Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 6573 dan 6574

٥٢ - بَابٌ الصِّرَاطُ جِسۡرُ جَهَنَّمَ
52. Bab shirath adalah jembatan yang membentang di atas neraka jahanam


٦٥٧٣ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ: أَخۡبَرَنِي سَعِيدٌ وَعَطَاءُ بۡنُ يَزِيدَ: أَنَّ أَبَا هُرَيۡرَةَ أَخۡبَرَهُمَا: عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. وَحَدَّثَنِي مَحۡمُودٌ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّزَّاقِ: أَخۡبَرَنَا مَعۡمَرٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ عَطَاءِ بۡنِ يَزِيدَ اللَّيۡثِيِّ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ قَالَ: قَالَ أُنَاسٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، هَلۡ نَرَى رَبَّنَا يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ؟ فَقَالَ: (هَلۡ تُضَارُّونَ فِي الشَّمۡسِ لَيۡسَ دُونَهَا سَحَابٌ؟) قَالُوا: لَا يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ: (هَلۡ تُضَارُّونَ فِي الۡقَمَرِ لَيۡلَةَ الۡبَدۡرِ لَيۡسَ دُونَهُ سَحَابٌ؟) قَالُوا: لَا يَا رَسُولَ اللهِ،

6573. Abu Al-Yaman telah menceritakan kepada kami: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri: Sa’id dan ‘Atha` bin Yazid mengabarkan kepadaku bahwa Abu Hurairah mengabarkan kepada mereka berdua, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

Mahmud juga telah menceritakan kepadaku: ‘Abdurrazzaq menceritakan kepada kami: Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari ‘Atha` bin Yazid Al-Laitsi, dari Abu Hurairah. Beliau mengatakan:

Orang-orang berkata, “Wahai Rasulullah, apakah kita akan melihat Tuhan kita pada hari kiamat?”

Rasulullah berkata, “Apakah kalian kesulitan (melihat) matahari dalam keadaan tidak ada awan yang menutupinya?”

Mereka menjawab, “Tidak, wahai Rasulullah.”

Rasulullah berkata, “Apakah kalian kesulitan (melihat) bulan di malam purnama dalam keadaan tidak ada awan yang menutupinya?”

Mereka menjawab, “Tidak, wahai Rasulullah.”

قَالَ: (فَإِنَّكُمۡ تَرَوۡنَهُ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ كَذٰلِكَ يَجۡمَعُ اللهُ النَّاسَ، فَيَقُولُ: مَنۡ كَانَ يَعۡبُدُ شَيۡئًا فَلۡيَتَّبِعۡهُ، فَيَتۡبَعُ مَنۡ كَانَ يَعۡبُدُ الشَّمۡسَ، وَيَتۡبَعُ مَنۡ كَانَ يَعۡبُدُ الۡقَمَرَ، وَيَتۡبَعُ مَنۡ كَانَ يَعۡبُدُ الطَّوَاغِيتَ، وَتَبۡقَى هَٰذِهِ الۡأُمَّةُ فِيهَا مُنَافِقُوهَا، فَيَأۡتِيهِمُ اللهُ فِي غَيۡرِ الصُّورَةِ الَّتِي يَعۡرِفُونَ، فَيَقُولُ: أَنَا رَبُّكُمۡ، فَيَقُولُونَ: نَعُوذُ بِاللهِ مِنۡكَ، هَٰذَا مَكَانُنَا حَتَّى يَأۡتِيَنَا رَبُّنَا، فَإِذَا أَتَانَا رَبُّنَا عَرَفۡنَاهُ، فَيَأۡتِيهِمُ اللهُ فِي الصُّورَةِ الَّتِي يَعۡرِفُونَ، فَيَقُولُ: أَنَا رَبُّكُمۡ، فَيَقُولُونَ: أَنۡتَ رَبُّنَا فَيَتۡبَعُونَهُ، وَيُضۡرَبُ جِسۡرُ جَهَنَّمَ)، قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنۡ يُجِيزُ، وَدُعَاءُ الرُّسُلِ يَوۡمَئِذٍ: اللّٰهُمَّ سَلِّمۡ سَلِّمۡ. وَبِهِ كَلَالِيبُ مِثۡلُ شَوۡكِ السَّعۡدَانِ، أَمَا رَأَيۡتُمۡ شَوۡكَ السَّعۡدَانِ؟) قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ،

Rasulullah bersabda:

Sesungguhnya kalian akan melihat Allah seperti itu. Allah akan mengumpulkan orang-orang, lalu berkata, “Siapa saja yang dahulu beribadah kepada sesuatu, silakan mengikutinya.”

Ada yang mengikuti matahari yang dulunya dia sembah. Ada yang mengikuti bulan yang dulunya dia sembah. Ada yang mengikuti para tagut yang dulunya dia sembah. Yang tersisa adalah umat ini. Di kalangan mereka ada kaum munafiknya.

Allah mendatangi mereka bukan dalam rupa yang mereka kenali, lalu berkata, “Aku adalah Tuhan kalian.”

Mereka berkata, “Kami berlindung kepada Allah darimu. Kami tetap di sini hingga Tuhan kami mendatangi kami. Apabila Tuhan kami mendatangi kami, kami tentu akan mengenali-Nya.”

Allah mendatangi mereka dalam bentuk yang mereka kenali, lalu berkata, “Aku adalah Tuhan kalian.”

Mereka berkata, “Engkau adalah Tuhan kami.” Merekapun mengikuti-Nya.

Lalu jembatan dibentangkan di atas neraka Jahannam.

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda,

Aku adalah orang pertama yang menyeberang. Doa para rasul pada hari itu adalah, “Allahuma, selamatkanlah! Selamatkanlah!”

Di neraka Jahannam ada besi-besi pengait seperti duri tumbuhan Sa’dan. Apakah kalian sudah melihat duri tumbuhan Sa’dan?

Para sahabat menjawab, “Iya, wahai Rasulullah.”

قَالَ: (فَإِنَّهَا مِثۡلُ شَوۡكِ السَّعۡدَانِ، غَيۡرَ أَنَّهَا لَا يَعۡلَمُ قَدۡرَ عِظَمِهَا إِلَّا اللهُ، فَتَخۡطَفُ النَّاسَ بِأَعۡمَالِهِمۡ، مِنۡهُمُ الۡمُوبَقُ بِعَمَلِهِ وَمِنۡهُمُ الۡمُخَرۡدَلُ، ثُمَّ يَنۡجُو، حَتَّى إِذَا فَرَغَ اللهُ مِنَ الۡقَضَاءِ بَيۡنَ عِبَادِهِ، وَأَرَادَ أَنۡ يُخۡرِجَ مِنَ النَّارِ مَنۡ أَرَادَ أَنۡ يُخۡرِجَ، مِمَّنۡ كَانَ يَشۡهَدُ أَنۡ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللهُ، أَمَرَ الۡمَلَائِكَةَ أَنۡ يُخۡرِجُوهُمۡ، فَيَعۡرِفُونَهُمۡ بِعَلَامَةِ آثَارِ السُّجُودِ، وَحَرَّمَ اللهُ عَلَى النَّارِ أَنۡ تَأۡكُلَ مِنِ ابۡنِ آدَمَ أَثَرَ السُّجُودِ، فَيُخۡرِجُونَهُمۡ قَدِ امۡتُحِشُوا، فَيُصَبُّ عَلَيۡهِمۡ مَاءٌ يُقَالُ لَهُ مَاءُ الۡحَيَاةِ فَيَنۡبُتُونَ نَبَاتَ الۡحِبَّةِ فِي حَمِيلِ السَّيۡلِ،

Rasulullah bersabda:

Pengait itu semisal duri tumbuhan Sa’dan hanya saja tidak ada yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allah. Pengait itu menyambar manusia sesuai amalan-amalan mereka. Di antara mereka ada yang dibinasakan dengan sebab amalannya. Di antara mereka ada yang tercabik-cabik namun bisa selamat.

Sampai ketika Allah menyudahi penyelesaian perkara antara para hamba dan Allah ingin mengeluarkan orang yang Dia inginkan dari penduduk neraka dari kalangan yang dahulu bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah, Allah memerintahkan kepada malaikat agar mengeluarkan mereka. Malaikat mengenali mereka dengan tanda bekas sujud. Allah mengharamkan api neraka untuk melahap bekas sujud bani Adam.

Malaikat mengeluarkan mereka dalam keadaan terbakar, lalu mereka diguyur air yang disebut air kehidupan, lalu mereka tumbuh sebagaimana tumbuhnya benih rumput di tanah yang dibawa banjir.

وَيَبۡقَى رَجُلٌ مُقۡبِلٌ بِوَجۡهِهِ عَلَى النَّارِ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ، قَدۡ قَشَبَنِي رِيحُهَا، وَأَحۡرَقَنِي ذَكَاؤُهَا، فَاصۡرِفۡ وَجۡهِي عَنِ النَّارِ، فَلَا يَزَالُ يَدۡعُو اللهَ، فَيَقُولُ: لَعَلَّكَ إِنۡ أَعۡطَيۡتُكَ أَنۡ تَسۡأَلَنِي غَيۡرَهُ، فَيَقُولُ: لَا وَعِزَّتِكَ لَا أَسۡأَلُكَ غَيۡرَهُ، فَيَصۡرِفُ وَجۡهَهُ عَنِ النَّارِ، ثُمَّ يَقُولُ بَعۡدَ ذٰلِكَ: يَا رَبِّ قَرِّبۡنِي إِلَى بَابِ الۡجَنَّةِ، فَيَقُولُ: أَلَيۡسَ قَدۡ زَعَمۡتَ أَنۡ لَا تَسۡأَلَنِي غَيۡرَهُ، وَيۡلَكَ ابۡنَ آدَمَ مَا أَغۡدَرَكَ، فَلَا يَزَالُ يَدۡعُو، فَيَقُولُ: لَعَلِّي إِنۡ أَعۡطَيۡتُكَ ذٰلِكَ تَسۡأَلَنِي غَيۡرَهُ، فَيَقُولُ: لَا وَعِزَّتِكَ لَا أَسۡأَلُكَ غَيۡرَهُ، فَيُعۡطِي اللهَ مِنۡ عُهُودٍ وَمَوَاثِيقَ أَنۡ لَا يَسۡأَلَهُ غَيۡرَهُ، فَيُقَرِّبُهُ إِلَى بَابِ الۡجَنَّةِ،

Tinggallah seseorang yang wajahnya menghadap ke arah neraka. Dia berucap, “Wahai Rabi, anginnya menyakitiku dan jilatan apinya membakarku, palingkanlah wajahku dari neraka.” Dia terus berdoa kepada Allah.

Allah berkata, “Barangkali jika Aku mengabulkan permintaanmu, engkau akan meminta-Ku selain itu?”

Orang itu menjawab, “Tidak, demi kemuliaan-Mu. Aku tidak akan meminta-Mu selain itu.”

Allah memalingkan wajahnya dari neraka. Kemudian dia mengatakan setelah itu, “Ya Rabi, dekatkan aku ke pintu janah itu.”

Allah berkata kepadanya, “Bukankah engkau sudah menyatakan untuk tidak meminta selain permintaanmu tadi? Celaka engkau wahai ibnu Adam. Alangkah curangnya engkau.”

Orang itu terus berdoa.

Allah berkata, “Barangkali jika Aku memberikan permintaanmu, engkau akan meminta-Ku selain itu?”

Dia menjawab, “Tidak, demi kemuliaan-Mu. Aku tidak akan meminta selain itu.”

Lalu Tuhannya memberikan kemauannya dengan sumpah dan janji untuk tidak meminta-Nya selain itu. Allah mendekatkannya ke pintu janah.

فَإِذَا رَأَى مَا فِيهَا سَكَتَ مَا شَاءَ اللهُ أَنۡ يَسۡكُتَ، ثُمَّ يَقُولُ: رَبِّ أَدۡخِلۡنِي الۡجَنَّةَ، ثُمَّ يَقُولُ: أَوَلَيۡسَ قَدۡ زَعَمۡتَ أَنۡ لَا تَسۡأَلَنِي غَيۡرَهُ، وَيۡلَكَ يَا ابۡنَ آدَمَ مَا أَغۡدَرَكَ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ لَا تَجۡعَلۡنِي أَشۡقَى خَلۡقِكَ، فَلَا يَزَالُ يَدۡعُو حَتَّى يَضۡحَكَ، فَإِذَا ضَحِكَ مِنۡهُ أَذِنَ لَهُ بِالدُّخُولِ فِيهَا، فَإِذَا دَخَلَ فِيهَا قِيلَ: تَمَنَّ مِنۡ كَذَا، فَيَتَمَنَّى، ثُمَّ يُقَالُ لَهُ: تَمَنَّ مِنۡ كَذَا، فَيَتَمَنَّى، حَتَّى تَنۡقَطِعَ بِهِ الۡأَمَانِيُّ، فَيَقُولُ لَهُ: هَٰذَا لَكَ وَمِثۡلُهُ مَعَهُ). قَالَ أَبُو هُرَيۡرَةَ: وَذٰلِكَ الرَّجُلُ آخِرُ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ دُخُولًا. [طرفه في: ٨٠٦].

Ketika dia melihat isi janah, dia terdiam sesuai kehendak Allah. Lalu dia berkata, “Ya Rabi, masukkan aku ke dalam janah.”

Allah berkata, “Bukankah engkau telah berjanji untuk tidak meminta selain yang telah diberikan kepadamu? Celaka engkau wahai ibnu Adam, alangkah curangnya engkau.”

Dia berkata, “Wahai Rabi, jangan engkau jadikan aku hamba-Mu yang paling sengsara.”

Dia terus berdoa sampai Allah tertawa. Ketika Allah telah tertawa karenanya, Allah mengizinkannya masuk ke janah. Ketika dia sudah masuk, dikatakan kepadanya, “Berangan-anganlah!”

Orang itu pun berangan-angan. Kemudian dikatakan kepadanya, “Berangan-anganlah lebih daripada itu!”

Orang itu berangan-angan lagi, hingga ketika angan-angannya telah terputus, Allah berkata, “Ini untukmu dan ditambah yang semisal itu.”

Abu Hurairah berkata: Orang itu adalah penduduk janah yang terakhir masuk.

٦٥٧٤ - قَالَ عَطَاءٌ: وَأَبُو سَعِيدٍ الۡخُدۡرِيُّ جَالِسٌ مَعَ أَبِي هُرَيۡرَةَ لَا يُغَيِّرُ عَلَيۡهِ شَيۡئًا مِنۡ حَدِيثِهِ، حَتَّى انۡتَهَى إِلَى قَوۡلِهِ: (هَٰذَا لَكَ وَمِثۡلُهُ مَعَهُ). قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (هَٰذَا لَكَ وَعَشَرَةُ أَمۡثَالِهِ). قَالَ أَبُو هُرَيۡرَةَ حَفِظۡتُ: (مِثۡلُهُ مَعَهُ).

6574. ‘Atha` berkata: Dalam keadaan Abu Sa’id Al-Khudri duduk bersama Abu Hurairah. Abu Sa’id tidak mengubah sedikitpun hadis Abu Hurairah. Sampai sabda beliau, “Ini untukmu dan ditambah yang semisal itu,” Abu Sa’id berkata: Aku mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Ini untukmu dan sepuluh kali lipat semisal itu.”

Abu Hurairah berkata: Yang aku hafal, “dan ditambah yang semisal itu.”