١٣ - بَابُ شُرۡبِ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ مِنَ الۡأَنۡهَارِ
13. Bab manusia dan binatang minum dari sungai-sungai
٢٣٧١ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكُ بۡنُ
أَنَسٍ، عَنۡ زَيۡدِ بۡنِ أَسۡلَمَ، عَنۡ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ، عَنۡ
أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ:
(الۡخَيۡلُ لِرَجُلٍ أَجۡرٌ، وَلِرَجُلٍ سِتۡرٌ، وَعَلَى رَجُلٍ وِزۡرٌ:
فَأَمَّا الَّذِي لَهُ أَجۡرٌ، فَرَجُلٌ رَبَطَهَا فِي سَبِيلِ اللهِ،
فَأَطَالَ بِهَا فِي مَرۡجٍ أَوۡ رَوۡضَةٍ، فَمَا أَصَابَتۡ فِي طِيَلِهَا
ذٰلِكَ مِنَ الۡمَرۡجِ أَوِ الرَّوۡضَةِ كَانَتۡ لَهُ حَسَنَاتٍ، وَلَوۡ
أَنَّهُ انۡقَطَعَ طِيَلُهَا، فَاسۡتَنَّتۡ شَرَفًا أَوۡ شَرَفَيۡنِ، كَانَتۡ
آثَارُهَا وَأَرۡوَاثُهَا حَسَنَاتٍ لَهُ، وَلَوۡ أَنَّهَا مَرَّتۡ بِنَهَرٍ
فَشَرِبَتۡ مِنۡهُ، وَلَمۡ يُرِدۡ أَنۡ يَسۡقِيَ كَانَ ذٰلِكَ حَسَنَاتٍ لَهُ،
فَهِيَ لِذٰلِكَ أَجۡرٌ. وَرَجُلٌ رَبَطَهَا تَغَنِّيًا وَتَعَفُّفًا، ثُمَّ
لَمۡ يَنۡسَ حَقَّ اللهِ فِي رِقَابِهَا، وَلَا ظُهُورِهَا، فَهِيَ لِذٰلِكَ
سِتۡرٌ. وَرَجُلٌ رَبَطَهَا فَخۡرًا وَرِيَاءً وَنِوَاءً لِأَهۡلِ
الۡإِسۡلَامِ، فَهِيَ عَلَى ذٰلِكَ وِزۡرٌ). وَسُئِلَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عَنِ
الۡحُمُرِ، فَقَالَ: (مَا أُنۡزِلَ عَلَيَّ فِيهَا شَيۡءٌ إِلَّا هٰذِهِ
الۡآيَةُ الۡجَامِعَةُ الۡفَاذَّةُ: ﴿فَمَنۡ يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ
خَيۡرًا يَرَهُ ۞ وَمَنۡ يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ﴾) [الزلزلة:
٧-٨].
[الحديث ٢٣٧١ - أطرافه في: ٢٨٦٠، ٣٦٤٦، ٤٩٦٢، ٤٩٦٣، ٧٣٥٦].
2371. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik bin Anas
mengabarkan kepada kami dari Zaid bin Aslam, dari Abu Shalih As-Samman, dari
Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—:
Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Kuda bagi seseorang bisa
menjadi pahala, bagi orang lain menjadi penutup, dan bagi orang lainnya
menjadi dosa. Adapun yang menjadi pahala adalah seseorang yang mengikat kuda
di jalan Allah, lalu dia ulurkan di padang rumput atau kebun, maka rumput atau
kebun yang diinjak atau dimakan oleh kuda itu, akan menjadi kebaikan untuk
pemiliknya. Andai kuda itu memutuskan tali tambatnya lalu melaju melewati satu
atau dua tanjakan, kotoran dan jejak kuda itu akan menjadi kebaikan untuk
pemiliknya. Andai kuda itu melewati sungai lalu minum darinya padahal dia
tidak ingin memberinya minum darinya, itupun akan menjadi kebaikan untuk
pemiliknya. Jadi kuda untuk tujuan ini akan menjadi pahala.
Orang yang mengikat kuda dalam rangka mencukupi kebutuhan hidup dan memelihara
diri dari perbuatan meminta-minta, kemudian dia tidak melupakan hak Allah pada
leher kuda itu dan pada punggung kuda itu, maka kuda untuk tujuan ini akan
menjadi penutup.
Sedangkan orang yang mengikat kuda dalam rangka sombong, ria, dan permusuhan
terhadap muslimin, maka kuda untuk tujuan ini akan menjadi dosa.”
Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—ditanya tentang himar, lantas beliau
bersabda, “Tidak ada wahyu yang diturunkan kepadaku tentangnya kecuali
satu-satunya ayat yang komprehensif berikut ini, ‘Barang siapa beramal
kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa
beramal keburukan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)nya.’ (QS.
Az-Zalzalah: 7-8).”