Syekh Shalih bin Fauzan bin 'Abdullah Al-Fauzan hafizhahullah di dalam kitab Syarh Al-Jami' li 'Ibadatillah berkata:
وَالرَّهۡبَةُ كَذٰلِكَ هِيَ نَوۡعٌ مِنَ الۡخَوۡفِ، قَالَ تَعَالَى: ﴿وَإِيَّـٰىَ فَٱرۡهَبُونِ﴾ [البقرة: ٤٠]. يَجِبُ أَنۡ تَرۡهَبَ اللهَ وَتَخَافَ مِنَ اللهِ وَتَخۡشَى اللهَ، وَلَا تَرۡهَبَ الۡمَخۡلُوقِينَ رَهۡبَةً تَجۡعَلُهُمۡ فِي مَنۡزِلَةِ اللهِ أَوۡ يُسَاوُونَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ، لَا تَرۡهَبَ مِنۡهُمۡ فَتَتۡرُكَ طَاعَةَ اللهِ مِنۡ أَجۡلِهِمۡ.
Demikian pula, rahbah (rasa cemas) adalah satu jenis dari khauf. Allah taala berfirman yang artinya, “Dan hanya kepada-Ku kalian harus takut.” (QS. Al-Baqarah: 40). Wajib engkau rahbah kepada Allah, khauf dari Allah, dan khasyyah kepada Allah. Engkau tidak boleh takut kepada makhluk-makhluk dengan suatu rasa takut yang menjadikan mereka pada kedudukan Allah atau menjadikan mereka menyamai Allah azza wajalla. Jangan engkau takut dari mereka sehingga menyebabkan engkau meninggalkan ketaatan kepada Allah karena mereka.