وَقَوۡلُهُ: (لَمَّا): تَقُولُ مَثَلًا: (يَفۡرَحُ زَيۡدٌ) فَتَأۡتِي
بِـ(لَمَّا) فَتَقُولُ: (لَمَّا يَفۡرَحۡ زَیۡدٌ) غَيَّرَتِ الۡفِعۡلَ مِنَ
الرَّفۡعِ إِلَى الۡجَزۡمِ (يَفۡرَحُ زَيۡدٌ) الۡجُمۡلَةُ ثُبُوتِيَّةٌ.
(لَمَّا يَفۡرَحۡ زَيۡدٌ) الۡجُمۡلَهُ مَنۡفِيَّةٌ.
إِذَنۡ (لَمَّا): حَرۡفُ نَفۡيٍ وَقَلۡبٍ وَجَزۡمٍ، لَكِنِ الۡفَرۡقُ
بَيۡنَهَا وَبَيۡنَ (لَمۡ) أَنَّ (لَمۡ) نَفۡيٌ بِلَا تَوَقُّعٍ. وَ(لَمَّا)
نَفۡيٌ بِتَوَقُّعٍ.
Ucapan mualif, “لَمَّا”. Misalnya, engkau katakan, “يَفۡرَحُ زَيۡدٌ (Zaid
bahagia).” Lalu engkau tambahkan “لَمَّا”, sehingga engkau katakan, “لَمَّا
يَفۡرَحۡ زَيۡدٌ (Zaid tidak bahagia).” لَمَّا mengubah fiil dari raf’ menjadi
jazm.
“يَفۡرَحُ زَيۡدٌ” adalah kalimat penetapan. “لَمَّا يَفۡرَحۡ زَيۡدٌ” adalah
kalimat penafian.
Jadi لَمَّا adalah huruf nafi, qalb, dan jazm. Perbedaan antara لَمَّا dengan
لَمۡ adalah bahwa لَمۡ merupakan penafian dengan tanpa pengharapan, sedangkan
لَمَّا adalah penafian dengan pengharapan.
فَقَوۡلُ اللهِ –تَبَارَكَ تَعَالَى-: ﴿بَل لَّمَّا يَذُوقُوا۟ عَذَابِ﴾ [ص:
٨] فِيهَا نَفۡيٌ لَكِنۡ بِتَوَقُّعٍ؛ تَوَقُّعُ الۡمَنۡفِيِّ هُمۡ مَا
ذَاقُوهُ، وَلَكِنۡ قَرِيبًا يَذُوقُونَهُ، بِخِلَافِ (لَمۡ)، فَهِيَ لَا
تَدُلُّ عَلَى هَٰذَا الۡمَعۡنَى، وَنَقُولُ فِي إِعۡرَابِهَا:
(بَلۡ): لِلۡإِضۡرَابِ.
(لَمَّا): حَرۡفُ نَفۡيٍ وَقَلۡبٍ وَجَزۡمٍ.
(يَذُوقُوا): فِعۡلٌ مُضَارِعٌ مَجۡزُومٌ بِـ(لَمَّا) وَعَلَامَةُ جَزۡمِهِ
حَذۡفُ النُّونِ لِأَنَّهُ مِنَ الۡأَفۡعَالِ الۡخَمۡسَةِ، وَالۡوَاوُ
فَاعِلٌ.
Firman Allah—tabaraka wa ta’ala—, “بَل لَّمَّا يَذُوقُوا۟ عَذَابِ (Tetapi
mereka belum merasakan azab-Ku).” (QS. Shad: 8). Pada kalimat ini ada penafian
namun dengan pengharapan. Harapan penafian mereka belum merasakannya, akan
tetapi dalam waktu dekat, mereka akan merasakannya. Berbeda dengan لَمۡ yang
tidak menunjukkan makna ini.
Kita katakan ketika mengikrabnya:
بَلۡ untuk idhrab/memalingkan.
لَمَّا adalah huruf nafi, qalb, dan jazm.
يَذُوقُوا adalah fiil mudhari’ yang di-jazm karena لَمَّا. Tanda jazm-nya
adalah dihapusnya huruf nun, karena dia termasuk fiil-fiil yang lima. Huruf
wawu adalah fa’il.