Syekh Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah di dalam kitab Al-Jami' li 'Ibadatillah Wahdah berkata:
وَدَلِيلُ الۡإِنَابَةِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿وَأَنِيبُوٓا۟ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُوا۟ لَهُۥ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَكُمُ ٱلۡعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ﴾ [الزمر: ٥٤].
Dalil inabah adalah firman Allah taala yang artinya, “Dan kembalilah kalian kepada Rabb kalian dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum azab datang kepada kalian kemudian kalian tidak akan ditolong.” (QS. Az-Zumar: 54)[1].
Syekh Shalih bin Fauzan bin 'Abdullah Al-Fauzan hafizhahullah di dalam syarahnya berkata:
[1] الۡإِنَابَةُ: الرُّجُوعُ، وَأَنِيبُوا: يَعۡنِي: ارۡجِعُوا إِلَيۡهِ بِالطَّاعَةِ وَتَرۡكِ الۡمَعۡصِيَةِ، فَالۡإِنَابَةُ نَوۡعٌ مِنۡ أَنۡوَاعِ الۡعِبَادَةِ.
Inabah adalah kembali. Ber-inabah-lah kalian, yakni kembalilah kalian kepada-Nya dengan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Jadi inabah salah satu jenis ibadah.