١٥ – بَابٌ لَا نِكَاحَ إِلَّا بِوَلِيٍّ
15. Bab tidak ada pernikahan kecuali dengan wali
١٨٧٩ – (صحيح) حَدَّثَنَا أَبُو بَكۡرِ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُعَاذٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابۡنُ جُرَيۡجٍ، عَنۡ سُلَيۡمَانَ بۡنِ مُوسَى، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ عُرۡوَةَ، عَنۡ عَائِشَةَ؛ قَالَتۡ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَيُّمَا امۡرَأَةٍ لَمۡ يُنۡكِحۡهَا الۡوَلِيُّ، فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ، فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ، فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ، فَإِنۡ أَصَابَهَا، فَلَهَا مَهۡرُهَا بِمَا أَصَابَ مِنۡهَا، فَإِنِ اشۡتَجَرُوا، فَالسُّلۡطَانُ وَلِيُّ مَنۡ لَا وَلِيَّ لَهُ) [(الإرواء)(١٨٤٠)، (المشكاة)(١٣٣١)، (صحيح أبي داود)(١٨١٧)].
1879. Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Mu’adz menceritakan kepada kami, beliau berkata: Ibnu Juraij menceritakan kepada kami, dari Sulaiman bin Musa, dari Az-Zuhri, dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah; Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wanita mana pun yang tidak dinikahkan oleh wali, maka pernikahannya batal, pernikahannya batal, pernikahannya batal. Jika si laki-laki telah mencampurinya, maka si wanita berhak mendapatkan mahar dengan sebab percampurannya itu. Jika para wali berselisih, maka penguasa adalah wali bagi siapa saja yang tidak memiliki wali.”