Cari Blog Ini

Ilmu dan Akhlaq Ulama (6)

وَالۡعُلَمَاءُ هُمُ الۡعَارِفُونَ بِاللهِ وَبِأَسۡمَائِهِ وَبِصِفَاتِهِ وَبِشَرِيعَتِهِ الَّتِي بُعِثَ بِهَا رُسُلُهُ، وَلِهٰذَا قَالَ نَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيۡهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَالَ لَهُ بَعۡضُ النَّاسِ مُسۡتَقِلاًّ الۡعِلۡمَ الَّذِي أَرۡشَدَهُ إِلَيۡهِ: (لَسۡنَا مِثۡلَكَ يَا رَسُولَ اللهِ! قَدۡ غَفَّرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنۡ ذَنۡبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ. قَالَ: أَمَّا وَاللهِ إِنِّي لأَخۡشَاكُمۡ للهِ وَأَتۡقَاكُمۡ لَهُ).
فَالۡعُلَمَاءُ بِاللهِ وَبِدِينِهِ وَبِأَسۡمَائِهِ وَصِفَاتِهِ هُمۡ أَخۡشَى النَّاسِ للهِ وَأَقۡوَى النَّاسِ فِي الۡحَقِّ عَلَى حَسَبِ عِلۡمِهِمۡ بِهِ وَعَلَى حَسَبِ دَرَجَاتِهِمۡ فِي ذٰلِكَ، وَأَعۡلاَهُمۡ فِي هٰذَا وَأَكۡمَلُهُمۡ فِيهِ هُمُ الرُّسُلُ عَلَيۡهِمُ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ فَهُمۡ أَخۡشَى النَّاسِ للهِ وَأَتۡقَاهُمۡ لَهُ. وَأَكۡمَلُهُمۡ فِي ذٰلِكَ عِلۡمًا وَخَشۡيَةً وَتَقۡوَى هُوَ نَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيۡهِ وَسَلَّمَ وَقَدۡ جَاءَتِ الأَحَادِيثُ عَنۡ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيۡهِ وَسَلَّمَ فِي بَيَانِ فَضۡلِ الۡعِلۡمِ وَتَكَاثَرَتۡ فِي ذٰلِكَ.
فَمِنۡ ذٰلِكَ قَوۡلُهُ صلى الله عليه وسلم: (مَنۡ سَلَكَ طَرِيقًا يَلۡتَمِسُ فِيهِ عِلۡمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الۡجَنَّةِ) أَخۡرَجَهُ مُسۡلِمٌ رَحِمَهُ اللهُ فِي صَحِيحِهِ.
فَهٰذَا يَدُلُّنَا عَلَى أَنَّ طُلاَّبَ الۡعِلۡمِ عَلَى خَيۡرٍ عَظِيمٍ وَأَنَّهُمۡ عَلَى طَرِيقِ نَجَاةٍ وَسَعَادَةٍ لِمَنۡ أَصۡلَحَ نِيَّتَهُ فِي طَلَبِ الۡعِلۡمِ وَابۡتَغَى بِهِ وَجۡهَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَقَصَدَ الۡعِلۡمَ لِنَفۡسِ الۡعِلۡمِ وَلِلۡعَمَلِ لاَ لأَجۡلِ الرِّيَاءِ وَالسُّمۡعَةِ أَوۡ لأَجۡلِ مَقَاصِدِ أُخۡرَى مِنَ الۡمَقَاصِدِ الۡعَاجِلَةِ، وَإِنَّمَا يَتَعَلَّمُهُ لِمَعۡرِفَةِ دِينِهِ وَالۡبَصِيرَةِ بِمَا أَوۡجَبَ اللهُ عَلَيۡهِ وَلِيَسۡعَى فِي إِخۡرَاجِ النَّاسِ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ فَيَعۡلَمُ وَيَعۡمَلُ وَيُعَلِّمُ غَيۡرَهُ مِنَ الۡمَقَاصِدِ الۡحَسَنَةِ الَّتِي أُمِرَ الۡمُسۡلِمُ بِهَا، فَكُلُّ طَرِيقٍ يَسۡلُكُهُ فِي طَلَبِ الۡعِلۡمِ فَهُوَ طَرِيقٌ إِلَى الۡجَنَّةِ. وَيَعُمُّ ذٰلِكَ جَمِيعُ الطُّرُقِ الۡحِسِّيَّةِ وَالۡمَعۡنَوِيَّةِ: فَسَفَرُهُ مِنۡ بِلاَدٍ إِلَى بِلاَدٍ أُخۡرَى وَانۡتِقَالُهُ مِنۡ حَلَقَةٍ إِلَى حَلَقَةٍ وَمِنۡ مَسۡجِدٍ إِلَى مَسۡجِدٍ بِقَصۡدِ طَلَبِ الۡعِلۡمِ فَهٰذَا كُلُّهُ مِنَ الطُّرُقِ لِتَحۡصِيلِ الۡعِلۡمِ. وَهٰكَذَا الۡمُذَاكَرَةُ فِي كُتُبِ الۡعِلۡمِ وَالۡمُطَالَعَةُ وَالۡكِتَابَةِ كُلُّهَا مِنَ الطُّرُقِ أَيۡضًا.
Ulama adalah orang-orang yang mengenal Allah, nama-namaNya, sifat-sifatNya, dan mengenal syariatNya yang Allah utus para rasul dengannya. Oleh karena itulah, ketika sebagian manusia merasa sedikit ilmu yang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bimbingkan, mereka mengatakan, “Kami tidak seperti engkau, wahai Rasulullah. Sungguh Allah telah mengampuni engkau dosa-dosa yang telah lewat dan yang akan datang.” Beliau bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepadaNya di antara kalian.”

Maka orang-orang yang berilmu tentang Allah, agamaNya, nama-namaNya, dan sifat-sifatNya, mereka adalah manusia yang paling takut kepada Allah, dan manusia yang paling kuat di dalam kebenaran sesuai ilmu mereka dan sesuai tingkat keilmuan mereka. Orang-orang yang paling tinggi keilmuan dan paling sempurna ilmunya adalah para rasul ‘alaihimush shalatu was salam. Mereka adalah orang yang paling takut dan paling bertaqwa kepada Allah. Dan yang paling sempurna ilmunya, takutnya, dan takwanya di antara para rasul tersebut adalah Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sungguh telah datang hadits-hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai penjelasan tentang keutamaan ilmu. Hadits-hadits tentang hal tersebut ada banyak.

Di antaranya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim di dalam Shahihnya). 

Hadits ini menunjukkan kepada kita bahwasanya penuntut ilmu itu berada di atas kebaikan yang agung. Mereka berada di atas jalan keselamatan dan kebahagiaan, bagi yang baik niatnya dalam menuntut ilmu, dan dia mengharap wajah Allah ‘azza wa jalla. Dia memaksudkan mencari ilmu itu untuk mendapatkan ilmu dan mengamalkannya, bukan untuk riya` dan sum’ah, bukan pula untuk tujuan-tujuan lain dari tujuan dunia. Dia hanya mempelajarinya untuk mengenal agamanya dan berilmu dengan apa yang Allah wajibkan baginya, dan untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya. Maka dia berilmu dan beramal, lalu mengajar yang lain. Ini merupakan tujuan yang baik yang seorang muslim diperintah untuk itu. Maka, setiap jalan yang dia tempuh untuk mencari ilmu adalah jalan menuju surga. Hal ini umum meliputi seluruh jalan dalam bentuk fisik ataupun jalan dalam arti maknanya. Maka perjalanannya dari satu negeri ke negeri lain, dan berpindahnya seseorang dari satu majlis ke majlis lain, dari satu masjid ke masjid lain dengan tujuan mencari ilmu, ini semua termasuk jalan untuk mendapatkan ilmu. Demikian pula mempelajari kitab-kitab ilmu, menelaah, dan menulis ilmu, semuanya juga termasuk jalan-jalan menuntut ilmu.