٤ - بَابُ مَا جَاءَ فِي وَصۡفِ جِبۡرِيلَ لِلنَّبِيِّ ﷺ الۡإِيمَانَ
وَالۡإِسۡلَامَ
4. Bab riwayat tentang penggambaran iman dan Islam oleh Jibril kepada
Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam
٢٦١٠ – (صحيح) حَدَّثَنَا أَبُو عَمَّارٍ الۡحُسَيۡنُ بۡنُ حُرَيۡثٍ
الۡخُزَاعِيُّ، قَالَ: أَخۡبَرَنَا وَكِيعٌ، عَنۡ كَهۡمَسِ بۡنِ الۡحَسَنِ،
عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ بُرَيۡدَةَ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ يَعۡمُرَ، قَالَ:
أَوَّلُ مَنۡ تَكَلَّمَ فِي الۡقَدَرِ مَعۡبَدٌ الۡجُهَنِيُّ، قَالَ:
فَخَرَجۡتُ أَنَا وَحُمَيۡدُ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ الۡحِمۡيَرِيُّ حَتَّى
أَتَيۡنَا الۡمَدِينَةَ، فَقُلۡنَا: لَوۡ لَقِينَا رَجُلًا مِنۡ أَصۡحَابِ
النَّبِيِّ ﷺ فَسَأَلۡنَاهُ عَمَّا أَحۡدَثَ هَؤُلَاءِ الۡقَوۡمُ،
2610. [Sahih] Abu ‘Ammar Al-Husain bin Huraits Al-Khuza’i telah menceritakan
kepada kami. Beliau berkata: Waki’ mengabarkan kepada kami dari Kahmas bin
Al-Hasan, dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari Yahya bin Ya’mur.
Beliau berkata: Yang paling pertama mempersoalkan takdir di Bashrah adalah
Ma’bad Al-Juhani. Yahya berkata: Aku dan Humaid bin Abdurrahman Al-Himyari
pergi safar hingga kami sampai di Madinah. Kami berkata: Seandainya kami
menjumpai salah satu sahabat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, kami akan
bertanya kepadanya mengenai pendapat yang mereka cetuskan.
قَالَ: فَلَقِينَاهُ - يَعۡنِي عَبۡدَ اللهِ بۡنَ عُمَرَ - وَهُوَ خَارِجٌ
مِنَ الۡمَسۡجِدِ قَالَ: فَاكۡتَنَفۡتُهُ أَنَا وَصَاحِبِي قَالَ: فَظَنَنۡتُ
أَنَّ صَاحِبِي سَيَكِلُ الۡكَلَامَ إِلَيَّ، فَقُلۡتُ: يَا أَبَا عَبۡدِ
الرَّحۡمٰنِ إِنَّ قَوۡمًا يَقۡرَءُونَ الۡقُرۡآنَ وَيَتَقَفَّرُونَ الۡعِلۡمَ،
وَيَزۡعُمُونَ أَنۡ لَا قَدَرَ وَأَنَّ الۡأَمۡرَ أُنُفٌ، قَالَ: فَإِذَا
لَقِيتَ أُولَئِكَ فَأَخۡبِرۡهُمۡ أَنِّي مِنۡهُمۡ بَرِيءٌ وَأَنَّهُمۡ مِنِّي
بُرَآءُ، وَالَّذِي يَحۡلِفُ بِهِ عَبۡدُ اللهِ لَوۡ أَنَّ أَحَدَهُمۡ أَنۡفَقَ
مِثۡلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا قُبِلَ ذٰلِكَ مِنۡهُ حَتَّى يُؤۡمِنَ بِالۡقَدَرِ
خَيۡرِهِ وَشَرِّهِ، قَالَ: ثُمَّ أَنۡشَأَ يُحَدِّثُ فَقَالَ: قَالَ عُمَرُ
بۡنُ الۡخَطَّابِ:
Yahya berkata: Kami berjumpa dengan ‘Abdullah bin ‘Umar pada saat beliau
keluar dari masjid. Yahya berkata: Aku dan sahabatku mengapit beliau. Yahya
berkata: Aku mengira bahwa sahabatku akan menyerahkan pembicaraan kepadaku.
Aku pun berkata, “Wahai Abu ‘Abdirrahman, sungguh ada orang-orang yang membaca
Alquran dan mencari ilmu namun mereka berpendapat bahwa tidak ada takdir dan
bahwa peristiwa itu terjadi begitu saja.”
‘Abdullah bin ‘Umar berkata, “Jika engkau bertemu mereka, maka beri tahu
mereka bahwa aku berlepas diri dari mereka dan mereka berlepas diri dariku.
Demi Allah yang ‘Abdullah bersumpah dengan-Nya, seandainya salah seorang dari
mereka menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, niscaya tidak diterima sampai
dia beriman kepada takdir, yang baik dan yang buruk.”
Yahya berkata: Kemudian ‘Abdullah bin ‘Umar mulai bercerita. Beliau berkata:
‘Umar bin Al-Khaththab berkata:
كُنَّا عِنۡدَ رَسُولِ اللهِ ﷺ، فَجَاءَ رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ
شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ، لَا يُرَى عَلَيۡهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلَا
يَعۡرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى أَتَى النَّبِيَّ ﷺ فَأَلۡزَقَ رُكۡبَتَهُ
بِرُكۡبَتِهِ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ مَا الۡإِيمَانُ؟ قَالَ: (أَنۡ
تُؤۡمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالۡيَوۡمِ الۡآخِرِ،
وَالۡقَدَرِ خَيۡرِهِ وَشَرِّهِ)، قَالَ: فَمَا الۡإِسۡلَامُ؟ قَالَ:
(شَهَادَةُ أَنۡ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبۡدُهُ
وَرَسُولُهُ، وَإِقَامُ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ، وَحَجُّ الۡبَيۡتِ،
وَصَوۡمُ رَمَضَانَ). قَالَ: فَمَا الۡإِحۡسَانُ؟ قَالَ: (أَنۡ تَعۡبُدَ اللهَ
كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنَّكَ إِنۡ لَمۡ تَكُنۡ تَرَاهُ، فَإِنَّهُ
يَرَاكَ).
Ketika kami berada di sisi Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—,
tiba-tiba seorang laki-laki yang bajunya sangat putih dan rambutnya sangat
hitam datang. Tanda-tanda safar tidak tampak padanya namun tidak ada
seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Dia mendatangi Nabi—shallallahu
‘alaihi wa sallam—, lalu menempelkan lututnya pada lutut beliau.
Lalu orang itu bertanya, “Wahai Muhammad, apakah iman?”
Nabi menjawab, “Iman adalah engkau beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan
takdir yang baik dan yang buruk.”
Orang itu bertanya, “Apakah Islam itu?”
Nabi menjawab, “Islam adalah bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar
kecuali Allah dan bahwa Muhammad hamba dan rasul-Nya, menegakkan salat,
menunaikan zakat, haji ke baitullah, dan puasa bulan Ramadan.”
Orang itu bertanya, “Apakah ihsan?”
Nabi menjawab, “Ihsan adalah engkau menyembah Allah seakan-akan engkau
melihat-Nya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya, maka sungguh Allah
melihatmu.”
قَالَ: فِي كُلِّ ذٰلِكَ يَقُولُ لَهُ: صَدَقۡتَ، قَالَ: فَتَعَجَّبۡنَا
مِنۡهُ يَسۡأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَمَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ: (مَا
الۡمَسۡؤُولُ عَنۡهَا بِأَعۡلَمَ مِنَ السَّائِلِ). قَالَ: فَمَا أَمَارَتُهَا؟
قَالَ: (أَنۡ تَلِدَ الۡأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنۡ تَرَى الۡحُفَاةَ الۡعُرَاةَ
الۡعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الۡبُنۡيَانِ). قَالَ عُمَرُ:
فَلَقِيَنِي النَّبِيُّ ﷺ بَعۡدَ ذٰلِكَ بِثَلَاثٍ، فَقَالَ: (يَا عُمَرُ هَلۡ
تَدۡرِي مَنِ السَّائِلُ؟ ذَاكَ جِبۡرِيلُ أَتَاكُمۡ يُعَلِّمُكُمۡ مَعَالِمَ
دِينِكُمۡ). [(ابن ماجه)(٦٣): م].
‘Umar berkata: Setiap Nabi menjawab, orang itu berkata kepada beliau, “Engkau
benar.” ‘Umar berkata: Kami heran akan itu. Dia yang bertanya, dia juga yang
membenarkan.
Orang itu bertanya, “Kapan hari kiamat?”
Nabi menjawab, “Yang ditanya tidak lebih mengetahuinya daripada yang
bertanya.”
Orang itu bertanya, “Lalu apa tandanya?”
Nabi menjawab, “Tandanya adalah ketika seorang budak perempuan melahirkan
tuannya dan engkau melihat orang yang tidak beralas kaki, telanjang, miskin,
penggembala kambing, berlomba-lomba meninggikan bangunan.”
‘Umar berkata: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bertemu denganku tiga malam
setelah peristiwa itu. Lalu beliau bertanya, “Wahai ‘Umar, apa engkau tahu
siapa yang bertanya itu? Dia adalah Jibril, beliau datang kepada kalian untuk
mengajari pokok-pokok agama kalian.”
٢٦١٠ (م١) - حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: أَخۡبَرَنَا ابۡنُ
الۡمُبَارَكِ، قَالَ: أَخۡبَرَنَا كَهۡمَسُ بۡنُ الۡحَسَنِ بِهٰذَا
الۡإِسۡنَادِ نَحۡوَهُ.
2610. Ahmad bin Muhammad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu
Al-Mubarak mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Kahmas bin Al-Hasan
mengabarkan kepada kami melalui sanad ini semisal hadis tersebut.
٢٦١٠ (م٢) - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا
مُعَاذُ بۡنُ مُعَاذٍ، عَنۡ كَهۡمَسٍ بِهٰذَا الۡإِسۡنَادِ نَحۡوَهُ
بِمَعۡنَاهُ. وَفِي الۡبَابِ عَنۡ طَلۡحَةَ بۡنِ عُبَيۡدِ اللهِ، وَأَنَسِ بۡنِ
مَالِكٍ، وَأَبِي هُرَيۡرَةَ. هٰذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ، قَدۡ رُوِيَ مِنۡ
غَيۡرِ وَجۡهٍ نَحۡوَ هٰذَا عَنۡ عُمَرَ. وَقَدۡ رُوِيَ هٰذَا الۡحَدِيثُ عَنِ
ابۡنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ وَالصَّحِيحُ هُوَ ابۡنُ عُمَرَ، عَنۡ عُمَرَ،
عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.
2610. Muhammad bin Al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata:
Mu’adz bin Mu’adz menceritakan kepada kami dari Kahmas melalui sanad ini
semakna hadis tersebut.
Dalam bab ini ada riwayat dari Thalhah bin ‘Ubaidullah, Anas bin Malik, dan
Abu Hurairah. Ini adalah hadis hasan sahih. Telah diriwayatkan lebih dari satu
jalur periwayatan semisal hadis ini dari ‘Umar. Hadis ini juga diriwayatkan
dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, namun yang sahih
adalah dari Ibnu ‘Umar, dari ‘Umar, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.