٤٩ - بَابُ قَوۡلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿إِنَّ الۡإِنۡسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا.
إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا. وَإِذَا مَسَّهُ الۡخَيۡرُ مَنُوعًا﴾
[المعارج: ١٩ - ٢١]: هَلُوعًا: ضَجُورًا
49. Bab firman Allah taala, “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat banyak
mengeluh lagi kikir. Apabila kejelekan menimpanya, dia mudah mengeluh.
Apabila dia mendapat kebaikan, dia amat kikir.” (QS. Al-Ma’arij: 19-21);
halu’a artinya dhajura (banyak mengeluh dan kikir)
٧٥٣٥ - حَدَّثَنَا أَبُو النُّعۡمَانِ: حَدَّثَنَا جَرِيرُ بۡنُ حَازِمٍ، عَنِ
الۡحَسَنِ: حَدَّثَنَا عَمۡرُو بۡنُ تَغۡلِبَ قَالَ: أَتَى النَّبِيَّ ﷺ مَالٌ،
فَأَعۡطَى قَوۡمًا وَمَنَعَ آخَرِينَ، فَبَلَغَهُ أَنَّهُمۡ عَتَبُوا، فَقَالَ:
(إِنِّي أُعۡطِي الرَّجُلَ وَأَدَعُ الرَّجُلَ، وَالَّذِي أَدَعُ أَحَبُّ
إِلَيَّ مِنَ الَّذِي أُعۡطِي، أُعۡطِي أَقۡوَامًا لِمَا فِي قُلُوبِهِمۡ مِنَ
الۡجَزَعِ وَالۡهَلَعِ، وَأَكِلُ أَقۡوَامًا إِلَى مَا جَعَلَ اللهُ فِي
قُلُوبِهِمۡ مِنَ الۡغِنَى وَالۡخَيۡرِ، مِنۡهُمۡ عَمۡرُو بۡنُ تَغۡلِبَ).
فَقَالَ عَمۡرٌو: مَا أُحِبُّ أَنَّ لِي بِكَلِمَةِ رَسُولِ اللهِ ﷺ حُمۡرَ
النَّعَمِ. [طرفه في: ٩٢٣].
7535. Abu An-Nu’man telah menceritakan kepada kami: Jarir bin Hazim
menceritakan kepada kami dari Al-Hasan: ‘Amr bin Taghlib menceritakan kepada
kami. Beliau berkata:
Ada harta yang diserahkan kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau
memberi sebagian orang dan tidak memberi yang lain. Lalu kabar sampai kepada
beliau bahwa mereka (yang tidak diberi) merasa kesal.
Beliau bersabda, “Sungguh aku memang memberi orang ini dan tidak memberi orang
itu, padahal orang yang tidak aku beri lebih aku cintai daripada orang yang
aku beri. Hanya saja aku memberi orang-orang karena aku melihat di dalam
hati-hati mereka ada sifat mudah mengeluh dan tidak puas. Sementara itu, aku
biarkan orang-orang yang lain kepada perasaan cukup dan sifat baik yang telah
Allah jadikan di hati-hati mereka. Di antara mereka adalah ‘Amr bin Taghlib.”
‘Amr berkata, “Sungguh aku tidak lebih mencintai unta terbaik daripada
perkataan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tersebut.”