Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 7292

٧٢٩٢ - حَدَّثَنَا مُوسَى: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡمَلِكِ، عَنۡ وَرَّادٍ كَاتِبِ الۡمُغِيرَةِ، قَالَ: كَتَبَ مُعَاوِيَةُ إِلَى الۡمُغِيرَةِ: اكۡتُبۡ إِلَيَّ مَا سَمِعۡتَ مِنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ، فَكَتَبَ إِلَيۡهِ: إِنَّ نَبِيَّ اللهِ ﷺ كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ: (لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللهُ وَحۡدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الۡمُلۡكُ وَلَهُ الۡحَمۡدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيۡءٍ قَدِيرٌ، اللّٰهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعۡطَيۡتَ، وَلَا مُعۡطِيَ لِمَا مَنَعۡتَ، وَلَا يَنۡفَعُ ذَا الۡجَدِّ مِنۡكَ الۡجَدُّ، وَكَتَبَ إِلَيۡهِ: إِنَّهُ كَانَ يَنۡهَى عَنۡ قِيلَ وَقَالَ، وَكَثۡرَةِ السُّؤَالِ، وَإِضَاعَةِ الۡمَالِ. وَكَانَ يَنۡهَى عَنۡ عُقُوقِ الۡأُمَّهَاتِ، وَوَأۡدِ الۡبَنَاتِ، وَمَنۡعٍ وَهَاتِ. [طرفه في: ٨٤٤].

7292. Musa telah menceritakan kepada kami: Abu ‘Awanah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Malik menceritakan kepada kami dari Warrad juru tulis Al-Mughirah. Beliau berkata: Mu’awiyah menulis surat kepada Al-Mughirah: Tulislah kepadaku hadis yang engkau dengar dari Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Al-Mughirah menulis surat kepada Mu’awiyah: Sesungguhnya Nabi Muhammad—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dahulu setiap selesai salat mengucapkan doa, “Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah. Lahul mulk wa lahul hamd wa huwa ‘ala kulli syai`in qadiir. Allaahumma laa maani’a limaa a’thaita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jadd. (Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah semata tiada sekutu bagi-Nya. Hanya milik-Nya segala kekuasaan dan segala pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Allahuma tidak ada yang bisa menahan apa saja yang Engkau beri dan tidak ada yang bisa memberi apa saja yang Engkau tahan. Kedudukan orang yang memiliki kedudukan tidak bermanfaat di sisi-Mu).”

Al-Mughirah juga menulis surat kepada Mu’awiyah bahwa Nabi melarang qila wa qala (larut dalam pembicaraan yang tidak ada faedahnya), banyak bertanya/meminta (tanpa hajat), menyia-nyiakan harta. Nabi juga melarang durhaka kepada ibu, mengubur anak perempuan hidup-hidup, dan tidak menunaikan hak orang lain namun meminta haknya.