Syekh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin--rahimahullah--berkata:
وَقَوۡلُهُ: (مَتَى): أَدَاةُ جَزۡمٍ تَجۡزِمُ فِعۡلَيۡنِ تَقُولُ: (مَتَى
تَقُمۡ أَقُمۡ). وَتَقُمۡ: فِعۡلُ الشَّرۡطِ. أَقُمۡ: جَوَابُ
الشَّرۡطِ.
Ucapan mualif, “مَتَى”: peranti jazm yang men-jazm dua fiil. Engkau katakan,
“مَتَى تَقُمۡ أَقُمۡ (Kapanpun engkau berdiri, aku akan berdiri).” تَقُمۡ
adalah fi’l asy-syarth. أَقُمۡ adalah jawab asy-syarth.
(مَتَى تَقُمۡ يَقُمۡ زَيۡدٌ).
(مَتَی): أَدَاةُ جَزۡمٍ تَجۡزِمُ فِعۡلَيۡنِ الۡأَوَّلُ فِعۡلُ الشَّرۡطِ
وَالثَّانِي جَوَابُهُ.
(تَقُمۡ): فِعۡلٌ مُضَارِعٌ مَجۡزُومٌ بِـ(مَتَی) وَعَلَامَةُ جَزۡمِهِ
السُّكُونُ، وَهُوَ فِعۡلُ الشَّرۡطِ، وَالۡفَاعِلُ ضَمِيرٌ مُسۡتَتِرٌ
وُجُوبًا تَقۡدِيرُهُ (أَنۡتَ).
(يَقُمۡ): فِعۡلٌ مُضَارِعٌ مَجۡزُومٌ بِـ(مَتَى) وَعَلَامَةُ جَزۡمِهِ
السُّكُونُ، وَهُوَ جَوَابُ الشَّرۡطِ.
(زَيۡدٌ): فَاعِلٌ مَرۡفُوعٌ وَعَلَامَةُ رَفۡعِهِ الضَّمَّةُ الظَّاهِرَةُ
عَلَى آخِرِهِ.
“مَتَى تَقُمۡ يَقُمۡ زَيۡدٌ (Kapanpun engkau berdiri, Zaid akan
berdiri).”
مَتَى: peranti jazm yang men-jazm dua fiil. Fiil pertama adalah fi’l
asy-syarth, sedangkan fiil kedua adalah jawab asy-syarth.
تَقُمۡ adalah fiil mudhari’ yang di-jazm dengan sebab مَتَى. Tanda jazm-nya
adalah sukun. Dia adalah fi’l asy-syarth. Fa’il-nya adalah kata ganti yang
wajib disembunyikan. Asumsinya adalah anta.
يَقُمۡ adalah fiil mudhari’ yang di-jazm dengan sebab مَتَى. Tanda jazm-nya
adalah sukun. Dia adalah jawab asy-syarth.
زَيۡدٌ adalah fa’il yang di-raf’. Tanda raf’-nya adalah harakat damah yang
tampak di akhir kata.
وَ(مَتَى) هَٰذِهِ غَيۡرُ (مَتَى) الۡاِسۡتِفۡهَامِيَّةِ، فَـ(مَتَی)
الۡاِسۡتِفۡهَامِيَّةُ لَا تَحۡتَاجُ إِلَى جَوَابٍ، بِخِلَافِ (مَتَی)
الشَّرۡطِيَّةِ، فَإِنَّهَا تَحۡتَاجُ إِلَى جَوَابٍ.
مَتَى ini bukan مَتَى pertanyaan. مَتَى pertanyaan tidak membutuhkan klausa
pelengkap kalimat, berbeda dengan مَتَى yang bersifat syarat yang membutuhkan
klausa pelengkap kalimat.