Syekh Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah di dalam kitab Al-Jami' li 'Ibadatillahi Wahdah berkata:
وَدَلِيلُ التَّأَلُّهِ: قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿وَإِلَـٰهُكُمۡ إِلَـٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ لَّآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ ٱلرَّحِيمُ﴾ [البقرة: ١٦٣].
Dalil ta`alluh (penyembahan) adalah firman Allah taala yang artinya, “Sembahan kalian adalah sembahan yang esa, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 163)[1].
Syekh Shalih bin Fauzan bin 'Abdullah Al-Fauzan hafizhahullah di dalam syarahnya berkata:
[1] إِلٰهُكُمۡ: يَعۡنِي: مَعۡبُودُكُمۡ الۡمُسۡتَحِقُّ لِلۡعِبَادَةِ، إِلٰهٌ وَاحِدٌ وَهُوَ اللهُ سُبۡحَانَهُ وَتَعَالَى لَا يَسۡتَحِقُّ الۡعِبَادَةَ غَيۡرُهُ ﴿ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ هُوَ ٱلۡبَـٰطِلُ﴾ [الحج: ٦٢]. وَكُلُّ مَنۡ عَبَدَ غَيۡرَ اللهِ فَقَدۡ اتَّخَذَهُ إِلٰهًا، لَكِنَّهُ إِلٰهٌ بَاطِلٌ، وَالۡإِلٰهُ الۡحَقُّ هُوَ اللهُ سُبۡحَانَهُ وَتَعَالَى، فَالۡأُلُوهِيَّةُ حَقٌّ لِلهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَجُوزُ أَنۡ نَتَأَلَّهَ لِغَيۡرِهِ.
Ilah kalian artinya sembahan kalian yang berhak diibadahi, sembahan yang esa, yaitu Allah subhanahu wa taala. Adapun selain Allah tidak berhak diibadahi. Allah berfirman yang artinya, “Yang demikian itu karena Allah Dialah (Ilah) yang Mahabenar. Adapun apa saja yang mereka seru selain Dia adalah batil.” (QS. Al-Hajj: 62). Setiap orang yang menyembah selain Allah, maka dia telah menjadikan yang disembah itu sebagai ilah, namun ilah yang batil. Adapun ilah yang benar adalah Allah subhanahu wa taala. Jadi uluhiyyah adalah hak milik Allah subhanahu wa taala, tidak boleh kita menjadikan selain Allah sebagai ilah.