Syekh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin--rahimahullah--berkata:
وَقَوۡلُهُ: (لَمۡ) تَقُولُ: (يَضۡرِبُ الرَّجُلُ وَلَدَهُ إِذَا أَسَاءَ
الۡأَدَبَ). أَدۡخِلۡ (لَمۡ) عَلَى يَضۡرِبُ تَقُولُ: (لَمۡ يَضۡرِبِ الرَّجُلُ
وَلَدَهُ حِينَ أَسَاءَ الۡأَدَبَ) مَا الَّذِي حَوَّلَ (يَضۡرِبُ) إِلَى
(يَضۡرِبۡ)؟ (لَمۡ) جَزَمَتِ الۡفِعۡلَ، هَٰذَا عَمَلُهَا.
Ucapan mualif, “لَمۡ”. Engkau katakan, “يَضۡرِبُ الرَّجُلُ وَلَدَهُ إِذَا
أَسَاءَ الۡأَدَبَ (Pria itu memukul anaknya bila anaknya buruk adabnya).”
Masukkan لَمۡ ke fiil يَضۡرِبُ! Engkau katakan, “لَمۡ يَضۡرِبِ الرَّجُلُ
وَلَدَهُ حِينَ أَسَاءَ الۡأَدَبَ (Pria itu tidak memukul anaknya ketika
anaknya buruk adabnya).” Apa yang mengubah يَضۡرِبُ menjadi يَضۡرِبۡ? لَمۡ
men-jazm fiil. Inilah fungsi لَمۡ.
كُنَّا نَقُولُ: (يَضۡرِبُ الرَّجُلُ وَلَدَهُ حِينَ أَسَاءَ الۡأَدَبَ)
الۡآنَ قُلۡنَا: (لَمۡ يَضۡرِبۡ) مَا الَّذِي حَدَثَ فِي الۡجُمۡلَةِ؟
النَّفۡيُ بَدَلُ الۡإِثۡبَاتِ.
(يَضۡرِبُ الرَّجُلُ وَلَدَهُ حِينَ أَسَاءَ الۡأَدَبَ) مَتَى الضَّرۡبُ؟
الۡآنَ فِي الۡوَقۡتِ الۡحَاضِرِ. (لَمۡ يَضۡرِبِ الرَّجُلُ وَلَدَهُ حِينَ
أَسَاءَ الۡأَدَبَ) مَتَی؟ فِي الۡمَاضِي.
Tadi kita katakan, “يَضۡرِبُ الرَّجُلُ وَلَدَهُ حِينَ أَسَاءَ الۡأَدَبَ,”
sekarang kita katakan, “لَمۡ يَضۡرِبۡ”. Apa yang terjadi pada kalimat ini?
Penafian yang menggantikan penetapan.
“يَضۡرِبُ الرَّجُلُ وَلَدَهُ حِينَ أَسَاءَ الۡأَدَبَ” Kapan terjadinya
pemukulan? Sekarang, pada waktu itu.
“لَمۡ يَضۡرِبِ الرَّجُلُ وَلَدَهُ حِينَ أَسَاءَ الۡأَدَبَ” Kapan? Di masa
lalu.
إِذَنۡ؛ أَفَادَتۡ (لَمۡ) ثَلَاثَ فَوَائِدَ: (نَفۡيٌ، وَجَزۡمٌ، وَقَلۡبٌ)،
وَإِنۡ شِئۡتَ فَقُلۡ: نَفۡيٌ، وَقَلۡبٌ، وَجَزۡمٌ.
(نَفۡيٌ)؛ لِأَنَّهَا حَوَّلَتِ الۡجُمۡلَةَ الثُّبُوتِيَّةَ إِلَى جُمۡلَةٍ
مَنۡفِيَّةٍ.
(قَلۡبٌ)؛ لِأَنَّهَا قَلَبَتِ الۡفِعۡلَ الۡمُضَارِعَ مِنَ الۡحَالِ إِلَى
الۡمَاضِي.
(جَزۡمٌ)؛ لِأَنَّهَا جَزَمَتِ الۡفِعۡلَ الۡمُضَارِعَ.
Jadi لَمۡ memberikan tiga faedah, yaitu: nafi, jazm, dan qalb. Jika engkau
mau, silakan katakan: nafi, qalb, dan jazm.
Nafi karena mengubah kalimat penetapan menjadi kalimat penafian.
Qalb karena dia membalikkan fiil mudhari’ dari yang asalnya menunjukkan waktu
sekarang menjadi waktu lampau.
Jazm karena dia men-jazm fiil mudhari’.
فَنَقُولُ: (لَمۡ يَضۡرِبۡ) (لَمۡ): حَرۡفُ نَفۡيٍ وَجَزۡمٍ. (يَضۡرِبۡ):
فِعۡلٌ مُضَارِعٌ مَجۡزُومٌ بِـ(لَمۡ) وَعَلَامَةُ جَزۡمِهِ
السُّكُونُ.
تَكَلَّمَ رَجُلٌ فَقَالَ: (لَمۡ يَضۡرِبُ)، فَهَٰذَا خَطَأٌ. وَقَالَ
الثَّانِي: (لَمۡ يَضۡرِبُوا) فَهَٰذَا صَحِيحٌ؛ لِأَنَّهُ جَزَمَهُ بِحَذۡفِ
النُّونِ؛ لِأَنَّهَا مِنَ الۡأَفۡعَالِ الۡخَمۡسَةِ.
Kita katakan, “لَمۡ يَضۡرِبۡ.” لَمۡ adalah huruf nafi dan jazm. يَضۡرِبۡ fiil
mudhari’ yang di-jazm karena لَمۡ. Tanda jazm-nya adalah sukun.
Seseorang berbicara lalu berkata, “لَمۡ يَضۡرِبُ.” Ini keliru. Orang yang
kedua berkata, “لَمۡ يَضۡرِبُوا.” Ini benar karena jazm-nya dengan dihapusnya
huruf nun, sebab fiil tersebut termasuk fiil-fiil yang lima.
(لَمۡ يَقُمۡ زَيۡدٌ).
(لَمۡ): حَرۡفُ نَفۡيٍ وَقَلۡبٍ وَجَزۡمٍ.
(يَقُمۡ): فِعۡلٌ مُضَارِعٌ مَجۡزُومٌ بِـ(لَمۡ)، وَعَلَامَةُ جَزۡمِهِ
السُّكُونُ.
(زَيۡدٌ): فَاعِلٌ مَرۡفُوعٌ بِالضَّمَّةِ الظَّاهِرَةِ.
لَوۡ قَالَ قَائِلٌ: (لَمۡ يَقُومُ زَيۡدٌ) لَقُلۡنَا: هَٰذَا
خَطَأٌ.
“لَمۡ يَقُمۡ زَيۡدٌ (Zaid tidak berdiri).”
لَمۡ adalah huruf nafi, qalb, dan jazm.
يَقُمۡ adalah fiil mudhari’ yang di-jazm karena لَمۡ. Tanda jazm-nya adalah
sukun.
زَيۡدٌ adalah fa’il yang di-raf’ dengan tanda harakat damah yang tampak.
Andai ada yang berkata, “لَمۡ يَقُومُ زَيۡدٌ,” tentu kita katakan bahwa ini
keliru.
وَمِنۡهُ قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿وَيُعَلِّمُكُم مَّا لَمۡ تَكُونُوا۟
تَعۡلَمُونَ﴾ [البقرة: ١٥١].
(لَمۡ): حَرۡفُ نَفۡيٍ وَقَلۡبٍ وَجَزۡمٍ.
(تَكُونُوا): فِعۡلٌ مُضَارِعٌ مَجۡزُومٌ بِـ(لَمۡ) وَعَلَامَةُ جَزۡمِهِ
حَذۡفُ النُّونِ لِأَنَّهُ مِنَ الۡأَفۡعَالِ الۡخَمۡسَةِ، وَالۡوَاوُ اسۡمُ
كَانَ.
Termasuk bab ini adalah firman Allah taala, “وَيُعَلِّمُكُم مَّا لَمۡ
تَكُونُوا۟ تَعۡلَمُونَ (Dia mengajari kalian apa yang belum kalian ketahui).”
(QS. Al-Baqarah: 151).
لَمۡ adalah huruf nafi, qalb, dan jazm.
تَكُونُوا adalah fiil mudhari’ yang di-jazm karena لَمۡ. Tanda jazm-nya adalah
dihapusnya huruf nun karena dia termasuk fiil-fiil yang lima. Huruf wawu
adalah isim كَانَ.
وَقَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُوا۟﴾ [البقرة: ٢٤].
(لَمۡ): حَرۡفُ نَفۡيٍ وَجَزۡمٍ وَقَلۡبٍ.
(تَفۡعَلُوا): فِعۡلٌ مُضَارِعٌ مَجۡزُومٌ بِـ(لَمۡ) وَعَلَامَةُ جَزۡمِهِ
حَذۡفُ النُّونِ وَالۡوَاوُ فَاعِلٌ.
Allah taala berfirman, “فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُوا۟ (Jika kalian tidak
melakukannya).” (QS. Al-Baqarah: 24).
لَمۡ adalah huruf nafi, jazm, dan qalb.
تَفۡعَلُوا adalah fiil mudhari’ yang di-jazm karena لَمۡ. Tanda jazm-nya
adalah dihapusnya huruf nun. Huruf wawu adalah fa’il.
وَمِنۡهُ قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ﴾ [الإخلاص:
٣].
Termasuk bab ini adalah firman Allah taala, “لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ (Dia
tidak melahirkan dan tidak dilahirkan).” (QS. Al-Ikhlash: 3).