Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 6940

٦٩٤٠ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ بُكَيۡرٍ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ خَالِدِ بۡنِ يَزِيدَ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ أَبِي هِلَالٍ، عَنۡ هِلَالِ بۡنِ أُسَامَةَ: أَنَّ أَبَا سَلَمَةَ بۡنَ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ أَخۡبَرَهُ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يَدۡعُو فِي الصَّلَاةِ: (اللّٰهُمَّ أَنۡجِ عَيَّاشَ بۡنَ أَبِي رَبِيعَةَ، وَسَلَمَةَ بۡنَ هِشَامٍ، وَالۡوَلِيدَ بۡنَ الۡوَلِيدِ، اللّٰهُمَّ أَنۡجِ الۡمُسۡتَضۡعَفِينَ مِنَ الۡمُؤۡمِنِينَ، اللّٰهُمَّ اشۡدُدۡ وَطۡأَتَكَ عَلَى مُضَرَ، وَابۡعَثۡ عَلَيۡهِمۡ سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ). [طرفه في: ٧٩٧].

6940. Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami dari Khalid bin Yazid, dari Sa’id bin Abu Hilal, dari Hilal bin Usamah: Bahwa Abu Salamah bin ‘Abdurrahman mengabarkan kepadanya dari Abu Hurairah: Bahwa dahulu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah berdoa ketika salat, “Ya Allah, selamatkan ‘Ayyasy bin Abu Rabi’ah, Salamah bin Hisyam, dan Al-Walid bin Al-Walid. Ya Allah, selamatkan orang-orang mukmin yang lemah. Ya Allah, keraskan hukuman-Mu terhadap kabilah Mudhar dan kirimkan tahun-tahun (paceklik) kepada mereka seperti tahun-tahun (paceklik di masa) Nabi Yusuf.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 6393

٦٣٩٣ - حَدَّثَنَا مُعَاذُ بۡنُ فَضَالَةَ: حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنۡ يَحۡيَى، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ إِذَا قَالَ: سَمِعَ اللهُ لِمَنۡ حَمِدَهُ، فِي الرَّكۡعَةِ الۡآخِرَةِ مِنۡ صَلَاةِ الۡعِشَاءِ قَنَتَ: (اللّٰهُمَّ أَنۡجِ عَيَّاشَ بۡنَ أَبِي رَبِيعَةَ، اللّٰهُمَّ أَنۡجِ الۡوَلِيدَ بۡنَ الۡوَلِيدِ، اللّٰهُمَّ أَنۡجِ سَلَمَةَ بۡنَ هِشَامٍ، اللّٰهُمَّ أَنۡجِ الۡمُسۡتَضۡعَفِينَ مِنَ الۡمُؤۡمِنِينَ، اللّٰهُمَّ اشۡدُدۡ وَطۡأَتَكَ عَلَى مُضَرَ، اللّٰهُمَّ اجۡعَلۡهَا سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ). [طرفه في: ٧٩٧].

6393. Mu’adz bin Fadhalah telah menceritakan kepada kami: Hisyam menceritakan kepada kami dari Yahya, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah: Bahwa dahulu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—apabila telah mengucapkan, “Sami’allahu liman hamidah,” di rakaat terakhir salat Isya, beliau berdoa, “Ya Allah, selamatkan ‘Ayyasy bin Abu Rabi’ah. Ya Allah, selamatkan Al-Walid bin Al-Walid. Ya Allah, selamatkan Salamah bin Hisyam. Ya Allah, selamatkan orang-orang mukmin yang lemah. Ya Allah, keraskan hukuman-Mu terhadap kabilah Mudhar. Ya Allah, timpakan kepada mereka tahun-tahun (paceklik) seperti tahun-tahun (paceklik di masa) Nabi Yusuf.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 6200

١١٠ - بَابُ تَسۡمِيَةِ الۡوَلِيدِ
110. Bab memberi nama dengan Al-Walid


٦٢٠٠ - أَخۡبَرَنَا أَبُو نُعَيۡمٍ الۡفَضۡلُ بۡنُ دُكَيۡنٍ: حَدَّثَنَا ابۡنُ عُيَيۡنَةَ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ سَعِيدٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ قَالَ: لَمَّا رَفَعَ النَّبِيُّ ﷺ رَأۡسَهُ مِنَ الرَّكۡعَةِ قَالَ: (اللّٰهُمَّ أَنۡجِ الۡوَلِيدَ بۡنَ الۡوَلِيدِ، وَسَلَمَةَ بۡنَ هِشَامٍ، وَعَيَّاشَ بۡنَ أَبِي رَبِيعَةَ، وَالۡمُسۡتَضۡعَفِينَ بِمَكَّةَ، اللّٰهُمَّ اشۡدُدۡ وَطۡأَتَكَ عَلَى مُضَرَ، اللّٰهُمَّ اجۡعَلۡهَا عَلَيۡهِمۡ سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ). [طرفه في: ٧٩٧].

6200. Abu Nu’aim Al-Fadhl bin Dukain telah mengabarkan kepada kami: Ibnu ‘Uyainah menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Sa’id, dari Abu Hurairah. Beliau mengatakan: Ketika Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengangkat kepalanya dari rukuk, beliau bedoa, “Ya Allah, selamatkan Al-Walid bin Al-Walid, Salamah bin Hisyam, ‘Ayyasy bin Abu Rabi’ah, dan orang-orang yang lemah di Makkah. Ya Allah, keraskan hukuman-Mu terhadap kabilah Mudhar. Ya Allah, timpakan tahun-tahun (paceklik) kepada mereka seperti tahun-tahun (paceklik di masa) Nabi Yusuf.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4598

٢١ - بَابُ ﴿فَأُولَٰئِكَ عَسَى اللهُ أَنۡ يَعۡفُوَ عَنۡهُمۡ﴾ الآية ۝٩٩
21. Bab “Mereka itu, semoga Allah memaafkan mereka” (QS. An-Nisa`: 99)


٤٥٩٨ - حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيۡمٍ: حَدَّثَنَا شَيۡبَانُ، عَنۡ يَحۡيَى، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: بَيۡنَا النَّبِيُّ ﷺ يُصَلِّي الۡعِشَاءَ إِذۡ قَالَ: (سَمِعَ اللهُ لِمَنۡ حَمِدَهُ). ثُمَّ قَالَ قَبۡلَ أَنۡ يَسۡجُدَ: (اللّٰهُمَّ نَجِّ عَيَّاشَ بۡنَ أَبِي رَبِيعَةَ، اللّٰهُمَّ نَجِّ سَلَمَةَ بۡنَ هِشَامٍ، اللّٰهُمَّ نَجِّ الۡوَلِيدَ بۡنَ الۡوَلِيدِ، اللّٰهُمَّ نَجِّ الۡمُسۡتَضۡعَفِينَ مِنَ الۡمُؤۡمِنِينَ، اللّٰهُمَّ اشۡدُدۡ وَطۡأَتَكَ عَلَى مُضَرَ، اللّٰهُمَّ اجۡعَلۡهَا سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ). [طرفه في: ٧٩٧].

4598. Abu Nu’aim telah menceritakan kepada kami: Syaiban menceritakan kepada kami dari Yahya, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Suatu ketika Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sedang salat Isya. Setelah beliau mengucapkan, “Sami’allahu liman hamidah,” kemudian sebelum sujud beliau berdoa, “Ya Allah, selamatkan ‘Ayyasy bin Abu Rabi’ah. Ya Allah, selamatkan Salamah bin Hisyam. Ya Allah, selamatkan Al-Walid bin Al-Walid. Ya Allah, selamatkan orang-orang yang lemah dari kaum mukminin. Ya Allah, keraskan hukuman-Mu terhadap kabilah Mudhar. Ya Allah, timpakan kepada mereka tahun-tahun (paceklik) seperti tahun-tahun (paceklik di masa) Nabi Yusuf.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4560

٤٥٦٠ - حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا إِبۡرَاهِيمُ بۡنُ سَعۡدٍ: حَدَّثَنَا ابۡنُ شِهَابٍ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ الۡمُسَيَّبِ وَأَبِي سَلَمَةَ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنۡ يَدۡعُوَ عَلَى أَحَدٍ، أَوۡ يَدۡعُوَ لِأَحَدٍ، قَنَتَ بَعۡدَ الرُّكُوعِ، فَرُبَّمَا قَالَ، إِذَا قَالَ: سَمِعَ اللهُ لِمَنۡ حَمِدَهُ: (اللّٰهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الۡحَمۡدُ، اللّٰهُمَّ أَنۡجِ الۡوَلِيدَ بۡنَ الۡوَلِيدِ، وَسَلَمَةَ بۡنَ هِشَامٍ، وَعَيَّاشَ بۡنَ أَبِي رَبِيعَةَ، اللّٰهُمَّ اشۡدُدۡ وَطۡأَتَكَ عَلَى مُضَرَ، وَاجۡعَلۡهَا سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ). يَجۡهَرُ بِذٰلِكَ، وَكَانَ يَقُولُ فِي بَعۡضِ صَلَاتِهِ فِي صَلَاةِ الۡفَجۡرِ: (اللّٰهُمَّ الۡعَنۡ فُلَانًا وَفُلَانًا). لِأَحۡيَاءٍ مِنَ الۡعَرَبِ، حَتَّى أَنۡزَلَ اللهُ: ﴿لَيۡسَ لَكَ مِنَ الۡأَمۡرِ شَيۡءٌ﴾ الۡآيَةَ. [طرفه في: ٧٩٧].

4560. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami: Ibrahim bin Sa’d menceritakan kepada kami: Ibnu Syihab menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Al-Musayyab dan Abu Salamah bin ‘Abdurrahman, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—:

Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dahulu apabila hendak mendoakan kejelekan untuk seseorang atau mendoakan kebaikan untuk seseorang, beliau berdoa setelah rukuk. Sering kali setelah beliau mengucapkan, “Sami’allahu liman hamidah (Allah Maha Mendengar siapa saja yang memuji-Nya),” beliau mengucapkan, “Allahumma rabbana lakal hamd (Ya Allah, ya Rabana, hanya milik-Mu segala pujian). Ya Allah, selamatkan Al-Walid bin Al-Walid, Salamah bin Hisyam, dan ‘Ayyasy bin Abu Rabi’ah. Ya Allah, keraskan hukuman-Mu kepada kabilah Mudhar dan timpakan tahun-tahun (paceklik) seperti tahun-tahun (paceklik di masa) Nabi Yusuf.”

Beliau menjahar doa itu. Dan dahulu beliau membaca di sebagian salatnya dalam salat Subuh, “Ya Allah, laknatlah si Polan dan si Polan.” Ditujukan kepada sebagian kabilah-kabilah Arab. Hingga Allah menurunkan ayat, “Engkau tidak memiliki sedikitpun campur tangan dalam urusan mereka.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 3386

٣٣٨٦ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ: حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ، عَنِ الۡأَعۡرَجِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (اللّٰهُمَّ أَنۡجِ عَيَّاشَ بۡنَ أَبِي رَبِيعَةَ، اللّٰهُمَّ أَنۡجِ سَلَمَةَ بۡنَ هِشَامٍ، اللّٰهُمَّ أَنۡجِ الۡوَلِيدَ بۡنَ الۡوَلِيدِ، اللّٰهُمَّ أَنۡجِ الۡمُسۡتَضۡعَفِينَ مِنَ الۡمُؤۡمِنِينَ، اللّٰهُمَّ اشۡدُدۡ وَطۡأَتَكَ عَلَى مُضَرَ، اللّٰهُمَّ اجۡعَلۡهَا سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ). [طرفه في: ٧٩٧].

3386. Abu Al-Yaman telah menceritakan kepada kami: Syu’aib mengabarkan kepada kami: Abu Az-Zinad menceritakan kepada kami dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Ya Allah, selamatkan ‘Ayyasy bin Abu Rabi’ah. Ya Allah, selamatkan Salamah bin Hisyam. Ya Allah, selamatkan Al-Walid bin Al-Walid. Ya Allah, selamatkan orang-orang mukmin yang lemah. Ya Allah, keraskan hukumanmu kepada kabilah Mudhar. Ya Allah, siksalah mereka dengan tahun-tahun (paceklik) seperti tahun-tahun (paceklik di masa) Nabi Yusuf.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2932

٢٩٣٢ - حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنِ ابۡنِ ذَكۡوَانَ، عَنِ الۡأَعۡرَجِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَدۡعُو فِي الۡقُنُوتِ: (اللّٰهُمَّ أَنۡجِ سَلَمَةَ بۡنَ هِشَامٍ، اللّٰهُمَّ أَنۡجِ الۡوَلِيدَ بۡنَ الۡوَلِيدِ، اللّٰهُمَّ أَنۡجِ عَيَّاشَ بۡنَ أَبِي رَبِيعَةَ، اللّٰهُمَّ أَنۡجِ الۡمُسۡتَضۡعَفِينَ مِنَ الۡمُؤۡمِنِينَ، اللّٰهُمَّ اشۡدُدۡ وَطۡأَتَكَ عَلَى مُضَرَ، اللّٰهُمَّ سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ). [طرفه في: ٧٩٧].

2932. Qabishah telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami dari Ibnu Dzakwan, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Dahulu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah berdoa dalam kunut, “Ya Allah, selamatkan Salamah bin Hisyam. Ya Allah, selamatkan Al-Walid bin Al-Walid. Ya Allah, selamatkan ‘Ayyasy bin Abu Rabi’ah. Ya Allah, selamatkan orang-orang mukmin yang lemah. Ya Allah, keraskan hukuman-Mu kepada kabilah Mudhar. Ya Allah, (timpakan kepada mereka) tahun-tahun (paceklik) seperti tahun-tahun Nabi Yusuf.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1006

٢ - بَابُ دُعَاءِ النَّبِيِّ ﷺ: (اجۡعَلۡهَا سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ)
2. Bab doa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Jadikanlah siksaan dengan tahun-tahun (kemarau) seperti tahun-tahun Nabi Yusuf”


١٠٠٦ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ: حَدَّثَنَا مُغِيرَةُ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ، عَنۡ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الۡأَعۡرَجِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ إِذَا رَفَعَ رَأۡسَهُ مِنَ الرَّكۡعَةِ الۡآخِرَةِ يَقُولُ: (اللّٰهُمَّ أَنۡجِ عَيَّاشَ بۡنَ أَبِي رَبِيعَةَ، اللّٰهُمَّ أَنۡجِ سَلَمَةَ بۡنَ هِشَامٍ، اللّٰهُمَّ أَنۡجِ الۡوَلِيدَ بۡنَ الۡوَلِيدِ، اللّٰهُمَّ أَنۡجِ الۡمُسۡتَضۡعَفِينَ مِنَ الۡمُؤۡمِنِينَ، اللّٰهُمَّ اشۡدُدۡ وَطۡأَتَكَ عَلَى مُضَرَ، اللّٰهُمَّ اجۡعَلۡهَا سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ). وَأَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: (غِفَارُ غَفَرَ اللهُ لَهَا، وَأَسۡلَمُ سَالَمَهَا اللهُ). قَالَ ابۡنُ أَبِي الزِّنَادِ، عَنۡ أَبِيهِ: هَٰذَا كُلُّهُ فِي الصُّبۡحِ. [طرفه في: ٧٩٧].

1006. Qutaibah telah menceritakan kepada kami: Mughirah bin ‘Abdurrahman menceritakan kepada kami dari Abu Az-Zinad, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah:

Bahwa dahulu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—apabila mengangkat kepalanya dari rukuk rakaat terakhir, beliau mengucapkan, “Allahuma selamatkan ‘Ayyasy bin Abu Rabi’ah. Allahuma selamatkan Salamah bin Hisyam. Allahuma selamatkan Al-Walid bin Al-Walid. Allahuma selamatkan orang-orang yang lemah dari kaum mukminin. Allahuma keraskanlah hukumanmu kepada kabilah Mudhar. Allahuma hukumlah dengan tahun-tahun (paceklik) seperti tahun-tahun Nabi Yusuf.”

Sesungguhnya Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—juga berkata, “Ghifar, semoga Allah mengampuninya. Aslam, semoga Allah menyelamatkannya.”

Ibnu Abu Az-Zinad berkata, dari ayahnya: Ini semua dalam salat Subuh.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 3228

٣٢٢٨ - حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ قَالَ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنۡ سُمَيٍّ، عَنۡ أَبِي صَالِحٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (إِذَا قَالَ الۡإِمَامُ: سَمِعَ اللهُ لِمَنۡ حَمِدَهُ، فَقُولُوا: اللّٰهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الۡحَمۡدُ، فَإِنَّهُ مَنۡ وَافَقَ قَوۡلُهُ قَوۡلَ الۡمَلَائِكَةِ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنۡ ذَنۡبِهِ). [طرفه في: ٧٩٦].

3228. Isma’il telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik menceritakan kepadaku dari Sumai, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—, bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila imam mengucapkan: sami’allahu liman hamidah (Allah Maha Mendengar siapa saja yang memuji-Nya), ucapkanlah: Allahumma rabbana lakal hamd (Ya Allah, Ya Rabana, hanya milik-Mu segala pujian). Karena siapa saja yang ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, dosanya yang telah lalu akan diampuni.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4968

٢ – بَابٌ
2. Bab


٤٩٦٨ - حَدَّثَنَا عُثۡمَانُ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنۡ مَنۡصُورٍ، عَنۡ أَبِي الضُّحَى، عَنۡ مَسۡرُوقٍ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يُكۡثِرُ أَنۡ يَقُولَ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ: (سُبۡحَانَكَ اللّٰهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمۡدِكَ، اللّٰهُمَّ اغۡفِرۡ لِي). يَتَأَوَّلُ الۡقُرۡآنَ. [طرفه في: ٧٩٤].

4968. ‘Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami: Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Abu Adh-Dhuha, dari Masruq, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—ketika rukuk dan sujudnya banyak-banyak mengucapkan, “Maha suci Engkau ya Allah ya Tuhan kami dan dengan memuji-Mu, ya Allah ampunilah aku.” Beliau melaksanakan itu sesuai perintah dalam Alquran.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4967

١ – بَابٌ
1. Bab


٤٩٦٧ - حَدَّثَنَا الۡحَسَنُ بۡنُ الرَّبِيعِ: حَدَّثَنَا أَبُو الۡأَحۡوَصِ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ، عَنۡ أَبِي الضُّحَى، عَنۡ مَسۡرُوقٍ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: مَا صَلَّى النَّبِيُّ ﷺ صَلَاةً بَعۡدَ أَنۡ نَزَلَتۡ عَلَيۡهِ: ﴿إِذَا جَاءَ نَصۡرُ اللهِ وَالۡفَتۡحُ﴾ إِلَّا يَقُولُ فِيهَا: (سُبۡحَانَكَ رَبَّنَا وَبِحَمۡدِكَ، اللّٰهُمَّ اغۡفِرۡ لِي). [طرفه في: ٧٩٤].

4967. Al-Hasan bin Ar-Rabi’ telah menceritakan kepada kami: Abu Al-Ahwash menceritakan kepada kami dari Al-A’masy, dari Abu Adh-Dhuha, dari Masruq, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan: Setelah turun surah An-Nashr kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, tidaklah beliau salat kecuali membaca di dalamnya, “Maha suci Engkau wahai Tuhan kami dan dengan memuji-Mu, ya Allah ampunilah aku.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4293

٥٣ - بَابٌ
53. Bab


٤٢٩٣ - حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بۡنُ بَشَّارٍ: حَدَّثَنَا غُنۡدَرٌ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ مَنۡصُورٍ، عَنۡ أَبِي الضُّحَى، عَنۡ مَسۡرُوقٍ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ: (سُبۡحَانَكَ اللّٰهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمۡدِكَ، اللّٰهُمَّ اغۡفِرۡ لِي). [طرفه في: ٧٩٤].

4293. Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepadaku: Ghundar menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Abu Adh-Dhuha, dari Masruq, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengucapkan ketika rukuk dan sujud beliau, “Maha suci Engkau ya Allah ya Rabana dan dengan memuji-Mu, ya Allah ampunilah aku.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 5043

٢٨ - بَابُ التَّرۡتِيلِ فِي الۡقِرَاءَةِ
28. Bab tartil dalam qiraah


وَقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿وَرَتِّلِ الۡقُرۡآنَ تَرۡتِيلًا﴾ [المزمل: ٤٤]. وَقَوۡلِهِ: ﴿وَقُرۡآنًا فَرَقۡنَاهُ لِتَقۡرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكۡثٍ﴾ [الإسراء: ١٠٦]. وَمَا يُكۡرَهُ أَنۡ يُهَذَّ كَهَذِّ الشِّعۡرِ. ﴿فِيهَا يُفۡرَقُ﴾ [الدخان: ٤] يُفَصَّلُ. قَالَ ابۡنُ عَبَّاسٍ: فَرَقۡنَاهُ: فَصَّلۡنَاهُ.

Firman Allah taala, “Bacalah Alquran dengan perlahan-lahan!” (QS. Al-Muzzammil: 44).

Juga firman-Nya, “Dan Alquran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia.” (QS. Al-Isra`: 106).

Dan bab dibencinya membaca dengan cepat seperti membaca syair.

Fiha yufraqu” (QS. Ad-Dukhan: 4), artinya dirinci. Ibnu ‘Abbas berkata, “faraqnahu artinya Kami menguraikannya.”

٥٠٤٣ - حَدَّثَنَا أَبُو النُّعۡمَانِ: حَدَّثَنَا مَهۡدِيُّ بۡنُ مَيۡمُونٍ: حَدَّثَنَا وَاصِلٌ، عَنۡ أَبِي وَائِلٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: غَدَوۡنَا عَلَى عَبۡدِ اللهِ، فَقَالَ رَجُلٌ: قَرَأۡتُ الۡمُفَصَّلَ الۡبَارِحَةَ، فَقَالَ: هَذًّا كَهَذِّ الشِّعۡرِ! إِنَّا قَدۡ سَمِعۡنَا الۡقِرَاءَةَ، وَإِنِّي لَأَحۡفَظُ الۡقُرَنَاءَ الَّتِي كَانَ يَقۡرَأُ بِهِنَّ النَّبِيُّ ﷺ، ثَمَانِيَ عَشۡرَةَ سُورَةً مِنَ الۡمُفَصَّلِ، وَسُورَتَيۡنِ مِنۡ آلِ حَامِيمَ. [طرفه في: ٧٧٥].

5043. Abu An-Nu’man telah menceritakan kepada kami: Mahdi bin Maimun menceritakan kepada kami: Washil menceritakan kepada kami dari Abu Wa`il, dari ‘Abdullah. Abu Wa`il berkata: Kami berangkat di pagi hari ke tempat ‘Abdullah, lalu ada seseorang berkata, “Aku tadi malam membaca (seluruh) surah (yang dikategorikan) al-mufashshal.”

‘Abdullah berkata, “Berarti engkau membacanya dengan cepat seperti membaca syair. Sesungguhnya kami telah mendengar qiraah (Nabi) dan sungguh aku benar-benar menghafal surah-surah yang sepadan yang dahulu biasa dibaca oleh Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Yaitu delapan belas surah dari al-mufashshal dan dua surah dari kelompok surah ha mim.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4475

٢ - بَابُ ﴿غَيۡرِ الۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا الضَّالِّينَ﴾
2. Bab “bukan orang-orang yang dimurkai dan bukan orang-orang yang sesat”


٤٤٧٥ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ سُمَيٍّ، عَنۡ أَبِي صَالِحٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (إِذَا قَالَ الۡإِمَامُ: ﴿غَيۡرِ الۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا الضَّالِّينَ﴾، فَقُولُوا: آمِينَ، فَمَنۡ وَافَقَ قَوۡلُهُ قَوۡلَ الۡمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنۡ ذَنۡبِهِ). [طرفه في: ٧٨٢].

4475. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami dari Sumai, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila imam mengucapkan: ghairil maghdhubi ‘alaihim waladh dhallin, ucapkanlah: amin. Siapa saja yang ucapannya bertepatan dengan ucapan malaikat, dosanya yang telah lalu akan diampuni.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4996

٤٩٩٦ - حَدَّثَنَا عَبۡدَانُ، عَنۡ أَبِي حَمۡزَةَ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ، عَنۡ شَقِيقٍ قَالَ: قَالَ عَبۡدُ اللهِ: قَدۡ عَلِمۡتُ النَّظَائِرَ الَّتِي كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَقۡرَؤُهُنَّ اثۡنَيۡنِ اثۡنَيۡنِ فِي كُلِّ رَكۡعَةٍ، فَقَامَ عَبۡدُ اللهِ وَدَخَلَ مَعَهُ عَلۡقَمَةُ، وَخَرَجَ عَلۡقَمَةُ فَسَأَلۡنَاهُ، فَقَالَ: عِشۡرُونَ سُورَةً مِنۡ أَوَّلِ الۡمُفَصَّلِ، عَلَى تَأۡلِيفِ ابۡنِ مَسۡعُودٍ، آخِرُهُنَّ الۡحَوَامِيمُ. [طرفه في: ٧٧٥].

4996. ‘Abdan telah menceritakan kepada kami dari Abu Hamzah, dari Al-A’masy, dari Syaqiq. Beliau berkata: ‘Abdullah berkata, “Aku sungguh mengetahui surah-surah yang serupa yang dahulu dibaca oleh Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dua-dua dalam setiap rakaat.”

Lalu ‘Abdullah berdiri (dan masuk rumah). ‘Alqamah masuk menyertai beliau. Lalu ‘Alqamah keluar dan kami bertanya kepadanya. Beliau berkata, “Yaitu dua puluh surah dari awal surah (dalam kategori) mufashshal sesuai susunan Ibnu Mas’ud. Yang terakhir adalah surah hawamim (surah-surah yang diawali ha mim).”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4921

١ - بَابٌ
1. Bab


٤٩٢١ - حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنۡ أَبِي بِشۡرٍ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ جُبَيۡرٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ قَالَ: انۡطَلَقَ رَسُولُ اللهِ ﷺ فِي طَائِفَةٍ مِنۡ أَصۡحَابِهِ، عَامِدِينَ إِلَى سُوقِ عُكَاظٍ، وَقَدۡ حِيلَ بَيۡنَ الشَّيَاطِينِ وَبَيۡنَ خَبَرِ السَّمَاءِ، وَأُرۡسِلَتۡ عَلَيۡهِمُ الشُّهُبُ، فَرَجَعَتِ الشَّيَاطِينُ، فَقَالُوا: مَا لَكُمۡ؟ فَقَالُوا: حِيلَ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَ خَبَرِ السَّمَاءِ، وَأُرۡسِلَتۡ عَلَيۡنَا الشُّهُبُ، قَالَ: مَا حَالَ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَ خَبَرِ السَّمَاءِ إِلَّا مَا حَدَثَ، فَاضۡرِبُوا مَشَارِقَ الۡأَرۡضِ وَمَغَارِبَهَا، فَانۡظُرُوا مَا هَٰذَا الۡأَمۡرُ الَّذِي حَدَثَ. فَانۡطَلَقُوا، فَضَرَبُوا مَشَارِقَ الۡأَرۡضِ وَمَغَارِبَهَا، يَنۡظُرُونَ مَا هَٰذَا الۡأَمۡرُ الَّذِي حَالَ بَيۡنَهُمۡ وَبَيۡنَ خَبَرِ السَّمَاءِ، قَالَ: فَانۡطَلَقَ الَّذِينَ تَوَجَّهُوا نَحۡوَ تِهَامَةَ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ بِنَخۡلَةَ، وَهُوَ عَامِدٌ إِلَى سُوقِ عُكَاظٍ، وَهُوَ يُصَلِّي بِأَصۡحَابِهِ صَلَاةَ الۡفَجۡرِ، فَلَمَّا سَمِعُوا الۡقُرۡآنَ تَسَمَّعُوا لَهُ، فَقَالُوا: هَٰذَا الَّذِي حَالَ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَ خَبَرِ السَّمَاءِ، فَهُنَالِكَ رَجَعُوا إِلَى قَوۡمِهِمۡ، فَقَالُوا: يَا قَوۡمَنَا ﴿إِنَّا سَمِعۡنَا قُرۡآنًا عَجَبًا ۞ يَهۡدِي إِلَى الرُّشۡدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنۡ نُشۡرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا﴾ [١-٢]. وَأَنۡزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى نَبِيِّهِ ﷺ: ﴿قُلۡ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسۡتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الۡجِنِّ﴾ ۝١. وَإِنَّمَا أُوحِيَ إِلَيۡهِ قَوۡلُ الۡجِنِّ. [طرفه في: ٧٧٣].

4921. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami: Abu ‘Awanah menceritakan kepada kami dari Abu Bisyr, dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas. Beliau mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pergi bersama sekelompok sahabatnya bermaksud menuju pasar ‘Ukazh. Sebelumnya, para setan dihalangi dari kabar langit dan meteor dikirim untuk melempari mereka sehingga para setan itu kembali ke kaum mereka.

Kaum mereka bertanya, “Ada apa dengan kalian?”

Para setan itu menjawab, “Telah dibuat penghalang antara kami dengan kabar langit dan meteor-meteor dikirim untuk melempari kami.”

Kaum mereka berkata, “Tidaklah ada yang menghalangi kalian dengan kabar langit kecuali ada sesuatu yang baru terjadi. Pergilah kalian ke timur dan barat bumi! Carilah peristiwa yang baru terjadi!”

Merekapun berangkat. Mereka pergi ke timur dan barat bumi mencari peristiwa yang menghalangi mereka dengan kabar langit.

Ibnu ‘Abbas berkata: Para setan yang menuju ke arah Tihamah pergi menemui Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—ketika beliau berada di Nakhlah. Beliau bermaksud pergi ke pasar ‘Ukazh. Waktu itu, beliau salat Subuh mengimami para sahabatnya. Ketika para setan itu mendengar Alquran, mereka menyimaknya dengan perhatian.

Mereka berkata, “Inilah yang telah menghalangi kalian dari kabar langit.”

Saat itu, para setan kembali ke kaum mereka dan berkata, “Wahai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengar Alquran yang menakjubkan, yang membimbing ke jalan yang lurus, lalu kami beriman dengannya dan kami tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Tuhan kami. (QS. Al-Jinn: 1-2).”

Lalu Allah—‘azza wa jalla—menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Katakanlah, telah diwahyukan kepadaku.” (QS. Al-Jinn: 1). Yang diwahyukan kepada beliau adalah berita tentang ucapan jin tersebut.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 541

٥٤١ - حَدَّثَنَا حَفۡصُ بۡنُ عُمَرَ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ أَبِي الۡمِنۡهَالِ، عَنۡ أَبِي بَرۡزَةَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُصَلِّي الصُّبۡحَ، وَأَحَدُنَا يَعۡرِفُ جَلِيسَهُ، وَيَقۡرَأُ فِيهَا مَا بَيۡنَ السِّتِّينَ إِلَى الۡمِائَةِ، وَيُصَلِّي الظُّهۡرَ إِذَا زَالَتِ الشَّمۡسُ، وَالۡعَصۡرَ وَأَحَدُنَا يَذۡهَبُ إِلَى أَقۡصَى الۡمَدِينَةِ ثُمَّ يَرۡجِعُ وَالشَّمۡسُ حَيَّةٌ، وَنَسِيتُ مَا قَالَ فِي الۡمَغۡرِبِ، وَلَا يُبَالِي بِتَأۡخِيرِ الۡعِشَاءِ إِلَى ثُلُثِ اللَّيۡلِ، ثُمَّ قَالَ: إِلَى شَطۡرِ اللَّيۡلِ. وَقَالَ مُعَاذٌ: قَالَ شُعۡبَةُ: لَقِيتُهُ مَرَّةً فَقَالَ: أَوۡ ثُلُثِ اللَّيۡلِ. [الحديث ٥٤١ – أطرافه في: ٥٤٧، ٥٦٨، ٥٩٩، ٧٧١].

541. Hafsh bin ‘Umar telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abu Al-Minhal, dari Abu Barzah:

Dahulu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—salat Subuh ketika salah seorang kami bisa mengenali orang yang duduk di sampingnya. Beliau membaca antara enam puluh sampai seratus ayat dalam salat tersebut. Beliau salat Zuhur ketika matahari mulai turun. Beliau salat Asar dalam keadaan salah seorang kami pergi ke ujung Madinah kemudian kembali dalam keadaan matahari masih putih belum berubah warna dan panasnya.

(Abu Al-Minhal berkata) Aku lupa apa yang Abu Barzah katakan tentang Magrib.

Nabi tidak mempermasalahkan menunda Isya hingga sepertiga malam.

Kemudian Abu Al-Minhal berkata: hingga separuh malam. Mu’adz berkata: Syu’bah berkata: Aku berjumpa dengan Abu Al-Minhal di lain waktu lalu beliau berkata: Atau sepertiga malam.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 7546

٧٥٤٦ - حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيۡمٍ: حَدَّثَنَا مِسۡعَرٌ، عَنۡ عَدِيِّ بۡنِ ثَابِتٍ، أُرَاهُ عَنِ الۡبَرَاءِ قَالَ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقۡرَأُ فِي الۡعِشَاءِ ﴿وَالتِّينِ وَالزَّيۡتُونِ﴾ فَمَا سَمِعۡتُ أَحَدًا أَحۡسَنَ صَوۡتًا أَوۡ قِرَاءَةً مِنۡهُ. [طرفه في: ٧٦٧].

7546. Abu Nu’aim telah menceritakan kepada kami: Mis’ar menceritakan kepada kami dari ‘Adi bin Tsabit. Aku mengiranya dari Al-Bara`. Beliau berkata, “Aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca surah At-Tin dalam salat Isya. Aku tidak mendengar seorangpun yang suara atau bacaannya lebih bagus daripada beliau.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1078

١١ - بَابُ مَنۡ قَرَأَ السَّجۡدَةَ فِي الصَّلَاةِ فَسَجَدَ بِهَا
11. Bab barang siapa membaca ayat sujud tilawah dalam salat, lalu dia sujud karenanya


١٠٧٨ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ: حَدَّثَنَا مُعۡتَمِرٌ قَالَ: سَمِعۡتُ أَبِي قَالَ: حَدَّثَنِي بَكۡرٌ، عَنۡ أَبِي رَافِعٍ قَالَ: صَلَّيۡتُ مَعَ أَبِي هُرَيۡرَةَ الۡعَتَمَةَ، فَقَرَأَ: ﴿إِذَا السَّمَاءُ انۡشَقَّتۡ﴾ فَسَجَدَ، فَقُلۡتُ: مَا هَٰذِهِ؟ قَالَ: سَجَدۡتُ بِهَا خَلۡفَ أَبِي الۡقَاسِمِ ﷺ، فَلَا أَزَالُ أَسۡجُدُ فِيهَا حَتَّى أَلۡقَاهُ. [طرفه في: ٧٦٦].

1078. Musaddad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Mu’tamir menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aku mendengar ayahku berkata: Bakr menceritakan kepadaku dari Abu Rafi’. Beliau berkata:

Aku salat bersama Isya bersama Abu Hurairah. Beliau membaca surah Al-Insyiqaq, lalu beliau sujud tilawah. Aku bertanya, “Sujud apa ini?”

Abu Hurairah menjawab, “Aku dahulu sujud karena membacanya di belakang Abu Al-Qasim—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Aku senantiasa sujud tilawah di surah tersebut sampai aku nanti berjumpa dengannya.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1074

٧ - بَابُ سَجۡدَةِ: ﴿إِذَا السَّمَاءُ انۡشَقَّتۡ﴾
7. Bab sujud tilawah dalam surah Al-Insyiqaq


١٠٧٤ - حَدَّثَنَا مُسۡلِمٌ وَمُعَاذُ بۡنُ فَضَالَةَ قَالَا: أَخۡبَرَنَا هِشَامٌ، عَنۡ يَحۡيَى، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ: رَأَيۡتُ أَبَا هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَرَأَ: ﴿إِذَا السَّمَاءُ انۡشَقَّتۡ﴾ [الانشقاق: ١]. فَسَجَدَ بِهَا. فَقُلۡتُ: يَا أَبَا هُرَيۡرَةَ، أَلَمۡ أَرَكَ تَسۡجُدُ؟! قَالَ: لَوۡ لَمۡ أَرَ النَّبِيَّ ﷺ يَسۡجُدُ لَمۡ أَسۡجُدۡ. [طرفه في: ٧٦٦].

1074. Muslim dan Mu’adz bin Fadhalah telah menceritakan kepada kami. Keduanya berkata: Hisyam mengabarkan kepada kami dari Yahya, dari Abu Salamah. Beliau berkata:

Aku melihat Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—membaca surah Al-Insyiqaq lalu beliau sujud tilawah karenanya. Aku bertanya, “Mengapa engkau sujud?”

Beliau menjawab, “Andai aku tidak melihat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sujud, niscaya aku juga tidak sujud.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4854

٤٨٥٤ - حَدَّثَنَا الۡحُمَيۡدِيُّ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ قَالَ: حَدَّثُونِي عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ جُبَيۡرِ بۡنِ مُطۡعِمٍ، عَنۡ أَبِيهِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقۡرَأُ فِي الۡمَغۡرِبِ بِالطُّورِ، فَلَمَّا بَلَغَ هَٰذِهِ الۡآيَةَ: ﴿أَمۡ خُلِقُوا مِنۡ غَيۡرِ شَيۡءٍ أَمۡ هُمُ الۡخَالِقُونَ * أَمۡ خَلَقُوا السَّمَوَاتِ وَالۡأَرۡضَ بَلۡ لَا يُوقِنُونَ * أَمۡ عِنۡدَهُمۡ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمۡ هُمُ الۡمُسَيۡطِرُونَ﴾ [٣٥ – ٣٧] كَادَ قَلۡبِي أَنۡ يَطِيرَ.

قَالَ سُفۡيَانُ: فَأَمَّا أَنَا، فَإِنَّمَا سَمِعۡتُ الزُّهۡرِيَّ يُحَدِّثُ عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ جُبَيۡرِ بۡنِ مُطۡعِمٍ، عَنۡ أَبِيهِ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقۡرَأُ فِي الۡمَغۡرِبِ بِالطُّورِ. لَمۡ أَسۡمَعۡهُ زَادَ الَّذِي قَالُوا لِي. [طرفه في: ٧٦٥].

4854. Al-Humaidi telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Mereka menceritakan kepadaku dari Az-Zuhri, dari Muhammad bin Jubair bin Muht’im, dari ayahnya—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau berkata: Aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca surah Ath-Thur dalam salat Magrib. Ketika sampai ayat ini, “Apakah mereka diciptakan tidak dari suatu apapun ataukah mereka yang menciptakan?! Apakah mereka menciptakan langit-langit dan bumi?! Bahkan mereka tidak meyakininya. Apakah mereka memiliki perbendaharaan Tuhanmu atau apakah mereka yang mengaturnya?!” (QS. Ath-Thur: 35-37), hatiku hampir-hampir terbang.

Sufyan berkata: Adapun aku, aku mendengar Az-Zuhri menceritakan dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im, dari ayahnya: Aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca surah Ath-Thur dalam salat Magrib. Aku tidak mendengar beliau menambahi yang mereka katakan kepadaku.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4023 dan 4024

٤٠٢٣، ٤٠٢٤ - حَدَّثَنِي إِسۡحَاقُ بۡنُ مَنۡصُورٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّزَّاقِ: أَخۡبَرَنَا مَعۡمَرٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ جُبَيۡرٍ، عَنۡ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقۡرَأُ فِي الۡمَغۡرِبِ بِالطُّورِ، وَذٰلِكَ أَوَّلَ مَا وَقَرَ الۡإِيمَانُ فِي قَلۡبِي. [طرفه في: ٧٦٥].

4023, 4024. Ishaq bin Manshur telah menceritakan kepadaku: ‘Abdurrazzaq menceritakan kepada kami: Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Muhammad bin Jubair, dari ayahnya. Beliau mengatakan, “Aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca surah Ath-Thur dalam salat Magrib. Saat itulah awal kali iman menetap di dalam hatiku.”

وَعَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ جُبَيۡرِ بۡنِ مُطۡعِمٍ، عَنۡ أَبِيهِ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ فِي أُسَارَى بَدۡرٍ: (لَوۡ كَانَ الۡمُطۡعِمُ بۡنُ عَدِيٍّ حَيًّا، ثُمَّ كَلَّمَنِي فِي هَٰؤُلَاءِ النَّتۡنَى، لَتَرَكۡتُهُمۡ لَهُ).

Dan dari Az-Zuhri, dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im, dari ayahnya: Bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda tentang tawanan perang Badr, “Andai Al-Muth’im bin ‘Adi masih hidup, kemudian dia berbicara kepadaku tentang orang-orang busuk ini, niscaya aku biarkan mereka (hidup) demi dia.”

وَقَالَ اللَّيۡثُ، عَنۡ يَحۡيَى، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ الۡمُسَيَّبِ: وَقَعَتِ الۡفِتۡنَةُ الۡأُولَى - يَعۡنِي مَقۡتَلَ عُثۡمَانَ - فَلَمۡ تُبۡقِ مِنۡ أَصۡحَابِ بَدۡرٍ أَحَدًا، ثُمَّ وَقَعَتِ الۡفِتۡنَةُ الثَّانِيَةُ - يَعۡنِي الۡحَرَّةَ - فَلَمۡ تُبۡقِ مِنۡ أَصۡحَابِ الۡحُدَيۡبِيَةِ أَحَدًا، ثُمَّ وَقَعَتِ الثَّالِثَةُ، فَلَمۡ تَرۡتَفِعۡ وَلِلنَّاسِ طَبَاخٌ. [طرفه في: ٣١٣٩].

Al-Laits berkata, dari Yahya, dari Sa’id bin Al-Musayyab: Fitnah pertama terjadi—yakni terbunuhnya ‘Utsman—lalu tidak menyisakan seorangpun dari para sahabat veteran Badr. Kemudian fitnah kedua terjadi—yakni peristiwa Al-Harrah—lalu tidak menyisakan seorangpun dari para sahabat yang mengikuti peristiwa Hudaibiyah. Kemudian fitnah ketiga terjadi dan fitnah ini tidak selesai dalam keadaan kaum muslimin memiliki kekuatan.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 3050

٣٠٥٠ - حَدَّثَنِي مَحۡمُودٌ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّزَّاقِ: أَخۡبَرَنَا مَعۡمَرٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ جُبَيۡرٍ، عَنۡ أَبِيهِ، وَكَانَ جَاءَ فِي أُسَارَى بَدۡرٍ، قَالَ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقۡرَأُ فِي الۡمَغۡرِبِ بِالطُّورِ. [طرفه في: ٧٦٥].

3050. Mahmud telah menceritakan kepadaku: ‘Abdurrazzaq menceritakan kepada kami: Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Muhammad bin Jubair, dari ayahnya. Ketika itu, beliau datang untuk urusan tawanan perang Badr. Beliau berkata: Aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca surah Ath-Thur dalam salat Magrib.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4429

٤٤٢٩ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ بُكَيۡرٍ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ عُقَيۡلٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا، عَنۡ أُمِّ الۡفَضۡلِ بِنۡتِ الۡحَارِثِ قَالَتۡ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقۡرَأُ فِي الۡمَغۡرِبِ بِالۡمُرۡسَلَاتِ عُرۡفًا، ثُمَّ مَا صَلَّى لَنَا بَعۡدَهَا حَتَّى قَبَضَهُ اللهُ. [طرفه في: ٧٦٣].

4429. Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami dari ‘Uqail, dari Ibnu Syihab, dari ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah, dari ‘Abdullah bin ‘Abbas—radhiyallahu ‘anhuma—, dari Umu Al-Fadhl binti Al-Harits. Beliau mengatakan, “Aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca surah Al-Mursalat dalam salat Magrib. Kemudian beliau tidak mengimami kami setelahnya sampai Allah mewafatkan beliau.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 6667

٦٦٦٧ - حَدَّثَنِي إِسۡحَاقُ بۡنُ مَنۡصُورٍ: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ: حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ بۡنُ عُمَرَ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ: أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ الۡمَسۡجِدَ يُصَلِّي، وَرَسُولُ اللهِ ﷺ فِي نَاحِيَةِ الۡمَسۡجِدِ، فَجَاءَ فَسَلَّمَ عَلَيۡهِ، فَقَالَ لَهُ: (ارۡجِعۡ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمۡ تُصَلِّ). فَرَجَعَ فَصَلَّى ثُمَّ سَلَّمَ، فَقَالَ: (وَعَلَيۡكَ، ارۡجِعۡ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمۡ تُصَلِّ). قَالَ فِي الثَّالِثَةِ: فَأَعۡلِمۡنِي، قَالَ: (إِذَا قُمۡتَ إِلَى الصَّلَاةِ، فَأَسۡبِغِ الۡوُضُوءَ، ثُمَّ اسۡتَقۡبِلِ الۡقِبۡلَةَ، فَكَبِّرۡ وَاقۡرَأۡ بِمَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الۡقُرۡآنِ، ثُمَّ ارۡكَعۡ حَتَّى تَطۡمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارۡفَعۡ رَأۡسَكَ حَتَّى تَعۡتَدِلَ قَائِمًا، ثُمَّ اسۡجُدۡ حَتَّى تَطۡمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارۡفَعۡ حَتَّى تَسۡتَوِيَ وَتَطۡمَئِنَّ جَالِسًا، ثُمَّ اسۡجُدۡ حَتَّى تَطۡمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارۡفَعۡ حَتَّى تَسۡتَوِيَ قَائِمًا، ثُمَّ افۡعَلۡ ذٰلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا). [طرفه في: ٧٥٧].

6667. Ishaq bin Manshur telah menceritakan kepada kami: Abu Usamah menceritakan kepada kami: ‘Ubaidullah bin ‘Umar menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Abu Sa’id, dari Abu Hurairah:

Bahwa ada seseorang masuk masjid untuk salat sementara Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sedang duduk di sisi masjid. Orang itu salat kemudian datang mengucapkan salam kepada beliau. Rasulullah berkata kepadanya, “Kembalilah lalu salatlah karena engkau belum salat!”

Orang itu kembali lalu salat, kemudian mengucapkan salam. Rasulullah bersabda, “Wa ‘alaika. Kembalilah lalu salatlah karena engkau belum salat!”

Orang itu berkata di kali yang ketiga, “Ajarilah aku!”

Rasulullah bersabda, “Apabila engkau hendak melakukan salat, sempurnakanlah wudu. Menghadaplah ke arah kiblat lalu bertakbirlah. Kemudian bacalah Alquran yang mudah bagimu. Kemudian rukuklah sampai engkau tenang dalam keadaan rukuk. Lalu angkatlah kepalamu sampai engkau tegak berdiri. Kemudian sujudlah sampai engkau tenang dalam keadaan sujud. Kemudian bangkitlah sampai engkau lurus dan tenang dalam keadaan duduk. Kemudian sujudlah hingga engkau tenang dalam keadaan sujud. Kemudian bangkitlah hingga engkau tegak berdiri. Kemudian lakukan itu dalam keseluruhan salatmu.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 6251 dan 6252

١٨ - بَابُ مَنۡ رَدَّ، فَقَالَ: عَلَيۡكَ السَّلَامُ
18. Bab barang siapa membalas salam dengan mengucapkan, “’Alaikas salam


وَقَالَتۡ عَائِشَةُ: وَعَلَيۡهِ السَّلَامُ وَرَحۡمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. وَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (رَدَّ الۡمَلَائِكَةُ عَلَى آدَمَ: السَّلَامُ عَلَيۡكَ وَرَحۡمَةُ اللهِ).

‘Aisyah mengatakan, “Wa ‘alaihis salam wa rahmatullahi wa barakatuh (Semoga dia mendapat keselamatan, rahmat Allah, dan keberkahan Allah).”

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Malaikat menjawab salam Adam: as-salamu ‘alaika wa rahmatullah (Semoga engkau mendapatkan keselamatan dan rahmat Allah).”

٦٢٥١ - حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ مَنۡصُورٍ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ نُمَيۡرٍ: حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ أَبِي سَعِيدٍ الۡمَقۡبُرِيِّ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ الۡمَسۡجِدَ، وَرَسُولُ اللهِ ﷺ جَالِسٌ فِي نَاحِيَةِ الۡمَسۡجِدِ، فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَيۡهِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (وَعَلَيۡكَ السَّلَامُ، ارۡجِعۡ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمۡ تُصَلِّ). فَرَجَعَ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ، فَقَالَ: (وَعَلَيۡكَ السَّلَامُ، فَارۡجِعۡ فَصَلِّ، فَإِنَّكَ لَمۡ تُصَلِّ). فَقَالَ فِي الثَّانِيَةِ، أَوۡ فِي الَّتِي بَعۡدَهَا: عَلِّمۡنِي يَا رَسُولَ اللهِ، فَقَالَ: (إِذَا قُمۡتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَأَسۡبِغِ الۡوُضُوءَ، ثُمَّ اسۡتَقۡبِلِ الۡقِبۡلَةَ فَكَبِّرۡ، ثُمَّ اقۡرَأۡ بِمَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الۡقُرۡآنِ، ثُمَّ ارۡكَعۡ حَتَّى تَطۡمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارۡفَعۡ حَتَّى تَسۡتَوِيَ قَائِمًا، ثُمَّ اسۡجُدۡ حَتَّى تَطۡمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارۡفَعۡ حَتَّى تَطۡمَئِنَّ جَالِسًا، ثُمَّ اسۡجُدۡ حَتَّى تَطۡمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارۡفَعۡ حَتَّى تَطۡمَئِنَّ جَالِسًا، ثُمَّ افۡعَلۡ ذٰلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا). وَقَالَ أَبُو أُسَامَةَ فِي الۡأَخِيرِ: (حَتَّى تَسۡتَوِيَ قَائِمًا). [طرفه في: ٧٥٧].

6251. Ishaq bin Manshur telah menceritakan kepada kami: ‘Abdullah bin Numair mengabarkan kepada kami: ‘Ubaidullah menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Abu Sa’id Al-Maqburi, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—:

Bahwa ada seseorang masuk masjid sementara Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sedang duduk di sisi masjid. Orang itu salat kemudian datang mengucapkan salam kepada beliau. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkata kepadanya, “Wa ‘alaikas salam. Kembalilah lalu salatlah karena engkau belum salat!”

Orang itu kembali lalu salat, kemudian datang dan mengucapkan salam. Rasulullah bersabda, “Wa ‘alaikas salam. Kembalilah lalu salatlah karena engkau belum salat!”

Orang itu berkata di kali yang kedua atau setelahnya, “Ajarilah aku, wahai Rasulullah!”

Rasulullah bersabda, “Apabila engkau hendak melakukan salat, sempurnakanlah wudu. Menghadaplah ke arah kiblat lalu bertakbirlah. Kemudian bacalah Alquran yang mudah bagimu. Kemudian rukuklah sampai engkau tenang dalam keadaan rukuk. Lalu bangkitlah sampai engkau lurus berdiri. Kemudian sujudlah sampai engkau tenang dalam keadaan sujud. Kemudian bangkitlah sampai engkau tenang dalam keadaan duduk. Kemudian sujudlah hingga engkau tenang dalam keadaan sujud. Kemudian bangkitlah hingga engkau tenang dalam keadaan duduk. Kemudian lakukan itu dalam keseluruhan salatmu.”

Abu Usamah berkata di lafaz terakhir, “hingga engkau tenang dalam keadaan berdiri.”

٦٢٥٢ - حَدَّثَنَا ابۡنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنِي يَحۡيَى، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ: حَدَّثَنِي سَعِيدٌ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (ثُمَّ ارۡفَعۡ حَتَّى تَطۡمَئِنَّ جَالِسًا). [طرفه في: ٧٥٧].

6252. Ibnu Basysyar telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yahya menceritakan kepadaku dari ‘Ubaidullah: Sa’id menceritakan kepadaku dari ayahnya, dari Abu Hurairah. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Lalu bangkitlah hingga engkau tenang dalam keadaan duduk.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 758

٧٥٨ – حَدَّثَنَا أَبُو النُّعۡمَانِ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنۡ عَبۡدِ الۡمَلِكِ بۡنِ عُمَيۡرٍ، عَنۡ جَابِرِ ابۡنِ سَمُرَةَ قَالَ: قَالَ سَعۡدٌ: كُنۡتُ أُصَلِّي بِهِمۡ صَلَاةَ رَسُولِ اللهِ ﷺ: صَلَاتَيِ الۡعَشِيِّ لَا أَخۡرِمُ عَنۡهَا، أَرۡكُدُ فِي الۡأُولَيَيۡنِ وَأَحۡذِفُ فِي الۡأُخۡرَيَيۡنِ، فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: ذٰلِكَ الظَّنُّ بِكَ. [طرفه في: ٧٥٥].

758. Abu An-Nu’man telah menceritakan kepada kami: Abu ‘Awanah menceritakan kepada kami dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair, dari Jabir bin Samurah. Beliau berkata:

Sa’d berkata, “Aku mengimami mereka salat dengan salatnya Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Yaitu dua salat di siang hari. Aku tidak menguranginya. Aku memperlama berdiri di dua rakaat pertama dan meringankan di dua rakaat terakhir.”

‘Umar—radhiyallahu ‘anhu—berkata, “Itulah persangkaanku kepadamu.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 755

٩٥ - بَابُ وُجُوبِ الۡقِرَاءَةِ لِلۡإِمَامِ وَالۡمَأۡمُومِ فِي الصَّلَوَاتِ كُلِّهَا، فِي الۡحَضَرِ وَالسَّفَرِ، وَمَا يُجۡهَرُ فِيهَا وَمَا يُخَافَتُ
95. Bab wajibnya membaca (surah Al-Fatihah) bagi imam dan makmum dalam seluruh salat, baik ketika mukim maupun safar, baik salat yang bacaannya dikeraskan maupun yang dilirihkan


٧٥٥ - حَدَّثَنَا مُوسَى قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡمَلِكِ بۡنُ عُمَيۡرٍ، عَنۡ جَابِرِ بۡنِ سَمُرَةَ قَالَ: شَكَا أَهۡلُ الۡكُوفَةِ سَعۡدًا إِلَى عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، فَعَزَلَهُ وَاسۡتَعۡمَلَ عَلَيۡهِمۡ عَمَّارًا، فَشَكَوۡا حَتَّى ذَكَرُوا أَنَّهُ لَا يُحۡسِنُ يُصَلِّي، فَأَرۡسَلَ إِلَيۡهِ، فَقَالَ: يَا أَبَا إِسۡحَاقَ، إِنَّ هَٰؤُلَاءِ يَزۡعَمُونَ أَنَّكَ لَا تُحۡسِنُ تُصَلِّي؟! قَالَ أَبُو إِسۡحَاقَ: أَمَّا أَنَا، وَاللهِ فَإِنِّي كُنۡتُ أُصَلِّي بِهِمۡ صَلَاةَ رَسُولِ اللهِ ﷺ مَا أَخۡرِمُ عَنۡهَا، أُصَلِّي صَلَاةَ الۡعِشَاءِ، فَأَرۡكُدُ فِي الۡأُولَيَيۡنِ وَأُخِفُّ فِي الۡأُخۡرَيَيۡنِ. قَالَ: ذَاكَ الظَّنُّ بِكَ يَا أَبَا إِسۡحَاقَ.

755. Musa telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu ‘Awanah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdul Malik bin ‘Umair menceritakan kepada kami dari Jabir bin Samurah. Beliau berkata:

Penduduk Kufah mengadukan Sa’d kepada ‘Umar—radhiyallahu ‘anhu—. ‘Umar pun mencopot Sa’d dan menugaskan ‘Ammar untuk memimpin mereka. Mereka mengeluhkan Sa’d sampai-sampai mereka menyebutkan bahwa Sa’d tidak bisa salat dengan baik. ‘Umar mengutus utusan untuk memanggil Sa’d.

‘Umar berkata, “Wahai Abu Ishaq (Sa’d), sesungguhnya mereka menyatakan bahwa engkau tidak bisa salat dengan baik.”

Abu Ishaq berkata, “Demi Allah, aku salat mengimami mereka dengan salatnya Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Aku tidak menguranginya. Aku salat Isya dengan cara aku memperlama berdiri di dua rakaat pertama dan mempersingkat di dua rakaat yang tersisa.”

‘Umar berkata, “Itulah persangkaanku kepadamu.”

فَأَرۡسَلَ مَعَهُ رَجُلًا، أَوۡ رِجَالًا، إِلَى الۡكُوفَةِ، فَسَأَلَ عَنۡهُ أَهۡلَ الۡكُوفَةِ، وَلَمۡ يَدَعۡ مَسۡجِدًا إِلَّا سَأَلَ عَنۡهُ، وَيُثۡنُونَ مَعۡرُوفًا، حَتَّى دَخَلَ مَسۡجِدًا لِبَنِي عَبۡسٍ، فَقَامَ رَجُلٌ مِنۡهُمۡ، يُقَالُ لَهُ أُسَامَةُ بۡنُ قَتَادَةَ، يُكۡنَى أَبَا سَعۡدَةَ قَالَ: أَمَّا إِذۡ نَشَدۡتَنَا، فَإِنَّ سَعۡدًا كَانَ لَا يَسِيرُ بِالسَّرِيَّةِ، وَلَا يَقۡسِمُ بِالسَّوِيَّةِ، وَلَا يَعۡدِلُ فِي الۡقَضِيَّةِ. قَالَ سَعۡدٌ: أَمَا وَاللهِ لَأَدۡعُوَنَّ بِثَلَاثٍ: اللّٰهُمَّ إِنۡ كَانَ عَبۡدُكَ هَٰذَا كَاذِبًا، قَامَ رِيَاءً وَسُمۡعَةً، فَأَطِلۡ عُمۡرَهُ، وَأَطِلۡ فَقۡرَهُ، وَعَرِّضۡهُ بِالۡفِتَنِ. وَكَانَ بَعۡدُ إِذَا سُئِلَ يَقُولُ: شَيۡخٌ كَبِيرٌ مَفۡتُونٌ، أَصَابَتۡنِي دَعۡوَةُ سَعۡدٍ. قَالَ عَبۡدُ الۡمَلِكِ: فَأَنَا رَأَيۡتُهُ بَعۡدُ قَدۡ سَقَطَ حَاجِبَاهُ عَلَى عَيۡنَيۡهِ مِنَ الۡكِبَرِ، وَإِنَّهُ لَيَتَعَرَّصُ لِلۡجِوَارِي فِي الطُّرُقِ يَغۡمِزُهُنَّ. [الحديث ٧٥٥ – طرفاه في: ٧٥٨، ٧٧٠].

‘Umar mengutus satu atau dua orang pria bersama Sa’d ke Kufah. Utusan itu menanyai penduduk Kufah tentang Sa’d. Tidaklah utusan itu meninggalkan satu masjid pun kecuali dia menanyakan tentang Sa’d. Ternyata mereka menyanjung kebaikannya. Hingga utusan itu masuk ke sebuah masjid milik bani ‘Abs. Seorang pria dari mereka berdiri. Dia bernama Usamah bin Qatadah, dipanggil dengan kunyah Abu Sa’dah.

Dia berkata, “Karena anda sudah menyumpah, sesungguhnya Sa’d tidak pernah ikut pergi bersama pasukan perang. Dia juga tidak membagi rata. Dia juga tidak adil dalam membuat keputusan.”

Sa’d berkata, “Demi Allah, aku benar-benar akan berdoa dengan tiga hal. Ya Allah, jika hamba-Mu ini adalah seorang pembohong, yang berdiri karena ria dan sumah, panjangkan umurnya, langgengkan kefakirannya, dan hadapkan dia dengan fitnah-fitnah.”

Setelah itu, apabila orang itu ditanya, dia akan menjawab, “Aku adalah orang yang sudah tua renta yang tertimpa cobaan. Doa Sa’d telah mengenaiku.”

‘Abdul Malik berkata: Aku melihat orang itu setelah kejadian tersebut, alisnya menutupi kedua matanya saking rentanya dan dia suka menghadang gadis-gadis di jalan untuk mencolek mereka.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 3291

٣٢٩١ – حَدَّثَنَا الۡحَسَنُ بۡنُ الرَّبِيعِ: حَدَّثَنَا أَبُو الۡأَحۡوَصِ، عَنۡ أَشۡعَثَ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ مَسۡرُوقٍ قَالَ: قَالَتۡ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا: سَأَلۡتُ النَّبِيَّ ﷺ عَنِ الۡتِفَاتِ الرَّجُلِ فِي الصَّلَاةِ، فَقَالَ: (هُوَ اخۡتِلَاسٌ يَخۡتَلِسُهُ الشَّيۡطَانُ مِنۡ صَلَاةِ أَحَدِكُمۡ). [طرفه في: ٧٥٢].

3291. Al-Hasan bin Ar-Rabi’ telah menceritakan kepada kami: Abu Al-Ahwash menceritakan kepada kami dari Asy’ats, dari ayahnya, dari Masruq. Beliau berkata: ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—berkata: Aku bertanya kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tentang orang yang menoleh di dalam shalat. Beliau menjawab, “Itu adalah pencurian yang setan curi dari salat salah seorang kalian.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2364

٢٣٦٤ – حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي مَرۡيَمَ: حَدَّثَنَا نَافِعُ بۡنُ عُمَرَ، عَنِ ابۡنِ أَبِي مُلَيۡكَةَ، عَنۡ أَسۡمَاءَ بِنۡتِ أَبِي بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ صَلَّى صَلَاةَ الۡكُسُوفِ، فَقَالَ: (دَنَتۡ مِنِّي النَّارُ، حَتَّى قُلۡتُ: أَيۡ رَبِّ وَأَنَا مَعَهُمۡ؟ فَإِذَا امۡرَأَةٌ – حَسِبۡتُ أَنَّهُ قَالَ – تَخۡدِشُهَا هِرَّةٌ، قَالَ: مَا شَأۡنُ هَٰذِهِ؟ قَالُوا: حَبَسَتۡهَا حَتَّى مَاتَتۡ جُوعًا). [طرفه في: ٧٤٥].

2364. Ibnu Abu Maryam telah menceritakan kepada kami: Nafi’ bin ‘Umar menceritakan kepada kami dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Asma` binti Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhuma—: Bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah salat gerhana, lalu bersabda, “Neraka telah mendekat kepadaku, sampai-sampai aku berkata, ‘Wahai Rabi, apakah aku akan bersama mereka?’ Di neraka itu ada seorang wanita—(Nafi’ bin ‘Umar berkata,) Aku mengira Ibnu Abu Mulaikah berkata—dicabik-cabik oleh seekor kucing. Aku bertanya, ‘Mengapa wanita ini?’ Mereka menjawab, ‘Dia mengurung kucing itu hingga kucing itu mati kelaparan.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 735

٨٣ - بَابُ رَفۡعِ الۡيَدَيۡنِ فِي التَّكۡبِيرَةِ الۡأُولَى مَعَ الۡاِفۡتِتَاحِ سَوَاءً
83. Bab mengangkat kedua tangan ketika takbir pertama sama dengan mengawali salat


٧٣٥ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مَسۡلَمَةَ، عَنۡ مَالِكٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ سَالِمِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ، عَنۡ أَبِيهِ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ، كَانَ يَرۡفَعُ يَدَيۡهِ حَذۡوَ مَنۡكِبَيۡهِ، إِذَا افۡتَتَحَ الصَّلَاةَ، وَإِذَا كَبَّرَ لِلرُّكُوعِ، وَإِذَا رَفَعَ رَأۡسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ رَفَعَهُمَا كَذٰلِكَ أَيۡضًا، وَقَالَ: (سَمِعَ اللهُ لِمَنۡ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الۡحَمۡدُ). وَكَانَ لَا يَفۡعَلُ ذٰلِكَ فِي السُّجُودِ. [الحديث ٧٣٥ – أطرافه في: ٧٣٦، ٧٣٨، ٧٣٩].

735. ‘Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada kami dari Malik, dari Ibnu Syihab, dari Salim bin ‘Abdullah, dari ayahnya:

Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dahulu mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya ketika mengawali salat. Juga ketika bertakbir untuk rukuk. Ketika beliau mengangkat kepala dari rukuk, beliau mengangkat kedua tangannya seperti itu pula. Beliau mengucapkan, “Sami’allahu liman hamidah, rabbana wa lakal hamd.” Beliau tidak melakukan hal itu ketika sujud.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 7290

٧٢٩٠ - حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ: أَخۡبَرَنَا عَفَّانُ: حَدَّثَنَا وُهَيۡبٌ: حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ عُقۡبَةَ: سَمِعۡتُ أَبَا النَّضۡرِ يُحَدِّثُ، عَنۡ بُسۡرِ بۡنِ سَعِيدٍ، عَنۡ زَيۡدِ بۡنِ ثَابِتٍ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ اتَّخَذَ حُجۡرَةً فِي الۡمَسۡجِدِ مِنۡ حَصِيرٍ، فَصَلَّى رَسُولُ اللهِ ﷺ فِيهَا لَيَالِيَ حَتَّى اجۡتَمَعَ إِلَيۡهِ نَاسٌ، ثُمَّ فَقَدُوا صَوۡتَهُ لَيۡلَةً، فَظَنُّوا أَنَّهُ قَدۡ نَامَ، فَجَعَلَ بَعۡضُهُمۡ يَتَنَحۡنَحُ لِيَخۡرُجَ إِلَيۡهِمۡ، فَقَالَ: (مَا زَالَ بِكُمُ الَّذِي رَأَيۡتُ مِنۡ صَنِيعِكُمۡ، حَتَّى خَشِيتُ أَنۡ يُكۡتَبَ عَلَيۡكُمۡ، وَلَوۡ كُتِبَ عَلَيۡكُمۡ مَا قُمۡتُمۡ بِهِ، فَصَلُّوا أَيُّهَا النَّاسُ فِي بُيُوتِكُمۡ، فَإِنَّ أَفۡضَلَ صَلَاةِ الۡمَرۡءِ فِي بَيۡتِهِ إِلَّا الصَّلَاةَ الۡمَكۡتُوبَةَ).

7290. Ishaq telah menceritakan kepada kami: ‘Affan mengabarkan kepada kami: Wuhaib menceritakan kepada kami: Musa bin ‘Uqbah menceritakan kepada kami: Aku mendengar Abu An-Nadhr menceritakan dari Busr bin Sa’id, dari Zaid bin Tsabit:

Bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membuat sebuah bilik dari tikar di dalam masjid. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—salat di dalamnya beberapa malam hingga orang-orang berkumpul (ikut salat) bersama beliau. Kemudian suatu malam, mereka tidak mendapati suara beliau. Mereka mengira beliau sudah tidur. Sebagian mereka berdeham agar beliau keluar menemui mereka.

Lalu Rasulullah bersabda, “Aku melihat kalian terus-menerus melakukan perbuatan kalian hingga aku khawatir hal itu akan diwajibkan kepada kalian. Kalau hal itu diwajibkan kepada kalian, niscaya kalian tidak mampu melaksanakannya. Salat (malam)lah kalian di rumah-rumah kalian! Sesungguhnya seutama-utama salat seseorang adalah di rumahnya kecuali salat wajib.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 6113

٦١١٣ - وَقَالَ الۡمَكِّيُّ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ سَعِيدٍ. ح. حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بۡنُ زِيَادٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ جَعۡفَرٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ سَعِيدٍ قَالَ: حَدَّثَنِي سَالِمٌ أَبُو النَّضۡرِ مَوۡلَى عُمَرَ بۡنِ عُبَيۡدِ اللهِ، عَنۡ بُسۡرِ بۡنِ سَعِيدٍ، عَنۡ زَيۡدِ بۡنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: احۡتَجَرَ رَسُولُ اللهِ ﷺ حُجَيۡرَةً مُخَصَّفَةً، أَوۡ حَصِيرًا، فَخَرَجَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يُصَلِّي فِيهَا، فَتَتَبَّعَ إِلَيۡهِ رِجَالٌ وَجَاءُوا يُصَلُّونَ بِصَلَاتِهِ، ثُمَّ جَاءُوا لَيۡلَةً فَحَضَرُوا، وَأَبۡطَأَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عَنۡهُمۡ فَلَمۡ يَخۡرُجۡ إِلَيۡهِمۡ، فَرَفَعُوا أَصۡوَاتَهُمۡ وَحَصَبُوا الۡبَابَ، فَخَرَجَ إِلَيۡهِمۡ مُغۡضَبًا، فَقَالَ لَهُمۡ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَا زَالَ بِكُمۡ صَنِيعُكُمۡ حَتَّى ظَنَنۡتُ أَنَّهُ سَيُكۡتَبُ عَلَيۡكُمۡ، فَعَلَيۡكُمۡ بِالصَّلَاةِ فِي بُيُوتِكُمۡ، فَإِنَّ خَيۡرَ صَلَاةِ الۡمَرۡءِ فِي بَيۡتِهِ إِلَّا الصَّلَاةَ الۡمَكۡتُوبَةَ). [طرفه في: ٩١].

6113. Al-Makki berkata: ‘Abdullah bin Sa’id menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain) Muhammad bin Ziyad telah menceritakan kepadaku: Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami: ‘Abdullah bin Sa’id menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Salim Abu An-Nadhr maula ‘Umar bin ‘Ubaidullah menceritakan kepadaku dari Busr bin Sa’id, dari Zaid bin Tsabit—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membuat sebuah bilik kecil. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—keluar dan biasa salat (malam) di situ. Beberapa orang menguntit beliau lalu mereka salat mengikuti salat beliau. Kemudian mereka datang lagi di suatu malam, namun Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menunda keluar karena kehadiran mereka sehingga beliau tidak keluar menemui mereka. Mereka meninggikan suara mereka dan melempari pintu dengan kerikil. Rasulullah pun keluar menemui mereka dengan marah.

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Kalian terus saja melakukan perbuatan kalian sampai aku mengira bahwa salat itu akan diwajibkan kepada kalian. Kalian salat (sunah) di rumah kalian saja karena sebaik-baik salat seseorang adalah di rumahnya kecuali salat wajib.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 730 dan 731

٨١ - بَابُ صَلَاةِ اللَّيۡلِ
81. Bab salat malam


٧٣٠ - حَدَّثَنَا إِبۡرَاهِيمُ بۡنُ الۡمُنۡذِرِ قَالَ: حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي فُدَيۡكٍ قَالَ: حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي ذِئۡبٍ، عَنِ الۡمَقۡبُرِيِّ، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ لَهُ حَصِيرٌ، يَبۡسُطُهُ بِالنَّهَارِ، وَيَحۡتَجِرُهُ بِاللَّيۡلِ، فَثَابَ إِلَيۡهِ نَاسٌ، فَصَلَّوۡا وَرَاءَهُ.

[طرفه ي: ٧٢٩].

730. Ibrahim bin Al-Mundzir telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu Abu Fudaik menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu Abu Dzi`b menceritakan kepada kami dari Al-Maqburi, dari Abu Salamah bin ‘Abdurrahman, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—: Bahwasanya Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dahulu memiliki selembar tikar yang beliau bentangkan di siang hari dan beliau gunakan untuk membuat semacam kamar ketika malam hari. Orang-orang kembali ke tempat beliau lalu mereka salat di belakang beliau.

٧٣١ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡأَعۡلَى بۡنُ حَمَّادٍ قَالَ: حَدَّثَنَا وُهَيۡبٌ قَالَ: حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ عُقۡبَةَ، عَنۡ سَالِمٍ أَبِي النَّضۡرِ، عَنۡ بُسۡرِ بۡنِ سَعِيدٍ، عَنۡ زَيۡدِ بۡنِ ثَابِتٍ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ اتَّخَذَ حُجۡرَةً – قَالَ: حَسِبۡتُ أَنَّهُ قَالَ: مِنۡ حَصِيرٍ - فِي رَمَضَانَ، فَصَلَّى فِيهَا لَيَالِيَ، فَصَلَّى بِصَلَاتِهِ نَاسٌ مِنۡ أَصۡحَابِهِ، فَلَمَّا عَلِمَ بِهِمۡ جَعَلَ يَقۡعُدُ، فَخَرَجَ إِلَيۡهِمۡ فَقَالَ: (قَدۡ عَرَفۡتُ الَّذِي رَأَيۡتُ مِنۡ صَنِيعِكُمۡ، فَصَلُّوا أَيُّهَا النَّاسُ فِي بُيُوتِكُمۡ، فَإِنَّ أَفۡضَلَ الصَّلَاةِ صَلَاةُ الۡمَرۡءِ فِي بَيۡتِهِ إِلَّا الۡمَكۡتُوبَةَ). قَالَ عَفَّانُ: حَدَّثَنَا وُهَيۡبٌ: حَدَّثَنَا مُوسَى: سَمِعۡتُ أَبَا النَّضۡرِ، عَنۡ بُسۡرٍ، عَنۡ زَيۡدٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. [الحديث ٧٣١ – طرفاه في: ٦١١٣، ٧٢٩٠].

731. ‘Abdul A’la bin Hammad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Wuhaib menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Musa bin ‘Uqbah menceritakan kepada kami dari Salim Abu An-Nadhr, dari Busr bin Sa’id, dari Zaid bin Tsabit, bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membuat sebuah bilik—Busr berkata: Aku mengira bahwa Zaid berkata: dari selembar tikar—di bulan Ramadan. Beliau salat di bilik itu selama beberapa malam. Beberapa orang dari sahabat beliau ikut salat mengikuti salat beliau. Ketika Nabi mengetahui perihal mereka, beliau berdiam di dalam rumah.

Lalu beliau keluar menemui mereka seraya berkata, “Aku telah mengetahui yang aku lihat dari perbuatan kalian. Wahai sekalian manusia, salatlah di rumah-rumah kalian karena seutama-utama salat seseorang adalah di rumahnya kecuali salat wajib.”

‘Affan berkata: Wuhaib menceritakan kepada kami: Musa menceritakan kepada kami: Aku mendengar Abu An-Nadhr dari Busr, dari Zaid, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 729

٨٠ - بَابٌ إِذَا كَانَ بَيۡنَ الۡإِمَامِ وَبَيۡنَ الۡقَوۡمِ حَائِطٌ أَوۡ سُتۡرَةٌ
80. Bab apabila antara imam dengan makmum ada dinding atau tabir


وَقَالَ الۡحَسَنُ: لَا بَأۡسَ أَنۡ تُصَلِّيَ وَبَيۡنَكَ وَبَيۡنَهُ نَهۡرٌ.

Al-Hasan berkata, “Tidak mengapa engkau salat dalam keadaan antara engkau dengan imam ada sungai.

وَقَالَ أَبُو مِجۡلَزٍ: يَأۡتَمُّ بِالۡإِمَامِ، وَإِنۡ كَانَ بَيۡنَهُمَا طَرِيقٌ أَوۡ جِدَارٌ، إِذَا سَمِعَ تَكۡبِيرَ الۡإِمَامِ.

Abu Mijlaz berkata, “Seseorang boleh bermakmum dengan imam walaupun antara keduanya ada jalan atau dinding, jika dia bisa mendengar suara takbir imam.”

٧٢٩ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ قَالَ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدَةُ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ سَعِيدٍ الۡأَنۡصَارِيِّ، عَنۡ عَمۡرَةَ، عَنۡ عَائِشَةَ قَالَتۡ: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يُصَلِّي مِنَ اللَّيۡلِ فِي حُجۡرَتِهِ، وَجِدَارُ الۡحُجۡرَةِ قَصِيرٌ، فَرَأَى النَّاسُ شَخۡصَ النَّبِيِّ ﷺ، فَقَامَ أُنَاسٌ يُصَلُّونَ بِصَلَاتِهِ، فَأَصۡبَحُوا فَتَحَدَّثُوا بِذٰلِكَ، فَقَامَ لَيۡلَةَ الثَّانِيَةِ، فَقَامَ مَعَهُ أُنَاسٌ يُصَلُّونَ بِصَلَاتِهِ، صَنَعُوا ذٰلِكَ لَيۡلَتَيۡنِ أَوۡ ثَلَاثَةً، حَتَّى إِذَا كَانَ بَعۡدَ ذٰلِكَ، جَلَسَ رَسُولُ اللهِ ﷺ فَلَمۡ يَخۡرُجۡ، فَلَمَّا أَصۡبَحَ ذَكَرَ ذٰلِكَ النَّاسُ فَقَالَ: (إِنِّي خَشِيتُ أَنۡ تُكۡتَبَ عَلَيۡكُمۡ صَلَاةُ اللَّيۡلِ).

[الحديث ٧٢٩ – أطرافه في: ٧٣٠، ٩٢٤، ١١٢٩، ٢٠١١، ٢٠١٢، ٥٨٦١].

729. Muhammad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdah mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Sa’id Al-Anshari, dari ‘Amrah, dari ‘Aisyah. Beliau mengatakan:

Dahulu, Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—salat malam di kamarnya. Dinding kamar itu pendek sehingga orang-orang bisa melihat sosok Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Orang-orang pun berdiri salat mengikuti salat beliau. Keesokan harinya, mereka memperbincangkan kejadian itu. Nabi salat lagi di malam kedua. Orang-orang kembali berdiri salat bersama beliau mengikuti salat beliau. Orang-orang melakukan itu selama dua atau tiga malam. Malam setelahnya, Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tidak keluar.

Keesokan harinya, orang-orang mempertanyakan hal itu, lantas beliau bersabda, “Sesungguhnya aku khawatir salat malam akan diwajibkan kepada kalian.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 725

٧٦ - بَابُ إِلۡزَاقِ الۡمَنۡكِبِ بِالۡمَنۡكِبِ وَالۡقَدَمِ بِالۡقَدَمِ فِي الصَّفِّ
76. Bab menempelkan bahu dengan bahu dan telapak kaki dengan telapak kaki dalam saf


وَقَالَ النُّعۡمَانُ بۡنُ بَشِيرٍ: رَأَيۡتُ الرَّجُلَ مِنَّا يُلۡزِقُ كَعۡبَهُ بِكَعۡبِ صَاحِبِهِ.

An-Nu’man bin Basyir berkata: Aku melihat seseorang di antara kami menempelkan mata kakinya dengan mata kaki temannya.

٧٢٥ - حَدَّثَنَا عَمۡرُو بۡنُ خَالِدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا زُهَيۡرٌ، عَنۡ حُمَيۡدٍ، عَنۡ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (أَقِيمُوا صُفُوفَكُمۡ، فَإِنِّي أَرَاكُمۡ مِنۡ وَرَاءِ ظَهۡرِي). وَكَانَ أَحَدُنَا يُلۡزِقُ مَنۡكِبَهُ بِمَنۡكِبِ صَاحِبِهِ، وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ. [طرفه في: ٧١٨].

725. ‘Amr bin Khalid telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Zuhair menceritakan kepada kami dari Humaid, dari Anas, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Luruskan saf-saf kalian! Karena aku melihat kalian dari belakang punggungku.”

Dahulu, salah seorang kami menempelkan bahunya dengan bahu temannya dan telapak kakinya dengan telapak kaki temannya.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 6106

٧٤ - بَابُ مَنۡ لَمۡ يَرَ إِكۡفَارَ مَنۡ قَالَ ذٰلِكَ مُتَأَوِّلًا أَوۡ جَاهِلًا
74. Bab barang siapa yang tidak berpendapat berlakunya hukum pengafiran oleh orang yang mengucapkan itu karena persangkaan atau karena bodoh


وَقَالَ عُمَرُ لِحَاطِبٍ: إِنَّهُ مُنَافِقٌ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (وَمَا يُدۡرِيكَ، لَعَلَّ اللهَ قَدِ اطَّلَعَ إِلَى أَهۡلِ بَدۡرٍ فَقَالَ: قَدۡ غَفَرۡتُ لَكُمۡ).

‘Umar berkata tentang Hathib bahwa dia adalah seorang munafik. Lantas Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Tidak tahukah engkau?! Sungguh Allah telah melihat pasukan Badr lalu berkata: Aku telah mengampuni kalian.”

٦١٠٦ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عَبَادَةَ: أَخۡبَرَنَا يَزِيدُ: أَخۡبَرَنَا سَلِيمٌ: حَدَّثَنَا عَمۡرُو بۡنُ دِينَارٍ: حَدَّثَنَا جَابِرُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ: أَنَّ مُعَاذَ بۡنَ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ كَانَ يُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ ﷺ، ثُمَّ يَأۡتِي قَوۡمَهُ فَيُصَلِّي بِهِمُ الصَّلَاةَ، فَقَرَأَ بِهِمُ الۡبَقَرَةَ، قَالَ: فَتَجَوَّزَ رَجُلٌ فَصَلَّى صَلَاةً خَفِيفَةً، فَبَلَغَ ذٰلِكَ مُعَاذًا فَقَالَ: إِنَّهُ مُنَافِقٌ، فَبَلَغَ ذٰلِكَ الرَّجُلَ، فَأَتَى النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّا قَوۡمٌ نَعۡمَلُ بِأَيۡدِينَا، وَنَسۡقِي بِنَوَاضِحِنَا، وَإِنَّ مُعَاذًا صَلَّى بِنَا الۡبَارِحَةَ، فَقَرَأَ الۡبَقَرَةَ، فَتَجَوَّزۡتُ، فَزَعَمَ أَنِّي مُنَافِقٌ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (يَا مُعَاذُ، أَفَتَّانٌ أَنۡتَ - ثَلَاثًا – اقۡرَأۡ: ﴿وَالشَّمۡسِ وَضُحَاهَا﴾ وَ ﴿سَبِّحِ اسۡمَ رَبِّكَ الۡأَعۡلَى﴾ وَنَحۡوَهُمَا). [طرفه في: ٧٠٠].

6106. Muhammad bin ‘Ubadah telah menceritakan kepada kami: Yazid mengabarkan kepada kami: Salim mengabarkan kepada kami: ‘Amr bin Dinar menceritakan kepada kami:

Jabir bin ‘Abdullah menceritakan kepada kami: Bahwa dahulu Mu’adz bin Jabal—radhiyallahu ‘anhu—salat bersama Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Kemudian Mu’adz mendatangi kaumnya, lalu salat mengimami mereka. Mu’adz membaca surah Al-Baqarah.

Jabir berkata: Ada seorang lelaki yang mempersingkat salatnya (sendirian). Kejadian itu sampai kepada Mu’adz. Lantas Mu’adz berkata, “Sesungguhnya dia adalah munafik.”

Ucapan beliau sampai ke lelaki tersebut. Lelaki itu mendatangi Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bekerja dengan tangan-tangan kami dan mengairi dengan unta-unta kami, sedangkan Mu’adz tadi malam salat mengimami kami dengan membaca surah Al-Baqarah. Akupun mempersingkat salatku. Mu’adz menyatakan bahwa aku adalah munafik.”

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Wahai Mu’adz, apa engkau juru fitnah—sebanyak tiga kali—?! Bacalah surah Asy-Syams, Al-A’la, dan semisalnya!”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 7175

٢٥ - بَابُ اسۡتِقۡضَاءِ الۡمَوَالِي وَاسۡتِعۡمَالِهِمۡ
25. Bab penunjukan maula (bekas budak yang sudah dimerdekakan) sebagai kadi dan pejabat


٧١٧٥ - حَدَّثَنَا عُثۡمَانُ بۡنُ صَالِحٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ وَهۡبٍ: أَخۡبَرَنِي ابۡنُ جُرَيۡجٍ: أَنَّ نَافِعًا أَخۡبَرَهُ: أَنَّ ابۡنَ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا أَخۡبَرَهُ قَالَ: كَانَ سَالِمٌ مَوۡلَى أَبِي حُذَيۡفَةَ يَؤُمُّ الۡمُهَاجِرِينَ الۡأَوَّلِينَ وَأَصۡحَابَ النَّبِيِّ ﷺ فِي مَسۡجِدِ قُبَاءٍ، فِيهِمۡ أَبُو بَكۡرٍ وَعُمَرُ وَأَبُو سَلَمَةَ وَزَيۡدٌ وَعَامِرُ بۡنُ رَبِيعَةَ. [طرفه في: ٦٩٢].

7175. ‘Utsman bin Shalih telah menceritakan kepada kami: ‘Abdullah bin Wahb menceritakan kepada kami: Ibnu Juraij mengabarkan kepadaku bahwa Nafi’ mengabarkan kepadanya: Bahwa Ibnu ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—mengabarkan kepadanya. Beliau mengatakan: Dahulu Salim maula Abu Hudzaifah mengimami orang-orang muhajirin yang awal dan para sahabat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—di masjid Quba`. Di kalangan mereka ada Abu Bakr, ‘Umar, Abu Salamah, Zaid, dan ‘Amir bin Rabi’ah.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 7190

٣٦ - بَابُ الۡإِمَامِ يَأۡتِي قَوۡمًا فَيُصۡلِحُ بَيۡنَهُمۡ
36. Bab pemimpin mendatangi suatu kaum untuk mendamaikan mereka


٧١٩٠ - حَدَّثَنَا أَبُو النُّعۡمَانِ: حَدَّثَنَا حَمَّادٌ: حَدَّثَنَا أَبُو حَازِمٍ الۡمَدِينِيُّ، عَنۡ سَهۡلِ بۡنِ سَعۡدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ: كَانَ قِتَالٌ بَيۡنَ بَنِي عَمۡرٍو، فَبَلَغَ ذٰلِكَ النَّبِيَّ ﷺ، فَصَلَّى الظُّهۡرَ ثُمَّ أَتَاهُمۡ يُصۡلِحُ بَيۡنَهُمۡ، فَلَمَّا حَضَرَتۡ صَلَاةُ الۡعَصۡرِ فَأَذَّنَ بِلَالٌ وَأَقَامَ، وَأَمَرَ أَبَا بَكۡرٍ فَتَقَدَّمَ، وَجَاءَ النَّبِيُّ ﷺ وَأَبُو بَكۡرٍ فِي الصَّلَاةِ، فَشَقَّ النَّاسَ حَتَّى قَامَ خَلۡفَ أَبِي بَكۡرٍ، فَتَقَدَّمَ فِي الصَّفِّ الَّذِي يَلِيهِ، قَالَ: وَصَفَّحَ الۡقَوۡمُ، وَكَانَ أَبُو بَكۡرٍ إِذَا دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ لَمۡ يَلۡتَفِتۡ حَتَّى يَفۡرُغَ، فَلَمَّا رَأَى التَّصۡفِيحَ لَا يُمۡسَكُ عَلَيۡهِ الۡتَفَتَ، فَرَأَى النَّبِيَّ ﷺ خَلۡفَهُ، فَأَوۡمَأَ إِلَيۡهِ النَّبِيُّ ﷺ: (أَنِ امۡضِهۡ). وَأَوۡمَأَ بِيَدِهِ هَٰكَذَا، وَلَبِثَ أَبُو بَكۡرٍ هُنَيَّةً يَحۡمَدُ اللهَ عَلَى قَوۡلِ النَّبِيِّ ﷺ، ثُمَّ مَشَى الۡقَهۡقَرَى، فَلَمَّا رَأَى النَّبِيُّ ﷺ ذٰلِكَ تَقَدَّمَ، فَصَلَّى النَّبِيُّ ﷺ بِالنَّاسِ، فَلَمَّا قَضَى صَلَاتَهُ قَالَ: (يَا أَبَا بَكۡرٍ، مَا مَنَعَكَ إِذۡ أَوۡمَأۡتُ إِلَيۡكَ أَنۡ لَا تَكُونَ مَضَيۡتَ؟) قَالَ: لَمۡ يَكُنۡ لِابۡنِ أَبِي قُحَافَةَ أَنۡ يَؤُمَّ النَّبِيَّ ﷺ، وَقَالَ لِلۡقَوۡمِ: (إِذَا نَابَكُمۡ أَمۡرٌ فَلۡيُسَبِّحِ الرِّجَالُ وَلۡيُصَفِّحِ النِّسَاءُ). [طرفه في: ٦٨٤].

7190. Abu An-Nu’man telah menceritakan kepada kami: Hammad menceritakan kepada kami: Abu Hazim Al-Madini menceritakan kepada kami dari Sahl bin Sa’d As-Sa’idi. Beliau berkata:

Dahulu pernah terjadi perang di antara bani ‘Amr. Kabar itu sampai kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau salat Zuhur kemudian mendatangi mereka untuk mendamaikan mereka. Ketika waktu salat Asar sudah masuk, Bilal mengumandangkan azan dan ikamah. Bilal meminta Abu Bakr maju menjadi imam salat. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—datang ketika Abu Bakr masih salat. Nabi menyibak orang-orang hingga berdiri di belakang Abu Bakr. Beliau maju di saf setelahnya.

Sahl berkata: Para makmum menepukkan tangan. Apabila Abu Bakr sudah mulai salat, beliau tidak menoleh sampai selesai. Ketika Abu Bakr mendengar tepukan tangan tidak juga berhenti, beliau menoleh. Abu Bakr melihat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—di belakangnya. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—memberi isyarat agar Abu Bakr meneruskan salatnya. Beliau memberi isyarat dengan tangannya begini. Abu Bakr tetap di tempatnya sejenak. Beliau memuji Allah atas ucapan Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Kemudian beliau berjalan mundur. Ketika Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melihat hal itu, beliau maju. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melanjutkan salat mengimami kaum muslimin.

Ketika beliau menyelesaikan salatnya, beliau bersabda, “Wahai Abu Bakr, apa yang menghalangimu ketika aku beri isyarat kepadamu, engkau tidak melanjutkan (salat)?”

Abu Bakr menjawab, “Tidak boleh bagi putra Abu Quhafah untuk mengimami Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”

Nabi berkata kepada para makmum, “Apabila ada suatu perkara yang terjadi pada kalian, hendaknya para pria mengucapkan tasbih dan para wanita menepukkan tangan.”