١٠ - بَابٌ إِذَا وَكَّلَ رَجُلًا، فَتَرَكَ الۡوَكِيلُ شَيۡئًا فَأَجَازَهُ
الۡمُوَكِّلُ فَهُوَ جَائِزٌ، وَإِنۡ أَقۡرَضَهُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى
جَازَ
10. Bab apabila mewakilkan kepada seseorang lalu si wakil meninggalkan
sesuatu lalu yang mewakilkan membolehkannya, hal ini boleh; dan jika si
wakil meminjamkannya hingga waktu yang ditentukan, ini boleh
٢٣١١ - وَقَالَ عُثۡمَانُ بۡنُ الۡهَيۡثَمِ أَبُو عَمۡرٍو: حَدَّثَنَا عَوۡفٌ،
عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ سِيرِينَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ
قَالَ: وَكَّلَنِي رَسُولُ اللهِ ﷺ بِحِفۡظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ، فَأَتَانِي
آتٍ، فَجَعَلَ يَحۡثُو مِنَ الطَّعَامِ، فَأَخَذۡتُهُ وَقُلۡتُ: وَاللهِ
لَأَرۡفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ، قَالَ: إِنِّي مُحۡتَاجٌ وَعَلَيَّ
عِيَالٌ وَلِي حَاجَةٌ شَدِيدَةٌ، قَالَ: فَخَلَّيۡتُ عَنۡهُ، فَأَصۡبَحۡتُ
فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (يَا أَبَا هُرَيۡرَةَ مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ
الۡبَارِحَةَ؟). قَالَ: قُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، شَكَا حَاجَةً شَدِيدَةً،
وَعِيَالًا، فَرَحِمۡتُهُ فَخَلَّيۡتُ سَبِيلَهُ، قَالَ: (أَمَا إِنَّهُ قَدۡ
كَذَبَكَ، وَسَيَعُودُ).
2311. ‘Utsman bin Al-Haitsam Abu ‘Amr berkata: ‘Auf menceritakan kepada kami
dari Muhammad bin Sirin, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau
mengatakan:
Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mewakilkan aku untuk menjaga zakat
Ramadan. Lalu ada yang datang. Dia mulai mengambili makanan dengan kedua
telapak tangannya. Aku menangkapnya seraya berkata, “Demi Allah, aku akan
laporkan engkau kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”
Dia berkata, “Sesungguhnya aku ini orang yang sangat butuh. Aku mempunyai
tanggungan keluarga dan aku memiliki kebutuhan yang mendesak.”
Abu Hurairah mengatakan: Aku melepasnya. Keesokan hari, Nabi—shallallahu
‘alaihi wa sallam—bersabda, “Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh
tawananmu tadi malam?”
Abu Hurairah berkata: Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengeluhkan
kebutuhan yang mendesak dan keluarganya, sehingga aku mengasihaninya dan aku
lepaskan dia.”
Nabi bersabda, “Ketahuilah! Dia telah berbohong kepadamu dan dia akan
kembali.”
فَعَرَفۡتُ أَنَّهُ سَيَعُودُ، لِقَوۡلِ رَسُولِ اللهِ ﷺ: (إِنَّهُ
سَيَعُودُ). فَرَصَدۡتُهُ، فَجَاءَ يَحۡثُو مِنَ الطَّعَامِ، فَأَخَذۡتُهُ
فَقُلۡتُ: لَأَرۡفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ، قَالَ: دَعۡنِي فَإِنِّي
مُحۡتَاجٌ وَعَلَيَّ عِيَالٌ، لَا أَعُودُ، فَرَحِمۡتُهُ فَخَلَّيۡتُ
سَبِيلَهُ، فَأَصۡبَحۡتُ فَقَالَ لِي رَسُولُ اللهِ ﷺ: (يَا أَبَا هُرَيۡرَةَ
مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ؟). قُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ شَكَا حَاجَةً شَدِيدَةً
وَعِيَالًا، فَرَحِمۡتُهُ فَخَلَّيۡتُ سَبِيلَهُ قَالَ: (أَمَا إِنَّهُ قَدۡ
كَذَبَكَ، وَسَيَعُودُ).
Akupun mengetahui kalau dia akan kembali berdasarkan sabda
Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Sesungguhnya dia akan kembali.”
Aku mengintainya. Benar saja dia datang mengambili makanan dengan kedua
telapak tangannya. Aku menangkapnya lalu aku katakan, “Aku benar-benar akan
membawamu kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”
Dia berkata, “Lepaskan aku! Aku ini orang yang sangat butuh dan aku mempunyai
tanggungan keluarga. Aku tidak akan mengulangi.”
Aku mengasihaninya lalu aku lepaskan. Keesokan hari, Rasulullah—shallallahu
‘alaihi wa sallam—bertanya kepadaku, “Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan
oleh tawananmu?”
Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengeluhkan kebutuhan yang mendesak dan
keluarganya, sehingga aku mengasihaninya dan melepaskannya.”
Rasulullah bersabda, “Ketahuilah! Dia telah membohongimu dan dia akan
kembali.”
فَرَصَدۡتُهُ الثَّالِثَةَ، فَجَاءَ يَحۡثُو مِنَ الطَّعَامِ، فَأَخَذۡتُهُ
فَقُلۡتُ: لَأَرۡفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ، وَهٰذَا آخِرُ ثَلَاثِ
مَرَّاتٍ أَنَّكَ تَزۡعُمُ لَا تَعُودُ، ثُمَّ تَعُودُ، قَالَ: دَعۡنِي
أُعَلِّمۡكَ كَلِمَاتٍ يَنۡفَعُكَ اللهُ بِهَا، قُلۡتُ: مَا هُوَ؟ قَالَ: إِذَا
أَوَيۡتَ إِلَى فِرَاشِكَ، فَاقۡرَأۡ آيَةَ الۡكُرۡسِيِّ: ﴿اللهُ لَا إِلٰهَ
إِلَّا هُوَ الۡحَيُّ الۡقَيُّومُ﴾ [البقرة: ٢٥٥] حَتَّى تَخۡتِمَ الۡآيَةَ،
فَإِنَّكَ لَنۡ يَزَالَ عَلَيۡكَ مِنَ اللهِ حَافِظٌ، وَلَا يَقۡرَبَنَّكَ
شَيۡطَانٌ حَتَّى تُصۡبِحَ، فَخَلَّيۡتُ سَبِيلَهُ،
Aku mengintainya untuk yang ketiga kali. Dia datang dan mengambili makanan
dengan kedua telapak tangannya. Aku menangkapnya dan berkata, “Aku pasti akan
membawamu menghadap Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Ini kali ketiga
terakhir engkau menyatakan tidak akan mengulangi, namun engkau ulangi.”
Dia berkata, “Lepaskan aku! Aku akan ajari engkau beberapa kalimat yang Allah
akan memberimu manfaat dengannya.”
Aku bertanya, “Apa itu?”
Dia berkata, “Apabila engkau datang ke tempat tidurmu, bacalah ayat kursi:
Allah tidak ada sesembahan yang benar kecuali Dia, Yang Mahahidup lagi
terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). (QS. Al-Baqarah: 255) sampai akhir ayat.
Niscaya engkau akan senantiasa dijaga oleh Allah dan tidak akan didekati oleh
setan sampai pagi.”
Akupun melepaskannya.
فَأَصۡبَحۡتُ، فَقَالَ لِي رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ
الۡبَارِحَةَ؟). قُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، زَعَمَ أَنَّهُ يُعَلِّمُنِي
كَلِمَاتٍ يَنۡفَعُنِي اللهُ بِهَا فَخَلَّيۡتُ سَبِيلَهُ، قَالَ: (مَا هِيَ؟).
قُلۡتُ: قَالَ لِي: إِذَا أَوَيۡتَ إِلَى فِرَاشِكَ، فَاقۡرَأۡ آيَةَ
الۡكُرۡسِيِّ مِنۡ أَوَّلِهَا حَتَّى تَخۡتِمَ: ﴿اللهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا
هُوَ الۡحَيُّ الۡقَيُّومُ﴾ وَقَالَ لِي: لَنۡ يَزَالَ عَلَيۡكَ مِنَ اللهِ
حَافِظٌ، وَلَا يَقۡرَبَكَ شَيۡطَانٌ حَتَّى تُصۡبِحَ - وَكَانُوا أَحۡرَصَ
شَىۡءٍ عَلَى الۡخَيۡرِ - فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (أَمَا إِنَّهُ قَدۡ صَدَقَكَ
وَهُوَ كَذُوبٌ، تَعۡلَمُ مَنۡ تُخَاطِبُ مُنۡذُ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَا أَبَا
هُرَيۡرَةَ؟). قَالَ: لَا، قَالَ: (ذَاكَ شَيۡطَانٌ). [الحديث ٢٣١١ - طرفاه في:
٣٢٧٥، ٥٠١٠].
Keesokan harinya, Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bertanya kepadaku,
“Apa yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?”
Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, dia menyatakan bahwa dia akan mengajariku
beberapa kalimat yang Allah beri manfaat kepadaku dengannya lalu akupun
melepaskannya.”
Rasululah bertanya, “Apa itu?”
Aku menjawab, “Dia berkata kepadaku: Apabila engkau mendatangi tempat tidurmu,
bacalah ayat kursi dari awal sampai selesai. Yaitu: ‘Allah tidak ada
sesembahan yang benar kecuali Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus
(makhluk-Nya).’ Dia juga berkata kepadaku: Engkau akan senantiasa dijaga oleh
Allah dan tidak akan didekati oleh setan sampai pagi.”
Para sahabat adalah orang yang paling bersemangat untuk mengetahui kebaikan.
Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Ketahuilah! Sungguh kali ini dia
telah jujur kepadamu padahal dia tukang bohong. Apakah engkau mengetahui siapa
yang engkau ajak bicara sejak tiga malam lalu itu, wahai Abu Hurairah?”
Abu Hurairah menjawab, “Tidak.”
Nabi bersabda, “Itu adalah setan.”