فَخُلَاصَةُ الۡبَابِ الۡآنَ:
Kesimpulan bab ini:
أَوَّلًا: أَنَّ الۡكَلَامَ عِنۡدَ النَّحۡوِيِّينَ هُوَ اللَّفۡظُ الۡمُرَكَّبُ الۡمُفِيدُ بِالۡوَضۡعِ.
Pertama: Bahwa kalam menurut ahli nahwu adalah lafal yang tersusun dan berfaedah dengan wadh’.
ثَانِيًا: أَقۡسَامُ الۡكَلَامِ ثَلَاثَةٌ: (اسۡمٌ، وَفِعۡلٌ، وَحَرۡفٌ جَاءَ لِمَعۡنًى)، وَدَلِيلُ هَذَا التَّقۡسِيمِ التَّتَبُّعُ وَالۡاسۡتِقۡرَاءُ؛ لِأَنَّ عُلَمَاءَ النَّحۡوِ تَتَبَّعُوا كَلَامَ الۡعَرَبِ فَوَجَدُوهُ لَا يَخۡرُجُ عَنۡ هَذِهِ الثَّلَاثَةِ، وَلَاحِظُوا أَنَّكُمۡ لَوۡ ذَهَبۡتُمۡ لِقِرَاءَةِ تَرَاجِمِ عُلَمَاءِ اللُّغَةِ، وَمَا لَاقَوۡهُ مِنَ الۡعِنَاءِ وَالتَّعۡبِ لِتَتَبُّعِ الۡبَدۡوِ الرُّحَّلِ لَعَلَّهُمۡ يَجِدُونَ كَلِمَةً وَاحِدَةً مِنَ الۡكَلِمَاتِ الۡعَرَبِيَّةِ قَبۡلَ أَنۡ تَتَغَيَّرَ أَلۡسِنَةُ أَهۡلِ الۡمُدۡنِ؛ لِأَنَّ أَهۡلَ الۡمُدۡنِ اخۡتَلَطُوا بِالۡقَوۡمِ الَّذِينِ فُتِحَتۡ بِلَادُهُمۡ فَتَغَيَّرَ اللِّسَانُ، وَصَارَتِ اللُّغَةُ الۡعَرَبِيَّةُ لَا تُوجَدُ إِلَّا فِي بُطُونِ الۡأَوۡدِيَةِ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ، فَصَارَ عُلَمَاءُ اللُّغَةِ يَذۡهَبُونَ كُلَّ مَذۡهَبٍ فَي الۡبَرَارِي يَطۡلُبُونَ أَعۡرَابِيًّا يُخۡبِرُهُمۡ بِكَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ؛ مِنۡ أَجۡلِ أَنۡ يُثۡبِتُوهَا، لِهَذَا نَقُولُ: إِنَّ الۡعُلَمَاءَ تَتَبَّعُوا وَاسۡتَقۡرَؤُوا، فَلَمۡ يَجِدُوا كَلَامَ الۡعَرَبِ يَخۡرُجُ عَنۡ هَذِهِ الۡأَقۡسَامِ الثَّلَاثَةِ، وَكُلُّ قِسۡمٍ مِنۡهُ لَهُ عَلَامَاتٌ:
Kedua: Jenis kalam ada tiga, yaitu: isim, fiil, dan harf (huruf) yang datang untuk suatu makna. Dalil pembagian ini adalah pengamatan dan penelitian karena para ulama ahli nahwu telah mengamati pembicaraan orang-orang Arab, lalu mereka mendapati bahwa pembicaraan tersebut tidak keluar dari tiga bagian ini. Dan mereka memberitahukan bahwa andai engkau membaca riwayat hidup para ulama ahli bahasa Arab dan yang mereka dapati berupa kesulitan dan kepayahan karena meneliti orang badui dan nomad, dengan harapan mereka mendapatkan satu kata dari kata-kata bahasa Arab sebelum diubah-ubah oleh lisan penduduk kota. Karena penduduk kota telah bercampur dengan orang-orang yang negeri mereka telah dikuasai sehingga menyebabkan perubahan lisan. Akibatnya, bahasa Arab (yang asli) tidaklah didapati kecuali di dasar-dasar lembah atau di tempat-tempat pohon tumbuh. Maka, para ulama ahli bahasa Arab pun pergi ke setiap tempat, ke gurun-gurun, untuk mencari orang Arab yang dapat mengabari mereka sebuah kata agar mereka memastikannya. Atas dasar ini, kita katakan: Sesungguhnya para ulama telah meneliti dan mengamati, lalu mereka mendapati bahwa ucapan orang Arab tidak keluar dari tiga bagian ini. Dan setiap bagiannya memiliki tanda-tanda:
عَلَامَاتُ الۡاسۡمِ أَرۡبَعَةٌ: الۡخَفۡضُ، وَالتَّنۡوِينُ، وَدُخُولُ الۡأَلِفِ وَاللَّامِ، وَحُرُوفُ الۡخَفۡضِ، وَإِنۡ شِئۡتَ فَقُلۡ: وَحُرُوفُ الۡقَسَمِ، وَلَكِنَّنَا نَقُولُ حُرُوفُ الۡقَسَمِ مِنۡ حُرُوفِ الۡخَفۡضِ.
وَعَلَامَاتُ الۡفِعۡلِ أَرۡبَعَةٌ: السِّينُ، وَسَوۡفَ، وَقَدۡ، وَتَاءُ التَّأۡنِيثِ السَّاكِنَةُ.
وَعَلَامَةُ الۡحَرۡفِ: وَهِيَ عَلَامَةُ عَدَمِيَّةٌ، فَهُوَ مَا لَا يَصۡلُحُ مَعَهُ دَلِيلُ الۡاسۡمِ، وَلَا دَلِيلُ الۡفِعۡلِ.
Tanda-tanda isim ada empat, yaitu: khafdh, tanwin, diawali oleh huruf alif lam, dan huruf khafdh. Jika engkau mau, katakan: serta huruf-huruf sumpah. Namun kami mengatakan bahwa huruf-huruf sumpah termasuk huruf khafdh.
Tanda-tanda fiil ada empat, yaitu: huruf sin, سَوۡفَ, قَدۡ, dan huruf ta ta`nits yang disukun.
Tanda harf (huruf) adalah ketiadaan tanda, yaitu bahwa harf tidak terdapat padanya tanda isim dan tanda fiil.
يُقَالُ: إِنَّ الۡحَجَّاجَ بۡنَ يُوسُفَ الثَّقَفِيَّ -مِنۡ ثَقِيفٍ مِنَ الطَّائِفِ، وَكَانَ رَجُلًا حَرِيصًا عَلَى اللُّغَةِ الۡعَرَبِيَّةِ، وَهُوَ الَّذِي أَعۡرَبَ الۡقُرۡآنَ، تَكَلَّمَ عِنۡدَهُ أَعۡرَابِيٌّ بِكَلِمَةِ (فُعۡلَةٌ) فَقَالَ لَهُ الۡحَجَّاجُ: لَيۡسَتۡ مَوۡجُودَةً فِي اللُّغَةِ الۡعَرَبِيَّةِ، قَالَ: بَلۡ مَوۡجُودَةٌ، قَالَ: اذۡهَبِ ائۡتِ بِشَاهِدٍ مِنَ الۡعَرَبِ الۡأَقۡحَاحِ وَإِلَّا ضَرَبۡتُ عُنُقَكَ، فَذَهَبَ الرَّجُلُ يَطۡلُبُ فِي الۡبَوَادِي، يَقُولُ: فَلَمَّا كَانَ ذَاتَ يَوۡمٍ، وَإِذَا بِشَاعِرٍ يُنۡشِدُ:
رُبَمَا تَكۡرَهُ النُّفُوسُ مِنَ الۡأَمۡرِ لَهُ فُرۡجَةٌ كَحَلِّ الۡعِقَالِ
Ada yang berkata: Bahwa Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi –dari daerah Tsaqif termasuk daerah bagian Thaif. Dia adalah seseorang yang sangat antusias dengan bahasa Arab dan dialah yang meng-i’rab Alquran. Suatu ketika ada seorang Arab badui berbicara di dekatnya dengan kata “فُعۡلَةٌ”, lalu Al-Hajjaj berkata kepadanya: Kata itu tidak ada dalam bahasa Arab. Orang badui itu berkata: Bahkan ada. Al-Hajjaj berkata: Pergi dan datangkan seorang saksi dari kalangan Arab badui tulen! Kalau tidak, aku akan penggal lehermu. Orang badui itu pun pergi ke gurun-gurun. Dia berkata: Ketika pada suatu hari, tiba-tiba ada seorang penyair bersyair: Bisa jadi jiwa-jiwa ini membenci suatu urusan, ternyata urusan itu memiliki فُرۡجَةٌ celah (yang mudah dan cepat) seperti melepas ikatan (binatang ternak).
وَإِذَا بِشَيۡخٍ آخَرَ يَأۡتِي يَقُولُ: إِنَّ الۡحَجَّاجَ مَاتَ، قَالَ: وَاللهِ مَا فَرۡحِي بِمَوۡتِهِ أَشَدُّ مِنۡ فَرۡحِي بِهَٰذَا الۡبَيۡتِ، فَكَفَاهُ اللهُ الۡأَمۡرَ بِمَوۡتِ الۡحَجَّاجِ، وَبِوُجُودِ الشَّاهِدِ.
وَنَقۡصِدُ بِذٰلِكَ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا يَتَتَبَّعُونَ الۡعَرَبَ، وَيَطۡلُبُونَ مِنۡ كُلِّ جَانِبٍ؛ لَعَلَّهُمۡ يَجِدُونَ كَلِمَةً عَرَبِيَّةً لَمۡ تُغَيِّرۡهَا الۡأَلسُنُ، أَمَّا الۡمُدُنُ فَقَدۡ تَغَيَّرَتۡ بِوَاسِطَةِ الۡفُتُوحَاتِ، حَيۡثُ اخۡتَلَطَ الۡعَرَبُ بِالۡعَجَمِ فَتَغَيَّرَ اللِّسَانُ.
Lalu, tiba-tiba datang seorang tua yang lain mengatakan: Sesungguhnya Al-Hajjaj telah mati. Badui itu berkata: Demi Allah, tidaklah kegembiraanku dengan meninggalnya Al-Hajjaj lebih besar daripada kegembiraanku dengan bait syair ini. Maka Allah pun cukupkan urusannya dengan meninggalnya Al-Hajjaj dan dengan adanya saksi.
Yang kami maksudkan dengan hal itu adalah bahwa orang-orang dahulu telah meneliti orang Arab dan mereka mencari-cari dari segala penjuru; dengan harapan mereka mendapatkan sebuah kata dalam bahasa Arab yang belum diubah oleh lisan-lisan. Adapun penduduk perkotaan telah berubah lisannya akibat dari ekspansi karena bercampurnya orang Arab dengan orang non-Arab sehingga lisan pun berubah.