تفسير سورة الهمزة
Tafsir Surah Al-Humazah
وهي مكية
Surah Al-Humazah adalah surah makiyah.
﷽
﴿وَيۡلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ * ٱلَّذِى جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُۥ *
يَحۡسَبُ أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخۡلَدَهُۥ * كَلَّا ۖ لَيُنۢبَذَنَّ فِى
ٱلۡحُطَمَةِ * وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡحُطَمَةُ * نَارُ ٱللَّهِ ٱلۡمُوقَدَةُ
* ٱلَّتِى تَطَّلِعُ عَلَى ٱلۡأَفۡـِٔدَةِ * إِنَّهَا عَلَيۡهِم مُّؤۡصَدَةٌ *
فِى عَمَدٍ مُّمَدَّدَةِۭ﴾.
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
- Celaka bagi setiap pengumpat lagi pencela
- Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya
- Dia mengira hartanya dapat membuatnya kekal
- Sekali-kali tidak. Dia pasti akan dilemparkan ke dalam huthamah.
- Tahukah engkau apa huthamah itu?
- Api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan
- Yang (membakar) sampai ke hati
- Sesungguhnya neraka itu ditutup di atas mereka
- Dengan tiang yang dipalangkan.
١، ٢ ﴿وَيۡلٌ﴾ أي: وعيد ووبال وشدة عذاب ﴿لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ﴾ الذي
يهمز الناس بفعله ويلمزهم بقوله، فالهماز: الذي يعيب الناس ويطعن عليهم
بالإشارة والفعل، واللماز: الذي يعيبهم بقوله.
“Wail” artinya ancaman, bencana, dan pedihnya azab. “Likulli humazatin
lumazah” yang menyakiti manusia dengan perbuatan dan mencela mereka dengan
ucapan. Hammaz adalah yang mencela manusia dan merendahkan kehormatan mereka
dengan isyarat dan perbuatan. Lammaz adalah yang mencela mereka dengan
ucapannya.
ومن صفة هذا الهماز اللماز أنه لا هم له سوى جمع المال وتعديده والغبطة به،
وليس له رغبة في إنفاقه في طرق الخيرات وصلة الأرحام، ونحو ذلك.
Di antara sifat hammaz lammaz ini adalah hanya fokus mengumpulkan harta,
menghitung-hitungnya, dan mendambakannya, namun dia tidak memiliki keinginan
untuk menginfakkannya di jalan-jalan kebaikan, silaturahmi, dan lain
sebagainya.
٣ ﴿يَحۡسَبُ﴾ بجهله ﴿أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخۡلَدَهُۥ﴾ في الدنيا، فلذلك كان كده
وسعيه كله في تنمية ماله الذي يظن أنه ينمي عمره.
“Dia mengira” dengan kebodohannya “hartanya dapat membuatnya kekal” di dunia.
Oleh karenanya, kerja keras dan upayanya semuanya untuk mengembangkan hartanya
yang dikira dapat menambah umurnya.
ولم يدر أن البخل يقصف الۡأعمار ويخرب الديار، وأن البر يزيد في العمر.
Dia tidak mengetahui bahwa kebakhilan menghancurkan umur dan meruntuhkan
rumah, sedangkan kebaikan menambah umur.
٤، ٥ ﴿كَلَّا ۖ لَيُنۢبَذَنَّ﴾ أي: ليطرحن ﴿فِى ٱلۡحُطَمَةِ * وَمَآ
أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡحُطَمَةُ﴾ تعظيم لها وتهويل لشأنها.
“Kallā (sekali-kali tidak) layunbadzanna” artinya dia benar-benar akan
dilemparkan “ke dalam huthamah. Apakah engkau tahu apa huthamah itu?”
Pertanyaan untuk menunjukkan kebesarannya dan untuk membuat takut dari
keadaannya.
ثم فسرها بقوله:
٦، ٧ ﴿نَارُ ٱللَّهِ ٱلۡمُوقَدَةُ﴾ التي وقودها الناس والحجارة ﴿ٱلَّتِى﴾ من
شدتها ﴿تَطَّلِعُ عَلَى ٱلۡأَفۡـِٔدَةِ﴾ أي: تنفذ من الأجسام إلى القلوب.
Kemudian Allah menafsirkan huthamah dengan firman-Nya, “Api (yang disediakan)
Allah yang dinyalakan” yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan “yang”
saking panasnya “taṭṭali‘u ‘alal-af’idah” artinya menembus tubuh sampai ke
hati.
ومع هذه الحرارة البليغة هم محبوسون فيها، قد أيسوا من الخروج منها.
Bersamaan dengan panas yang sangat tinggi ini, mereka dikurung di dalam
huthamah. Mereka telah putus asa untuk bisa keluar darinya.
٨، ٩ ولهذا قال: ﴿ إِنَّهَا عَلَيۡهِم مُّؤۡصَدَةٌ﴾ أي: مغلقة ﴿فِى عَمَدٍ﴾
من خلف الۡأبواب ﴿مُّمَدَّدَةِۭ﴾ لئلا يخرجوا منها.
Oleh karenanya, Allah berfirman, “Sesungguhnya huthamah itu mu’ṣadah di atas
mereka”; mu’ṣadah artinya dikunci.
“Dengan sebuah tiang” di balik pintu-pintu “yang dipalangkan” agar mereka
tidak keluar darinya.
﴿كُلَّمَآ أَرَادُوٓا۟ أَن يَخۡرُجُوا۟ مِنۡهَآ أُعِيدُوا۟ فِيهَا﴾.
“Setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan ke dalamnya.”
[نعوذ بالله من ذلك ونسأله العفو والعافية].
Kita berlindung kepada Allah dari hal itu. Kita meminta pemaafan dan
keselamatan kepada Allah.