٣ - بَابُ مَا يَجُوزُ مِنۡ شُرُوطِ الۡمُكَاتَبِ، وَمَنِ اشۡتَرَطَ شَرۡطًا
لَيۡسَ فِي كِتَابِ اللهِ
3. Bab yang dibolehkan dari syarat perjanjian pembebasan diri budak dan
barang siapa yang membuat syarat yang tidak ada di dalam kitab Allah
فِيهِ ابۡنُ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.
Dalam bab ini ada riwayat Ibnu ‘Umar dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.
٢٥٦١ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ،
عَنۡ عُرۡوَةَ: أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا أَخۡبَرَتۡهُ: أَنَّ
بَرِيرَةَ جَاءَتۡ تَسۡتَعِينُهَا فِي كِتَابَتِهَا، وَلَمۡ تَكُنۡ قَضَتۡ مِنۡ
كِتَابَتِهَا شَيۡئًا، قَالَتۡ لَهَا عَائِشَةُ: ارۡجِعِي إِلَى أَهۡلِكِ،
فَإِنۡ أَحَبُّوا أَنۡ أَقۡضِيَ عَنۡكِ كِتَابَتَكِ وَيَكُونَ وَلَاؤُكِ لِي
فَعَلۡتُ، فَذَكَرَتۡ ذٰلِكَ بَرِيرَةُ لِأَهۡلِهَا فَأَبَوۡا، وَقَالُوا: إِنۡ
شَاءَتۡ أَنۡ تَحۡتَسِبَ عَلَيۡكِ فَلۡتَفۡعَلۡ، وَيَكُونَ وَلَاؤُكِ لَنَا،
فَذَكَرَتۡ ذٰلِكَ لِرَسُولِ اللهِ ﷺ، فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللهِ ﷺ:
(ابۡتَاعِي، فَأَعۡتِقِي، فَإِنَّمَا الۡوَلَاءُ لِمَنۡ أَعۡتَقَ). قَالَ:
ثُمَّ قَامَ رَسُولُ اللهِ ﷺ فَقَالَ: (مَا بَالُ أُنَاسٍ يَشۡتَرِطُونَ
شُرُوطًا لَيۡسَتۡ فِي كِتَابِ اللهِ؟ مَنِ اشۡتَرَطَ شَرۡطًا لَيۡسَ فِي
كِتَابِ اللهِ فَلَيۡسَ لَهُ، وَإِنۡ شَرَطَ مِائَةَ مَرَّةٍ، شَرۡطُ اللهِ
أَحَقُّ وَأَوۡثَقُ). [طرفه في:
٤٥٦].
2561. Qutaibah telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada
kami dari Ibnu Syihab, dari ‘Urwah: Bahwa ‘Aisyah—radhiyallahu
‘anha—mengabarkan kepadanya bahwa Barirah datang meminta bantuannya dalam
kesepakatan antara dirinya dan majikannya untuk menyerahkan sejumlah harta
guna kebebasan dirinya. Tetapi dia belum bisa mengangsur dari harta yang
disepakati.
‘Aisyah berkata kepadanya, “Kembalilah kepada majikanmu! Jika mereka mau, aku
melunasi atas namamu sejumlah harta yang disepakati itu dan wala`(hak
mendapatkan warisan budak yang dimerdekakan apabila tidak ada ahli
warisnya)-mu menjadi milikku, tentu aku akan lakukan.”
Barirah menyebutkan hal itu kepada majikannya, namun mereka tidak mau. Mereka
berkata, “Jika ‘Aisyah mau untuk mendapatkan pahala dengan membantumu, silakan
dia lakukan. Namun wala`-mu tetap milik kami.”
‘Aisyah menyebutkan itu kepada Rasulullah—shallallahu ‘alahi wa sallam—.
Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkata kepada ‘Aisyah, “Belilah lalu
merdekakan! Sesungguhnya wala` milik orang yang memerdekakan.”
Perawi berkata: Kemudian Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berdiri lalu
berkata, “Bagaimana keadaan orang-orang yang membuat syarat-syarat yang tidak
ada di dalam kitab Allah?! Siapa saja yang membuat syarat yang tidak ada di
dalam kitab Allah, maka syarat itu tidak diterima, walaupun dia membuat
seratus syarat. Syarat Allah itulah yang benar dan kuat.”
٢٥٦٢ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ
نَافِعٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ:
أَرَادَتۡ عَائِشَةُ أُمُّ الۡمُؤۡمِنِينَ أَنۡ تَشۡتَرِيَ جَارِيَةً
لِتُعۡتِقَهَا، فَقَالَ أَهۡلُهَا: عَلَى أَنَّ وَلَاءَهَا لَنَا، قَالَ
رَسُولُ اللهِ ﷺ: (لَا يَمۡنَعُكِ ذٰلِكَ، فَإِنَّمَا الۡوَلَاءُ لِمَنۡ
أَعۡتَقَ). [طرفه في: ٢١٥٦].
2562. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan
kepada kami dari Nafi’, dari ‘Abdullah bin ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau
berkata:
‘Aisyah ibunda kaum mukminin hendak membeli seorang budak wanita untuk
dimerdekakan. Majikan budak itu berkata, “Dengan syarat wala`(hak mendapat
warisan budak yang dimerdekakan apabila tidak ada ahli warisnya)-nya tetap
milik kami.”
Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Syarat itu jangan sampai
mencegahmu (untuk membelinya). Sesungguhnya wala` hanyalah milik orang yang
memerdekakan.”