١٧٢٩ – (صحيح) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ طَرِيفٍ الۡكُوفِيُّ، قَالَ:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ فُضَيۡلٍ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ وَالشَّيۡبَانِيِّ، عَنِ
الۡحَكَمِ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ بۡنِ أَبِي لَيۡلَى، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ
بۡنِ عُكَيۡمٍ، قَالَ: أَتَانَا كِتَابُ رَسُولِ اللهِ ﷺ أَنۡ لَا تَنۡتَفِعُوا
مِنَ الۡمَيۡتَةِ بِإِهَابٍ وَلَا عَصَبٍ. هَٰذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ. وَيُرۡوَى
عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُكَيۡمٍ عَنۡ أَشۡيَاخٍ لَهُ هَٰذَا الۡحَدِيثُ.
وَلَيۡسَ الۡعَمَلُ عَلَى هَٰذَا عِنۡدَ أَكۡثَرِ أَهۡلِ الۡعِلۡمِ. وَقَدۡ
رُوِيَ هَٰذَا الۡحَدِيثُ عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُكَيۡمٍ؛ أَنَّهُ قَالَ؛
أَتَانَا كِتَابُ النَّبِيِّ ﷺ قَبۡلَ وَفَاتِهِ بِشَهۡرَيۡنِ. وَسَمِعۡتُ
أَحۡمَدَ بۡنَ الۡحَسَنِ يَقُولُ: كَانَ أَحۡمَدُ بۡنُ حَنۡبَلٍ يَذۡهَبُ إِلَى
هَٰذَا الۡحَدِيثِ لِمَا ذُكِرَ فِيهِ قَبۡلَ وَفَاتِهِ بِشَهۡرَيۡنِ، وَكَانَ
يَقُولُ: كَانَ هَٰذَا آخِرَ أَمۡرِ النَّبِيِّ ﷺ، ثُمَّ تَرَكَ أَحۡمَدُ بۡنُ
حَنۡبَلٍ هَٰذَا الۡحَدِيثَ لَمَّا اضۡطَرَبُوا فِي إِسۡنَادِهِ حَيۡثُ رَوَى
بَعۡضُهُمۡ، فَقَالَ عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُكَيۡمٍ، عَنۡ أَشۡيَاخٍ مِنۡ
جُهَيۡنَةَ. [(ابن ماجه)(٣٦١٣)].
1729. [Sahih] Muhammad bin Tharif Al-Kufi telah menceritakan kepada kami.
Beliau berkata: Muhammad bin Fudhail menceritakan kepada kami dari Al-A’masy
dan Asy-Syaibani, dari Al-Hakam, dari ‘Abdurrahman bin Abu Laila, dari
‘Abdullah bin ‘Ukaim. Beliau berkata: Surat Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa
sallam—datang kepada kami (yang isinya), “Janganlah kalian memanfaatkan kulit
yang belum disamak ataupun saraf dari bangkai hewan!”
Ini adalah hadis hasan. Hadis ini diriwayatkan pula dari ‘Abdullah bin ‘Ukaim,
dari guru-guru beliau.
Menurut mayoritas ulama, yang diamalkan tidak berdasar hadis ini.
Hadis ini telah diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Ukaim; bahwa beliau berkata:
Surat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—datang kepada kami dua bulan sebelum
wafatnya beliau.
Aku mendengar Ahmad bin Al-Hasan berkata: Dahulu Ahmad bin Hanbal berpegang
kepada hadis ini karena padanya disebutkan “dua bulan sebelum wafatnya beliau”
dan Ahmad bin Hanbal berkata, “Berarti ini adalah akhir perintah
Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.” Kemudian Ahmad bin Hanbal meninggalkan
hadis ini ketika para periwayatnya tidak konsisten dalam sanadnya. Yaitu
manakala sebagian mereka meriwayatkan dengan berkata dari ‘Abdullah bin ‘Ukaim
dari para gurunya dari Juhainah.