Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 74

١٧ - بَابُ مَا ذُكِرَ فِي ذَهَابِ مُوسَى صَلَّى اللهُ عَلَيۡهِ وَسَلَّمَ فِي الۡبَحۡرِ إِلَى الۡخَضِرِ 
17. Bab riwayat yang disebutkan tentang kepergian Musa—shallallahu ‘alaihi wa sallam—di lautan ke tempat Khadhir 


وَقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿هَلۡ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمۡتَ رُشۡدًا﴾ [الكهف: ٦٦]. 

Dan firman Allah taala yang artinya, “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” (QS. Al-Kahfi: 66). 

٧٤ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ غُرَيۡرٍ الزُّهۡرِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا يَعۡقُوبُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنۡ صَالِحٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ حَدَّثَ: أَنَّ عُبَيۡدَ اللهِ بۡنَ عَبۡدِ اللهِ أَخۡبَرَهُ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ: 

74. Muhammad bin Ghurair Az-Zuhri telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ya’qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ayahku menceritakan kepadaku dari Shalih, dari Ibnu Syihab. Beliau menceritakan bahwa ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah mengabarkan kepadanya dari Ibnu ‘Abbas: 

أَنَّهُ تَمَارَى هُوَ وَالۡحُرُّ بۡنُ قَيۡسِ بۡنِ حِصۡنٍ الۡفَزَارِيُّ فِي صَاحِبِ مُوسَى، قَالَ ابۡنُ عَبَّاسٍ: هُوَ خَضِرٌ، فَمَرَّ بِهِمَا أُبَىُّ بۡنُ كَعۡبٍ، فَدَعَاهُ ابۡنُ عَبَّاسٍ فَقَالَ: إِنِّي تَمَارَيۡتُ أَنَا وَصَاحِبِي هَٰذَا فِي صَاحِبِ مُوسَى، الَّذِي سَأَلَ مُوسَى السَّبِيلَ إِلَى لُقِيِّهِ، هَلۡ سَمِعۡتَ النَّبِيَّ ﷺ يَذۡكُرُ شَأۡنَهُ؟ قَالَ: نَعَمۡ، سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: 

Bahwa beliau dan Al-Hurr bin Qais bin Hishn Al-Fazari saling berdebat tentang sahabat Musa. Ibnu ‘Abbas mengatakan: Dia adalah Khadhir. 

Ubai bin Ka’b melewati keduanya, lalu Ibnu ‘Abbas memanggilnya seraya berkata: Sesungguhnya aku dan sahabatku ini saling berdebat tentang sahabat Musa. Yaitu, orang yang Musa menanyakan jalan untuk berjumpa dengannya. Apakah engkau mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menyebutkan perihal dia? 

Ubai berkata: Iya. Aku mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, 

(بَيۡنَمَا مُوسَى فِي مَلَإٍ مِنۡ بَنِي إِسۡرَائِيلَ، جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ: هَلۡ تَعۡلَمُ أَحَدًا أَعۡلَمَ مِنۡكَ؟ قَالَ مُوسَى: لَا، فَأَوۡحَى اللهُ إِلَى مُوسَى: بَلَى، عَبۡدُنَا خَضِرٌ، فَسَأَلَ مُوسَى السَّبِيلَ إِلَيۡهِ، فَجَعَلَ اللهُ لَهُ الۡحُوتَ آيَةً، وَقِيلَ لَهُ: إِذَا فَقَدۡتَ الۡحُوتَ فَارۡجِعۡ فَإِنَّكَ سَتَلۡقَاهُ، وَكَانَ يَتَّبِعُ أَثَرَ الۡحُوتِ فِي الۡبَحۡرِ، فَقَالَ لِمُوسَى فَتَاهُ: ﴿أَرَءَيۡتَ إِذۡ أَوَيۡنَآ إِلَى ٱلصَّخۡرَةِ فَإِنِّى نَسِيتُ ٱلۡحُوتَ وَمَآ أَنسَىٰنِيهُ إِلَّا ٱلشَّيۡطَـٰنُ أَنۡ أَذۡكُرَهُۥ﴾، ﴿قَالَ ذَٰلِكَ مَا كُنَّا نَبۡغِ ۚ فَٱرۡتَدَّا عَلَىٰٓ ءَاثَارِهِمَا قَصَصًا﴾ [الكهف: ٦٣-٦٤] فَوَجَدَا خَضِرًا فَكَانَ مِنۡ شَأۡنِهِمَا الَّذِي قَصَّ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي كِتَابِهِ). [الحديث ٧٤ – أطرافه في: ٧٨، ١٢٢، ٢٢٦٧، ٢٧٢٨، ٣٢٧٨، ٣٤٠٠، ٣٤٠١، ٤٧٢٥، ٤٧٢٦، ٤٧٢٧، ٦٦٧٢، ٧٤٧٨]. 

Ketika Musa berada di tengah-tengah pemuka Bani Israil, ada seseorang datang kepadanya seraya bertanya, “Apakah engkau mengetahui seseorang yang lebih berilmu daripada engkau?” 

Musa berkata, “Tidak.” 

Lalu Allah azza wajalla mewahyukan kepada Musa, “Ada, yaitu hamba Kami Khadhir.” 

Lalu Musa menanyakan jalan menuju tempatnya. Allah menjadikan ikan sebagai tanda untuk beliau. Dikatakan kepada Musa, “Apabila engkau kehilangan ikan ini, maka kembalilah karena engkau akan menemuinya.” 

Maka Musa mengikuti jejak ikan tadi di laut. 

Murid Musa berkata kepada Musa, “Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan.” 

Musa berkata, “Itulah (tempat) yang kita cari.” Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. (QS. Al-Kahfi: 63-64). 

Lalu keduanya menjumpai Khadhir. Lalu peristiwa keduanya sebagaimana dikisahkan oleh Allah azza wajalla di dalam kitab-Nya.