Syekh Shalih bin Fauzan bin 'Abdullah Al-Fauzan hafizhahullah di dalam kitab Syarh Al-Jami' li 'Ibadatillahi Wahdah berkata:
التَّأَلُّهُ: التَّعَبُّدُ، وَيُطۡلَقُ التَّأَلُّهُ وَيُرَادُ بِهِ الۡمَحَبَّةَ مِنَ الۡوَلَهِ، وَهُوَ الۡمَحَبَّةُ، هَٰذَا حَقٌّ لِلهِ سُبۡحَانَهُ وَتَعَالَى، فَالۡأُلُوهِيَّةُ حَقٌّ لِلهِ –جَلَّ وَعَلَا-، لَا يَجُوزُ أَنۡ يُتَّخَذَ مَعَهُ إِلٰهٌ آخَرُ يُؤَلَّهُ وَيُحَبُّ وَيُعۡبَدُ مَعَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَالۡأُلُوهِيَّةُ حَقٌّ لِلهِ، ﴿وَهُوَ ٱلَّذِى فِى ٱلسَّمَآءِ إِلَـٰهٌ وَفِى ٱلۡأَرۡضِ إِلَـٰهٌ ۚ وَهُوَ ٱلۡحَكِيمُ ٱلۡعَلِيمُ﴾ [الزخرف: ٨٤]. يَعۡنِي: يُأَلِّهُهُ وَيَعۡبُدُهُ وَيُحِبُّهُ أَهۡلُ السَّمَاءِ وَأَهۡلُ الۡأَرۡضِ.
Ta`alluh adalah penyembahan. Disebutkan ta`alluh secara mutlak, namun yang diinginkan dengannya adalah mahabah dari kata al-walah, yaitu kecintaan. Ini hak milik Allah subhanahu wa taala. Jadi uluhiyyah (penyembahan) adalah hak milik Allah jalla wa ‘ala. Tidak boleh dijadikan sesembahan lain di samping Dia sehingga dicintai dan disembah di samping Allah azza wajalla. Jadi uluhiyyah adalah hak milik Allah. Allah berfirman yang artinya, “Dan Dialah Yang disembah di langit dan Yang disembah di bumi. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Az-Zukhruf: 84). Yakni Allah disembah, diibadahi, dan dicintai oleh penduduk langit dan penduduk bumi.