٤٨ - بَابُ الۡقُسۡطِ لِلۡحَادَّةِ عِنۡدَ الطُّهۡرِ
48. Bab penggunaan qusth (kayu gaharu yang dibakar) untuk wanita yang
berihdad ketika bersuci
٥٣٤١ - حَدَّثَنِي عَبۡدُ اللهِ بۡنُ عَبۡدِ الۡوَهَّابِ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ
بۡنُ زَيۡدٍ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ حَفۡصَةَ، عَنۡ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتۡ:
كُنَّا نُنۡهَى أَنۡ نُحِدَّ عَلَى مَيِّتٍ فَوۡقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى
زَوۡجٍ، أَرۡبَعَةَ أَشۡهُرٍ وَعَشۡرًا، وَلَا نَكۡتَحِلَ، وَلَا نَطَّيَّبَ،
وَلَا نَلۡبَسَ ثَوۡبًا مَصۡبُوغًا إِلَّا ثَوۡبَ عَصۡبٍ، وَقَدۡ رُخِّصَ لَنَا
عِنۡدَ الطُّهۡرِ، إِذَا اغۡتَسَلَتۡ إِحۡدَانَا مِنۡ مَحِيضِهَا، فِي نُبۡذَةٍ
مِنۡ كُسۡتِ أَظۡفَارٍ، وَكُنَّا نُنۡهَى عَنِ اتِّبَاعِ الۡجَنَائِزِ. [طرفه
في:
٣١٣].
5341. ‘Abdullah bin ‘Abdul Wahhab telah menceritakan kepadaku: Hammad bin Zaid
menceritakan kepada kami dari Ayyub, dari Hafshah, dari Umu ‘Athiyyah. Beliau
mengatakan: Dahulu, kami dilarang untuk berihdad (berkabung) terhadap orang
yang meninggal lebih dari tiga hari kecuali terhadap suami selama empat bulan
sepuluh hari. Kami juga tidak boleh bercelak, tidak boleh mengenakan
wewangian, tidak boleh memakai pakaian yang dicelup kecuali pakaian ‘ashb
(pakaian orang Yaman yang dibuat dengan cara benangnya diikat, lalu dicelup,
lalu ditenun dalam keadaan masih terikat sehingga akan memunculkan motif
karena ikatan benangnya tetap berwarna putih akibat tidak terkena celupan).
Kami diberi keringanan ketika suci, yaitu ketika salah seorang kami baru saja
mandi haid untuk boleh mengenakan sedikit kust azhfar (sejenis bukhur untuk
menghilangkan bau tidak sedap, bukan untuk wewangian). Kami juga dilarang
untuk mengiringi jenazah.