٦٩١٨ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ، عَنۡ إِبۡرَاهِيمَ، عَنۡ عَلۡقَمَةَ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: لَمَّا نَزَلَتۡ هَٰذِهِ الآيَةُ: ﴿الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمۡ يَلۡبِسُوا إِيمَانَهُمۡ بِظُلۡمٍ﴾ [الأنعام: ٨٢]. شَقَّ ذٰلِكَ عَلَى أَصۡحَابِ النَّبِيِّ ﷺ، وَقَالُوا: أَيُّنَا لَمۡ يَلۡبِسۡ إِيمَانَهُ بِظُلۡمٍ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِنَّهُ لَيۡسَ بِذَاكَ، أَلَا تَسۡمَعُونَ إِلَى قَوۡلِ لُقۡمَانَ: ﴿إِنَّ الشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٌ﴾). [طرفه في: ٣٢].
6918. Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami: Jarir menceritakan kepada kami dari Al-A’masy, dari Ibrahim, dari ‘Alqamah, dari ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhu. Beliau mengatakan: Ketika turun ayat yang artinya, “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezaliman.” (QS. Al-An’am: 82), hal itu memberatkan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka bertanya, “Siapa di antara kami yang tidak mencampuradukkan imannya dengan kezaliman?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya bukan itu maksudnya. Tidakkah kalian menyimak ucapan Luqman: Sesungguhnya kesyirikan benar-benar kezaliman yang besar.”