٤٥ - بَابُ الزَّكَاةِ عَلَى الۡأَقَارِبِ
45. Bab zakat kepada kerabat
وَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (لَهُ أَجۡرَانِ: أَجۡرُ الۡقَرَابَةِ
وَالصَّدَقَةِ).
Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Dia mendapat dua pahala: pahala
kekerabatan dan sedekah.”
١٤٦١ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ
إِسۡحَاقَ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَبِي طَلۡحَةَ: أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بۡنَ
مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ يَقُولُ: كَانَ أَبُو طَلۡحَةَ أَكۡثَرَ
الۡأَنۡصَارِ بِالۡمَدِينَةِ مَالًا مِنۡ نَخۡلٍ، وَكَانَ أَحَبَّ أَمۡوَالِهِ
إِلَيۡهِ بَيۡرُحَاءَ، وَكَانَتۡ مُسۡتَقۡبِلَةَ الۡمَسۡجِدِ، وَكَانَ رَسُولُ
اللهِ ﷺ يَدۡخُلُهَا، وَيَشۡرَبُ مِنۡ مَاءٍ فِيهَا طَيِّبٍ. قَالَ أَنَسٌ:
فَلَمَّا أُنۡزِلَتۡ هٰذِهِ الۡآيَةُ: ﴿لَنۡ تَنَالُوا الۡبِرَّ حَتَّى
تُنۡفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ﴾ [آل عمران: ٩٢]، قَامَ أَبُو طَلۡحَةَ إِلَى
رَسُولِ اللهِ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
يَقُولُ: ﴿لَنۡ تَنَالُوا الۡبِرَّ حَتَّى تُنۡفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ﴾.
وَإِنَّ أَحَبَّ أَمۡوَالِي إِلَيَّ بَيۡرُحَاءَ، وَإِنَّهَا صَدَقَةٌ لِلهِ،
أَرۡجُو بِرَّهَا وَذُخۡرَهَا عِنۡدَ اللهِ، فَضَعۡهَا، يَا رَسُولَ اللهِ،
حَيۡثُ أَرَاكَ اللهُ. قَالَ: فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (بَخۡ، ذٰلِكَ مَالٌ
رَابِحٌ، ذٰلِكَ مَالٌ رَابِحٌ، وَقَدۡ سَمِعۡتُ مَا قُلۡتَ، وَإِنِّي أَرَى
أَنۡ تَجۡعَلَهَا فِي الۡأَقۡرَبِينَ). فَقَالَ أَبُو طَلۡحَةَ: أَفۡعَلُ يَا
رَسُولَ اللهِ، فَقَسَمَهَا أَبُو طَلۡحَةَ فِي أَقَارِبِهِ وَبَنِي عَمِّهِ.
تَابَعَهُ رَوۡحٌ. وَقَالَ يَحۡيَى بۡنُ يَحۡيَى وَإِسۡمَاعِيلُ، عَنۡ مَالِكٍ:
(رَايِحٌ).
[الحديث ١٤٦١ - أطرافه في: ٢٣١٨، ٢٧٥٢، ٢٧٥٨، ٢٧٦٩، ٤٥٥٤، ٤٥٥٥، ٥٦١١].
1461. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan
kepada kami dari Ishaq bin ‘Abdullah bin Abu Thalhah: Beliau mendengar Anas
bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—berkata:
Dahulu Abu Thalhah merupakan orang Ansar di Madinah yang hartanya berupa pohon
kurma paling banyak. Hartanya yang paling dia cintai adalah kebun kurma
Bairuha` yang berada di depan masjid Nabawi. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa
sallam—biasa masuk ke kebun itu dan minum dari air yang segar di dalamnya.
Anas berkata: Ketika ayat “Kalian tidak bisa mencapai kebajikan (yang
sempurna) hingga kalian menginfakkan sebagian harta yang kalian cintai” (QS.
Ali ‘Imran: 92) turun, Abu Thalhah bangkit menemui Rasulullah—shallallahu
‘alaihi wa sallam—seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya
Allah—tabaraka wa ta’ala—berfirman, ‘Kalian tidak bisa mencapai kebajikan
(yang sempurna) hingga kalian menginfakkan sebagian harta yang kalian cintai.’
Sesungguhnya hartaku yang paling aku cintai adalah Bairuha`. Aku jadikan itu
sebagai sedekah di jalan Allah. Aku mengharapkan itu menjadi kebajikan dan
simpanan di sisi Allah. Wahai Rasulullah, gunakanlah kebun itu sesuai yang
Allah perlihatkan kepadamu.”
Anas berkata: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Wah, itu
adalah harta yang menguntungkan. Itu adalah harta yang menguntungkan. Aku
telah mendengar ucapanmu dan aku berpandangan menjadikan kebun itu untuk para
kerabat.”
Abu Thalhah berkata, “Aku akan lakukan wahai Rasulullah.” Lalu Abu Thalhah
membagikan kebun itu untuk kerabatnya dan putra-putra pamannya.
Rauh mengiringi ‘Abdullah bin Yusuf. Yahya bin Yahya dan Isma’il berkata, dari
Malik, “rāyiḥ (segera memberikan manfaat untuk pemiliknya).”