Cari Blog Ini

Taisirul 'Allam - Hadits ke-55

الۡحَدِيثُ الۡخَامِسُ وَالۡخَمۡسُونَ

٥٥ – عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (صَلَاةُ الۡجَمَاعَةِ أَفۡضَلُ مِنۡ صَلَاةِ الۡفَذِّ بِسَبۡعٍ وَعِشۡرِينَ دَرَجَةً)[1].
55. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma: Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat jama’ah lebih utama 27 derajat daripada shalat sendirian.”

غَرِيبُ الۡحَدِيثِ:

الۡفَذّ: بِالۡفَاءِ وَالذَّالِ الۡمُعۡجَمَةِ، الۡفَرۡدُ.
دَرَجَةً: قَالَ ابۡنُ الۡأَثِيرِ: لَمۡ يَقُلۡ جُزۡءًا وَلَا نَصِيبًا وَلَا نَحۡوَ ذَلِكَ، لِأَنَّهُ أَرَادَ الثَّوَابَ مِنۡ جِهَةِ الۡعُلُوِّ وَالۡارۡتِفَاعِ فَالدَّرَجَاتُ إِلَى جِهَةِ فَوۡقٍ.

Kosa kata asing dalam hadits:

الۡفَذّ artinya sendirian.
دَرَجَةً, Ibnul Atsir berkata: Beliau tidak mengatakan juz`an (bagian) dan tidak pula nashiban (bagian) dan tidak pula istilah lain, karena yang beliau inginkan adalah pahala dari sisi ketinggian, dan darajah mengarah ke atas.

الۡمَعۡنَى الۡإِجۡمَالِيُّ:

يُشِيرُ هَٰذَا الۡحَدِيثُ إِلَى بَيَانِ فَضۡلِ الصَّلَاةِ مَعَ الۡجَمَاعَةِ عَلَى صَلَاةِ الۡمُنۡفَرِدِ، بِأَنَّ الۡجَمَاعَةَ –لَمَّا فِيهَا مِنَ الۡفَوَائِدِ الۡعَظِيمَةِ وَالۡمَصَالِحِ الۡجِسۡمِيَّةِ- تَفۡضُلُ وَتَزِيدُ عَلَى صَلَاةِ الۡمُنۡفَرِدِ بِسَبۡعٍ وَعِشۡرِينَ دَرَجَةً مِنَ الثَّوَابِ، لَمَّا بَيۡنَ الۡعَمَلَينِ مِنَ التَّفَاوُتِ الۡكَبِيرِ فِي الۡقِيَامِ بِالۡمَقۡصُودِ، وَتَحۡقِيقِ الۡمَصَالِحِ.
وَلَا شَكَّ أَنَّ مَنۡ ضَيَّعَ هَٰذَا الرِّبۡحَ الۡكَبِيرَ مَحۡرُومٌ وَأَي مَحۡرُومٍ.

Makna secara umum:

Hadits ini mengisyaratkan penjelasan keutamaan shalat bersama jama’ah di atas shalat sendirian. Hal ini disebabkan shalat jama’ah – yang padanya terdapat faidah-faidah yang besar dan maslahat yang berharga -, pahalanya mengungguli dan melebihi shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat. Karena antara dua amal ini ada perbedaan yang besar pada pelaksanaan amalan yang dimaksud dan maslahat yang diperoleh.
Dan tidak diragukan bahwa siapa saja yang menyia-nyiakan keuntungan yang besar ini, maka dia terhalang dari sesuatu yang berharga.

مَا يُؤۡخَذُ مِنَ الۡحَدِيثِ:

١ – فِيهِ بَيَانُ فَضۡلِ الصَّلَاةِ مَعَ الۡجَمَاعَةِ.
٢ – فِيهِ بَيَانُ قِلَّةِ ثَوَابِ صَلَاةِ الۡمُنۡفَرِدِ بِالنِّسۡبَةِ لِصَلَاةِ الۡجَمَاعَةِ.
٣ – الۡفَرۡقُ الۡكَبِيرُ فِي الثَّوَابِ، بَيۡنَ صَلَاتَيۡ الۡجَمَاعَةِ وَالۡانۡفِرَادِ.
٤ – صِحَّةُ صَلَاةِ الۡمُنۡفَرِدِ وَإِجۡزَاؤُهَا عَنۡهُ، لِأَنَّ لَفۡظَ (أَفۡضَلُ) فِي الۡحَدِيثِ يَدُلُّ عَلَى أَنَّ كُلَّا الصَّلَاتَيۡنِ فِيهِ فَضۡلٌ وَلَكِنۡ تَزِيدُ إِحۡدَاهُمَا عَلَى الۡأُخۡرَى، وَهَٰذَا فِي حَقِّ غَيۡرِ الۡمَعۡذُورِ، أَمَّا الۡمَعۡذُورُ فَقَدۡ دَلَّتۡ النُّصُوصُ عَلَى أَنَّ أَجۡرَهُ تَامٌّ.

Faidah hadits:

  1. Dalam hadits ini terdapat penjelasan keutamaan shalat bersama jama’ah.
  2. Dalam hadits ini terdapat penjelasan sedikitnya pahala shalat sendirian dibanding shalat jama’ah.
  3. Perbedaan pahala yang besar antara shalat jama’ah dengan shalat sendiri.
  4. Sahnya shalat sendirian dan itu sudah mencukupinya. Karena lafazh afdhal pada hadits ini menunjukkan bahwa shalat jama’ah dan shalat sendirian mempunyai keutamaan. Akan tetapi salah satunya lebih dari yang lain. Pahala ini pada hak selain orang yang diberi uzur. Adapun orang yang uzur, nash-nash menunjukkan bahwa pahalanya sempurna.

[1] رَوَاهُ الۡبُخَارِيُّ (٦٤٥) فِي الۡأَذَانِ، وَمُسۡلِمٌ (٦٥٠) فِي الۡمَسَاجِدِ، وَمَالِكٌ فِي (الۡمُوَطَّأِ) (١/١٢٩) فِي الۡجَمَاعَةِ، وَالتِّرۡمِذِيُّ (٢١٥) فِي الصَّلَاةِ، وَالنَّسَائِيُّ (٢/١٠٣) فِي الۡإِمَامَةِ، وَابۡنُ مَاجَهۡ (٧٨٩) فِي الۡمَسَاجِدِ.