Cari Blog Ini

Sunan Ad-Darimi hadits nomor 95

(١٦) بَابُ اتِّبَاعِ السُّنَّةِ 
16. Bab mengikuti sunah 


٩٥ – أَخۡبَرَنَا أَبُو عَاصِمٍ، أَخۡبَرَنَا ثَوۡرُ بۡنُ يَزِيدَ، حَدَّثَنِي خَالِدُ بۡنُ مَعۡدَانَ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ بۡنِ عَمۡرٍو، عَنِ عِرۡبَاضِ بۡنِ سَارِيَةَ قَالَ: صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ صَلَاةَ الۡفَجۡرِ، ثُمَّ وَعَظَنَا مَوۡعِظَةً بَلِيغَةً، ذَرَفَتۡ مِنۡهَا الۡعُيُونُ، وَوَجِلَتۡ مِنۡهَا الۡقُلُوبُ، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، كَأَنَّهَا مَوۡعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَأَوۡصِنَا، فَقَالَ: (أُوصِيكُمۡ بِتَقۡوَى اللهِ، وَالسَّمۡعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنۡ كَانَ عَبۡدًا حَبَشِيًّا؛ فَإِنَّهُ مَنۡ يَعِشۡ مِنۡكُمۡ بَعۡدِي فَسَيَرَى اخۡتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيۡكُمۡ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الۡخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الۡمَهۡدِيِّينَ، عَضُّوا عَلَيۡهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمۡ وَالۡمُحۡدَثَاتِ؛ فَإِنَّ كُلَّ مُحۡدَثَةٍ بِدۡعَةٌ) وَقَالَ أَبُو عَاصِمٍ مَرَّةً: (وَإِيَّاكُمۡ وَمُحۡدَثَاتِ الۡأُمُورِ؛ فَإِنَّ كُلَّ بِدۡعَةٍ ضَلَالَةٌ). 

95. Abu ‘Ashim telah mengabarkan kepada kami: Tsaur bin Yazid mengabarkan kepada kami: Khalid bin Ma’dan menceritakan kepadaku dari ‘Abdurrahman bin ‘Amr, dari ‘Irbadh bin Sariyah. Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam salat Subuh mengimami kami kemudian beliau memberi nasihat yang sangat mengena sehingga air mata berlinang dan hati-hati bergetar karenanya. 

Seseorang berkata, “Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasihat orang yang akan berpisah. Berilah wasiat untuk kami.” 

Rasulullah bersabda, “Aku wasiatkan kalian agar bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan taat walaupun dipimpin oleh budak Abyssinia (Etiopia). Sesungguhnya siapa saja di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku, maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka, kalian wajib mengikuti sunahku dan sunah para khalifah yang rasyid dan diberi petunjuk. Gigitlah sunah itu dengan gigi-gigi geraham dan waspadalah kalian dari yang diada-adakan karena setiap yang diada-adakan adalah bidah.” 

Abu ‘Ashim pernah berkata suatu kali, “Waspadalah kalian dari perkara-perkara yang diada-adakan karena setiap bidah adalah kesesatan.”