Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2561 dan 2562

٣ - بَابُ مَا يَجُوزُ مِنۡ شُرُوطِ الۡمُكَاتَبِ، وَمَنِ اشۡتَرَطَ شَرۡطًا لَيۡسَ فِي كِتَابِ اللهِ
3. Bab yang dibolehkan dari syarat perjanjian pembebasan diri budak dan barang siapa yang membuat syarat yang tidak ada di dalam kitab Allah


فِيهِ ابۡنُ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

Dalam bab ini ada riwayat Ibnu ‘Umar dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

٢٥٦١ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ عُرۡوَةَ: أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا أَخۡبَرَتۡهُ: أَنَّ بَرِيرَةَ جَاءَتۡ تَسۡتَعِينُهَا فِي كِتَابَتِهَا، وَلَمۡ تَكُنۡ قَضَتۡ مِنۡ كِتَابَتِهَا شَيۡئًا، قَالَتۡ لَهَا عَائِشَةُ: ارۡجِعِي إِلَى أَهۡلِكِ، فَإِنۡ أَحَبُّوا أَنۡ أَقۡضِيَ عَنۡكِ كِتَابَتَكِ وَيَكُونَ وَلَاؤُكِ لِي فَعَلۡتُ، فَذَكَرَتۡ ذٰلِكَ بَرِيرَةُ لِأَهۡلِهَا فَأَبَوۡا، وَقَالُوا: إِنۡ شَاءَتۡ أَنۡ تَحۡتَسِبَ عَلَيۡكِ فَلۡتَفۡعَلۡ، وَيَكُونَ وَلَاؤُكِ لَنَا، فَذَكَرَتۡ ذٰلِكَ لِرَسُولِ اللهِ ﷺ، فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللهِ ﷺ: (ابۡتَاعِي، فَأَعۡتِقِي، فَإِنَّمَا الۡوَلَاءُ لِمَنۡ أَعۡتَقَ). قَالَ: ثُمَّ قَامَ رَسُولُ اللهِ ﷺ فَقَالَ: (مَا بَالُ أُنَاسٍ يَشۡتَرِطُونَ شُرُوطًا لَيۡسَتۡ فِي كِتَابِ اللهِ؟ مَنِ اشۡتَرَطَ شَرۡطًا لَيۡسَ فِي كِتَابِ اللهِ فَلَيۡسَ لَهُ، وَإِنۡ شَرَطَ مِائَةَ مَرَّةٍ، شَرۡطُ اللهِ أَحَقُّ وَأَوۡثَقُ). [طرفه في: ٤٥٦].

2561. Qutaibah telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari ‘Urwah: Bahwa ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—mengabarkan kepadanya bahwa Barirah datang meminta bantuannya dalam kesepakatan antara dirinya dan majikannya untuk menyerahkan sejumlah harta guna kebebasan dirinya. Tetapi dia belum bisa mengangsur dari harta yang disepakati.

‘Aisyah berkata kepadanya, “Kembalilah kepada majikanmu! Jika mereka mau, aku melunasi atas namamu sejumlah harta yang disepakati itu dan wala`(hak mendapatkan warisan budak yang dimerdekakan apabila tidak ada ahli warisnya)-mu menjadi milikku, tentu aku akan lakukan.”

Barirah menyebutkan hal itu kepada majikannya, namun mereka tidak mau. Mereka berkata, “Jika ‘Aisyah mau untuk mendapatkan pahala dengan membantumu, silakan dia lakukan. Namun wala`-mu tetap milik kami.”

‘Aisyah menyebutkan itu kepada Rasulullah—shallallahu ‘alahi wa sallam—. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkata kepada ‘Aisyah, “Belilah lalu merdekakan! Sesungguhnya wala` milik orang yang memerdekakan.”

Perawi berkata: Kemudian Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berdiri lalu berkata, “Bagaimana keadaan orang-orang yang membuat syarat-syarat yang tidak ada di dalam kitab Allah?! Siapa saja yang membuat syarat yang tidak ada di dalam kitab Allah, maka syarat itu tidak diterima, walaupun dia membuat seratus syarat. Syarat Allah itulah yang benar dan kuat.”

٢٥٦٢ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: أَرَادَتۡ عَائِشَةُ أُمُّ الۡمُؤۡمِنِينَ أَنۡ تَشۡتَرِيَ جَارِيَةً لِتُعۡتِقَهَا، فَقَالَ أَهۡلُهَا: عَلَى أَنَّ وَلَاءَهَا لَنَا، قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (لَا يَمۡنَعُكِ ذٰلِكَ، فَإِنَّمَا الۡوَلَاءُ لِمَنۡ أَعۡتَقَ). [طرفه في: ٢١٥٦].

2562. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi’, dari ‘Abdullah bin ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau berkata:

‘Aisyah ibunda kaum mukminin hendak membeli seorang budak wanita untuk dimerdekakan. Majikan budak itu berkata, “Dengan syarat wala`(hak mendapat warisan budak yang dimerdekakan apabila tidak ada ahli warisnya)-nya tetap milik kami.”

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Syarat itu jangan sampai mencegahmu (untuk membelinya). Sesungguhnya wala` hanyalah milik orang yang memerdekakan.”