٤٢ - بَابُ السَّمَرِ مَعَ الۡأَهۡلِ وَالضَّيۡفِ
42. Bab bergadang bersama keluarga dan tamu
٦٠٢ - حَدَّثَنَا أَبُو النُّعۡمَانِ قَالَ: حَدَّثَنَا مُعۡتَمِرُ بۡنُ
سُلَيۡمَانَ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي: حَدَّثَنَا أَبُو عُثۡمَانَ، عَنۡ عَبۡدِ
الرَّحۡمٰنِ بۡنِ أَبِي بَكۡرٍ: أَنَّ أَصۡحَابَ الصُّفَّةِ كَانُوا أُنَاسًا
فُقَرَاءَ، وَأَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: (مَنۡ كَانَ عِنۡدَهُ طَعَامُ
اثۡنَيۡنِ فَلۡيَذۡهَبۡ بِثَالِثٍ، وَإِنۡ أَرۡبَعٌ فَخَامِسٌ أَوۡ
سَادِسٌ).
602. Abu An-Nu’man telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Mu’tamir
bin Sulaiman menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ayahku menceritakan
kepada kami: Abu ‘Utsman menceritakan kepada kami dari ‘Abdurrahman bin Abu
Bakr: Bahwa ahli sufah dahulunya adalah orang-orang fakir dan Nabi—shallallahu
‘alaihi wa sallam—bersabda, “Siapa saja yang memiliki makanan untuk dua orang,
hendaknya pergi dengan membawa serta orang ketiga (dari ahli sufah). Jika
memiliki makanan untuk empat orang, hendaknya membawa serta orang kelima atau
keenam.”
وَأَنَّ أَبَا بَكۡرٍ جَاءَ بِثَلَاثَةٍ، فَانۡطَلَقَ النَّبِيُّ ﷺ
بِعَشَرَةٍ، قَالَ: فَهُوَ أَنَا وَأَبِي وَأُمِّي، فَلَا أَدۡرِي قَالَ:
وَامۡرَأَتِي وَخَادِمٌ، بَيۡنَنَا وَبَيۡنَ بَيۡتِ أَبِي بَكۡرٍ. وَإِنَّ
أَبَا بَكۡرٍ تَعَشَّى عِنۡدَ النَّبِيِّ ﷺ ثُمَّ لَبِثَ حَيۡثُ صُلِّيَتِ
الۡعِشَاءُ، ثُمَّ رَجَعَ فَلَبِثَ حَتَّى تَعَشَّى النَّبِيُّ ﷺ، فَجَاءَ
بَعۡدَ مَا مَضَى مِنَ اللَّيۡلِ مَا شَاءَ اللهُ،
Abu Bakr datang dengan tiga orang (ahli sufah), sedangkan Nabi—shallallahu
‘alaihi wa sallam—pergi dengan sepuluh orang. ‘Abdurrahman berkata: Di rumah
Abu Bakr ada aku, ayahku, dan ibuku. Perawi berkata: Aku tidak mengetahui
apakah ‘Abdurrahman mengatakan: istriku dan seorang pelayan yang membantu di
rumah kami dan rumah Abu Bakr. Abu Bakr ikut makan malam di tempat
Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—kemudian beliau tinggal sampai selesai
salat Isya. Kemudian Abu Bakr kembali ke tempat Nabi lalu tetap di situ sampai
Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—selesai makan malam. Lalu beliau datang (ke
rumah) setelah sebagian malam yang Allah kehendaki berlalu.
قَالَتۡ لَهُ امۡرَأَتُهُ: وَمَا حَبَسَكَ عَنۡ أَضۡيَافِكَ، أَوۡ قَالَتۡ
ضَيۡفِكَ؟ قَالَ: أَوَمَا عَشَّيۡتِيهِمۡ؟ قَالَتۡ: أَبَوۡا حَتَّى تَجِيءَ،
قَدۡ عُرِضُوا فَأَبَوۡا، قَالَ: فَذَهَبۡتُ أَنَا فَاخۡتَبَأۡتُ، فَقَالَ: يَا
غُنۡثَرُ، فَجَدَّعَ وَسَبَّ، وَقَالَ: كُلُوا لَا هَنِيئًا، فَقَالَ: وَاللهِ
لَا أَطۡعَمُهُ أَبَدًا، وَايۡمُ اللهِ، مَا كُنَّا نَأۡخُذُ مِنۡ لُقۡمَةٍ
إِلَّا رَبَا مِنۡ أَسۡفَلِهَا أَكۡثَرُ مِنۡهَا، قَالَ يَعۡنِي، حَتَّى
شَبِعُوا، وَصَارَتۡ أَكۡثَرَ مِمَّا كَانَتۡ قَبۡلَ ذٰلِكَ،
Istri beliau berkata kepadanya, “Apa yang menahanmu dari tamu-tamumu?”
Abu Bakr bertanya, “Apa engkau tidak mempersilakan mereka makan malam?”
Istrinya berkata, “Mereka tidak mau sampai engkau datang. Mereka sudah
ditawari, namun tidak mau.”
‘Abdurrahman berkata: Aku pergi bersembunyi. Abu Bakr berkata, “Sini bodoh!”
Beliau mendoakan kejelekan untuk ‘Abdurrahman dan mencelanya. Abu Bakr
berkata, “Makanlah kalian dengan tidak enak!” Beliau lalu berkata, “Demi
Allah, aku tidak akan memakannya selama-lamanya.”
Demi Allah, tidaklah kami mengambil satu suap kecuali makanan itu tambah dari
bawahnya lebih banyak daripada suapan tersebut.
‘Abdurrahman berkata: Yakni sampai mereka kenyang, sementara makanannya jadi
lebih banyak daripada sebelum dimakan.
فَنَظَرَ إِلَيۡهَا أَبُو بَكۡرٍ فَإِذَا هِيَ كَمَا هِيَ أَوۡ أَكۡثَرُ
مِنۡهَا، فَقَالَ لِامۡرَأَتِهِ: يَا أُخۡتَ بَنِي فِرَاسٍ، مَا هٰذَا؟
قَالَتۡ: لَا وَقُرَّةِ عَيۡنِي، لَهِيَ الۡآنَ أَكۡثَرُ مِنۡهَا قَبۡلَ ذٰلِكَ
بِثَلَاثِ مَرَّاتٍ، فَأَكَلَ مِنۡهَا أَبُو بَكۡرٍ وَقَالَ: إِنَّمَا كَانَ
ذٰلِكَ مِنَ الشَّيۡطَانِ، يَعۡنِي يَمِينَهُ، ثُمَّ أَكَلَ مِنۡهَا لُقۡمَةً،
ثُمَّ حَمَلَهَا إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَأَصۡبَحَتۡ عِنۡدَهُ، وَكَانَ بَيۡنَنَا
وَبَيۡنَ قَوۡمٍ عَقۡدٌ، فَمَضَى الۡأَجَلُ، فَفَرَّقَنَا اثۡنَي عَشَرَ
رَجُلًا، مَعَ كُلِّ رَجُلٍ مِنۡهُمۡ أُنَاسٌ، اللهُ أَعۡلَمُ كَمۡ مَعَ كُلِّ
رَجُلٍ، فَأَكَلُوا مِنۡهَا أَجۡمَعُونَ، أَوۡ كَمَا قَالَ.
[الحديث ٦٠٢ - أطرافه في: ٣٥٨١، ٦١٤٠، ٦١٤١].
Abu Bakr melihat makanan itu. Ternyata makanan itu tetap seperti semula atau
lebih banyak daripada semula. Abu Bakr berkata kepada istrinya, “Wahai saudara
perempuan bani Firas, apa ini?”
Istrinya menjawab, “Demi Allah yang telah menyejukkan pandanganku, makanan itu
sekarang tiga kali lebih banyak daripada sebelumnya.”
Abu Bakr memakannya dan berkata, “Sumpahku tadi hanyalah dari setan.”
Kemudian beliau memakannya satu suap lagi, kemudian beliau membawa makanan
tersebut kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sehingga makanan itu berada
di tempat beliau keesokan harinya. Saat itu, antara kami dengan suatu kaum ada
perjanjian, lalu masa perjanjian itu telah berlalu. Beliau membagi-bagi kami
menjadi dua belas orang. Setiap satu orang dari mereka disertai oleh sejumlah
orang. Allah Maha Mengetahui jumlah orang yang bersama setiap orang tersebut.
Mereka seluruhnya makan dari makanan tersebut atau sebagaimana yang dikatakan
oleh ‘Abdurrahman.