Cari Blog Ini

Syarh Al-Ajurrumiyyah - Pe-nashb Fiil Mudhari' - أَوۡ

الۡعَاشِرُ: (أَوۡ): تَنۡصِبُ الۡفِعۡلَ الۡمُضَارِعَ، وَهِيَ تَأۡتِي بِمَعۡنَی: (إِلَّا)، وَبِمَعۡنَی: (إِلَى). فَإِنۡ كَانَتۡ غَايَةً لِمَا قَبۡلَهَا فَهِيَ بِمَعۡنَی: (إِلَى) مِثۡلُ: (لَأَلۡزَمَنَّكَ أَوۡ تَقۡضِيَنِي دَيۡنِي). هَٰذِهِ عَلَى تَقۡدِيرِ (إِلَى أَنۡ تَقۡضِيَنِي دَيۡنِي). 

Kesepuluh: أَوۡ me-nashb-kan fiil mudhari’. أَوۡ bisa bermakna إِلَّا (kecuali) dan bisa bermakna إِلَى (sampai). 

Jika أَوۡ merupakan batas dari kalimat sebelumnya, maka dia bermakna إِلَى (sampai). Contoh, “لَأَلۡزَمَنَّكَ أَوۡ تَقۡضِيَنِي دَيۡنِي (Aku akan terus menagihmu atau engkau melunasi piutangku).” Kalimat ini menyiratkan makna “sampai engkau melunasi piutangku”. 

مِثَالُهَا بِمَعۡنَى (إِلَّا) (لَأَقۡتُلَنَّ الۡكَافِرَ أَوۡ يُسۡلِمَ)، هُنَا لَا يُمۡكِنُ أَنۡ نَجۡعَلَ (أَوۡ) بِمَعۡنَى: (إِلَى)؛ لِأَنَّ الۡقَتۡلَ لَا يَمۡتَدُّ إِلَى أَنۡ يُسۡلِمَ. لَكِنۡ نَجۡعَلُ (أَوۡ) بِمَعۡنَی: (إِلَّا أَنۡ يُسۡلِمَ). 

Contoh yang bermakna إِلَّا kecuali adalah “لَأَقۡتُلَنَّ الۡكَافِرَ أَوۡ يُسۡلِمَ (Aku pasti akan membunuh orang kafir itu atau dia masuk Islam)”. Di sini tidak mungkin kita artikan أَوۡ dengan إِلَى (sampai), karena pembunuhan itu tidak terus berlangsung sampai dia masuk Islam. Akan tetapi kita artikan dengan “kecuali dia masuk Islam”. 

وَنَقُولُ أَيۡضًا: (لَأَذۡبَحَنَّ الشَّاةَ أَوۡ تَأۡتِيَنِي بِلَحۡمٍ)، فَـ(أَوۡ) هُنَا بِمَعۡنَى (إِلَّا أَنۡ). 

Kita juga katakan, “لَأَذۡبَحَنَّ الشَّاةَ أَوۡ تَأۡتِيَنِي بِلَحۡمٍ (Aku pasti akan menyembelih kambing kecuali engkau mendatangkan daging kepadaku).” أَوۡ di sini bermakna “kecuali”. 

وَتَقُولُ: (لَأُولِعَنَّ السِّرَاجَ أَوۡ تَنۡفَتِحَ الۡكَهۡرَبَاءَ)، فَـ(أَوۡ) هُنَا بِمَعۡنَى (إِلَّا أَنۡ). 

Engkau katakan, “لَأُولِعَنَّ السِّرَاجَ أَوۡ تَنۡفَتِحَ الۡكَهۡرَبَاءَ (Aku pasti akan menyulut pelita itu kecuali engkau menyalakan listrik itu).” أَوۡ di sini bermakna “kecuali”. 

وَتَقُولُ: (لَأَشۡرَبَنَّ مَاءَ هَٰذَا الۡكَأۡسِ أَوۡ يَنۡتَهِيَ)، فَـ(أَوۡ) هُنَا بِمَعۡنَى (إِلَى أَنۡ). 

Engkau katakan, “لَأَشۡرَبَنَّ مَاءَ هَٰذَا الۡكَأۡسِ أَوۡ يَنۡتَهِيَ (Aku pasti akan minum air di gelas ini sampai habis).” أَوۡ di sini bermakna “sampai”. 

وَتَقُولُ: (لَأَلۡزَمَنَّ غَرِيمِي أَوۡ يَقۡضِيَنِي دَيۡنِي)، فَـ(أَوۡ) هُنَا بِمَعۡنَى (إِلَى أَنۡ). 

Engkau katakan, “لَأَلۡزَمَنَّ غَرِيمِي أَوۡ يَقۡضِيَنِي دَيۡنِي (Aku pasti akan menagih orang yang berutang kepadaku sampai dia melunasi piutangku).” أَوۡ di sini bermakna “sampai”. 

قَالَ الشَّاعِرُ: 

لَأَسۡتَسۡهِلَنَّ الصَّعۡبَ أَوۡ أُدۡرِكَ الۡمُنَى فَمَا انۡقَادَتِ الۡآمَالُ إِلَّا لِصَابِرِ 

وَالشَّاهِدُ فِي قَوۡلِهِ: (أَوۡ أُدۡرِكَ) (أَوۡ): حَرۡفُ نَصۡبٍ يَنۡصِبُ الۡفِعۡلَ الۡمُضَارِعَ. (أُدۡرِكَ): فِعۡلٌ مُضَارِعٌ مَنۡصُوبٌ بِـ(أَوۡ) وَعَلَامَةُ نَصۡبِهِ فَتۡحَةٌ ظَاهِرَةٌ، وَالۡفَاعِلُ ضَمِيرٌ مُسۡتَتِرٌ وُجُوبًا تَقۡدِيرُهُ أَنَا. 

Penyair berkata, “لَأَسۡتَسۡهِلَنَّ الصَّعۡبَ أَوۡ أُدۡرِكَ الۡمُنَى (Aku benar-benar menganggap kesulitan sebagai kemudahan sampai aku menggapai cita-cita) فَمَا انۡقَادَتِ الۡآمَالُ إِلَّا لِصَابِرِ (Tidaklah angan-angan itu ditundukkan kecuali untuk orang yang sabar).” 

Yang jadi bukti adalah pada ucapannya, “أَوۡ أُدۡرِكَ”. أَوۡ adalah huruf nashb yang me-nashb-kan fiil mudhari’. أُدۡرِكَ fiil mudhari’ yang di-nashb dengan أَوۡ. Tanda nashb-nya adalah harakat fatah yang tampak. Fa’il-nya kata ganti yang wajib disembunyikan, asumsinya adalah ana. 

قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿سَتُدۡعَوۡنَ إِلَىٰ قَوۡمٍ أُو۟لِى بَأۡسٍ شَدِيدٍ تُقَـٰتِلُونَهُمۡ أَوۡ يُسۡلِمُونَ﴾[الفتح: ١٦]، جَاءَتۡ ﴿يُسۡلِمُونَ﴾ هُنَا بِالرَّفۡعِ لِأَنَّ (أَوۡ) هُنَا عَاطِفَةٌ، فَيَكُونُ (يُسۡلِمُونَ) مَعۡطُوفًا عَلَى ﴿تُقَـٰتِلُونَهُمۡ﴾، وَالۡمَعۡنَى: إِمَّا أَنۡ تُقَاتِلُوهُمۡ، وَإِمَّا أَنۡ يُسۡلِمُوا، وَإِمَّا أَنۡ يَبۡذَلُوا الۡجِزۡيَةَ. 

Allah taala berfirman, “سَتُدۡعَوۡنَ إِلَىٰ قَوۡمٍ أُو۟لِى بَأۡسٍ شَدِيدٍ تُقَـٰتِلُونَهُمۡ أَوۡ يُسۡلِمُونَ (Kalian akan diajak kepada suatu kaum yang mempunyai kekuatan yang dahsyat yang kalian akan memerangi mereka atau mereka menyerah).” (QS. Al-Fath: 16). 

يُسۡلِمُونَ di sini rafa’ karena أَوۡ di sini huruf ‘athf, sehingga يُسۡلِمُونَ di-‘athf kepada تُقَاتِلُونَهُمۡ. Maknanya adalah bisa jadi kalian memerangi mereka, atau mereka menyerah, atau mereka membayar jizyah. 

وَعَلَى كُلٍّ فَـ(أَوۡ) تَنۡصِبُ الۡفِعۡلَ الۡمُضَارِعَ، وَهِيَ تَأۡتِي عَلَى وَجۡهَيۡنِ: 

الۡأَوَّلُ: أَنۡ تَكُونَ بِمَعۡنَى: إِلَى. 

وَالثَّانِي: أَنۡ تَكُونَ بِمَعۡنَى: إِلَّا أَنۡ. 

فَإِنۡ كَانَ مَا بَعۡدَهَا غَايَةً لِمَا قَبۡلَهَا فَهِيَ بِمَعۡنَى: (إِلَى)، وَإِلَّا فَهِيَ بِمَعۡنَی: (إِلَّا). 

Kesimpulannya, أَوۡ me-nashb-kan fiil mudhari’ dan bisa memiliki dua arti: 
  1. bermakna “sampai”, 
  2. bermakna “kecuali”. 

Jika kalimat setelahnya merupakan batas akhir dari kalimat sebelumnya, maka bermakna “sampai”. Namun, jika tidak demikian, maka bermakna “kecuali”.