Cari Blog Ini

Shahih Muslim hadits nomor 183

٣٠٢ - (١٨٣) - وَحَدَّثَنِي سُوَيۡدُ بۡنُ سَعِيدٍ. قَالَ: حَدَّثَنِي حَفۡصُ بۡنُ مَيۡسَرَةَ، عَنۡ زَيۡدِ بۡنِ أَسۡلَمَ، عَنۡ عَطَاءِ بۡنِ يَسَارٍ، عَنۡ أَبِي سَعِيدٍ الۡخُدۡرِيِّ: أَنَّ نَاسًا فِي زَمَنِ رَسُولِ اللهِ ﷺ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، هَلۡ نَرَى رَبَّنَا يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ؟ قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (نَعَمۡ). قَالَ: (هَلۡ تُضَارُّونَ فِي رُؤۡيَةِ الشَّمۡسِ بِالظَّهِيرَةِ صَحۡوًا لَيۡسَ مَعَهَا سَحَابٌ؟ وَهَلۡ تُضَارُّونَ فِي رُؤۡيَةِ الۡقَمَرِ لَيۡلَةَ الۡبَدۡرِ صَحۡوًا لَيۡسَ فِيهَا سَحَابٌ؟) قَالُوا: لَا يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: (مَا تُضَارُّونَ فِي رُؤۡيَةِ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ إِلَّا كَمَا تُضَارُّونَ فِي رُؤۡيَةِ أَحَدِهِمَا. إِذَا كَانَ يَوۡمُ الۡقِيَامَةِ أَذَّنَ مُؤَذِّنٌ: لِيَتَّبِعۡ كُلُّ أُمَّةٍ مَا كَانَتۡ تَعۡبُدُ، فَلَا يَبۡقَىٰ أَحَدٌ كَانَ يَعۡبُدُ غَيۡرَ اللهِ سُبۡحَانَهُ مِنَ الۡأَصۡنَامِ وَالۡأَنۡصَابِ، إِلَّا يَتَسَاقَطُونَ فِي النَّارِ، حَتَّى إِذَا لَمۡ يَبۡقَ إِلَّا مَنۡ كَانَ يَعۡبُدُ اللهَ مِنۡ بَرٍّ وَفَاجِرٍ، وَغُبَّرِ أَهۡلِ الۡكِتَابِ. 

302. (183). Suwaid bin Sa’id telah menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Hafsh bin Maisarah menceritakan kepadaku dari Zaid bin Aslam, dari ‘Atha` bin Yasar, dari Abu Sa’id Al-Khudri: 

Bahwa orang-orang di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita akan melihat Rabb kita pada hari kiamat?” 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya.” Beliau bersabda, “Apakah kalian kesulitan melihat matahari di waktu zuhur ketika langit cerah tidak ada awan? Dan apakah kalian kesulitan melihat bulan di malam bulan purnama ketika langit cerah tidak ada awan?” 

Mereka menjawab, “Tidak, wahai Rasulullah.” 

Rasulullah bersabda, “Kalian tidak akan kesulitan melihat Allah tabaraka wa ta’ala pada hari kiamat kecuali sebagaimana kalian tidak kesulitan melihat salah satu dari keduanya. Ketika hari kiamat ada yang berseru: Setiap kaum agar mengikuti sesembahan mereka dahulu. Maka tidak tersisa seorang pun yang dahulunya menyembah patung-patung dan berhala-berhala selain Allah subhanah kecuali mereka berjatuhan ke dalam neraka sampai hanya tersisa siapa saja yang menyembah Allah dari kalangan orang yang berbakti atau orang yang jahat, serta sisa-sisa dari ahli kitab.” 

فَيُدۡعَى الۡيَهُودُ فَيُقَالُ لَهُمۡ: مَا كُنۡتُمۡ تَعۡبُدُونَ؟ قَالُوا: كُنَّا نَعۡبُدُ عُزَيۡرَ بۡنَ اللهِ، فَيُقَالُ: كَذَبۡتُمۡ مَا اتَّخَذَ اللهُ مِنۡ صَاحِبَةٍ وَلَا وَلَدٍ، فَمَاذَا تَبۡغُونَ؟ قَالُوا: عَطِشۡنَا، يَا رَبَّنَا فَاسۡقِنَا، فَيُشَارُ إِلَيۡهِمۡ أَلَا تَرِدُونَ؟ فَيُحۡشَرُونَ إِلَى النَّارِ كَأَنَّهَا سَرَابٌ يَحۡطِمُ بَعۡضُهَا بَعۡضًا، فَيَتَسَاقَطُونَ فِي النَّارِ. 

Lalu orang-orang Yahudi dipanggil dan ditanya, “Apa yang dahulu kalian sembah?” 

Mereka menjawab, “Kami dahulu menyembah ‘Uzair putra Allah.” 

Maka ada yang berkata, “Kalian dusta. Allah tidak memiliki istri dan anak. Lalu apa yang kalian mau?” 

Mereka menjawab, “Kami haus, wahai Rabb kami, berilah kami minum.” 

Maka mereka ditunjukkan, “Mengapa kalian tidak mendatanginya?” 

Mereka digiring menuju neraka, seakan-akan neraka itu adalah fatamorgana, sebagiannya menghancurkan yang lainnya, sehingga mereka pun berjatuhan ke dalam neraka. 

ثُمَّ يُدۡعَى النَّصَارَى فَيُقَالُ لَهُمۡ: مَا كُنۡتُمۡ تَعۡبُدُونَ؟ قَالُوا: كُنَّا نَعۡبُدُ الۡمَسِيحَ بۡنَ اللهِ، فَيُقَالُ لَهُمۡ: كَذَبۡتُمۡ. مَا اتَّخَذَ اللهُ مِنۡ صَاحِبَةٍ وَلَا وَلَدٍ، فَيُقَالُ لَهُمۡ: مَاذَا تَبۡغُونَ؟ فَيَقُولُونَ: عَطِشۡنَا يَا رَبَّنَا، فَاسۡقِنَا. قَالَ: فَيُشَارُ إِلَيۡهِمۡ: أَلَا تَرِدُونَ؟ فَيُحۡشَرُونَ إِلَى جَهَنَّمَ كَأَنَّهَا سَرَابٌ يَحۡطِمُ بَعۡضُهَا بَعۡضًا. فَيَتَسَاقَطُونَ فِي النَّارِ. 

Kemudian orang-orang Nasrani dipanggil dan ditanyai, “Apa yang dahulu kalian sembah?” 

Mereka menjawab, “Kami dahulu menyembah Isa Almasih putra Allah.” 

Lalu dikatakan, “Kalian dusta. Allah tidak memiliki istri dan anak.” Mereka ditanyai, “Apa yang kalian inginkan?” 

Mereka menjawab, “Kami haus, wahai Rabb kami, berilah minum kepada kami.” 

Beliau berkata: Mereka ditunjukkan, “Mengapa kalian tidak mendatanginya?” 

Mereka digiring menuju neraka Jahannam, seakan-akan neraka itu adalah fatamorgana yang sebagiannya saling menghancurkan sebagian lainnya, sehingga mereka pun berjatuhan ke dalam neraka. 

حَتَّى إِذَا لَمۡ يَبۡقَ إِلَّا مَنۡ كَانَ يَعۡبُدُ اللهَ تَعَالَى مِنۡ بَرٍّ وَفَاجِرٍ، أَتَاهُمۡ رَبُّ الۡعَالَمِينَ سُبۡحَانَهُ وَتَعَالَى فِي أَدۡنَىٰ صُورَةٍ مِنَ الَّتِي رَأَوۡهُ فِيهَا. قَالَ: فَمَا تَنۡتَظِرُونَ؟ تَتۡبَعُ كُلُّ أُمَّةٍ مَا كَانَتۡ تَعۡبُدُ. قَالُوا: يَا رَبَّنَا فَارَقۡنَا النَّاسَ فِي الدُّنۡيَا أَفۡقَرَ مَا كُنَّا إِلَيۡهِمۡ وَلَمۡ نُصَاحِبۡهُمۡ، فَيَقُولُ: أَنَا رَبُّكُمۡ فَيَقُولُونَ: نَعُوذُ بِاللهِ مِنۡكَ، لَا نُشۡرِكُ بِاللهِ شَيۡئًا - مَرَّتَيۡنِ أَوۡ ثَلَاثًا - حَتَّى إِنَّ بَعۡضَهُمۡ لَيَكَادُ أَنۡ يَنۡقَلِبَ، فَيَقُولُ: هَلۡ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَهُ آيَةٌ فَتَعۡرِفُونَهُ بِهَا؟ فَيَقُولُونَ: نَعَمۡ، فَيُكۡشَفُ عَنۡ سَاقٍ، فَلَا يَبۡقَىٰ مَنۡ كَانَ يَسۡجُدُ لِلهِ مِنۡ تِلۡقَاءِ نَفۡسِهِ إِلَّا أَذِنَ اللهُ لَهُ بِالسُّجُودِ، وَلَا يَبۡقَىٰ مَنۡ كَانَ يَسۡجُدُ اتِّقَاءً وَرِيَاءً إِلَّا جَعَلَ اللهُ ظَهۡرَهُ طَبَقَةً وَاحِدَةً. كُلَّمَا أَرَادَ أَنۡ يَسۡجُدَ خَرَّ عَلَى قَفَاهُ. ثُمَّ يَرۡفَعُونَ رُءُوسَهُمۡ، وَقَدۡ تَحَوَّلَ فِي صُورَتِهِ الَّتِي رَأَوۡهُ فِيهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ. فَقَالَ: أَنَا رَبُّكُمۡ، فَيَقُولُونَ: أَنۡتَ رَبُّنَا. ثُمَّ يُضۡرَبُ الۡجِسۡرُ عَلَى جَهَنَّمَ، وَتَحِلُّ الشَّفَاعَةُ. وَيَقُولُونَ: اللّٰهُمَّ، سَلِّمۡ سَلِّمۡ). 

Sampai ketika tidak tersisa kecuali siapa saja yang dahulu menyembah Allah dari kalangan orang yang berbakti dan jahat, Allah Tuhan alam semesta subhanahu wa ta’ala datang kepada mereka dalam bentuk paling dekat daripada bentuk yang telah mereka melihat-Nya. Allah berkata, “Apa yang kalian tunggu? Setiap umat mengikuti apa yang dahulu mereka sembah.” 

Mereka menjawab, “Wahai Rabb kami, kami memisahkan diri dari orang-orang di dunia padahal kami dahulu sangat butuh kepada mereka dan kami tidak berteman dengan mereka.” 

Allah berkata, “Aku adalah Rabb kalian.” 

Mereka berkata, “Kami berlindung kepada Allah darimu. Kami tidak menyekutukan sesuatu pun dengan Allah.” Dua atau tiga kali. Hingga sungguh sebagian mereka hampir berbalik. 

Allah berkata, “Apakah antara kalian dengan Rabb kalian ada suatu tanda yang bisa kalian mengenali-Nya dengan itu?” 

Mereka menjawab, “Iya.” 

Lalu Allah menyingkap betis-Nya. Tidak tersisa siapa saja yang dahulu bersujud kepada Allah dari dorongan hatinya sendiri kecuali Allah izikan kepadanya untuk bersujud. Dan tidak tersisa siapa saja yang dulunya bersujud karena melindungi diri dari tebasan pedang atau karena ria kecuali Allah jadikan punggungnya satu ruas. Setiap kali dia hendak sujud, dia tersungkur di atas tengkuknya. Kemudian mereka mengangkat kepala mereka dan ternyata Allah telah berubah bentuknya dari yang mereka lihat pertama kali. 

Lalu Allah berkata, “Aku adalah Rabb kalian.” 

Mereka berkata, “Engkau adalah Rabb kami.” 

Kemudian jembatan dibentangkan di atas neraka jahanam dan diperkenankan syafaat. 

Mereka (para rasul) berkata, “Ya Allah, selamatkan, selamatkan.” 

قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا الۡجِسۡرُ؟ قَالَ: (دَحۡضٌ مَزِلَّةٌ: فِيهِ خَطَاطِيفُ وَكَلَالِيبُ وَحَسَكٌ. تَكُونُ بِنَجۡدٍ فِيهَا شُوَيۡكَةٌ يُقَالُ لَهَا السَّعۡدَانُ، فَيَمُرُّ الۡمُؤۡمِنُونَ: كَطَرۡفِ الۡعَيۡنِ، وَكَالۡبَرۡقِ، وَكَالرِّيحِ، وَكَالطَّيۡرِ، وَكَأَجَاوِيدِ الۡخَيۡلِ وَالرِّكَابِ، فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ، وَمَخۡدُوشٌ مُرۡسَلٌ، وَمَكۡدُوسٌ فِي نَارِ جَهَنَّمَ. حَتَّى إِذَا خَلَصَ الۡمُؤۡمِنُونَ مِنَ النَّارِ. 

Ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana jembatan itu?” 

Beliau bersabda, “Amat sangat licin. Di atasnya ada banyak besi-besi pengait dan tanaman berduri yang biasa ada di Najd memiliki duri-duri kecil. Tanaman itu dinamai Sa’dan. Orang-orang mukmin yang melewati jembatan itu ada yang seperti kejapan mata, ada yang seperti kilat, ada yang seperti angin, ada yang seperti burung, ada yang seperti kuda pacu dan onta yang bagus. Sehingga ada yang berhasil menyeberang dengan selamat, ada yang berhasil menyeberang dalam keadaan terluka, dan ada yang terpelanting masuk ke neraka jahanam. Hingga orang-orang mukmin selamat dari neraka.” 

فَوَالَّذِي نَفۡسِي بِيَدِهِ، مَا مِنۡكُمۡ مِنۡ أَحَدٍ بِأَشَدَّ مُنَاشَدَةً لِلهِ، فِي اسۡتِقۡصَاءِ الۡحَقِّ، مِنَ الۡمُؤۡمِنِينَ لِلهِ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ لِإِخۡوَانِهِمُ الَّذِينَ فِي النَّارِ، يَقُولُونَ: رَبَّنَا، كَانُوا يَصُومُونَ مَعَنَا وَيُصَلُّونَ وَيَحُجُّونَ، فَيُقَالُ لَهُمۡ: أَخۡرِجُوا مَنۡ عَرَفۡتُمۡ، فَتُحَرَّمُ صُوَرُهُمۡ عَلَى النَّارِ. فَيُخۡرِجُونَ خَلۡقًا كَثِيرًا قَدِ أَخَذَتِ النَّارُ إِلَى نِصۡفِ سَاقَيۡهِ وَإِلَى رُكۡبَتَيۡهِ، ثُمَّ يَقُولُونَ: رَبَّنَا، مَا بَقِيَ فِيهَا أَحَدٌ مِمَّنۡ أَمَرۡتَنَا بِهِ، فَيَقُولُ: ارۡجِعُوا، فَمَنۡ وَجَدۡتُمۡ فِي قَلۡبِهِ مِثۡقَالَ دِينَارٍ مِنۡ خَيۡرٍ فَأَخۡرِجُوهُ، فَيُخۡرِجُونَ خَلۡقًا كَثِيرًا، ثُمَّ يَقُولُونَ: رَبَّنَا، لَمۡ نَذَرۡ فِيهَا أَحَدًا مِمَّنۡ أَمَرۡتَنَا. ثُمَّ يَقُولُ: ارۡجِعُوا، فَمَنۡ وَجَدۡتُمۡ فِي قَلۡبِهِ مِثۡقَالَ نِصۡفِ دِينَارٍ مِنۡ خَيۡرٍ فَأَخۡرِجُوهُ، فَيُخۡرِجُونَ خَلۡقًا كَثِيرًا. ثُمَّ يَقُولُونَ: رَبَّنَا لَمۡ نَذَرۡ فِيهَا مِمَّنۡ أَمَرۡتَنَا أَحَدًا، ثُمَّ يَقُولُ: ارۡجِعُوا فَمَنۡ وَجَدۡتُمۡ فِي قَلۡبِهِ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ مِنۡ خَيۡرٍ فَأَخۡرِجُوهُ، فَيُخۡرِجُونَ خَلۡقًا كَثِيرًا، ثُمَّ يَقُولُونَ: رَبَّنَا، لَمۡ نَذَرۡ فِيهَا خَيۡرًا). 

Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah salah seorang dari kalian lebih sangat memohon kepada Allah untuk menuntut suatu hak daripada permohonan seorang mukmin kepada Allah pada hari kiamat untuk saudara-saudara mereka yang berada di dalam neraka. 

Mereka berkata, “Ya Rabb kami, saudara-saudara kami. Dahulu mereka saum bersama kami, salat, dan juga berhaji.” 

Dikatakan kepada mereka, “Keluarkanlah oleh kalian siapa saja yang kalian kenal.” 

Maka tubuh-tubuh mereka dilindungi dari api neraka. Mereka mengeluarkan banyak orang yang telah dilalap api neraka hingga tengah betisnya dan hingga dua lututnya. 

Mereka berkata, “Wahai Rabb kami, tidak tersisa seorang pun di dalam neraka dari kalangan orang-orang yang telah Engkau perintahkan kami untuk mengeluarkannya.” 

Kemudian Allah berkata, “Kembalilah kalian. Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya ada kebaikan seberat setengah dinar, maka keluarkan dia.” 

Lalu mereka mengeluarkan banyak orang, kemudian berkata, “Wahai Rabb kami, kami tidak meninggalkan seorang pun di dalam neraka dari kalangan orang-orang yang telah Engkau perintahkan kami untuk mengeluarkannya.” 

Kemudian Allah berkata, “Kembalilah kalian. Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya ada kebaikan seberat zarah, maka keluarkan dia.” 

Lalu mereka mengeluarkan banyak orang, kemudian berkata, “Wahai Rabb kami, kami tidak meninggalkan pemilik kebaikan di dalam neraka.” 

وَكَانَ أَبُو سَعِيدٍ الۡخُدۡرِيُّ يَقُولُ: إِنۡ لَمۡ تُصَدِّقُونِي بِهَٰذَا الۡحَدِيثِ فَاقۡرَءُوا إِنۡ شِئۡتُمۡ: ﴿إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَظۡلِمُ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ ۖ وَإِن تَكُ حَسَنَةً يُضَـٰعِفۡهَا وَيُؤۡتِ مِن لَّدُنۡهُ أَجۡرًا عَظِيمًا ۝٤٠﴾ [النساء: ٤٠] (فَيَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: شَفَعَتِ الۡمَلَائِكَةُ وَشَفَعَ النَّبِيُّونَ وَشَفَعَ الۡمُؤۡمِنُونَ. وَلَمۡ يَبۡقَ إِلَّا أَرۡحَمُ الرَّاحِمِينَ، فَيَقۡبِضُ قَبۡضَةً مِنَ النَّارِ فَيُخۡرِجُ مِنۡهَا قَوۡمًا لَمۡ يَعۡمَلُوا خَيۡرًا قَطُّ، قَدۡ عَادُوا حُمَمًا، فَيُلۡقِيهِمۡ فِي نَهَرٍ فِي أَفۡوَاهِ الۡجَنَّةِ يُقَالُ لَهُ نَهَرُ الۡحَيَاةِ، فَيَخۡرُجُونَ كَمَا تَخۡرُجُ الۡحِبَّةُ فِي حَمِيلِ السَّيۡلِ. أَلَا تَرَوۡنَهَا تَكُونُ إِلَى الۡحَجَرِ أَوۡ إِلَى الشَّجَرِ. مَا يَكُونُ إِلَى الشَّمۡسِ أُصَيۡفِرُ وَأُخَيۡضِرُ، وَمَا يَكُونُ مِنۡهَا إِلَى الظِّلِّ يَكُونُ أَبۡيَضَ؟). 

Ketika itu, Abu Sa’id Al-Khudri berkata, “Jika kalian tidak membenarkanku dengan hadis ini, silakan baca ayat yang artinya: Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarah, dan jika ada kebajikan sebesar zarah, niscaya Allah akan melipat gandakannya.” (QS. An-Nisa`: 40). 

Allah azza wajalla berkata, “Para malaikat telah memberikan syafaat, para nabi telah memberikan syafaat, dan orang-orang yang beriman telah memberikan syafaat. Tidak tersisa lagi kecuali syafaat Yang Maha Penyayang.” 

Lalu Dia menggenggam satu genggaman dari neraka, lalu Dia mengeluarkan kaum-kaum yang belum mengamalkan kebaikan sama sekali dan telah menjadi arang, lalu mereka dimasukkan ke dalam suatu sungai di mulut janah. Sungai itu disebut sungai kehidupan. Lalu mereka keluar sebagaimana biji-bijian tumbuh di endapan aliran air. Bukankah kalian melihatnya ada di dekat batu dan di dekat pohon? Bagian tumbuhan yang menghadap matahari berwarna kuning hijau, dan bagian tumbuhan yang berada di bawah bayangan berwarna putih. 

فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، كَأَنَّكَ كُنۡتَ تَرۡعَى بِالۡبَادِيَةِ. قَالَ: (فَيَخۡرُجُونَ كَاللُّؤۡلُؤِ فِي رِقَابِهِمُ الۡخَوَاتِمُ، يَعۡرِفُهُمۡ أَهۡلُ الۡجَنَّةِ، هَٰؤُلَاءِ عُتَقَاءُ اللهِ الَّذِينَ أَدۡخَلَهُمُ اللهُ الۡجَنَّةَ بِغَيۡرِ عَمَلٍ عَمِلُوهُ وَلَا خَيۡرٍ قَدَّمُوهُ. ثُمَّ يَقُولُ: ادۡخُلُوا الۡجَنَّةَ فَمَا رَأَيۡتُمُوهُ فَهُوَ لَكُمۡ، فَيَقُولُونَ: رَبَّنَا، أَعۡطَيۡتَنَا مَا لَمۡ تُعۡطِ أَحَدًا مِنَ الۡعَالَمِينَ، فَيَقُولُ: لَكُمۡ عِنۡدِي أَفۡضَلُ مِنۡ هَٰذَا، فَيَقُولُونَ: يَا رَبَّنَا، أَيُّ شَيۡءٍ أَفۡضَلُ مِنۡ هَٰذَا؟ فَيَقُولُ: رِضَايَ، فَلَا أَسۡخَطُ عَلَيۡكُمۡ بَعۡدَهُ أَبَدًا). 

Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, seakan-akan engkau dahulu terbiasa menggembala di padang belantara.” 

Rasulullah bersabda, “Mereka keluar (dari sungai) seakan-akan mutiara, di leher-leher mereka diberi tanda cincin yang dikenali oleh penduduk janah bahwa mereka ini adalah orang-orang yang dibebaskan oleh Allah. Allah memasukkan mereka ke janah dengan tanpa amal yang mereka kerjakan, juga tanpa kebaikan yang mereka persembahkan.” 

Kemudian Allah berkata, “Masuklah kalian ke dalam janah. Apa saja yang kalian lihat, maka itu untuk kalian.” 

Mereka berkata, “Wahai Rabb kami, Engkau telah memberi kami semua yang tidak Engkau berikan kepada seorang pun di alam semesta ini.” 

Kemudian Allah berkata, “Di sisiku ada yang lebih afdal daripada ini untuk kalian.” 

Mereka berkata, “Wahai Rabb kami, apa sesuatu yang lebih afdal daripada ini?” 

Allah berkata, “Keridaan-Ku. Maka Aku tidak murka terhadap kalian lagi setelah ini selama-lamanya.” 

قَالَ مُسۡلِمٌ قَرَأۡتُ عَلَى عِيسَى بۡنِ حَمَّادٍ زُغۡبَةَ الۡمِصۡرِيِّ هَٰذَا الۡحَدِيثَ فِي الشَّفَاعَةِ وَقُلۡتُ لَهُ: أُحَدِّثُ بِهَٰذَا الۡحَدِيثِ عَنۡكَ أَنَّكَ سَمِعۡتَ مِنَ اللَّيۡثِ بۡنِ سَعۡدٍ؟ فَقَالَ: نَعَمۡ. قُلۡتُ لِعِيسَى بۡنِ حَمَّادٍ: أَخۡبَرَكُمُ اللَّيۡثُ بۡنُ سَعۡدٍ، عَنۡ خَالِدِ بۡنِ يَزِيدَ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ أَبِي هِلَالٍ، عَنۡ زَيۡدِ بۡنِ أَسۡلَمَ، عَنۡ عَطَاءِ بۡنِ يَسَارٍ، عَنۡ أَبِي سَعِيدٍ الۡخُدۡرِيِّ: أَنَّهُ قَالَ: قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، أَنَرَى رَبَّنَا؟ قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (هَلۡ تُضَارُّونَ فِي رُؤۡيَةِ الشَّمۡسِ إِذَا كَانَ يَوۡمٌ صَحۡوٌ؟) قُلۡنَا: لَا... وَسُقۡتُ الۡحَدِيثَ حَتَّى انۡقَضَىٰ آخِرُهُ وَهُوَ نَحۡوُ حَدِيثِ حَفۡصِ بۡنِ مَيۡسَرَةَ. وَزَادَ بَعۡدَ قَوۡلِهِ: بِغَيۡرِ عَمَلٍ عَمِلُوهُ وَلَا قَدَمٍ قَدَّمُوهُ: (فَيُقَالُ لَهُمۡ: لَكُمۡ مَا رَأَيۡتُمۡ وَمِثۡلُهُ مَعَهُ). 

Muslim berkata: Aku membaca hadis ini di hadapan ‘Isa bin Hammad Zughbah Al-Mishri tentang syafaat. 

Aku berkata kepadanya, “Aku menceritakan hadis ini darimu, bahwa engkau mendengar dari Al-Laits bin Sa’d?” 

Beliau menjawab, “Iya.” 

Aku berkata kepada ‘Isa bin Hammad: Al-Laits bin Sa’d mengabarkan kepada kalian dari Khalid bin Yazid, dari S’aid bin Abu Hilal, dari Zaid bin Aslam, dari ‘Atha` bin Yasar, dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa beliau berkata: 

Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami akan melihat Rabb kami?” 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian kesulitan melihat matahari apabila hari cerah?” 

Kami menjawab, “Tidak.” 

Aku menceritakan hadis hingga akhir dan hadis tersebut seperti hadis Hafsh bin Maisarah. Beliau menambahkan setelah sabda beliau: Tanpa amal yang mereka kerjakan dan sesuatu yang mereka persembahkan, “Lalu ada yang berkata kepada mereka: Untuk kalian apa yang kalian lihat dan semisal itu bersamanya.” 

قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: بَلَغَنِي أَنَّ الۡجِسۡرَ أَدَقُّ مِنَ الشَّعۡرَةِ وَأَحَدُّ مِنَ السَّيۡفِ. 

وَليۡسَ فِي حَدِيثِ اللَّيۡثِ: (فَيَقُولُونَ: رَبَّنَا أَعۡطَيۡتَنَا مَا لَمۡ تُعۡطِ أَحَدًا مِنَ الۡعَالَمِينَ وَمَا بَعۡدَهُ). فَأَقَرَّ بِهِ عِيسَى بۡنُ حَمَّادٍ. 


Abu Sa’id berkata: Telah sampai kepadaku bahwa jembatan itu lebih tipis daripada rambut dan lebih tajam daripada pedang. 

Di dalam hadis Al-Laits tidak ada kalimat: “Mereka berkata: Wahai Rabb kami, Engkau telah memberi kepada kami semua yang tidak Engkau berikan kepada seorang pun di alam semesta,” dan kalimat setelahnya. Namun ‘Isa bin Hammad menetapkan kalimat tersebut. 

٣٠٣ - (...) - وَحَدَّثَنَاهُ أَبُو بَكۡرِ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ: حَدَّثَنَا جَعۡفَرُ بۡنُ عَوۡنٍ: حَدَّثَنَا هِشَامُ بۡنُ سَعۡدٍ: حَدَّثَنَا زَيۡدُ بۡنُ أَسۡلَمَ، بِإِسۡنَادِهِمَا... نَحۡوَ حَدِيثِ حَفۡصِ بۡنِ مَيۡسَرَةَ إِلَى آخِرِهِ. وَقَدۡ زَادَ وَنَقَصَ شَيۡئًا. 

303. Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakannya kepada kami: Ja’far bin ‘Aun menceritakan kepada kami: Hisyam bin Sa’d menceritakan kepada kami: Zaid bin Aslam menceritakan kepada kami dengan sanad keduanya… semisal hadis Hafsh bin Maisarah hingga akhirnya. Beliau menambah dan mengurangi sebagiannya.