٧٨ – بَابُ مَا جَاءَ فِي مِثۡلِ الصَّلَاةِ وَالصِّيَامِ وَالصَّدَقَةِ
78. Bab riwayat tentang permisalan salat, siam, dan sedekah
٢٨٦٣ – (صحيح) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبَانُ بۡنُ يَزِيدَ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ زَيۡدِ بۡنِ سَلَّامٍ، أَنَّ أَبَا سَلَّامٍ حَدَّثَهُ، أَنَّ الۡحَارِثَ الۡأَشۡعَرِيَّ حَدَّثَهُ؛ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ:
2863. [Sahih] Muhammad bin Isma’il telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Musa bin Isma’il menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aban bin Yazid menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yahya bin Abu Katsir menceritakan kepada kami dari Zaid bin Sallam, bahwa Abu Sallam menceritakan kepadanya bahwa Al-Harits Al-Asy’ari menceritakan kepadanya; Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(إِنَّ اللهَ أَمَرَ يَحۡيَى بۡنَ زَكَرِيَّا بِخَمۡسِ كَلِمَاتٍ أَنۡ يَعۡمَلَ بِهَا وَيَأۡمُرَ بَنِي إِسۡرَائِيلَ أَنۡ يَعۡمَلُوا بِهَا، وَإِنَّهُ كَادَ أَنۡ يُبۡطِىءَ بِهَا، فَقَالَ عِيسَى: إِنَّ اللهَ أَمَرَكَ بِخَمۡسِ كَلِمَاتٍ لِتَعۡمَلَ بِهَا وَتَأۡمُرَ بَنِي إِسۡرَائِيلَ أَنۡ يَعۡمَلُوا بِهَا، فَإِمَّا أَنۡ تَأۡمُرَهُمۡ، وَإِمَّا أَنَا آمُرُهُمۡ، فَقَالَ يَحۡيَى: أَخۡشَى إِنۡ سَبَقۡتَنِي بِهَا أَنۡ يُخۡسَفَ بِي أَوۡ أُعَذَّبَ، فَجَمَعَ النَّاسَ فِي بَيۡتِ الۡمَقۡدِسِ، فَامۡتَلَأَ الۡمَسۡجِدُ وَقَعَدُوا عَلَى الشُّرَفِ،
“Sesungguhnya Allah memerintahkan Nabi Yahya bin Zakariyya lima perkataan agar beliau amalkan dan agar beliau memerintahkan bani Israil mengamalkannya.
Nabi Yahya hampir menundanya, sehingga Nabi ‘Isa berkata: Sesungguhnya Allah telah memerintahkan engkau lima perkataan agar engkau amalkan dan agar engkau memerintahkan bani Israil melakukannya. Bila engkau tidak memerintahkan mereka, maka aku yang akan memerintahkan mereka.
Nabi Yahya berkata: Aku khawatir jika engkau mendahuluiku, aku akan ditenggelamkan atau disiksa.
Lalu Nabi Yahya mengumpulkan manusia di Baitulmakdis hingga mereka memenuhi masjid dan mereka duduk di tempat tinggi.
فَقَالَ: إِنَّ اللهَ أَمَرَنِي بِخَمۡسِ كَلِمَاتٍ أَنۡ أَعۡمَلَ بِهِنَّ، وَآمُرَكُمۡ أَنۡ تَعۡمَلُوا بِهِنَّ: أَوَّلُهُنَّ أَنۡ تَعۡبُدُوا اللهَ وَلَا تُشۡرِكُوا بِهِ شَيۡئًا، وَإِنَّ مَثَلَ مَنۡ أَشۡرَكَ بِاللهِ كَمَثَلِ رَجُلٍ اشۡتَرَى عَبۡدًا مِنۡ خَالِصِ مَالِهِ بِذَهَبٍ أَوۡ وَرِقٍ، فَقَالَ: هَٰذِهِ دَارِي وَهَٰذَا عَمَلِي فَاعۡمَلۡ وَأَدِّ إِلَىَّ، فَكَانَ يَعۡمَلُ وَيُؤَدِّي إِلَى غَيۡرِ سَيِّدِهِ، فَأَيُّكُمۡ يَرۡضَى أَنۡ يَكُونَ عَبۡدُهُ كَذٰلِكَ؟
Nabi Yahya berkata: Sesungguhnya Allah memerintahkanku dengan lima perkataan agar aku amalkan dan agar aku perintahkan kalian mengamalkannya.
Yang pertama, agar kalian menyembah Allah dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya. Sesungguhnya permisalan siapa saja yang berbuat syirik kepada Allah, seperti seseorang yang membeli seorang budak dari harta emas atau perak miliknya sendiri, lalu berkata: Ini rumahku dan ini pekerjaanku. Bekerjalah dan tunaikan tugasmu kepadaku. Lalu ternyata budak itu bekerja dan menunaikan tugas kepada selain majikannya. Maka siapa dari kalian yang rida budaknya seperti itu?
وَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمۡ بِالصَّلَاةِ، فَإِذَا صَلَّيۡتُمۡ فَلاَ تَلۡتَفِتُوا فَإِنَّ اللهَ يَنۡصِبُ وَجۡهَهُ لِوَجۡهِ عَبۡدِهِ فِي صَلَاتِهِ مَا لَمۡ يَلۡتَفِتۡ، وَآمُرُكُمۡ بِالصِّيَامِ فَإِنَّ مَثَلَ ذٰلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ فِي عِصَابَةٍ مَعَهُ صُرَّةٌ فِيهَا مِسۡكٌ، فَكُلُّهُمۡ يَعۡجَبُ أَوۡ يُعۡجِبُهُ رِيحُهَا، وَإِنَّ رِيحَ الصَّائِمِ أَطۡيَبُ عِنۡدَ اللهِ مِنۡ رِيحِ الۡمِسۡكِ،
Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kalian salat. Apabila kalian salat, maka janganlah dia menoleh, karena Allah sedang menghadapkan wajah-Nya ke wajah hamba-Nya ketika salatnya selama dia tidak menoleh.
Aku memerintahkan kalian siam, karena permisalan itu seperti seseorang di tengah-tengah kumpulan orang dengan membawa satu wadah berisi kesturi, sehingga semua orang senang atau aroma kesturi itu membuatnya senang. Dan sesungguhnya aroma orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada aroma kesturi.
وَآمُرُكُمۡ بِالصَّدَقَةِ فَإِنَّ مَثَلَ ذٰلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَسَرَهُ الۡعَدُوُّ، فَأَوۡثَقُوا يَدَهُ إِلَى عُنُقِهِ وَقَدَّمُوهُ لِيَضۡرِبُوا عُنُقَهُ، فَقَالَ: أَنَا أَفۡدِيهِ مِنۡكُمۡ بِالۡقَلِيلِ وَالۡكَثِيرِ، فَفَدَى نَفۡسَهُ مِنۡهُمۡ، وَآمُرُكُمۡ أَنۡ تَذۡكُرُوا اللهَ فَإِنَّ مَثَلَ ذٰلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ خَرَجَ الۡعَدُوُّ فِي أَثَرِهِ سِرَاعًا حَتَّى إِذَا أَتَى عَلَى حِصۡنٍ حَصِينٍ فَأَحۡرَزَ نَفۡسَهُ مِنۡهُمۡ، كَذٰلِكَ الۡعَبۡدُ لَا يُحۡرِزُ نَفۡسَهُ مِنَ الشَّيۡطَانِ إِلَّا بِذِكۡرِ اللهِ،
Dan aku memerintahkan kalian agar bersedekah. Sesungguhnya permisalan itu seperti seseorang yang ditawan musuh. Musuh itu mengikat tangan orang tadi ke tengkuknya dan mereka sudah membawanya ke depan agar dipenggal lehernya. Lalu orang itu berkata: Aku menebusnya dari kalian dengan (semua hartaku) baik yang sedikit atau yang banyak. Maka dia menebus dirinya dari mereka.
Dan aku memerintahkan kalian agar berzikir kepada Allah. Sesungguhnya permisalan zikir itu seperti seseorang yang dikejar musuh di belakangnya dengan cepat hingga ketika dia tiba di suatu benteng yang kokoh, dia pun dapat berlindung dari mereka. Seperti itulah seorang hamba yang tidak bisa melindungi dirinya dari setan kecuali dengan zikir kepada Allah.
قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (وَأَنَا آمُرُكُمۡ بِخَمۡسٍ اللهُ أَمَرَنِي بِهِنَّ؛ السَّمۡعُ وَالطَّاعَةُ وَالۡجِهَادُ وَالۡهِجۡرَةُ وَالۡجَمَاعَةُ، فَإِنَّهُ مَنۡ فَارَقَ الۡجَمَاعَةَ قِيدَ شِبۡرٍ فَقَدۡ خَلَعَ رِبۡقَةَ الۡإِسۡلَامِ مِنۡ عُنُقِهِ إِلَّا أَنۡ يَرۡجِعَ، وَمَنِ ادَّعَى دَعۡوَى الۡجَاهِلِيَّةِ فَإِنَّهُ مِنۡ جُثَا جَهَنَّمَ)، فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ وَإِنۡ صَلَّى وَصَامَ؟ قَالَ: (وَإِنۡ صَلَّى وَصَامَ، فَادۡعُوا بِدَعۡوَى اللهِ الَّذِي سَمَّاكُمُ الۡمُسۡلِمِينَ الۡمُؤۡمِنِينَ، عِبَادَ اللهِ). هَٰذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ. قَالَ مُحَمَّدُ بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: الۡحَارِثُ الۡأَشۡعَرِيُّ لَهُ صُحۡبَةٌ وَلَهُ غَيۡرُ هَٰذَا الۡحَدِيثِ. [(المشكاة)(٣٦٩٤)، (التعليق الرغيب)(١/١٨٩-١٩٠)، (صحيح الجامع)(١٧٢٤)].
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku memerintahkan kalian dengan lima hal yang Allah perintahkan kepadaku. Yaitu: mendengar, taat, jihad, hijrah, dan al-jama’ah (orang-orang yang berpegang teguh dengan Islam). Sungguh siapa saja yang memisahkan diri dari al-jama’ah sejarak satu jengkal, maka sungguh dia telah melepas ikatan Islam dari lehernya, kecuali apabila dia kembali. Siapa saja yang menyeru dengan panggilan jahiliah, maka sungguh dia termasuk bebatuan neraka jahanam.”
Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, walaupun dia salat dan siam?”
Nabi menjawab, “Meskipun dia salat dan siam. Maka panggilah dengan panggilan Allah yang telah menamakan kalian muslimin, mukminin, para hamba Allah.”
Ini adalah hadis hasan sahih garib. Muhammad bin Isma’il berkata: Al-Harits Al-Asy’ari memiliki hubungan persahabatan dengan Nabi dan beliau memiliki hadis selain ini.
٢٨٦٤ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ بَشَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبَانُ بۡنُ يَزِيدَ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ زَيۡدِ بۡنِ سَلَّامٍ، عَنۡ أَبِي سَلَّامٍ، عَنِ الۡحَارِثِ الۡأَشۡعَرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ نَحۡوَهُ بِمَعۡنَاهُ. هَٰذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ. وَأَبُو سَلَّامٍ الۡحَبَشِيُّ اسۡمُهُ: مَمۡطُورٌ، وَقَدۡ رَوَاهُ عَلِيُّ بۡنُ الۡمُبَارَكِ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ أَبِي كَثِيرٍ.
2864. Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Dawud Ath-Thayalisi menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aban bin Yazid menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Zaid bin Sallam, dari Abu Sallam, dari Al-Harits Al-Asy’ari, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semisal hadis tersebut semakna dengannya. Ini adalah hadis hasan sahih garib. Abu Sallam Al-Habasyi bernama Mamthur. ‘Ali bin Al-Mubarak telah meriwayatkannya dari Yahya bin Abu Katsir.