(وَانۡهَ) يَعۡنِي النَّهۡيَ. (لَا تَسۡرَحۡ فِي الدَّرۡسِ فَيَفُوتَكَ)
هَٰذِهِ بَعۡدَ النَّهۡيِ، وَفِي الۡقُرۡآنِ: ﴿وَلَا تَطۡغَوۡا۟ فِيهِ
فَيَحِلَّ عَلَيۡكُمۡ غَضَبِى﴾[طه: ٨١].
3. Larangan.
“لَا تَسۡرَحۡ فِي الدَّرۡسِ فَيَفُوتَكَ (Jangan keluar ketika pelajaran yang
menyebabkan pelajaran itu terluput darimu!).” Huruf fa ini setelah
larangan.
Di dalam Alquran, “وَلَا تَطۡغَوۡا۟ فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيۡكُمۡ غَضَبِى (Jangan
kalian melampaui batas padanya yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpa kalian!)”
(QS. Thaha: 81).
وَتَقُولُ: (لَا تَقۡرَبِ الۡأَسَدَ فَيَأۡكُلَكَ).
(لَا): نَاهِيَةٌ.
(تَقۡرَبِ): فِعۡلٌ مُضَارِعٌ مَجۡزُومٌ بِلَا النَّاهِيَةِ، وَعَلَامَةُ
جَزۡمِهِ السُّكُونُ، وَكُسِرَتِ الۡبَاءُ لِالۡتِقَاءِ السَّاكِنَيۡنِ،
وَالۡفَاعِلُ ضَمِيرٌ مُسۡتَتِرٌ وُجُوبًا تَقۡدِيرُهُ أَنۡتَ.
(الۡأَسَدَ): مَفۡعُولٌ بِهِ مَنۡصُوبٌ وَعَلَامَةُ نَصۡبِهِ الۡفَتۡحَةُ
الظَّاهِرَةُ.
(فَيَأۡكُلَكَ): (الۡفَاءُ) لِلسَّبَبِيَّةِ، وَ(يَأۡكُلَ): فِعۡلٌ مُضَارِعٌ
مَنۡصُوبٌ بِفَاءِ السَّبَبِيَّةِ، وَعَلَامَةُ نَصۡبِهِ فَتۡحَةٌ ظَاهِرَةٌ،
وَالۡفَاعِلُ ضَمِيرٌ مُسۡتَتِرٌ جَوَازًا تَقۡدِيرُهُ هُوَ، وَ(الۡكَافُ)
ضَمِيرٌ مَبۡنِيٌّ عَلَى الۡفَتۡحِ فِي مَحَلِّ نَصۡبٍ مَفۡعُولٌ
بِهِ.
Engkau mengatakan, “لَا تَقۡرَبِ الۡأَسَدَ فَيَأۡكُلَكَ (Jangan engkau dekati
singa itu! Nanti dia memakanmu).”
لَا untuk melarang.
تَقۡرَبِ adalah fiil mudhari’ yang di-jazm dengan لَا an-nahiyah. Tanda
jazm-nya adalah sukun. Huruf ba dikasrah karena bertemunya dua sukun.
Fa’il-nya kata ganti yang wajib disembunyikan. Asumsinya adalah anta.
الۡأَسَدَ maf’ul bih yang di-nashb. Tanda nashb-nya adalah harakat fatah yang
tampak.
فَيَأۡكُلَكَ: huruf fa untuk sababiyyah. يَأۡكُلَ adalah fiil mudhari’ yang
di-nashb dengan huruf fa sababiyyah. Tanda nashb-nya adalah harakat fatah yang
tampak. Fa’il-nya adalah kata ganti yang boleh disembunyikan. Asumsinya adalah
هُوَ (dia laki-laki). Huruf kaf adalah kata ganti yang mabni di atas harakat
fatah dalam keadaan nashb maf’ul bih.