Cari Blog Ini

Penjelasan Adanya Kebangkitan dalam Alquran

Syekh 'Abdul Muhsin bin Hamad Al-'Abbad Al-Badr--hafizhahullah--di dalam Syarh Hadits Jibril fi Ta'lim Ad-Din berkata,

وَكَثِيرًا مَا يَأۡتِي فِي الۡقُرۡآنِ تَقۡرِيرُ أَمۡرِ الۡبَعۡثِ بِبَيَانِ ثَلَاثَةِ أُمُورٍ:

Penetapan akan adanya kebangkitan di dalam Alquran seringnya dengan penjelasan tiga perkara:

الۡأَمۡرُ الۡأَوَّلُ: التَّنۡبِيهُ بِخَلۡقِ الۡإِنۡسَانِ أَوَّلَ مَرَّةٍ، قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿أَوَلَمۡ يَرَ ٱلۡإِنسَٰنُ أَنَّا خَلَقۡنَٰهُ مِن نُّطۡفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ ۝٧٧ وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِىَ خَلۡقَهُۥ ۖ قَالَ مَن يُحۡىِ ٱلۡعِظَٰمَ وَهِىَ رَمِيمٌ ۝٧٨ قُلۡ يُحۡيِيهَا ٱلَّذِىٓ أَنشَأَهَآ أَوَّلَ مَرَّةٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلۡقٍ عَلِيمٌ﴾،

Perkara pertama: Dengan mengingatkan penciptaan manusia di awal kali. Allah—‘azza wa jalla—berfirman, “Apakah manusia tidak melihat bahwa Kami telah menciptakannya dari nutfah, lalu tiba-tiba dia menjadi musuh yang nyata?! Lalu dia membuat permisalan untuk Kami, sementara dia melupakan penciptaannya. Dia berkata, ‘Siapa yang dapat menghidupkan tulang belulang yang sudah hancur ini?’ Katakanlah, ‘Yang akan menghidupkannya adalah Tuhan yang telah menciptakannya di awal kali dan Dia Maha mengetahui seluruh makhluk.’” (QS. Yasin: 77-79).

وَقَالَ: ﴿وَهُوَ ٱلَّذِى يَبۡدَؤُا۟ ٱلۡخَلۡقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ وَهُوَ أَهۡوَنُ عَلَيۡهِ ۚ وَلَهُ ٱلۡمَثَلُ ٱلۡأَعۡلَىٰ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ ۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ﴾،

Allah berfirman, “Dialah yang memulai penciptaan kemudian mengulanginya, yang itu lebih mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat yang paling luhur di langit dan bumi. Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ar-Rum: 27).

وَقَالَ تَعَالَى: ﴿يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِن كُنتُمۡ فِى رَيۡبٍ مِّنَ ٱلۡبَعۡثِ فَإِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطۡفَةٍ ثُمَّ مِنۡ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِن مُّضۡغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَغَيۡرِ مُخَلَّقَةٍ﴾،

Allah taala berfirman, “Wahai sekalian manusia, jika kalian dalam keraguan tentang kebangkitan, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna penciptaannya dan yang tidak sempurna penciptaannya.” (QS. Al-Haj: 5).

وَقَالَ سُبۡحَانَهُ: ﴿يَوۡمَ نَطۡوِى ٱلسَّمَآءَ كَطَىِّ ٱلسِّجِلِّ لِلۡكُتُبِ ۚ كَمَا بَدَأۡنَآ أَوَّلَ خَلۡقٍ نُّعِيدُهُۥ ۚ وَعۡدًا عَلَيۡنَآ ۚ إِنَّا كُنَّا فَٰعِلِينَ﴾،

Allah—subhanahu—berfirman, “Pada hari Kami menggulung langit seperti gulungan lembaran kitab-kitab. Sebagaimana Kami telah memulai di awal penciptaan, begitulah Kami akan mengulanginya. Suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kami akan melaksanakannya.” (QS. Al-Anbiya`: 104).

وَقَالَ: ﴿أَفَعَيِينَا بِٱلۡخَلۡقِ ٱلۡأَوَّلِ ۚ بَلۡ هُمۡ فِى لَبۡسٍ مِّنۡ خَلۡقٍ جَدِيدٍ﴾،

Allah berfirman, “Apakah Kami letih dengan penciptaan pertama? Sebenarnya mereka dalam keraguan tentang penciptaan yang baru.” (QS. Qaf: 15).

وَقَالَ تَعَالَى: ﴿أَيَحۡسَبُ ٱلۡإِنسَٰنُ أَن يُتۡرَكَ سُدًى ۝٣٦ أَلَمۡ يَكُ نُطۡفَةً مِّن مَّنِىٍّ يُمۡنَىٰ ۝٣٧ ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّىٰ ۝٣٨ فَجَعَلَ مِنۡهُ ٱلزَّوۡجَيۡنِ ٱلذَّكَرَ وَٱلۡأُنثَىٰٓ ۝٣٩ أَلَيۡسَ ذَٰلِكَ بِقَٰدِرٍ عَلَىٰٓ أَن يُحۡـِۧىَ ٱلۡمَوۡتَىٰ﴾.

Allah taala berfirman, “Apakah manusia mengira mereka dibiarkan begitu saja? Bukankah dia tadinya adalah nutfah dari air mani yang ditumpahkan, kemudian menjadi segumpal darah lalu Allah ciptakan dan sempurnakan, kemudian Allah jadikan satu pasang laki-laki dan wanita darinya? Bukankah Yang melakukan itu akan mampu untuk menghidupkan orang mati?” (QS. Al-Qiyamah: 36-40).

الۡأَمۡرُ الثَّانِي: التَّنۡبِيهُ بِإِحۡيَاءِ الۡأَرۡضِ بَعۡدَ مَوۡتِهَا، قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿وَتَرَى ٱلۡأَرۡضَ هَامِدَةً فَإِذَآ أَنزَلۡنَا عَلَيۡهَا ٱلۡمَآءَ ٱهۡتَزَّتۡ وَرَبَتۡ وَأَنۢبَتَتۡ مِن كُلِّ زَوۡجِۭ بَهِيجٍ ۝٥ ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡحَقُّ وَأَنَّهُۥ يُحۡىِ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَأَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيرٌ ۝٦ وَأَنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِيَةٌ لَّا رَيۡبَ فِيهَا وَأَنَّ ٱللَّهَ يَبۡعَثُ مَن فِى ٱلۡقُبُورِ﴾،

Perkara kedua: Mengingatkan dengan menghidupkan bumi setelah matinya. Allah—‘azza wa jalla—berfirman, “Engkau lihat bumi itu kering lalu ketika Kami turunkan air padanya, bumi itu hidup, subur, dan menumbuhkan berbagai tumbuhan yang indah. Yang demikian itu karena Allah adalah Al-Haq (Yang Maha Benar), Dia menghidupkan segala yang mati, dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu. Dan sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan padanya dan bahwa Allah membangkitkan siapa saja yang di dalam kubur.” (QS. Al-Haj: 5-7).

وَقَالَ سُبۡحَانَهُ: ﴿وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنَّكَ تَرَى ٱلۡأَرۡضَ خَٰشِعَةً فَإِذَآ أَنزَلۡنَا عَلَيۡهَا ٱلۡمَآءَ ٱهۡتَزَّتۡ وَرَبَتۡ ۚ إِنَّ ٱلَّذِىٓ أَحۡيَاهَا لَمُحۡىِ ٱلۡمَوۡتَىٰٓ ۚ إِنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيرٌ﴾،

Allah—subhanahu—berfirman, “Di antara ayat-Nya adalah bahwa engkau melihat bumi tandus lalu ketika Kami turunkan air padanya, bumi itu bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya pasti akan menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fushshilat: 39).

وَقَالَ: ﴿يُخۡرِجُ ٱلۡحَىَّ مِنَ ٱلۡمَيِّتِ وَيُخۡرِجُ ٱلۡمَيِّتَ مِنَ ٱلۡحَىِّ وَيُحۡىِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَا ۚ وَكَذَٰلِكَ تُخۡرَجُونَ﴾،

Allah berfirman, “Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati. Dia mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Dia menghidupkan bumi setelah matinya. Seperti itulah nanti kalian dikeluarkan (dari kubur).” (QS. Ar-Rum: 19).

وَقَالَ تَعَالَى: ﴿وَٱلَّذِى نَزَّلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءَۢ بِقَدَرٍ فَأَنشَرۡنَا بِهِۦ بَلۡدَةً مَّيۡتًا ۚ كَذَٰلِكَ تُخۡرَجُونَ﴾،

Allah taala berfirman, “Dan Yang menurunkan air dari langit sesuai ukuran lalu Kami hidupkan negeri yang mati dengan air itu. Seperti itulah nanti kalian dikeluarkan (dari kubur).” (QS. Az-Zukhruf: 11).

وَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿وَنَزَّلۡنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً مُّبَٰرَكًا فَأَنۢبَتۡنَا بِهِۦ جَنَّٰتٍ وَحَبَّ ٱلۡحَصِيدِ ۝٩ وَٱلنَّخۡلَ بَاسِقَٰتٍ لَّهَا طَلۡعٌ نَّضِيدٌ ۝١٠ رِّزۡقًا لِّلۡعِبَادِ ۖ وَأَحۡيَيۡنَا بِهِۦ بَلۡدَةً مَّيۡتًا ۚ كَذَٰلِكَ ٱلۡخُرُوجُ﴾،

Allah—‘azza wa jalla—berfirman, “Kami menurunkan air yang diberkahi dari langit lalu Kami menumbuhkan kebun-kebun dan biji-biji tanaman yang diketam. Juga pohon-pohon kurma yang tinggi yang memiliki mayang yang bersusun. Sebagai rezeki untuk para hamba. Dan Kami hidupkan tanah yang mati dengannya. Seperti itulah kebangkitan.” (QS. Qaf: 9-11).

وَقَالَ تَعَالَى: ﴿وَهُوَ ٱلَّذِى يُرۡسِلُ ٱلرِّيَٰحَ بُشۡرَۢا بَيۡنَ يَدَىۡ رَحۡمَتِهِۦ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَقَلَّتۡ سَحَابًا ثِقَالًا سُقۡنَٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنزَلۡنَا بِهِ ٱلۡمَآءَ فَأَخۡرَجۡنَا بِهِۦ مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخۡرِجُ ٱلۡمَوۡتَىٰ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ﴾،

Allah taala berfirman, “Dialah yang meniupkan angin sebagai kabar gembira akan datangnya rahmat-Nya. Hingga ketika angin itu telah membawa awan mendung, Kami menghalaunya ke suatu daerah yang tandus. Lalu Kami turunkan hujan di situ lalu dengan sebab hujan itu, Kami keluarkan segala macam buah. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang sudah mati agar kalian mengambil pelajaran.” (QS. Al-A’raf: 57).

وَقَالَ: ﴿وَٱللَّهُ ٱلَّذِىٓ أَرۡسَلَ ٱلرِّيَٰحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَسُقۡنَٰهُ إِلَىٰ بَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَحۡيَيۡنَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَا ۚ كَذَٰلِكَ ٱلنُّشُورُ﴾.

Allah berfirman, “Allah lah Yang mengirimkan angin yang menggerakkan awan, lalu Kami halau awan itu ke negeri yang mati, lalu dengan hujan Kami menghidupkan bumi setelah matinya. Seperti itulah kebangkitan.” (QS. Fathir: 9).

الۡأَمۡرُ الثَّالِثُ: التَّنۡبِيهُ بِخَلۡقِ السَّمَوَاتِ وَالۡأَرۡضِ وَهُوَ أَعۡظَمُ مِنۡ خَلۡقِ النَّاسِ، قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿ لَخَلۡقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ أَكۡبَرُ مِنۡ خَلۡقِ ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ﴾،

Perkara ketiga: Mengingatkan dengan penciptaan langit dan bumi yang lebih besar daripada penciptaan manusia. Allah—‘azza wa jalla—berfirman, “Penciptaan langit dan bumi benar-benar lebih besar daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ghafir: 57).

وَقَالَ تَعَالَى: ﴿أَوَلَمۡ يَرَوۡا۟ أَنَّ ٱللَّهَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَلَمۡ يَعۡىَ بِخَلۡقِهِنَّ بِقَٰدِرٍ عَلَىٰٓ أَن يُحۡـِۧىَ ٱلۡمَوۡتَىٰ ۚ بَلَىٰٓ إِنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيرٌ﴾،

Allah taala berfirman, “Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam keadaan Dia tidak susah payah menciptakannya, mampu untuk menghidupkan yang mati? Bahkan sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Ahqaf: 33).

وَقَالَ تَعَالَى: ﴿أَوَلَيۡسَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ بِقَٰدِرٍ عَلَىٰٓ أَن يَخۡلُقَ مِثۡلَهُم ۚ بَلَىٰ وَهُوَ ٱلۡخَلَّٰقُ ٱلۡعَلِيمُ﴾،

Allah taala berfirman, “Bukankah yang telah menciptakan langit dan bumi pasti mampu untuk menciptakan yang semisal mereka? Bahkan Dia adalah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yasin: 81).

وَقَالَ تَعَالَى: ﴿أَوَلَمۡ يَرَوۡا۟ أَنَّ ٱللَّهَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ قَادِرٌ عَلَىٰٓ أَن يَخۡلُقَ مِثۡلَهُمۡ وَجَعَلَ لَهُمۡ أَجَلًا لَّا رَيۡبَ فِيهِ فَأَبَى ٱلظَّٰلِمُونَ إِلَّا كُفُورًا﴾،

Allah taala berfirman, “Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan langit-langit dan bumi mampu untuk menciptakan yang semisal mereka dan Dia telah menetapkan waktu untuk mereka yang tidak ada keraguan padanya? Namun orang-orang yang zalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran.” (QS. Al-Isra`: 99).

وَقَالَ: ﴿ءَأَنتُمۡ أَشَدُّ خَلۡقًا أَمِ ٱلسَّمَآءُ ۚ بَنَىٰهَا﴾ الۡآيَات.

Allah berfirman, “Apakah kalian yang lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya.” (QS. An-Nazi’at: 27).