Dari ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz kepada siapa saja yang membaca dari
kaum muslimin. Semoga Allah memberi taufik kepadaku dan kepada kalian untuk
mengingat, mengambil pelajaran, dan menerima nasihat dengan takdir-takdir yang
terjadi, serta bersegera untuk bertobat yang tulus dari segala dosa dan
kesalahan. Amin.
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Amabakdu. Sesungguhnya
Allah—‘azza wa jalla—dengan hikmah-Nya yang sempurna, dengan alasan-Nya yang
pasti, dengan ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu; Dia memberi ujian kepada
para hamba-Nya dengan kesenangan dan kesulitan, dengan kesempitan dan
kelapangan, dengan nikmat dan siksa. Hal itu agar Dia menguji kesabaran dan
kesyukuran mereka. Barang siapa yang sabar ketika ditimpa bala, bersyukur
ketika lapang, dan merendahkan diri kepada Allah—subhanahu wa ta’ala—ketika
terjadi musibah-musibah dengan mengeluhkan dosa-dosa dan kelalaiannya dan
dengan meminta rahmat dan maaf-Nya, dia beruntung dari segala sisi dan dia
berhasil mendapatkan kesudahan yang terpuji.
Allah—jalla wa ‘ala—berfirman di dalam Alquran,
الۤمۤ ١ أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن یُتۡرَكُوۤا۟ أَن یَقُولُوۤا۟ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا یُفۡتَنُونَ ٢ وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَیَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ صَدَقُوا۟ وَلَیَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَـٰذِبِینَ ٣ [العنكبوت: ١-٣].
Alif lam mim. Apakah manusia mengira mereka dibiarkan saja mengatakan: Kami beriman; sedang mereka tidak diuji? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang jujur dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabut: 1-3).
Maksud fitnah di dalam ayat ini adalah ujian dan cobaan hingga terbedakan
orang yang jujur dari orang yang dusta dan hingga terlihat orang yang sabar
dan orang yang bersyukur. Sebagaimana firman Allah taala,
وَجَعَلۡنَا بَعۡضَكُمۡ لِبَعۡضࣲ فِتۡنَةً أَتَصۡبِرُونَۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِیرࣰا
Kami telah jadikan sebagian kalian sebagai ujian untuk sebagian lainnya. Apakah kalian bisa bersabar? Tuhanmu Maha Melihat. (QS. Al-Furqan: 20).
Allah taala berfirman,
وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلۡخَیۡرِ فِتۡنَةࣰۖ وَإِلَیۡنَا تُرۡجَعُونَ
Kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai cobaan. Hanya kepada Kami, kalian akan dikembalikan. (QS. Al-Anbiya: 35).
Allah taala berfirman,
وَبَلَوۡنَـٰهُم بِٱلۡحَسَنَـٰتِ وَٱلسَّیِّـءَاتِ لَعَلَّهُمۡ یَرۡجِعُونَ
Kami akan menguji mereka dengan yang baik-baik dan yang buruk-buruk agar mereka kembali. (QS. Al-A’raf: 168).
Yang baik-baik di sini adalah kenikmatan-kenikmatan berupa kehidupan yang
nyaman, kelapangan, kesehatan, kemuliaan, pertolongan terhadap musuh-musuh,
dan lain sebagainya. Yang jelek-jelek di sini adalah musibah-musibah, seperti
penyakit, dikuasai oleh musuh, gempa, badai, banjir bandang yang
memorakmorandakan, dan yang semacam itu.
Allah—‘azza wa jalla—berfirman,
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِی ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَیۡدِی ٱلنَّاسِ لِیُذِیقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِی عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمۡ یَرۡجِعُونَ
Kerusakan di darat dan lautan telah tampak disebabkan ulah tangan manusia agar Allah membuat mereka merasakan sebagian yang mereka kerjakan agar mereka kembali. (QS. Ar-Rum: 41).
Makna ayat ini adalah Allah—subhanahu wa ta’ala—menetapkan takdir berupa yang
baik-baik, yang jelek-jelek, dan kerusakan yang tampak, agar manusia kembali
kepada kebenaran, agar mereka bersegera bertobat dari hal-hal yang Allah
haramkan kepada mereka, dan agar mereka bersegera menaati Allah dan Rasul-Nya.
Hal itu karena kekufuran dan kemaksiatan adalah sebab setiap bala dan
kejelekan di dunia dan akhirat.
Adapun menauhidkan Allah, beriman kepada-Nya dan kepada para rasul-Nya, taat
kepada-Nya dan kepada para rasul-Nya, berpegang teguh dengan syariat-Nya,
berdakwah kepadanya, dan mengingkari siapa saja yang menyelisihinya; itu semua
merupakan sebab setiap kebaikan di dunia dan akhirat. Keteguhan di atas
perkara tersebut, saling berwasiat dengannya, dan tolong-menolong padanya
merupakan kemuliaan dunia dan akhirat, merupakan keselamatan dari segala hal
yang tidak disukai, dan merupakan penjagaan dari segala cobaan. Sebagaimana
Allah—subhanahu wa ta’ala—berfirman,
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ یَنصُرۡكُمۡ وَیُثَبِّتۡ أَقۡدَامَكُمۡ
Wahai sekalian orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan mengokohkan kaki-kaki kalian. (QS. Muhammad: 7).
Allah taala berfirman,
وَلَیَنصُرَنَّ ٱللَّهُ مَن یَنصُرُهُۥۤۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِیٌّ عَزِیزٌ ٤٠ ٱلَّذِینَ إِن مَّكَّنَّـٰهُمۡ فِی ٱلۡأَرۡضِ أَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَمَرُوا۟ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَنَهَوۡا۟ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۗ وَلِلَّهِ عَـٰقِبَةُ ٱلۡأُمُورِ ٤١
Allah pasti akan menolong siapa saja yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa. Yaitu orang-orang yang apabila Kami mapankan mereka di muka bumi, mereka menegakkan salat, menunaikan zakat, memerintahkan yang makruf, dan melarang dari yang mungkar. Hanya milik Allah akhir segala urusan. (QS. Al-Hajj: 40-41).
Allah taala berfirman,
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمۡ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَیَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِی ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَیُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِینَهُمُ ٱلَّذِی ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَیُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنࣰاۚ یَعۡبُدُونَنِی لَا یُشۡرِكُونَ بِی شَیۡـءࣰاۚ وَمَن كَفَرَ بَعۡدَ ذَ ٰلِكَ فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari kalian bahwa Dia akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Allah juga (menjanjikan) akan mengokohkan agama mereka yang Dia ridai untuk mereka. Allah juga (menjanjikan) akan menukar (keadaan) mereka sesudah ketakutan menjadi aman. Mereka beribadah kepada-Ku dan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Ku. Siapa saja yang kufur setelah itu, mereka itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur: 55).
Allah taala berfirman,
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰۤ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوۡا۟ لَفَتَحۡنَا عَلَیۡهِم بَرَكَـٰتࣲ مِّنَ ٱلسَّمَاۤءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا كَانُوا۟ یَكۡسِبُونَ
Andai penduduk negeri itu beriman dan bertakwa, pasti Kami akan bukakan keberkahan dari langit dan bumi untuk mereka, akan tetapi mereka mendustakan. Kamipun siksa mereka dengan sebab apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-A’raf: 96).
Allah—subhanahu wa ta’ala—telah menjelaskan di dalam banyak ayat, bahwa yang
telah menimpa umat-umat terdahulu berupa azab dan siksaan dengan banjir, angin
yang membinasakan, suara menggelegar, bumi ambles, dan lain sebagainya; itu
semua disebabkan kekufuran dan dosa mereka. Sebagaimana Allah—‘azza wa
jalla—berfirman,
فَكُلًّا أَخَذۡنَا بِذَنۢبِهِۦۖ فَمِنۡهُم مَّنۡ أَرۡسَلۡنَا عَلَیۡهِ حَاصِبࣰا وَمِنۡهُم مَّنۡ أَخَذَتۡهُ ٱلصَّیۡحَةُ وَمِنۡهُم مَّنۡ خَسَفۡنَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ وَمِنۡهُم مَّنۡ أَغۡرَقۡنَاۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِیَظۡلِمَهُمۡ وَلَـٰكِن كَانُوۤا۟ أَنفُسَهُمۡ یَظۡلِمُونَ
Semuanya, Kami siksa dengan sebab dosanya. Di antara mereka, ada yang Kami kirim badai pasir kepadanya. Di antara mereka ada yang disiksa dengan suara yang menggelegar. Di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi. Di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan. Allah tidaklah sekali-kali menzalimi mereka, akan tetapi mereka sendiri yang zalim. (QS. Al-‘Ankabut: 40).
Allah taala berfirman,
وَمَاۤ أَصَـٰبَكُم مِّن مُّصِیبَةࣲ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَیۡدِیكُمۡ وَیَعۡفُوا۟ عَن كَثِیرࣲ
Segala musibah yang menimpa kalian disebabkan ulah tangan kalian dan Allah memaafkan sebagian besarnya. (QS. Asy-Syura: 30).
Allah memerintahkan para hamba-Nya agar bertobat kepada-Nya dan merendahkan
diri kepada-Nya ketika terjadi musibah-musibah. Allah—subhanahu wa
ta’ala—berfirman,
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوۡبَةࣰ نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمۡ أَن یُكَفِّرَ عَنكُمۡ سَیِّـءَاتِكُمۡ وَیُدۡخِلَكُمۡ جَنَّـٰتࣲ تَجۡرِی مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ
Wahai sekalian orang-orang yang beriman, bertobatlah kalian kepada Allah dengan tobat yang tulus. Semoga Tuhan kalian menghapus kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian ke dalam janah yang sungai-sungai mengalir di bawahnya. (QS. At-Tahrim: 8).
Allah taala berfirman,
وَتُوبُوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِیعًا أَیُّهَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
Bertobatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung. (QS. An-Nur: 31).
Allah taala berfirman,
وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَاۤ إِلَىٰۤ أُمَمࣲ مِّن قَبۡلِكَ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِٱلۡبَأۡسَاۤءِ وَٱلضَّرَّاۤءِ لَعَلَّهُمۡ یَتَضَرَّعُونَ ٤٢ فَلَوۡلَاۤ إِذۡ جَاۤءَهُم بَأۡسُنَا تَضَرَّعُوا۟ وَلَـٰكِن قَسَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَزَیَّنَ لَهُمُ ٱلشَّیۡطَـٰنُ مَا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ ٤٣
Sungguh Kami telah mengutus rasul kepada umat-umat sebelum engkau, lalu Kami siksa mereka dengan kesengsaraan dan kesusahan agar mereka merendahkan diri. Mengapa ketika siksaan Kami datang kepada mereka, mereka tidak merendahkan diri? Malah hati-hati mereka keras dan setan menghiasi apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-An’am: 42-43).
Di dalam ayat yang mulia ini ada anjuran dan dorongan dari Allah—subhanahu wa
ta’ala—untuk para hamba-Nya, apabila musibah-musibah menimpa mereka berupa
sakit, luka, perang, gempa, badai, dan lain sebagainya, agar mereka
merendahkan diri kepada-Nya dan sangat butuh kepada-Nya sehingga mereka
meminta pertolongan kepada-Nya. Ini adalah makna firman Allah—subhanahu wa
ta’ala—,
فَلَوۡلَاۤ إِذۡ جَاۤءَهُم بَأۡسُنَا تَضَرَّعُوا۟
Yaitu, apakah jika siksaan Kami datang, mereka mau merendahkan diri?
Selanjutnya Allah—subhanahu wa ta’ala—menerangkan bahwa kerasnya hati mereka
dan polesan setan terhadap amalan buruk mereka menyebabkan terhalangnya mereka
dari tobat, merendahkan diri, dan istigfar. Allah—‘azza wa jalla—berfirman,
وَلَـٰكِن قَسَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَزَیَّنَ لَهُمُ ٱلشَّیۡطَـٰنُ مَا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ
Ada riwayat yang sabit dari khalifah rasyid—rahimahullah—amirulmukminin ‘Umar
bin ‘Abdul ‘Aziz, ketika terjadi gempa di zamannya, beliau menulis surat
kepada jajaran aparat pemerintahannya di berbagai negeri dan memerintahkan
mereka agar memerintahkan kaum muslimin bertobat kepada Allah, merendahkan
diri kepada-Nya, dan beristigfar dari dosa-dosa mereka.
Wahai kaum muslimin,
kalian telah mengetahui berbagai macam cobaan dan musibah yang terjadi di
zaman kita ini. Di antaranya adalah kaum muslimin dikuasai oleh orang-orang
kafir di Afghanistan, Filipina, India, Palestina, Etiopia, dan lain-lain.
Termasuk itu adalah gempa yang terjadi di Yaman dan berbagai negeri. Termasuk
itu pula adalah banjir bandang dan badai yang menghancurkan banyak harta,
pepohonan, kapal, dan lain sebagainya. Demikian pula salju tebal yang
mengakibatkan kerugian yang tak terhitung. Begitu pula kelaparan dan
kekeringan di banyak negeri.
Semua hukuman dan musibah yang Allah ujikan kepada para hamba-Nya disebabkan
oleh kekufuran, kemaksiatan, penyimpangan dari ketaatan kepada Allah—subhanahu
wa ta’ala—, condong kepada dunia dan kesenangan jangka pendek, berpaling dari
akhirat, dan tidak mempersiapkan bekal akhirat, kecuali hamba-hamba Allah yang
dirahmati.
Musibah-musibah ini dan yang lain, tidak diragukan lagi, mengharuskan para
hamba agar bersegera bertobat kepada Allah—subhanahu wa ta’ala—dari segala
yang Allah haramkan atas mereka dan agar bersegera menaati-Nya, berhukum
dengan syariat-Nya, tolong-menolong di atas kebajikan dan takwa, dan saling
berwasiat dengan kebenaran, serta sabar di atasnya.
Kapan saja para hamba bertobat kepada Tuhan mereka, merendahkan diri
kepada-Nya, bersegera melakukan segala yang Dia ridai, saling menolong di atas
kebajikan dan ketakwaan, saling amar makruf nahi mungkar, niscaya Allah akan
memperbaiki keadaan mereka, melindungi mereka dari kejahatan para musuh,
mengokohkan keberadaan mereka di muka bumi, menolong mereka dalam menghadapi
musuh, menyempurnakan nikmat-Nya kepada mereka, dan menghindarkan
kemurkaan-Nya dari mereka.
Sebagaimana Allah—subhanahu wa ta’ala dan Yang paling berkata benar—berfirman,
وَكَانَ حَقًّا عَلَیۡنَا نَصۡرُ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ
Sudah merupakan kewajiban atas Kami untuk menolong orang-orang yang beriman. (QS. Ar-Rum: 47).
Allah taala berfirman,
ٱدۡعُوا۟ رَبَّكُمۡ تَضَرُّعࣰا وَخُفۡیَةًۚ إِنَّهُۥ لَا یُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِینَ ٥٥ وَلَا تُفۡسِدُوا۟ فِی ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَـٰحِهَا وَٱدۡعُوهُ خَوۡفࣰا وَطَمَعًاۚ إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِیبࣱ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِینَ ٥٦
Berdoalah kepada Tuhan kalian dengan merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Janganlah kalian berbuat kerusakan di bumi setelah (Allah) memperbaikinya. Berdoalah kepada-Nya dengan takut dan harap. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat dari orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. Al-A’raf: 55-56).
Allah taala berfirman,
وَأَنِ ٱسۡتَغۡفِرُوا۟ رَبَّكُمۡ ثُمَّ تُوبُوۤا۟ إِلَیۡهِ یُمَتِّعۡكُم مَّتَـٰعًا حَسَنًا إِلَىٰۤ أَجَلࣲ مُّسَمࣰّى وَیُؤۡتِ كُلَّ ذِی فَضۡلࣲ فَضۡلَهُۥۖ وَإِن تَوَلَّوۡا۟ فَإِنِّیۤ أَخَافُ عَلَیۡكُمۡ عَذَابَ یَوۡمࣲ كَبِیرٍ
Mintalah ampunan kepada Tuhan kalian kemudian bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kalian kenikmatan yang baik hingga waktu yang telah ditentukan dan niscaya Dia akan memberi keutamaan kepada setiap orang yang memiliki keutamaan. Namun, apabila kalian berpaling, sesungguhnya aku khawatir azab hari kiamat akan menimpa kalian. (QS. Hud: 3).
Allah taala berfirman,
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمۡ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَیَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِی ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَیُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِینَهُمُ ٱلَّذِی ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَیُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنࣰاۚ یَعۡبُدُونَنِی لَا یُشۡرِكُونَ بِی شَیۡءࣰاۚ وَمَن كَفَرَ بَعۡدَ ذَ ٰلِكَ فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan beramal saleh bahwa Dia pasti akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Allah juga akan meneguhkan agama mereka yang Dia ridai untuk mereka. Allah juga akan menggantikan setelah rasa takut mereka dengan keamanan. Mereka beribadah kepada-Ku dan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Ku. Siapa saja yang kafir setelah itu, mereka itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur: 55).
Allah taala berfirman,
وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَـٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِیَاۤءُ بَعۡضࣲۚ یَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَیَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَیُقِیمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَیُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَیُطِیعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥۤۚ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ سَیَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِیزٌ حَكِیمࣱ
Orang-orang yang beriman, lelaki dan wanita, sebagian mereka adalah teman setia sebagian lainnya. Mereka saling memerintahkan yang makruf dan melarang dari yang mungkar. Mereka menegakkan salat, menunaikan zakat, dan menaati Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah yang akan Allah rahmati. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah: 71).
Allah—‘azza wa jalla—menjelaskan di dalam ayat-ayat ini bahwa rahmat-Nya,
kebaikan-Nya, keamanan dari-Nya, dan seluruh nikmat hanyalah bisa terwujud
secara sempurna dan bersambung dengan kenikmatan akhirat apabila seseorang itu
bertakwa kepada Allah, beriman kepada-Nya, menaati para rasul-Nya, istikamah
di atas syariat-Nya, dan bertobat kepada-Nya dari dosa-dosanya. Adapun orang
yang berpaling dari ketaatan kepada-Nya, dia takabur untuk mau menunaikan
hak-Nya, dia terus saja dalam keadaan kufur dan bermaksiat kepada-Nya,
Allah—subhanahu wa ta’ala—mengancamnya dengan berbagai hukuman di dunia dan
akhirat. Sebagiannya ada yang Allah segerakan sesuai tuntutan hikmah-Nya agar
menjadi pelajaran dan peringatan untuk yang lain.
Sebagaimana Allah—subhanahu wa ta’ala—berfirman,
فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحۡنَا عَلَیۡهِمۡ أَبۡوَ ٰبَ كُلِّ شَیۡءٍ حَتَّىٰۤ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَاۤ أُوتُوۤا۟ أَخَذۡنَـٰهُم بَغۡتَةࣰ فَإِذَا هُم مُّبۡلِسُونَ ٤٤ فَقُطِعَ دَابِرُ ٱلۡقَوۡمِ ٱلَّذِینَ ظَلَمُوا۟ۚ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ ٤٥
Ketika mereka melupakan peringatan yang diberikan kepada mereka, kami bukakan segala pintu kesenangan untuk mereka, hingga ketika mereka sudah bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-An’am: 44-45).
Wahai sekalian kaum muslimin, introspeksilah diri-diri kalian! Bertobatlah
kepada Tuhan kalian dan beristigfarlah kepada-Nya! Segeralah menaati-Nya!
Hati-hati dari bermaksiat kepada-Nya! Tolong-menolonglah di atas kebajikan dan
ketakwaan! Berbuat baiklah! Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
berbuat baik. Bersikap adillah! Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
berbuat adil. Persiapkan bekal yang baik sebelum kematian datang! Sayangilah
orang-orang lemah kalian! Hiburlah orang-orang fakir kalian! Perbanyaklah
mengingat Allah dan istigfar! Saling perintahkan dengan yang makruf dan saling
laranglah dari yang mungkar agar kalian dirahmati! Ambillah pelajaran dari
musibah-musibah yang menimpa orang-orang selain kalian yang disebabkan
dosa-dosa dan kemaksiatan!
Allah menerima tobat orang-orang yang bertobat.
Allah menyayangi orang-orang yang berbuat baik. Allah akan memperbaiki
kesudahan orang-orang yang bertakwa. Sebagaimana Allah—subhanahu wa
ta’ala—berfirman,
إِنَّ ٱلۡعَـٰقِبَةَ لِلۡمُتَّقِینَ
Sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Hud: 49).
Kita meminta kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya
yang mulia agar menyayangi para hamba-Nya yang muslim, agar memahamkan mereka
dalam agama Islam, agar menolong mereka menghadapi musuh-Nya dan musuh mereka
dari kalangan orang kafir dan munafik, dan agar menurunkan siksa-Nya yang
tidak dapat ditolak kepada kaum yang berdosa. Sesungguhnya Allah berkuasa akan
hal itu.
Semoga Allah melimpahkan selawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad,
keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan
baik hingga hari kiamat.
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.