Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4911 dan 4912

١ - بَابُ ﴿يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللهُ لَكَ تَبۡتَغِي مَرۡضَاةَ أَزۡوَاجِكَ وَاللهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ﴾ ۝١ 
1. Bab “Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” 

٤٩١١ - حَدَّثَنَا مُعَاذُ بۡنُ فَضَالَةَ: حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنۡ يَحۡيَى، عَنِ ابۡنِ حَكِيمٍ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ جُبَيۡرٍ: أَنَّ ابۡنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ فِي الۡحَرَامِ: يُكَفَّرُ. وَقَالَ ابۡنُ عَبَّاسٍ: ﴿لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ اللهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ﴾ [الأحزاب: ٢١]. [الحديث ٤٩١١ – طرفه في: ٥٢٦٦]. 
4911. Mu’adz bin Fadhalah telah menceritakan kepada kami: Hisyam menceritakan kepada kami dari Yahya, dari Ibnu Hakim, dari Sa’id bin Jubair: Bahwa Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berpendapat tentang mengharamkan (istri atas dirinya) bahwa dia harus menebus dengan kafarat (sumpah). Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Sungguh telah ada teladan yang baik bagi kalian pada diri Rasulullah.” (QS. Al-Ahzab: 21). 
٤٩١٢ - حَدَّثَنَا إِبۡرَاهِيمُ بۡنُ مُوسَى: أَخۡبَرَنَا هِشَامُ بۡنُ يُوسُفَ، عَنِ ابۡنِ جُرَيۡجٍ، عَنۡ عَطَاءٍ، عَنۡ عُبَيۡدِ بۡنِ عُمَيۡرٍ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَشۡرَبُ عَسَلًا عِنۡدَ زَيۡنَبَ ابۡنَةِ جَحۡشٍ، وَيَمۡكُثُ عِنۡدَهَا، فَوَاطَأۡتُ أَنَا وَحَفۡصَةُ عَنۡ: أَيَّتُنَا دَخَلَ عَلَيۡهَا فَلۡتَقُلۡ لَهُ: أَكَلۡتَ مَغَافِيرَ، إِنِّي أَجِدُ مِنۡكَ رِيحَ مَغَافِيرَ، قَالَ: (لَا، وَلَٰكِنِّي كُنۡتُ أَشۡرَبُ عَسَلًا عِنۡدَ زَيۡنَبَ ابۡنَةِ جَحۡشٍ، فَلَنۡ أَعُودَ لَهُ، وَقَدۡ حَلَفۡتُ لَا تُخۡبِرِي بِذٰلِكَ أَحَدًا). [الحديث ٤٩١٢ – أطرافه في: ٥٢١٦، ٥٢٦٧، ٥٢٦٨، ٥٤٣١، ٥٥٩٩، ٥٦١٤، ٥٦٨٢، ٦٦٩١، ٦٩٧٢]. 
4912. Ibrahim bin Musa telah menceritakan kepada kami: Hisyam bin Yusuf mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari ‘Atha`, dari ‘Ubaid bin ‘Umar, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Beliau mengatakan: Dahulu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminum madu di tempat Zainab binti Jahsy dan tinggal beberapa saat di tempatnya. Maka, Aku dan Hafshah bersepakat bahwa siapa saja di antara kami yang dimasuki oleh Nabi agar berkata kepada beliau: Apakah engkau baru saja memakan maghafir (getah manis yang tidak enak baunya)? Sesungguhnya aku mencium bau maghafir darimu. Nabi bersabda, “Tidak, akan tetapi aku tadi meminum madu di tempat Zainab binti Jahsy. Aku tidak akan mengulanginya lagi dan aku telah bersumpah. Jangan engkau kabarkan hal itu kepada seorang pun.”