Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4023 dan 4024

٤٠٢٣، ٤٠٢٤ - حَدَّثَنِي إِسۡحَاقُ بۡنُ مَنۡصُورٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّزَّاقِ: أَخۡبَرَنَا مَعۡمَرٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ جُبَيۡرٍ، عَنۡ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقۡرَأُ فِي الۡمَغۡرِبِ بِالطُّورِ، وَذٰلِكَ أَوَّلَ مَا وَقَرَ الۡإِيمَانُ فِي قَلۡبِي. [طرفه في: ٧٦٥].

4023, 4024. Ishaq bin Manshur telah menceritakan kepadaku: ‘Abdurrazzaq menceritakan kepada kami: Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Muhammad bin Jubair, dari ayahnya. Beliau mengatakan, “Aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca surah Ath-Thur dalam salat Magrib. Saat itulah awal kali iman menetap di dalam hatiku.”

وَعَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ جُبَيۡرِ بۡنِ مُطۡعِمٍ، عَنۡ أَبِيهِ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ فِي أُسَارَى بَدۡرٍ: (لَوۡ كَانَ الۡمُطۡعِمُ بۡنُ عَدِيٍّ حَيًّا، ثُمَّ كَلَّمَنِي فِي هَٰؤُلَاءِ النَّتۡنَى، لَتَرَكۡتُهُمۡ لَهُ).

Dan dari Az-Zuhri, dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im, dari ayahnya: Bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda tentang tawanan perang Badr, “Andai Al-Muth’im bin ‘Adi masih hidup, kemudian dia berbicara kepadaku tentang orang-orang busuk ini, niscaya aku biarkan mereka (hidup) demi dia.”

وَقَالَ اللَّيۡثُ، عَنۡ يَحۡيَى، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ الۡمُسَيَّبِ: وَقَعَتِ الۡفِتۡنَةُ الۡأُولَى - يَعۡنِي مَقۡتَلَ عُثۡمَانَ - فَلَمۡ تُبۡقِ مِنۡ أَصۡحَابِ بَدۡرٍ أَحَدًا، ثُمَّ وَقَعَتِ الۡفِتۡنَةُ الثَّانِيَةُ - يَعۡنِي الۡحَرَّةَ - فَلَمۡ تُبۡقِ مِنۡ أَصۡحَابِ الۡحُدَيۡبِيَةِ أَحَدًا، ثُمَّ وَقَعَتِ الثَّالِثَةُ، فَلَمۡ تَرۡتَفِعۡ وَلِلنَّاسِ طَبَاخٌ. [طرفه في: ٣١٣٩].

Al-Laits berkata, dari Yahya, dari Sa’id bin Al-Musayyab: Fitnah pertama terjadi—yakni terbunuhnya ‘Utsman—lalu tidak menyisakan seorangpun dari para sahabat veteran Badr. Kemudian fitnah kedua terjadi—yakni peristiwa Al-Harrah—lalu tidak menyisakan seorangpun dari para sahabat yang mengikuti peristiwa Hudaibiyah. Kemudian fitnah ketiga terjadi dan fitnah ini tidak selesai dalam keadaan kaum muslimin memiliki kekuatan.