah At-Tahrim ayat 5.

حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي مَرۡيَمَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا يَحۡيَى بۡنُ أَيُّوبَ قَالَ: حَدَّثَنِي حُمَيۡدٌ قَالَ: سَمِعۡتُ أَنَسًا بِهَٰذَا.

Ibnu Abu Maryam telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yahya bin Ayyub mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Humaid menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Aku mendengar Anas menceritakan hadis ini.

٤٠٣ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكُ بۡنُ أَنَسٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ دِينَارٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ قَالَ: بَيۡنَا النَّاسُ بِقُبَاءٍ فِي صَلَاةِ الصُّبۡحِ، إِذۡ جَاءَهُمۡ آتٍ فَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَدۡ أُنۡزِلَ عَلَيۡهِ اللَّيۡلَةَ قُرۡآنٌ، وَقَدۡ أُمِرَ أَنۡ يَسۡتَقۡبِلَ الۡكَعۡبَةَ، فَاسۡتَقۡبِلُوهَا، وَكَانَتۡ وُجُوهُهُمۡ إِلَى الشَّأۡمِ، فَاسۡتَدَارُوا إِلَى الۡكَعۡبَةِ.

[الحديث ٤٠٣ – أطرافه في: ٤٤٨٨، ٤٤٩٠، ٤٤٩١، ٤٤٩٣، ٤٤٩٤، ٧٢٥١].

403. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik bin Anas mengabarkan kepada kami dari ‘Abdullah bin Dinar, dari ‘Abdullah bin ‘Umar. Beliau mengatakan: Ketika kaum muslimin sedang salat Subuh di masjid Quba`, tiba-tiba ada yang datang kepada mereka seraya mengatakan: Sesungguhnya tadi malam, wahyu turun kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau telah diperintahkan untuk menghadap kiblat. Jadi, menghadaplah kalian ke kiblat! Ketika itu wajah-wajah mereka menghadap ke Syam, lalu merekapun berputar ke arah Kakbah.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 400 dan 401

٤٠٠ - حَدَّثَنَا مُسۡلِمٌ قَالَ: حَدَّثَنَا هِشَامٌ قَالَ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ، عَنۡ جَابِرٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيۡثُ تَوَجَّهَتۡ، فَإِذَا أَرَادَ الۡفَرِيضَةَ، نَزَلَ فَاسۡتَقۡبَلَ الۡقِبۡلَةَ. [الحديث ٤٠٠ – أطرافه في: ١٠٩٤، ١٠٩٩، ٤١٤٠].

400. Muslim telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Hisyam menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yahya bin Abu Katsir menceritakan kepada kami dari Muhammad bin ‘Abdurrahman, dari Jabir. Beliau mengatakan: Dahulu Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah salat (sunah) di atas hewan tunggangannya ke mana saja hewan itu menghadap. Apabila beliau hendak salat fardu, beliau turun lalu menghadap kiblat.

٤٠١ - حَدَّثَنَا عُثۡمَانُ قَالَ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنۡ مَنۡصُورٍ، عَنۡ إِبۡرَاهِيمَ، عَنۡ عَلۡقَمَةَ قَالَ: قَالَ عَبۡدُ اللهِ: صَلَّى النَّبِيُّ ﷺ - قَالَ إِبۡرَاهِيمُ: لَا أَدۡرِي زَادَ أَوۡ نَقَصَ - فَلَمَّا سَلَّمَ قِيلَ لَهُ: يَا رَسُولَ اللهِ أَحَدَثَ فِي الصَّلَاةِ شَىۡءٌ؟ قَالَ: (وَمَا ذَاكَ؟) قَالُوا: صَلَّيۡتَ كَذَا وَكَذَا، فَثَنَى رِجۡلَيۡهِ، وَاسۡتَقۡبَلَ الۡقِبۡلَةَ، وَسَجَدَ سَجۡدَتَيۡنِ، ثُمَّ سَلَّمَ. فَلَمَّا أَقۡبَلَ عَلَيۡنَا بِوَجۡهِهِ قَالَ: (إِنَّهُ لَوۡ حَدَثَ فِي الصَّلَاةِ شَىۡءٌ لَنَبَّأۡتُكُمۡ بِهِ، وَلَكِنۡ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثۡلُكُمۡ، أَنۡسَى كَمَا تَنۡسَوۡنَ، فَإِذَا نَسِيتُ فَذَكِّرُونِي، وَإِذَا شَكَّ أَحَدُكُمۡ فِي صَلَاتِهِ، فَلۡيَتَحَرَّى الصَّوَابَ فَلۡيُتِمَّ عَلَيۡهِ، ثُمَّ يُسَلِّمۡ، ثُمَّ يَسۡجُدۡ سَجۡدَتَيۡنِ).

[الحديث ٤٠١ – أطرافه في: ٤٠٤، ١٢٢٦، ٦٦٧١، ٧٢٤٩].

401. ‘Utsman telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Ibrahim, dari ‘Alqamah. Beliau berkata: ‘Abdullah mengatakan:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—salat. Ibrahim (salah seorang rawi hadis ini) berkata: Aku tidak tahu beliau menambahi atau mengurangi (gerakan salat). Ketika Nabi telah salam, ada yang bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apa ada perubahan dalam salat ini?”

Nabi bersabda, “Apa yang terjadi?”

Para sahabat berkata, “Engkau tadi salat begini dan begini.”

Nabipun melipat kedua kakinya, menghadap kiblat, sujud dua kali, kemudian salam. Ketika beliau menghadapkan wajahnya kepada kami, beliau bersabda, “Kalaulah ada suatu perubahan dalam salat, tentu aku sudah memberitahukannya kepada kalian. Akan tetapi aku hanyalah seorang manusia seperti kalian. Aku bisa lupa sebagaimana kalian bisa lupa. Apabila aku lupa, ingatkan aku. Apabila salah seorang kalian ragu dalam salatnya, pilihlah yang dia anggap lebih benar, lalu selesaikan salat sesuai anggapan tersebut, kemudian dia salam lalu sujud dua kali.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 391, 392, dan 393

٢٨ - بَابُ فَضۡلِ اسۡتِقۡبَالِ الۡقِبۡلَةِ
28. Bab keutamaan menghadap kiblat


يَسۡتَقۡبِلُ بِأَطۡرَافِ رِجۡلَيۡهِ؛ قَالَهُ أَبُو حُمَيۡدٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

Seorang yang salat menghadapkan ujung jari kakinya (ke arah kiblat). Ini dikatakan oleh Abu Humaid, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

٣٩١ - حَدَّثَنَا عَمۡرُو بۡنُ عَبَّاسٍ قَالَ: حَدَّثَنَا ابۡنُ الۡمَهۡدِيِّ قَالَ: حَدَّثَنَا مَنۡصُورُ بۡنُ سَعۡدٍ، عَنۡ مَيۡمُونِ بۡنِ سِيَاهٍ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَنۡ صَلَّى صَلَاتَنَا وَاسۡتَقۡبَلَ قِبۡلَتَنَا، وَأَكَلَ ذَبِيحَتَنَا، فَذٰلِكَ الۡمُسۡلِمُ الَّذِي لَهُ ذِمَّةُ اللهِ وَذِمَّةُ رَسُولِهِ، فَلَا تُخۡفِرُوا اللهَ فِي ذِمَّتِهِ). [الحديث ٣٩١ – طرفاه في: ٣٩٢، ٣٩٣].

391. ‘Amr bin ‘Abbas telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu Al-Mahdi menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Manshur bin Sa’d menceritakan kepada kami dari Maimun bin Siyah, dari Anas bin Malik. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Siapa saja yang salat seperti salat kami, menghadap kiblat kami, dan memakan sembelihan kami, dia adalah seorang muslim yang berhak mendapatkan jaminan keamanan Allah dan jaminan Rasul-Nya. Janganlah kalian mengkhianati Allah dalam jaminan keamanan-Nya!”

٣٩٢ - حَدَّثَنَا نُعَيۡمٌ قَالَ: حَدَّثَنَا ابۡنُ الۡمُبَارَكِ، عَنۡ حُمَيۡدٍ الطَّوِيلِ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أُمِرۡتُ أَنۡ أُقَاتِلَ النَّاسَ، حَتَّى يَقُولُوا: لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللهُ، فَإِذَا قَالُوهَا، وَصَلَّوۡا صَلَاتَنَا، وَاسۡتَقۡبَلُوا قِبۡلَتَنَا، وَذَبَحُوا ذَبِيحَتَنَا، فَقَدۡ حَرُمَتۡ عَلَيۡنَا دِمَاؤُهُمۡ وَأَمۡوَالُهُمۡ، إِلَّا بِحَقِّهَا، وَحِسَابُهُمۡ عَلَى اللهِ). [طرفه في: ٣٩١].

392. Nu’aim telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu Al-Mubarak menceritakan kepada kami dari Humaid Ath-Thawil, dari Anas bin Malik. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Aku diperintah agar memerangi manusia agar mereka mengatakan: Laa ilaaha illallaah (Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah). Apabila mereka telah mengucapkannya, apabila mereka sudah salat seperti salat kami, menghadap kiblat kami, dan menyembelih seperti penyembelihan kami, darah dan harta mereka haram bagi kami kecuali dengan haknya. Adapun hisab mereka diserahkan kepada Allah.”

٣٩٣ - قَالَ ابۡنُ أَبِي مَرۡيَمَ: أَخۡبَرَنَا يَحۡيَى: حَدَّثَنَا حُمَيۡدٌ: حَدَّثَنَا أَنَسٌ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. وَقَالَ عَلِيُّ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ: حَدَّثَنَا خَالِدُ بۡنُ الۡحَارِثِ قَالَ: حَدَّثَنَا حُمَيۡدٌ قَالَ: سَأَلَ مَيۡمُونُ بۡنُ سِيَاهٍ أَنَسَ بۡنَ مَالِكٍ قَالَ: يَا أَبَا حَمۡزَةَ، مَا يُحَرِّمُ دَمَ الۡعَبۡدِ وَمَالَهُ؟ فَقَالَ: مَنۡ شَهِدَ أَنۡ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللهُ، وَاسۡتَقۡبَلَ قِبۡلَتَنَا، وَصَلَّى صَلَاتَنَا، وَأَكَلَ ذَبِيحَتَنَا، فَهُوَ الۡمُسۡلِمُ، لَهُ مَا لِلۡمُسۡلِمِ، وَعَلَيۡهِ مَا عَلَى الۡمُسۡلِمِ. [طرفه في: ٣٩١].

393. Ibnu Abu Maryam berkata: Yahya mengabarkan kepada kami: Humaid menceritakan kepada kami: Anas menceritakan kepada kami dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. ‘Ali bin ‘Abdullah berkata: Khalid bin Al-Harits menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Humaid menceritakan kepada kami. Beliau berkata:

Maimun bin Siyah bertanya kepada Anas bin Malik . Beliau berkata, “Wahai Abu Hamzah, apa yang bisa menjadikan darah dan harta hamba terlindungi (dalam Islam)?”

Anas menjawab, “Siapa saja yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah, menghadap kiblat kami, salat seperti salat kami, dan memakan sembelihan kami, dia adalah muslim. Dia punya hak sebagaimana hak seorang muslim dan dia punya kewajiban sebagaimana kewajiban seorang muslim.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 390

٢٧ - بَابٌ يُبۡدِي ضَبۡعَيۡهِ وَيُجَافِي فِي السُّجُودِ
27. Bab menampakkan kedua pangkal lengan bagian dalam dan merenggangkan ketika sujud


٣٩٠ - أَخۡبَرَنَا يَحۡيَى بۡنُ بُكَيۡرٍ: حَدَّثَنَا بَكۡرُ بۡنُ مُضَرَ، عَنۡ جَعۡفَرٍ، عَنِ ابۡنِ هُرۡمُزَ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ مَالِكٍ ابۡنِ بُحَيۡنَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ: كَانَ إِذَا صَلَّى فَرَّجَ بَيۡنَ يَدَيۡهِ حَتَّى يَبۡدُوَ بَيَاضُ إِبۡطَيۡهِ. وَقَالَ اللَّيۡثُ: حَدَّثَنِي جَعۡفَرُ بۡنُ رَبِيعَةَ: نَحۡوَهُ. [الحديث ٣٩٠ – طرفاه في: ٨٠٧، ٣٥٦٤].

390. Yahya bin Bukair telah mengabarkan kepada kami: Bakr bin Mudhar menceritakan kepada kami dari Ja’far, dari Ibnu Hurmuz, dari ‘Abdullah bin Malik putra Buhainah: Bahwa dahulu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—apabila salat, beliau merenggangkan kedua tangannya sampai terlihat putih kedua ketiaknya.

Al-Laits berkata: Ja’far bin Rabi’ah menceritakan kepadaku semisal itu.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 389

٢٦ - بَابٌ إِذَا لَمۡ يُتِمَّ السُّجُودَ
26. Bab apabila seseorang tidak menyempurnakan sujud


٣٨٩ – أَخۡبَرَنَا الصَّلۡتُ بۡنُ مُحَمَّدٍ: أَخۡبَرَنَا مَهۡدِيٌّ، عَنۡ وَاصِلٍ، عَنۡ أَبِي وَائِلٍ، عَنۡ حُذَيۡفَةَ: أَنَّهُ رَأَى رَجُلًا لَا يُتِمُّ رُكُوعَهُ وَلَا سُجُودَهُ، فَلَمَّا قَضَى صَلَاتَهُ، قَالَ لَهُ حُذَيۡفَةُ: مَا صَلَّيۡتَ – قَالَ: وَأَحۡسِبُهُ قَالَ – لَوۡ مُتَّ مُتَّ عَلَى غَيۡرِ سُنَّةِ مُحَمَّدٍ ﷺ. [الحديث ٣٨٩ – طرفاه في: ٧٩١، ٨٠٨].

389. Ash-Shalt bin Muhammad telah mengabarkan kepada kami: Mahdi mengabarkan kepada kami dari Washil, dari Abu Wa`il, dari Hudzaifah: Bahwa beliau melihat seseorang tidak melakukan rukuk dan sujud dengan sempurna. Ketika orang itu selesai salat, Hudzaifah berkata kepadanya, “Engkau belum salat.”

Abu Wa`il berkata: Aku mengira Hudzaifah berkata, “Andai engkau mati, engkau mati di atas selain sunah Nabi Muhammad—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 387

٢٥ - بَابُ الصَّلَاةِ فِي الۡخِفَافِ
25. Bab salat dengan memakai khuff (jenis sepatu yang menutupi mata kaki)


٣٨٧ – حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ قَالَ: سَمِعۡتُ إِبۡرَاهِيمَ يُحَدِّثُ: عَنۡ هَمَّامِ بۡنِ الۡحَارِثِ قَالَ: رَأَيۡتُ جَرِيرَ بۡنَ عَبۡدِ اللهِ بَالَ ثُمَّ تَوَضَّأَ، وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيۡهِ، ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى، فَسُئِلَ فَقَالَ: رَأَيۡتُ النَّبِيَّ ﷺ صَنَعَ مِثۡلَ هَٰذَا. قَالَ إِبۡرَاهِيمُ: فَكَانَ يُعۡجِبُهُمۡ، لِأَنَّ جَرِيرًا كَانَ مِنۡ آخِرِ مَنۡ أَسۡلَمَ.

387. Adam telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Al-A’masy. Beliau berkata: Aku mendengar Ibrahim menceritakan dari Hammam bin Al-Harits. Beliau berkata: Aku melihat Jarir bin ‘Abdullah kencing kemudian berwudu dan membasuh bagian atas khuff-nya. Kemudian beliau berdiri salat. Beliau ditanya. Beliaupun menjawab: Aku telah melihat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melakukan semisal ini.

Ibrahim berkata: Hadis Jarir mengherankan mereka karena Jarir termasuk sahabat yang akhir masuk Islam.