٥١٢٨ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنۡ هِشَامِ بۡنِ عُرۡوَةَ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ عَائِشَةَ: ﴿وَمَا يُتۡلَى عَلَيۡكُمۡ فِي الۡكِتَابِ فِي يَتَامَى النِّسَاءِ اللَّاتِي لَا تُؤۡتُونَهُنَّ مَا كُتِبَ لَهُنَّ وَتَرۡغَبُونَ أَنۡ تَنۡكِحُوهُنَّ﴾ [النساء: ١٢٧]. قَالَتۡ: هَٰذَا فِي الۡيَتِيمَةِ الَّتِي تَكُونُ عِنۡدَ الرَّجُلِ، لَعَلَّهَا أَنۡ تَكُونَ شَرِيكَتَهُ فِي مَالِهِ، وَهُوَ أَوۡلَى بِهَا، فَيَرۡغَبُ عَنۡهَا أَنۡ يَنۡكِحَهَا، فَيَعۡضُلَهَا لِمَالِهَا، وَلاَ يُنۡكِحَهَا غَيۡرَهُ، كَرَاهِيَةَ أَنۡ يَشۡرَكَهُ أَحَدٌ فِي مَالِهَا. [طرفه في: ٢٤٩٤].
5128. Yahya telah menceritakan kepada kami: Waki’ menceritakan kepada kami dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya, dari ‘Aisyah. Ayat yang artinya, “Dan apa yang dibacakan kepada kalian dalam Alquran (juga memfatwakan) tentang para wanita yatim yang kalian tidak memberikan kepada mereka apa yang ditetapkan untuk mereka, sedang kalian ingin menikahi mereka.” (QS. An-Nisa`: 127). ‘Aisyah berkata: Ini tentang wanita yatim yang berada di pengasuhan seorang lelaki (yang merupakan wali dan ahli waris wanita yatim tersebut) agar si wanita yatim ini menjadi syarikat dalam harta si lelaki pengasuh. Si lelaki ini paling berhak terhadap anak yatim itu. Namun, si lelaki ini tidak suka menikahinya supaya si wanita yatim itu terhalangi dari hartanya. Dia juga tidak menikahkan si wanita yatim ini dengan pria selain dia karena tidak suka ada orang yang berserikat dengannya dalam harta si anak yatim.
٥١٢٩ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مُحَمَّدٍ: حَدَّثَنَا هِشَامٌ: أَخۡبَرَنَا مَعۡمَرٌ: حَدَّثَنَا الزُّهۡرِيُّ قَالَ: أَخۡبَرَنِي سَالِمٌ: أَنَّ ابۡنَ عُمَرَ أَخۡبَرَهُ: أَنَّ عُمَرَ، حِينَ تَأَيَّمَتۡ حَفۡصَةُ بِنۡتُ عُمَرَ مِنِ ابۡنِ حُذَافَةَ السَّهۡمِيِّ، وَكَانَ مِنۡ أَصۡحَابِ النَّبِيِّ ﷺ مِنۡ أَهۡلِ بَدۡرٍ، تُوُفِّيَ بِالۡمَدِينَةِ، فَقَالَ عُمَرُ: لَقِيتُ عُثۡمَانَ بۡنَ عَفَّانَ فَعَرَضۡتُ عَلَيۡهِ فَقُلۡتُ: إِنۡ شِئۡتَ أَنۡكَحۡتُكَ حَفۡصَةَ، فَقَالَ: سَأَنۡظُرُ فِي أَمۡرِي، فَلَبِثۡتُ لَيَالِيَ ثُمَّ لَقِيَنِي، فَقَالَ: بَدَا لِي أَنۡ لَا أَتَزَوَّجَ يَوۡمِي هَٰذَا، قَالَ عُمَرُ: فَلَقِيتُ أَبَا بَكۡرٍ، فَقُلۡتُ: إِنۡ شِئۡتَ أَنۡكَحۡتُكَ حَفۡصَةَ. [طرفه في: ٤٠٠٥].
5129. ‘Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami: Hisyam menceritakan kepada kami: Ma’mar mengabarkan kepada kami: Az-Zuhri menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Salim mengabarkan kepadaku: Bahwa Ibnu ‘Umar mengabarkan kepadanya:
Bahwa ‘Umar ketika Hafshah binti ‘Umar sudah menjanda dari Ibnu Hudzafah As-Sahmi—beliau termasuk sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengikuti perang Badr meninggal di Madinah—‘Umar berkata: Aku menemui ‘Utsman bin ‘Affan lalu aku menawarkan padanya.
Aku berkata, “Jika engkau mau, aku akan menikahkan engkau dengan Hafshah.”
Namun ‘Utsman berkata, “Aku pertimbangkan urusanku dulu.”
Setelah berlalu beberapa malam, ‘Utsman menemuiku seraya berkata, “Tampaknya aku tidak akan menikah dalam waktu dekat ini.”
‘Umar berkata: Lalu aku menemui Abu Bakr dan aku katakan, “Jika engkau mau, aku akan menikahkanmu dengan Hafshah.”
٥١٣٠ - حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ ابۡنُ أَبِي عَمۡرٍو قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ: حَدَّثَنِي إِبۡرَاهِيمُ عَنۡ يُونُسَ، عَنِ الۡحَسَنِ: ﴿فَلَا تَعۡضُلُوهُنَّ﴾ [البقرة: ٢٣٢]. قَالَ: حَدَّثَنِي مَعۡقِلُ بۡنُ يَسَارٍ: أَنَّهَا نَزَلَتۡ فِيهِ، قَالَ: زَوَّجۡتُ أُخۡتًا لِي مِنۡ رَجُلٍ فَطَلَّقَهَا، حَتَّى إِذَا انۡقَضَتۡ عِدَّتُهَا جَاءَ يَخۡطُبُهَا، فَقُلۡتُ لَهُ: زَوَّجۡتُكَ وَفَرَشۡتُكَ وَأَكۡرَمۡتُكَ، فَطَلَّقۡتَهَا، ثُمَّ جِئۡتَ تَخۡطُبُهَا! لَا وَاللهِ لَا تَعُودُ إِلَيۡكَ أَبَدًا. وَكَانَ رَجُلًا لَا بَأۡسَ بِهِ، وَكَانَتِ الۡمَرۡأَةُ تُرِيدُ أَنۡ تَرۡجِعَ إِلَيۡهِ، فَأَنۡزَلَ اللهُ هَٰذِهِ الۡآيَةَ: ﴿فَلَا تَعۡضُلُوهُنَّ﴾ فَقُلۡتُ: الۡآنَ أَفۡعَلُ يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ: فَزَوَّجَهَا إِيَّاهُ. [طرفه في: ٤٥٢٩].
5130. Ahmad bin Abu ‘Amr telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ayahku menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Ibrahim menceritakan kepadaku dari Yunus, dari Al-Hasan, “Maka janganlah kalian (para wali) menghalangi mereka.” (QS. Al-Baqarah: 232). Beliau berkata: Ma’qil bin Yasar menceritakan kepadaku bahwa ayat ini turun tentangnya.
Beliau berkata: Aku pernah menikahkan saudariku. Dia diceraikan oleh suaminya. Ketika masa idahnya telah selesai, dia datang lagi untuk melamarnya. Aku berkata kepadanya, “Aku sudah menikahkan engkau dan aku sudah memuliakanmu, namun engkau malah menalaknya, kemudian sekarang engkau datang melamarnya lagi. Tidak, demi Allah, dia tidak boleh kembali kepadamu selama-lamanya.”
Orang itu sebenarnya tidak bermasalah dan si wanita ingin kembali kepadanya, lalu Allah menurunkan ayat yang artinya, “Maka janganlah kalian (para wali) menghalangi mereka.” Maka aku berkata, “Sekarang aku lakukan wahai Rasulullah.”
Beliau berkata: Lalu Ma’qil bin Yasar menikahkan saudarinya kepada pria tadi.