Cari Blog Ini

Shahih Muslim hadits nomor 86

٣٧ - بَابُ بَيَانِ كَوۡنِ الشِّرۡكِ أَقۡبَحَ الذُّنُوبِ، وَبَيَانِ أَعۡظَمِهَا بَعۡدَهُ 
37. Bab keterangan bahwa syirik merupakan dosa yang paling buruk dan keterangan dosa terbesar setelahnya 

١٤١ - (٨٦) - حَدَّثَنَا عُثۡمَانُ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ وَإِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ، قَالَ إِسۡحَاقُ: أَخۡبَرَنَا جَرِيرٌ. وَقَالَ عُثۡمَانُ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنۡ مَنۡصُورٍ، عَنۡ أَبِي وَائِلٍ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ شُرَحۡبِيلَ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: سَأَلۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ: أَيُّ الذَّنۡبِ أَعۡظَمُ عِنۡدَ اللهِ؟ قَالَ: (أَنۡ تَجۡعَلَ لِلهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ). قَالَ: قُلۡتُ لَهُ: إِنَّ ذٰلِكَ لَعَظِيمٌ. قَالَ: قُلۡتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: (ثُمَّ أَنۡ تَقۡتُلَ وَلَدَكَ مَخَافَةَ أَنۡ يَطۡعَمَ مَعَكَ). قَالَ: قُلۡتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: (ثُمَّ أَنۡ تُزَانِيَ حَلِيلَةَ جَارِكَ). 
[البخاري: كتاب التفسير، باب قوله تعالى: ﴿فلا تجعلوا لله أندادًا وأنتم تعلمون﴾، رقم: ٤٢٠٧]. 
141. (86). ‘Utsman bin Abu Syaibah dan Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami. Ishaq berkata: Jarir mengabarkan kepada kami. ‘Utsman berkata: Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Abu Wa`il, dari ‘Amr bin Syurahbil, dari ‘Abdullah. 
Beliau mengatakan: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dosa apa yang paling besar di sisi Allah?” 
Nabi bersabda, “Engkau menjadikan suatu tandingan bagi Allah padahal Allah telah menciptakanmu.” 
Ibnu Mas’ud berkata: Aku berkata kepada beliau, “Sesungguhnya itu adalah dosa yang benar-benar besar.” Ibnu Mas’ud berkata: Aku bertanya, “Kemudian apa?” 
Nabi bersabda, “Kemudian engkau membunuh anakmu karena takut dia makan bersamamu.” 
Ibnu Mas’ud berkata: Aku bertanya, “Kemudian apa?” 
Nabi bersabda, “Kemudian engkau berzina dengan istri tetanggamu.” 
١٤٢ - (...) - حَدَّثَنَا عُثۡمَانُ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ وَإِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ، جَمِيعًا عَنۡ جَرِيرٍ. قَالَ عُثۡمَانُ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنِ الۡأَعۡمَشِ، عَنۡ أَبِي وَائِلٍ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ شُرَحۡبِيلَ، قَالَ: قَالَ عَبۡدُ اللهِ: قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ الذَّنۡبِ أَكۡبَرُ عِنۡدَ اللهِ؟ قَالَ: (أَنۡ تَدۡعُوَ لِلهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ). قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: (أَنۡ تَقۡتُلَ وَلَدَكَ مَخَافَةَ أَنۡ يَطۡعَمَ مَعَكَ). قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: (أَنۡ تُزَانِيَ حَلِيلَةَ جَارِكَ)، فَأَنۡزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ تَصۡدِيقَهَا: ﴿وَالَّذِينَ لَا يَدۡعُونَ مَعَ اللهِ إِلَٰهًا آخَرَ وَلَا يَقۡتُلُونَ النَّفۡسَ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلَّا بِالۡحَقِّ وَلَا يَزۡنُونَ وَمَن يَفۡعَلۡ ذٰلِكَ يَلۡقَ أَثَامًا ۝٦٨﴾ [الفرقان: ٦٨]. 
142. ‘Utsman bin Abu Syaibah dan Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami. Semuanya dari Jarir. ‘Utsman berkata: Jarir menceritakan kepada kami dari Al-A’masy, dari Abu Wa`il, dari ‘Amr bin Syurahbil. Beliau berkata: ‘Abdullah berkata: 
Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, dosa apa yang paling besar di sisi Allah?” 
Nabi bersabda, “Engkau menyatakan bahwa Allah memiliki tandingan padahal Allah telah menciptakanmu.” 
Orang itu bertanya, “Kemudian apa?” 
Nabi menjawab, “Engkau membunuh anakmu karena takut dia makan bersamamu.” 
Orang itu bertanya, “Kemudian apa?” 
Nabi menjawab, “Engkau berzina dengan istri tetanggamu.” 
Lalu Allah azza wajalla menurunkan ayat yang membenarkannya (yang artinya), “Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah, tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (QS. Al-Furqan: 68).