٦ - بَابُ الۡمُطَلَّقَةِ ثَلَاثًا لَا نَفَقَةَ لَهَا وَلَا سُكۡنَى
6. Bab wanita yang ditalak tiga sudah tidak berhak lagi mendapat nafkah dan hunian (dari mantan suami)
٣٦ - (١٤٨٠) - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ يَحۡيَىٰ قَالَ: قَرَأۡتُ عَلَىٰ مَالِكٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ يَزِيدَ مَوۡلَى الۡأَسۡوَدِ بۡنِ سُفۡيَانَ، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ، عَنۡ فَاطِمَةَ بِنۡتِ قَيۡسٍ، أَنَّ أَبَا عَمۡرِو بۡنَ حَفۡصٍ طَلَّقَهَا الۡبَتَّةَ وَهُوَ غَائِبٌ، فَأَرۡسَلَ إِلَيۡهَا وَكِيلَهُ بِشَعِيرٍ فَسَخِطَتۡهُ. فَقَالَ: وَاللهِ، مَا لَكِ عَلَيۡنَا مِنۡ شَيۡءٍ، فَجَاءَتۡ رَسُولَ اللهِ ﷺ فَذَكَرَتۡ ذٰلِكَ لَهُ. فَقَالَ: (لَيۡسَ لَكِ عَلَيۡهِ نَفَقَةٌ). فَأَمَرَهَا أَنۡ تَعۡتَدَّ فِي بَيۡتِ أُمِّ شَرِيكٍ. ثُمَّ قَالَ: (تِلۡكَ امۡرَأَةٌ يَغۡشَاهَا أَصۡحَابِي، اعۡتَدِّي عِنۡدَ ابۡنِ أُمِّ مَكۡتُومٍ، فَإِنَّهُ رَجُلٌ أَعۡمَىٰ تَضَعِينَ ثِيَابَكِ، فَإِذَا حَلَلۡتِ فَآذِنِينِي) قَالَتۡ: فَلَمَّا حَلَلۡتُ ذَكَرۡتُ لَهُ، أَنَّ مُعَاوِيَةَ بۡنَ أَبِي سُفۡيَانَ وَأَبَا جَهۡمٍ خَطَبَانِي. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَمَّا أَبُو جَهۡمٍ فَلَا يَضَعُ عَصَاهُ عَنۡ عَاتِقِهِ، وَأَمَّا مُعَاوِيَةُ فَصُعۡلُوكٌ لَا مَالَ لَهُ. انۡكِحِي أُسَامَةَ بۡنَ زَيۡدٍ) فَكَرِهۡتُهُ ثُمَّ قَالَ: (انۡكِحِي أُسَامَةَ) فَنَكَحۡتُهُ. فَجَعَلَ اللهُ فِيهِ خَيۡرًا، وَاغۡتَبَطۡتُ بِهِ.
36. (1480). Yahya bin Yahya telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Aku membaca di hadapan Malik, dari ‘Abdullah bin Yazid maula Al-Aswad bin Sufyan, dari Abu Salamah bin ‘Abdurrahman, dari Fathimah binti Qais, bahwa Abu ‘Amr bin Hafsh menceraikannya dengan talak terakhir dalam keadaan Abu ‘Amr sedang tidak hadir. Abu ‘Amr mengutus wakilnya kepada Fathimah dengan membawa jelai, lalu Fathimah marah karenanya.
Utusan itu berkata, “Demi Allah, engkau tidak memiliki hak atas kami sedikit pun.”
Lalu Fathimah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyebutkan kejadian itu.
Beliau bersabda, “Engkau tidak memiliki hak nafkah apa-apa atas mantan suamimu.” Lalu beliau memerintahkan Fathimah agar melalui masa idahnya di rumah Ummu Syarik.
Kemudian beliau bersabda, “Tetapi dia adalah seorang wanita yang sering dikunjungi oleh para sahabatku. Beridahlah di tempat Ibnu Ummu Maktum karena dia adalah seorang lelaki yang buta sehingga engkau bisa melepas kerudungmu. Apabila engkau telah selesai idah, beri tahu aku.”
Fathimah berkata: Ketika aku telah selesai idah, aku menyebutkan kepada beliau bahwa Mu’awiyah bin Abu Sufyan dan Abu Jahm melamarku.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun Abu Jahm, maka ia tidak meletakkan tongkatnya dari pundaknya. Adapun Mu’awiyah orang yang sangat fakir, tidak punya harta. Menikahlah dengan Usamah bin Zaid.” Aku tidak menyukainya, namun beliau bersabda, “Menikahlah dengan Usamah.” Aku pun menikahinya. Lalu Allah menjadikan padanya kebaikan sehingga keadaanku menjadi idaman (para wanita).
٣٧ - (...) - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡعَزِيزِ - يَعۡنِي ابۡنَ أَبِي حَازِمٍ -. وَقَالَ قُتَيۡبَةُ أَيۡضًا: حَدَّثَنَا يَعۡقُوبُ - يَعۡنِي ابۡنَ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ الۡقَارِيَّ - كِلَيۡهِمَا عَنۡ أَبِي حَازِمٍ، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ فَاطِمَةَ بِنۡتِ قَيۡسٍ، أَنَّهُ طَلَّقَهَا زَوۡجُهَا فِي عَهۡدِ النَّبِيِّ ﷺ وَكَانَ أَنۡفَقَ عَلَيۡهَا نَفَقَةَ دُونٍ، فَلَمَّا رَأَتۡ ذٰلِكَ قَالَتۡ: وَاللهِ، لَأُعۡلِمَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ. فَإِنۡ كَانَ لِي نَفَقَةٌ أَخَذۡتُ الَّذِي يُصۡلِحُنِي وَإِنۡ لَمۡ تَكُنۡ لِي نَفَقَةٌ لَمۡ آخُذۡ مِنۡهُ شَيۡئًا. قَالَتۡ: فَذَكَرۡتُ ذٰلِكَ لِرَسُولِ اللهِ ﷺ فَقَالَ: (لَا نَفَقَةَ لَكِ وَلَا سُكۡنَىٰ).
37. Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul ‘Aziz bin Abu Hazim menceritakan kepada kami. Qutaibah juga berkata: Ya’qub bin ‘Abdurrahman Al-Qari menceritakan kepada kami. Masing-masing keduanya dari Abu Hazim, dari Abu Salamah, dari Fathimah binti Qais, bahwa suaminya menceraikannya di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu suaminya memberinya nafkah yang jelek. Ketika Fathimah melihatnya, dia mengatakan: Demi Allah, aku benar-benar akan memberi tahu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika aku masih memiliki hak nafkah, maka aku akan ambil nafkah yang dapat mencukupi kebutuhanku dan jika aku tidak memiliki hak nafkah, maka aku tidak akan mengambilnya sedikit pun. Fathimah mengatakan: Aku menyebutkan hal itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, “Engkau tidak memiliki hak nafkah dan hunian.”
(...) - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا لَيۡثٌ، عَنۡ عِمۡرَانَ بۡنِ أَبِي أَنَسٍ، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ؛ أَنَّهُ قَالَ: سَأَلۡتُ فَاطِمَةَ بِنۡتَ قَيۡسٍ فَأَخۡبَرَتۡنِي، أَنَّ زَوۡجَهَا الۡمَخۡزُومِيَّ طَلَّقَهَا، فَأَبَىٰ أَنۡ يُنۡفِقَ عَلَيۡهَا، فَجَاءَتۡ إِلَىٰ رَسُولِ اللهِ ﷺ فَأَخۡبَرَتۡهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (لَا نَفَقَةَ لَكِ، فَانۡتَقِلِي، فَاذۡهَبِي إِلَى ابۡنِ أُمِّ مَكۡتُومٍ، فَكُونِي عِنۡدَهُ، فَإِنَّهُ رَجُلٌ أَعۡمَىٰ تَضَعِينَ ثِيَابَكِ عِنۡدَهُ).
Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami: Laits menceritakan kepada kami, dari ‘Imran bin Abu Anas, dari Abu Salamah; Bahwa beliau berkata: Aku bertanya kepada Fathimah binti Qias, lalu dia mengabarkan kepadaku bahwa suaminya, yaitu Al-Makhzumi, menceraikannya. Lalu dia enggan untuk memberi nafkah kepada Fathimah. Fathimah pun datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengabarkan kepada beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Engkau tidak memiliki hak nafkah. Pindahlah dan pergilah ke tempat Ibnu Ummu Maktum. Tinggallah bersamanya karena beliau adalah seorang yang buta sehingga engkau bisa melepas kerudungmu di sana.”
٣٨ - (...) - وَحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بۡنُ رَافِعٍ: حَدَّثَنَا حُسَيۡنُ بۡنُ مُحَمَّدٍ: حَدَّثَنَا شَيۡبَانُ، عَنۡ يَحۡيَىٰ - وَهُوَ ابۡنُ أَبِي كَثِيرٍ -: أَخۡبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ، أَنَّ فَاطِمَةَ بِنۡتَ قَيۡسٍ أُخۡتَ الضَّحَّاكِ بۡنِ قَيۡسٍ، أَخۡبَرَتۡهُ، أَنَّ أَبَا حَفۡصِ بۡنَ الۡمُغِيرَةِ الۡمَخۡزُومِيَّ طَلَّقَهَا ثَلَاثًا، ثُمَّ انۡطَلَقَ إِلَى الۡيَمَنِ، فَقَالَ لَهَا أَهۡلُهُ: لَيۡسَ لَكِ عَلَيۡنَا نَفَقَةٌ، فَانۡطَلَقَ خَالِدُ بۡنُ الۡوَلِيدِ فِي نَفَرٍ. فَأَتَوۡا رَسُولَ اللهِ ﷺ فِي بَيۡتِ مَيۡمُونَةَ فَقَالُوا: إِنَّ أَبَا حَفۡصٍ طَلَّقَ امۡرَأَتَهُ ثَلَاثًا، فَهَلۡ لَهَا مِنۡ نَفَقَةٍ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (لَيۡسَتۡ لَهَا نَفَقَةٌ وَعَلَيۡهَا الۡعِدَّةُ). وَأَرۡسَلَ إِلَيۡهَا: (أَنۡ لَا تَسۡبِقِينِي بِنَفۡسِكِ). وَأَمَرَهَا أَنۡ تَنۡتَقِلَ إِلَىٰ أُمِّ شَرِيكٍ. ثُمَّ أَرۡسَلَ إِلَيۡهَا: (أَنَّ أُمَّ شَرِيكٍ يَأۡتِيهَا الۡمُهَاجِرُونَ الۡأَوَّلُونَ، فَانۡطَلِقِي إِلَى ابۡنِ أُمِّ مَكۡتُومٍ الۡأَعۡمَىٰ، فَإِنَّكِ إِذَا وَضَعۡتِ خِمَارَكِ، لَمۡ يَرَكِ) فَانۡطَلَقَتۡ إِلَيۡهِ، فَلَمَّا مَضَتۡ عِدَّتُهَا أَنۡكَحَهَا رَسُولُ اللهِ ﷺ أُسَامَةَ بۡنَ زَيۡدِ بۡنِ حَارِثَةَ.
38. Muhammad bin Rafi’ telah menceritakan kepadaku: Husain bin Muhammad menceritakan kepada kami: Syaiban menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Abu Katsir: Abu Salamah mengabarkan kepadaku, bahwa Fathimah binti Qais saudari Adh-Dhahhak bin Qais mengabarkan kepadanya, bahwa Abu Hafsh bin Al-Mughirah Al-Makhzumi menceraikannya dengan talak tiga, kemudian Abu Hafsh pergi ke Yaman. Keluarganya berkata kepada Fathimah: Engkau sudah tidak memiliki hak nafkah dari kami. Khalid bin Al-Walid pergi bersama sekelompok orang. Mereka datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah Maimunah, mereka mengatakan: Sesungguhnya Abu Hafsh menceraikan istrinya dengan talak tiga. Apakah wanita itu masih memiliki hak nafkah? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia tidak berhak nafkah dan dia wajib idah.” Nabi mengirim pesan kepada Fathimah, “Janganlah engkau mendahuluiku dalam membuat keputusan untuk dirimu.” Beliau menyuruhnya agar pindah ke tempat Ummu Syarik. Kemudian beliau mengutus utusan kepadanya, “Sesungguhnya Ummu Syarik sering didatangi oleh orang-orang muhajirin awal. Jadi, pindahlah ke tempat Ibnu Ummu Maktum si buta, karena jika engkau melepas kerudungmu, dia tidak melihatmu.” Fathimah pun pindah. Ketika masa idahnya telah berlalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahkannya dengan Usamah bin Zaid bin Haritsah.
٣٩ - (...) - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ أَيُّوبَ وَقُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ وَابۡنُ حُجۡرٍ. قَالُوا: حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ - يَعۡنُونَ ابۡنَ جَعۡفَرٍ - عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ عَمۡرٍو، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ فَاطِمَةَ بِنۡتِ قَيۡسٍ. (ح) وَحَدَّثَنَاهُ أَبُو بَكۡرِ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ بِشۡرٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عَمۡرٍو: حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ، عَنۡ فَاطِمَةَ بِنۡتِ قَيۡسٍ قَالَ: كَتَبۡتُ ذٰلِكَ مِنۡ فِيهَا كِتَابًا. قَالَتۡ: كُنۡتُ عِنۡدَ رَجُلٍ مِنۡ بَنِي مَخۡزُومٍ فَطَلَّقَنِي الۡبَتَّةَ، فَأَرۡسَلۡتُ إِلَىٰ أَهۡلِهِ أَبۡتَغِي النَّفَقَةَ. وَاقۡتَصُّوا الۡحَدِيثَ بِمَعۡنَىٰ حَدِيثِ يَحۡيَى بۡنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنۡ أَبِي سَلَمَةَ، غَيۡرَ أَنَّ فِي حَدِيثِ مُحَمَّدِ بۡنِ عَمۡرٍو: (لَا تَفُوتِينَا بِنَفۡسِكِ).
39. Yahya bin Ayyub, Qutaibah bin Sa’id, dan Ibnu Hujr telah menceritakan kepada kami. Mereka berkata: Isma’il bin Ja’far menceritakan kepada kami dari Muhammad bin ‘Amr, dari Abu Salamah, dari Fathimah binti Qais. (Dalam riwayat lain) Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakannya kepada kami: Muhammad bin Bisyr menceritakan kepada kami: Muhammad bin ‘Amr menceritakan kepada kami: Abu Salamah menceritakan kepada kami, dari Fathimah binti Qais. Abu Salamah berkata: Aku telah menulis kisah itu dari mulut Fathimah. Fathimah mengatakan: Aku pernah menjadi istri seseorang dari Bani Makhzum lalu dia menceraikanku dengan talak ketiga. Aku mengutus seseorang kepada keluarga mantan suamiku untuk mencari nafkah. Lalu mereka mengisahkan hadis semakna dengan hadis Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salamah, hanya saja di dalam hadis Muhammad bin ‘Amr, “Jangan membuat keputusan terhadap dirimu (untuk menikah) tanpa mengabari kami.”
٤٠ - (...) - حَدَّثَنَا حَسَنُ بۡنُ عَلِيٍّ الۡحُلۡوَانِيُّ وَعَبۡدُ بۡنُ حُمَيۡدٍ. جَمِيعًا عَنۡ يَعۡقُوبَ بۡنِ إِبۡرَاهِيمَ بۡنِ سَعۡدٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، عَنۡ صَالِحٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، أَنَّ أَبَا سَلَمَةَ بۡنَ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ بۡنِ عَوۡفٍ أَخۡبَرَهُ، أَنَّ فَاطِمَةَ بِنۡتَ قَيۡسٍ أَخۡبَرَتۡهُ، أَنَّهَا كَانَتۡ تَحۡتَ أَبِي عَمۡرِو بۡنِ حَفۡصِ بۡنِ الۡمُغِيرَةِ، فَطَلَّقَهَا آخِرَ ثَلَاثِ تَطۡلِيقَاتٍ، فَزَعَمَتۡ أَنَّهَا جَاءَتۡ رَسُولَ اللهِ ﷺ تَسۡتَفۡتِيهِ فِي خُرُوجِهَا مِنۡ بَيۡتِهَا، فَأَمَرَهَا أَنۡ تَنۡتَقِلَ إِلَى ابۡنِ أُمِّ مَكۡتُومٍ الۡأَعۡمَىٰ، فَأَبَىٰ مَرۡوَانُ أَنۡ يُصَدِّقَهُ فِي خُرُوجِ الۡمُطَلَّقَةِ مِنۡ بَيۡتِهَا.
وقَالَ عُرۡوَةُ: إِنَّ عَائِشَةَ أَنۡكَرَتۡ ذٰلِكَ عَلَىٰ فَاطِمَةَ بِنۡتِ قَيۡسٍ.
40. Hasan bin ‘Ali Al-Hulwani dan ‘Abd bin Humaid telah menceritakan kepada kami. Semuanya dari Ya’qub bin Ibrahim bin Sa’d: Ayahku menceritakan kepada kami, dari Shalih, dari Ibnu Syihab, bahwa Abu Salamah bin ‘Abdurrahman bin ‘Auf mengabarkan kepadanya, bahwa Fathimah binti Qais mengabarkan kepadanya, bahwa Fathimah pernah menjadi istri Abu ‘Amr bin Hafsh bin Al-Mughirah, lalu dia menceraikannya sampai talak tiga. Fathimah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta fatwa kepada beliau tentang kepergiannya dari rumahnya. Nabi menyuruhnya untuk pindah ke tempat Ibnu Ummu Maktum si buta, namun Marwan enggan untuk membenarkan Abu Salamah tentang keluarnya wanita yang dicerai dari rumahnya.
‘Urwah berkata: Sesungguhnya ‘Aisyah mengingkari Fathimah bintu Qais dalam hal itu.
(...) - وَحَدَّثَنِيهِ مُحَمَّدُ بۡنُ رَافِعٍ: حَدَّثَنَا حُجَيۡنٌ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ عُقَيۡلٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، بِهٰذَا الۡإِسۡنَادِ، مِثۡلَهُ. مَعَ قَوۡلِ عُرۡوَةَ: إِنَّ عَائِشَةَ أَنۡكَرَتۡ ذٰلِكَ عَلَىٰ فَاطِمَةَ.
Muhammad bin Rafi’ telah menceritakannya kepadaku: Hujain menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami, dari ‘Uqail, dari Ibnu Syihab melalui sanad ini, semisal hadis tersebut. Beserta ucapan ‘Urwah: Sesungguhnya ‘Aisyah mengingkari Fathimah dalam hal itu.
٤١ - (...) - حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ وَعَبۡدُ بۡنُ حُمَيۡدٍ - وَاللَّفۡظُ لِعَبۡدٍ - قَالَا: أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ الرَّزَّاقِ: أَخۡبَرَنَا مَعۡمَرٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُتۡبَةَ، أَنَّ أَبَا عَمۡرِو بۡنَ حَفۡصِ بۡنِ الۡمُغِيرَةِ خَرَجَ مَعَ عَلِيِّ بۡنِ أَبِي طَالِبٍ إِلَى الۡيَمَنِ، فَأَرۡسَلَ إِلَى امۡرَأَتِهِ فَاطِمَةَ بِنۡتِ قَيۡسٍ بِتَطۡلِيقَةٍ كَانَتۡ بَقِيَتۡ مِنۡ طَلَاقِهَا وَأَمَرَ لَهَا الۡحَارِثَ بۡنَ هِشَامٍ وَعَيَّاشَ بۡنَ أَبِي رَبِيعَةَ بِنَفَقَةٍ، فَقَالَا لَهَا: وَاللهِ، مَا لَكِ نَفَقَةٌ إِلَّا أَنۡ تَكُونِي حَامِلًا. فَأَتَتِ النَّبِيَّ ﷺ فَذَكَرَتۡ لَهُ قَوۡلَهُمَا. فَقَالَ: (لَا نَفَقَةَ لَكِ) فَاسۡتَأۡذَنَتۡهُ فِي الۡاِنۡتِقَالِ فَأَذِنَ لَهَا. فَقَالَتۡ: أَيۡنَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ فَقَالَ: (إِلَى ابۡنِ أُمِّ مَكۡتُومٍ) وَكَانَ أَعۡمَىٰ. تَضَعُ ثِيَابَهَا عِنۡدَهُ وَلَا يَرَاهَا. فَلَمَّا مَضَتۡ عِدَّتُهَا أَنۡكَحَهَا النَّبِيُّ ﷺ أُسَامَةَ بۡنَ زَيۡدٍ.
41. Ishaq bin Ibrahim dan ‘Abd bin Humaid telah menceritakan kepada kami –dan redaksi hadis ini milik ‘Abd-, keduanya berkata: ‘Abdurrazzaq mengabarkan kepada kami: Ma’mar mengabarkan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah bin ‘Utbah, bahwa Abu ‘Amr bin Hafsh bin Al-Mughirah keluar bersama ‘Ali bin Abu Thalib menuju Yaman. Lalu ia mengutus seseorang kepada istrinya, yaitu Fathimah bintu Qais, dengan satu talak yang tersisa dari talaknya. Dia juga menyuruh Al-Harits bin Hisyam dan ‘Ayyasy bin Abu Rabi’ah untuk memberinya nafkah.
Keduanya berkata kepada Fathimah, “Demi Allah, engkau ini sebenarnya tidak berhak menerima nafkah kecuali apabila engkau hamil.”
Fathimah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyebutkan ucapan keduanya.
Nabi bersabda, “Engkau memang tidak memiliki hak nafkah lagi.”
Fathimah meminta izin Nabi untuk pindah, lalu Nabi mengizinkannya. Fathimah bertanya, “Pindah mana wahai Rasulullah?”
Nabi bersabda, “Ke tempat Ibnu Ummu Maktum.”
Beliau adalah seorang yang buta, sehingga Fathimah bisa melepaskan kerudungnya di rumahnya dalam keadaan Ibnu Ummu Maktum tidak bisa melihatnya. Ketika masa idahnya telah berlalu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahkannya dengan Usamah bin Zaid.
فَأَرۡسَلَ إِلَيۡهَا مَرۡوَانُ قَبِيصَةَ بۡنَ ذُؤَيۡبٍ يَسۡأَلُهَا عَنِ الۡحَدِيثِ، فَحَدَّثَتۡهُ بِهِ. فَقَالَ مَرۡوَانُ: لَمۡ نَسۡمَعۡ هٰذَا الۡحَدِيثَ إِلَّا مِنِ امۡرَأَةٍ، سَنَأۡخُذُ بِالۡعِصۡمَةِ الَّتِي وَجَدۡنَا النَّاسَ عَلَيۡهَا. فَقَالَتۡ فَاطِمَةُ، حِينَ بَلَغَهَا قَوۡلُ مَرۡوَانَ: فَبَيۡنِي وَبَيۡنَكُمُ الۡقُرۡآنُ، قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿لَا تُخۡرِجُوهُنَّ مِنۡ بُيُوتِهِنَّ﴾ [الطلاق: ١] الۡآيَةَ. قَالَتۡ: هٰذَا لِمَنۡ كَانَتۡ لَهُ مُرَاجَعَةٌ، فَأَيُّ أَمۡرٍ يَحۡدُثُ بَعۡدَ الثَّلَاثِ؟ فَكَيۡفَ تَقُولُونَ: لَا نَفَقَةَ لَهَا إِذَا لَمۡ تَكُنۡ حَامِلًا؟ فَعَلَامَ تَحۡبِسُونَهَا؟
Marwan mengutus Qabishah bin Dzu`aib kepada Fathimah untuk menanyakannya tentang hadis tersebut, lalu Fathimah menceritakan hadis tersebut. Marwan berkata: Kami tidak mendengar hadis ini kecuali dari seorang wanita saja. Kami tetap akan memegangi pendapat yang tepercaya yang dipegangi oleh banyak orang. Fathimah berkata ketika sampai kepadanya ucapan Marwan: Antara aku dengan kalian ada Alquran. Allah azza wajalla berfirman, “Jangan kalian keluarkan mereka dari rumah-rumah mereka.” (QS. Ath-Thalaq: 1). Fathimah berkata: Ayat ini untuk para istri yang masih bisa dirujuk. Lalu perkara apa lagi yang bisa muncul setelah talak ketiga? Padahal kalian mengatakan: Tidak ada nafkah baginya ketika ia tidak hamil? Terus atas dasar apa kalian menahannya?
٤٢ - (...) - حَدَّثَنِي زُهَيۡرُ بۡنُ حَرۡبٍ: حَدَّثَنَا هُشَيۡمٌ: أَخۡبَرَنَا سَيَّارٌ وَحُصَيۡنٌ وَمُغِيرَةُ وَأَشۡعَثُ وَمُجَالِدٌ وَإِسۡمَاعِيلُ بۡنُ أَبِي خَالِدٍ وَدَاوُدُ. كُلُّهُمۡ عَنِ الشَّعۡبِيِّ قَالَ: دَخَلۡتُ عَلَىٰ فَاطِمَةَ بِنۡتِ قَيۡسٍ، فَسَأَلۡتُهَا عَنۡ قَضَاءِ رَسُولِ اللهِ ﷺ عَلَيۡهَا. فَقَالَتۡ: طَلَّقَهَا زَوۡجُهَا الۡبَتَّةَ. فَقَالَتۡ: فَخَاصَمۡتُهُ إِلَىٰ رَسُولِ اللهِ ﷺ فِي السُّكۡنَىٰ وَالنَّفَقَةِ. قَالَتۡ: فَلَمۡ يَجۡعَلۡ لِي سُكۡنَىٰ وَلَا نَفَقَةً، وَأَمَرَنِي أَنۡ أَعۡتَدَّ فِي بَيۡتِ ابۡنِ أُمِّ مَكۡتُومٍ.
42. Zuhair bin Harb telah menceritakan kepadaku: Husyaim menceritakan kepada kami: Sayyar, Hushain, Mughirah, Asy’ats, Mujalid, Isma’il bin Abu Khalid, dan Dawud mengabarkan kepada kami. Mereka semua dari Asy-Sya’bi, beliau berkata: Aku masuk menemui Fathimah binti Qais, lalu aku tanyakan kepadanya tentang ketetapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadapnya. Fathimah berkata bahwa suaminya telah menceraikannya dengan talak ketiga. Fathimah berkata: Aku mengadukannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal hunian dan nafkah. Fathimah mengatakan: Nabi tidak memberikan untukku hak hunian dan nafkah. Beliau menyuruhku untuk menjalani masa idah di rumah Ibnu Ummu Maktum.
(...) - وَحَدَّثَنَا يَحۡيَىٰ بۡنُ يَحۡيَىٰ: أَخۡبَرَنَا هُشَيۡمٌ، عَنۡ حُصَيۡنٍ وَدَاوُدَ وَمُغِيرَةَ وَإِسۡمَاعِيلَ وَأَشۡعَثَ، عَنِ الشَّعۡبِيِّ، أَنَّهُ قَالَ: دَخَلۡتُ عَلَىٰ فَاطِمَةَ بِنۡتِ قَيۡسٍ. بِمِثۡلِ حَدِيثِ زُهَيۡرٍ، عَنۡ هُشَيۡمٍ.
Yahya bin Yahya telah menceritakan kepada kami: Husyaim mengabarkan kepada kami, dari Hushain, Dawud, Mughirah, Isma’il, dan Asy’ats, dari Asy-Sya’bi, bahwa beliau berkata: Aku masuk menemui Fathimah binti Qais. Semisal hadis Zuhair dari Husyaim.
٤٣ - (...) - حَدَّثَنَا يَحۡيَىٰ بۡنُ حَبِيبٍ: حَدَّثَنَا خَالِدُ بۡنُ الۡحَارِثِ الۡهُجَيۡمِيُّ: حَدَّثَنَا قُرَّةُ: حَدَّثَنَا سَيَّارٌ أَبُو الۡحَكَمِ: حَدَّثَنَا الشَّعۡبِيُّ قَالَ: دَخَلۡنَا عَلَىٰ فَاطِمَةَ بِنۡتِ قَيۡسٍ فَأَتۡحَفَتۡنَا بِرُطَبِ ابۡنِ طَابٍ، وَسَقَتۡنَا سَوِيقَ سُلۡتٍ. فَسَأَلۡتُهَا عَنِ الۡمُطَلَّقَةِ ثَلَاثًا أَيۡنَ تَعۡتَدُّ؟ قَالَتۡ: طَلَّقَنِي بَعۡلِي ثَلَاثًا، فَأَذِنَ لِي النَّبِيُّ ﷺ أَنۡ أَعۡتَدَّ فِي أَهۡلِي.
43. Yahya bin Habib telah menceritakan kepada kami: Khalid bin Al-Harits Al-Hujaimi menceritakan kepada kami: Qurrah menceritakan kepada kami: Sayyar Abu Al-Hakam menceritakan kepada kami: Asy-Sya’bi menceritakan kepada kami, beliau berkata: Kami masuk menemui Fathimah binti Qais. Beliau menjamu kami dengan kurma muda yang bagus dan beliau menyajikan sawiq sult (sejenis jelai yang berkulit tipis) kepada kami. Aku bertanya kepadanya tentang wanita yang telah ditalak tiga, di mana ia melalui masa idahnya? Beliau menjawab: Suamiku telah menceraikan aku tiga kali, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkanku untuk melalui masa idah bersama keluargaku.
٤٤ - (...) - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّى وَابۡنُ بَشَّارٍ. قَالَا: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّحۡمٰنِ بۡنُ مَهۡدِيٍّ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ سَلَمَةَ بۡنِ كُهَيۡلٍ، عَنِ الشَّعۡبِيِّ، عَنۡ فَاطِمَةَ بِنۡتِ قَيۡسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، فِي الۡمُطَلَّقَةِ ثَلَاثًا، قَالَ: (لَيۡسَ لَهَا سُكۡنَىٰ وَلَا نَفَقَةٌ).
44. Muhammad bin Al-Mutsanna dan Ibnu Basysyar telah menceritakan kepada kami. Keduanya berkata: ‘Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami, dari Salamah bin Kuhail, dari Asy-Sya’bi, dari Fathimah binti Qais, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tentang wanita yang ditalak tiga. Beliau bersabda, “Dia tidak memiliki hak hunian dan nafkah (dari mantan suami).”
٤٥ - (...) - وَحَدَّثَنِي إِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ الۡحَنۡظَلِيُّ: أَخۡبَرَنَا يَحۡيَىٰ بۡنُ آدَمَ: حَدَّثَنَا عَمَّارُ بۡنُ رُزَيۡقٍ، عَنۡ أَبِي إِسۡحَاقَ، عَنِ الشَّعۡبِيِّ، عَنۡ فَاطِمَةَ بِنۡتِ قَيۡسٍ قَالَتۡ: طَلَّقَنِي زَوۡجِي ثَلَاثًا، فَأَرَدۡتُ النُّقۡلَةَ، فَأَتَيۡتُ النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: (انۡتَقِلِي إِلَى بَيۡتِ ابۡنِ عَمِّكِ عَمۡرِو بۡنِ أُمِّ مَكۡتُومٍ، فَاعۡتَدِّي عِنۡدَهُ).
45. Ishaq bin Ibrahim Al-Hanzhali telah menceritakan kepadaku: Yahya bin Adam mengabarkan kepada kami: ‘Ammar bin Ruzaiq menceritakan kepada kami, dari Abu Ishaq, dari Asy-Sya’bi, dari Fathimah binti Qais, beliau mengatakan: Suamiku menceraikan aku tiga kali, lalu aku ingin pindah. Aku pun mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Pindahlah ke rumah putra pamanmu ‘Amr bin Ummu Maktum! Beridahlah di sana!”
٤٦ - (...) - وَحَدَّثَنَاهُ مُحَمَّدُ بۡنُ عَمۡرِو بۡنِ جَبَلَةَ: حَدَّثَنَا أَبُو أَحۡمَدَ: حَدَّثَنَا عَمَّارُ بۡنُ رُزَيۡقٍ، عَنۡ أَبِي إِسۡحَاقَ. قَالَ: كُنۡتُ مَعَ الۡأَسۡوَدِ بۡنِ يَزِيدَ جَالِسًا فِي الۡمَسۡجِدِ الۡأَعۡظَمِ. وَمَعَنَا الشَّعۡبِيُّ. فَحَدَّثَ الشَّعۡبِيُّ بِحَدِيثِ فَاطِمَةَ بِنۡتِ قَيۡسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ لَمۡ يَجۡعَلۡ لَهَا سُكۡنَىٰ وَلَا نَفَقَةً. ثُمَّ أَخَذَ الۡأَسۡوَدُ كَفًّا مِنۡ حَصًى فَحَصَبَهُ بِهِ. فَقَالَ: وَيۡلَكَ، تُحَدِّثُ بِمِثۡلِ هٰذَا. قَالَ عُمَرُ: لَا نَتۡرُكُ كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّنَا ﷺ لِقَوۡلِ امۡرَأَةٍ لَا نَدۡرِي لَعَلَّهَا حَفِظَتۡ أَوۡ نَسِيَتۡ، لَهَا السُّكۡنَىٰ وَالنَّفَقَةُ، قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿لَا تُخۡرِجُوهُنَّ مِنۡ بُيُوتِهِنَّ وَلَا يَخۡرُجۡنَ إِلَّا أَنۡ يَأۡتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ﴾ [الطلاق: ١].
46. Muhammad bin ‘Amr bin Jabalah telah menceritakannya kepada kami: Abu Ahmad menceritakan kepada kami: ‘Ammar bin Ruzaiq menceritakan kepada kami, dari Abu Ishaq. Beliau berkata: Aku pernah bersama Al-Aswad bin Yazid duduk di masjid terbesar (di Kufah). Bersama kami ada Asy-Sya’bi. Asy-Sya’bi menceritakan hadis Fathimah binti Qais, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menetapkan hak hunian dan nafkah untuknya. Kemudian Al-Aswad mengambil segenggam kerikil lalu melemparkannya kepada Asy-Sya’bi. Beliau berkata: Celaka engkau, engkau menceritakan semisal ini. ‘Umar berkata: Kami tidak akan meninggalkan kitab Allah dan sunah Nabi kami shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya karena ucapan seorang wanita yang kita tidak tahu, bisa jadi dia hafal atau lupa. Wanita tetap mendapatkan hak hunian dan nafkah. Allah azza wajalla berfirman, “Janganlah kalian keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) keluar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang.” (QS. Ath-Thalaq: 1).
(...) - وَحَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ عَبۡدَةَ الضَّبِّيُّ: حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ: حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ بۡنُ مُعَاذٍ، عَنۡ أَبِي إِسۡحَاقَ، بِهٰذَا الۡإِسۡنَادِ، نَحۡوَ حَدِيثِ أَبِي أَحۡمَدَ، عَنۡ عَمَّارِ بۡنِ رُزَيۡقٍ، بِقِصَّتِهِ.
Ahmad bin ‘Abdah Adh-Dhabi telah menceritakan kepada kami: Abu Dawud menceritakan kepada kami: Sulaiman bin Mu’adz menceritakan kepada kami, dari Abu Ishaq melalui sanad ini, semisal hadis Abu Ahmad, dari ‘Ammar bin Ruzaiq beserta kisahnya.
٤٧ - (...) - وَحَدَّثَنَا أَبُو بَكۡرِ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ أَبِي بَكۡرِ بۡنِ أَبِي الۡجَهۡمِ بۡنِ صُخَيۡرٍ الۡعَدَوِيِّ قَالَ: سَمِعۡتُ فَاطِمَةَ بِنۡتَ قَيۡسٍ تَقُولُ: إِنَّ زَوۡجَهَا طَلَّقَهَا ثَلَاثًا، فَلَمۡ يَجۡعَلۡ لَهَا رَسُولُ اللهِ ﷺ سُكۡنَىٰ وَلَا نَفَقَةً. قَالَتۡ: قَالَ لِي رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِذَا حَلَلۡتِ فَآذِنِينِي) فَآذَنۡتُهُ. فَخَطَبَهَا مُعَاوِيَةُ وَأَبُو جَهۡمٍ وَأُسَامَةُ بۡنُ زَيۡدٍ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَمَّا مُعَاوِيَةُ فَرَجُلٌ تَرِبٌ لَا مَالَ لَهُ، وَأَمَّا أَبُو جَهۡمٍ فَرَجُلٌ ضَرَّابٌ لِلنِّسَاءِ، وَلٰكِنۡ أُسَامَةُ بۡنُ زَيۡدٍ) فَقَالَتۡ بِيَدِهَا هٰكَذَا: أُسَامَةُ! أُسَامَةُ! فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللهِ ﷺ: (طَاعَةُ اللهِ وَطَاعَةُ رَسُولِهِ خَيۡرٌ لَكِ) قَالَتۡ: فَتَزَوَّجۡتُهُ فَاغۡتَبَطۡتُ.
47. Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami: Waki’ menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abu Bakr bin Abu Al-Jahm bin Shukhair Al-‘Adawi, beliau berkata: Aku mendengar Fathimah binti Qais mengatakan: Sesungguhnya suaminya menceraikannya tiga kali, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menetapkan hak hunian dan nafkah (dari mantan suaminya) untuk Fathimah. Fathimah mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, “Jika engkau sudah selesai idah, beri tahu aku.” Aku pun memberi tahu beliau. Mu’awiyah, Abu Jahm, dan Usamah bin Zaid melamarnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun Mu’awiyah, dia adalah seorang pria yang fakir, tidak punya harta. Abu Jahm seorang pria yang sering memukul wanita. Tetapi (terimalah lamaran) Usamah bin Zaid.” Fathimah berkata sambil memberi isyarat dengan tangannya begini: Usamah! Usamah! Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Menaati Allah dan menaati Rasul-Nya baik untukmu.” Fathimah mengatakan: Aku pun menikah dengan Usamah bin Zaid, lalu kehidupan rumah tanggaku menjadi idaman (para wanita).
٤٨ - (...) - وَحَدَّثَنِي إِسۡحَاقُ بۡنُ مَنۡصُورٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّحۡمٰنِ، عَنۡ سُفۡيَانَ، عَنۡ أَبِي بَكۡرِ بۡنِ أَبِي الۡجَهۡمِ قَالَ: سَمِعۡتُ فَاطِمَةَ بِنۡتَ قَيۡسٍ تَقُولُ: أَرۡسَلَ إِلَيَّ زَوۡجِي، أَبُو عَمۡرِو بۡنُ حَفۡصِ بۡنِ الۡمُغِيرَةِ، عَيَّاشَ بۡنَ أَبِي رَبِيعَةَ بِطَلَاقِي، وَأَرۡسَلَ مَعَهُ بِخَمۡسَةِ آصُعِ تَمۡرٍ، وَخَمۡسَةِ آصُعِ شَعِيرٍ. فَقُلۡتُ: أَمَا لِي نَفَقَةٌ إِلَّا هٰذَا؟ وَلَا أَعۡتَدُّ فِي مَنۡزِلِكُمۡ؟ قَالَ: لَا. قَالَتۡ: فَشَدَدۡتُ عَلَيَّ ثِيَابِي وَأَتَيۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ، فَقَالَ: (كَمۡ طَلَّقَكِ؟) قُلۡتُ: ثَلَاثًا. قَالَ: (صَدَقَ، لَيۡسَ لَكِ نَفَقَةٌ. اعۡتَدِّي فِي بَيۡتِ ابۡنِ عَمِّكِ ابۡنِ أُمِّ مَكۡتُومٍ، فَإِنَّهُ ضَرِيرُ الۡبَصَرِ، تُلۡقِي ثَوۡبَكِ عِنۡدَهُ، فَإِذَا انۡقَضَتۡ عِدَّتُكِ فَآذِنِينِي) قَالَتۡ: فَخَطَبَنِي خُطَّابٌ، مِنۡهُمۡ مُعَاوِيَةُ وَأَبُو الۡجَهۡمِ. فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (إِنَّ مُعَاوِيَةَ تَرِبٌ خَفِيفُ الۡحَالِ، وَأَبُو الۡجَهۡمِ مِنۡهُ شِدَّةٌ عَلَى النِّسَاءِ .- أَوۡ يَضۡرِبُ النِّسَاءَ، أَوۡ نَحۡوَ هٰذَا - وَلٰكِنۡ عَلَيۡكِ بِأُسَامَةَ بۡنِ زَيۡدٍ).
48. Ishaq bin Manshur telah menceritakan kepada kami: ‘Abdurrahman menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Abu Bakr bin Abu Al-Jahm, beliau berkata: Aku mendengar Fathimah binti Qais mengatakan: Suamiku, yaitu Abu ‘Amr bin Hafsh bin Al-Mughirah, mengutus ‘Ayyasy bin Abu Rabi’ah kepadaku untuk menceraikanku. Suamiku mengirimkan lima sha’ kurma dan lima sha’ jelai bersama utusan itu.
Aku bertanya, “Apakah aku hanya mendapatkan nafkah ini saja? Dan apakah aku tidak boleh melalui masa idah di tempat tinggal kalian?”
Dia menjawab, “Tidak boleh.”
Fathimah mengatakan: Aku mengencangkan pakaianku dan mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau bertanya, “Berapa kali dia menceraikan engkau?”
Aku menjawab, “Tiga kali.”
Beliau bersabda, “Dia benar. Engkau tidak berhak mendapat nafkah lagi. Beridahlah di rumah putra pamanmu, yaitu Ibnu Ummu Maktum, karena dia itu tidak bisa melihat sehingga engkau bisa melepas kerudungmu di rumahnya. Apabila engkau sudah selesai idah, kabarilah aku.”
Fathimah berkata: Beberapa pelamar melamarku, di antara mereka adalah Mu’awiyah dan Abu Al-Jahm.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Mu’awiyah adalah orang fakir dan hartanya sedikit. Abu Al-Jahm memiliki sifat keras terhadap wanita –atau biasa memukul wanita, atau semisal itu-. Akan tetapi menikahlah engkau dengan Usamah bin Zaid.”
٤٩ - (...) - وَحَدَّثَنِي إِسۡحَاقُ بۡنُ مَنۡصُورٍ: أَخۡبَرَنَا أَبُو عَاصِمٍ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ الثَّوۡرِيُّ: حَدَّثَنِي أَبُو بَكۡرِ بۡنُ أَبِي الۡجَهۡمِ قَالَ: دَخَلۡتُ أَنَا وَأَبُو سَلَمَةَ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ عَلَىٰ فَاطِمَةَ بِنۡتِ قَيۡسٍ، فَسَأَلۡنَاهَا فَقَالَتۡ: كُنۡتُ عِنۡدَ أَبِي عَمۡرِو بۡنِ حَفۡصِ بۡنِ الۡمُغِيرَةِ، فَخَرَجَ فِي غَزۡوَةِ نَجۡرَانَ. وَسَاقَ الۡحَدِيثَ بِنَحۡوِ حَدِيثِ ابۡنِ مَهۡدِيٍّ. وَزَادَ: قَالَتۡ: فَتَزَوَّجۡتُهُ فَشَرَّفَنِي اللهُ بِابۡنِ زَيۡدٍ، وَكَرَّمَنِي اللهُ بِابۡنِ زَيۡدٍ.
49. Ishaq bin Manshur telah menceritakan kepadaku: Abu ‘Ashim mengabarkan kepada kami: Sufyan Ats-Tsauri menceritakan kepada kami: Abu Bakr bin Abu Al-Jahm menceritakan kepadaku, beliau berkata: Aku dan Abu Salamah bin ‘Abdurrahman masuk menemui Fathimah binti Qais. Kami bertanya kepadanya, lalu beliau mengatakan: Aku pernah menjadi istri Abu ‘Amr bin Hafsh bin Al-Mughirah. Suamiku keluar di perang Najran. Lalu beliau mengisahkan hadis semisal hadis Ibnu Mahdi. Beliau menambahkan: Fathimah berkata: Aku menikah Usamah bin Zaid, lalu Allah meninggikan kedudukanku dengan Ibnu Zaid dan Allah memuliakanku dengan Ibnu Zaid.
٥٠ - (...) - وَحَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ بۡنُ مُعَاذٍ الۡعَنۡبَرِيُّ: حَدَّثَنَا أَبِي: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ: حَدَّثَنِي أَبُو بَكۡرٍ. قَالَ: دَخَلۡتُ أَنَا وَأَبُو سَلَمَةَ عَلَىٰ فَاطِمَةَ بِنۡتِ قَيۡسٍ، زَمَنَ ابۡنِ الزُّبَيۡرِ، فَحَدَّثَتۡنَا أَنَّ زَوۡجَهَا طَلَّقَهَا طَلَاقًا بَاتًّا. بِنَحۡوِ حَدِيثِ سُفۡيَانَ.
50. ‘Ubaidullah bin Mu’adz Al-‘Anbari telah menceritakan kepada kami: Ayahku menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami: Abu Bakr menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Aku dan Abu Salamah masuk menemui Fathimah binti Qais pada masa pemerintahan Ibnu Az-Zubair. Fathimah menceritakan kepada kami bahwa suaminya menceraikannya dengan talak ketiga. Semisal hadis Sufyan.
٥١ - (...) - وَحَدَّثَنِي حَسَنُ بۡنُ عَلِيٍّ الۡحُلۡوَانِيُّ: حَدَّثَنَا يَحۡيَىٰ بۡنُ آدَمَ: حَدَّثَنَا حَسَنُ بۡنُ صَالِحٍ، عَنِ السُّدِّيِّ، عَنِ الۡبَهِيِّ، عَنۡ فَاطِمَةَ بِنۡتِ قَيۡسٍ قَالَتۡ: طَلَّقَنِي زَوۡجِي ثَلَاثًا، فَلَمۡ يَجۡعَلۡ لِي رَسُولُ اللهِ ﷺ سُكۡنَىٰ وَلَا نَفَقَةً.
51. Hasan bin ‘Ali Al-Hulwani telah menceritakan kepadaku: Yahya bin Adam menceritakan kepada kami: Hasan bin Shalih menceritakan kepada kami, dari As-Suddi, dari Al-Bahi, dari Fathimah binti Qais, beliau mengatakan: Suamiku menceraikanku tiga kali, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menetapkan hak hunian dan nafkah untukku (dari mantan suamiku).