Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4675

١٦ - بَابُ قَوۡلِهِ: ﴿مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنۡ يَسۡتَغۡفِرُوا لِلۡمُشۡرِكِينَ﴾ ۝١١٣
16. Bab firman Allah, “Tidaklah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampunan untuk orang-orang musyrik.” (QS. At-Taubah: 113)


٤٦٧٥ - حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّزَّاقِ: أَخۡبَرَنَا مَعۡمَرٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ الۡمُسَيَّبِ، عَنۡ أَبِيهِ قَالَ: لَمَّا حَضَرَتۡ أَبَا طَالِبٍ الۡوَفَاةُ، دَخَلَ عَلَيۡهِ النَّبِيُّ ﷺ وَعِنۡدَهُ أَبُو جَهۡلٍ وَعَبۡدُ اللهِ بۡنُ أَبِي أُمَيَّةَ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (أَىۡ عَمِّ، قُلۡ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللهُ، أُحَاجُّ لَكَ بِهَا عِنۡدَ اللهِ). فَقَالَ أَبُو جَهۡلٍ وَعَبۡدُ اللهِ بۡنُ أَبِي أُمَيَّةَ: يَا أَبَا طَالِبٍ، أَتَرۡغَبُ عَنۡ مِلَّةِ عَبۡدِ الۡمُطَّلِبِ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (لَأَسۡتَغۡفِرَنَّ لَكَ مَا لَمۡ أُنۡهَ عَنۡكَ). فَنَزَلَتۡ: ﴿مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنۡ يَسۡتَغۡفِرُوا لِلۡمُشۡرِكِينَ وَلَوۡ كَانُوا أُولِي قُرۡبَى مِنۡ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمۡ أَنَّهُمۡ أَصۡحَابُ الۡجَحِيمِ﴾. [طرفه في: ١٣٦٠]. 

4675. Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami: ‘Abdurrazzaq menceritakan kepada kami: Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Sa’id bin Al-Musayyab, dari ayahnya. Beliau berkata: 

Ketika Abu Thalib menjelang wafat, Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—masuk ke tempatnya dalam keadaan Abu Jahl dan ‘Abdullah bin Abu Umayyah sudah berada di dekat Abu Thalib. 

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkata, “Wahai pamanku, katakan: Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah; sehingga aku bisa beralasan dengannya untukmu di sisi Allah.” 

Abu Jahl dan ‘Abdullah bin Abu Umayyah berkata, “Wahai Abu Thalib, apakah engkau membenci agama ‘Abdul Muththalib?” 

Lalu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Aku niscaya akan memintakan ampunan untukmu selama aku tidak dilarang.” 

Lalu ayat “Tidaklah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampunan untuk orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu memiliki hubungan kekerabatan, sesudah jelas bagi mereka bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam” turun.