١٦١٣٨ (١٦٠٤٢) - حَدَّثَنَا يَزِيدُ بۡنُ هَارُونَ. قَالَ: أَخۡبَرَنَا
هَمَّامُ بۡنُ يَحۡيَى، عَنِ الۡقَاسِمِ بۡنِ عَبۡدِ الۡوَاحِدِ الۡمَكِّيِّ،
عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ مُحَمَّدِ بۡنِ عَقِيلٍ؛ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بۡنَ
عَبۡدِ اللهِ يَقُولُ: بَلَغَنِي حَدِيثٌ عَنۡ رَجُلٍ سَمِعَهُ مِنۡ رَسُولِ
اللهِ ﷺ، فَاشۡتَرَيۡتُ بَعِيرًا ثُمَّ شَدَدۡتُ عَلَيۡهِ رَحۡلِي، فَسِرۡتُ
إِلَيۡهِ شَهۡرًا حَتَّى قَدِمۡتُ عَلَيۡهِ الشَّامَ، فَإِذَا عَبۡدُ اللهِ
بۡنُ أُنَيۡسٍ،
16138. (16042). Yazid bin Harun telah menceritakan kepada kami. Beliau
berkata: Hammam bin Yahya mengabarkan kepada kami dari Al-Qasim bin ‘Abdul
Wahid Al-Makki, dari ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Aqil: Beliau mendengar Jabir
bin ‘Abdullah mengatakan: Sebuah hadis sampai kepadaku dari seseorang yang
mendengarnya dari Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Aku membeli
seekor unta kemudian aku bersiap-siap safar. Aku melakukan perjalanan ke
tempat orang tersebut selama satu bulan hingga aku tiba di tempatnya di Syam.
Ternyata orang tersebut adalah ‘Abdullah bin Unais.
فَقُلۡتُ لِلۡبَوَّابِ: قُلۡ لَهُ: جَابِرٌ عَلَى الۡبَابِ، فَقَالَ: ابۡنُ
عَبۡدِ اللهِ؟ قُلۡتُ: نَعَمۡ، فَخَرَجَ يَطَأُ ثَوۡبَهُ فَاعۡتَنَقَنِي
وَاعۡتَنَقۡتُهُ، فَقُلۡتُ: حَدِيثًا بَلَغَنِي، عَنۡكَ أَنَّكَ سَمِعۡتَهُ
مِنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ فِي الۡقِصَاصِ، فَخَشِيتُ أَنۡ تَمُوتَ أَوۡ أَمُوتَ
قَبۡلَ أَنۡ أَسۡمَعَهُ.
Aku berkata kepada penjaga pintu, “Katakan kepada beliau bahwa Jabir ada di
depan pintu.”
‘Abdullah bin Unais bertanya, “Putra ‘Abdullah?”
Aku menjawab, “Iya.”
‘Abdullah bin Unais keluar dengan menginjak pakaiannya lalu memelukku dan
akupun memeluknya.
Aku berkata, “Ada satu hadis yang sampai kepadaku darimu bahwa engkau
mendengarnya dari Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tentang kisas. Aku
khawatir engkau meninggal atau aku meninggal lebih dahulu sebelum aku
mendengarnya.”
قَالَ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: يُحۡشَرُ النَّاسُ يَوۡمَ
الۡقِيَامَةِ (أَوۡ قَالَ: الۡعِبَادُ) عُرَاةً غُرۡلًا بُهۡمًا. قَالَ:
قُلۡنَا: وَمَا بُهۡمًا؟ قَالَ: لَيۡسَ مَعَهُمۡ شَيۡءٌ، ثُمَّ يُنَادِيهِمۡ
بِصَوۡتٍ يَسۡمَعُهُ مِنۡ قُرۡبٍ: أَنَا الۡمَلِكُ أَنَا الدَّيَّانُ، وَلَا
يَنۡبَغِي لِأَحَدٍ مِنۡ أَهۡلِ النَّارِ أَنۡ يَدۡخُلَ النَّارَ وَلَهُ عِنۡدَ
أَحَدٍ مِنۡ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ حَقٌّ حَتَّى أَقُصَّهُ، مِنۡهُ وَلَا يَنۡبَغِي
لِأَحَدٍ مِنۡ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ أَنۡ يَدۡخُلَ الۡجَنَّةَ وَلِأَحَدٍ مِنۡ
أَهۡلِ النَّارِ عِنۡدَهُ حَقٌّ حَتَّى أَقُصَّهُ مِنۡهُ، حَتَّى اللَّطۡمَةُ.
قَالَ: قُلۡنَا: كَيۡفَ؟ وَإِنَّا إِنَّمَا نَأۡتِي اللهَ عَزَّ وَجَلَّ
عُرَاةً غُرۡلًا بُهۡمًا؟ قَالَ: بِالۡحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ. [صححه الحاكم
(٢/٤٣٧). قال شعيب: إسناده حسن].
‘Abdullah bin Unais berkata: Aku mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa
sallam—bersabda, “Manusia atau para hamba akan dikumpulkan pada hari kiamat
dalam keadaan tanpa busana, tidak dikihitan, dan buhm.”
‘Abdullah bin Unais berkata: Kami bertanya, “Apakah buhm itu?”
Rasulullah menjawab, “Tidak ada sesuatupun yang menyertai mereka. Kemudian
Allah berseru kepada mereka dengan suara yang terdengar dari dekat, "Aku
adalah Al-Malik (raja). Aku adalah Ad-Dayyan (Yang Maha Membalas amalan
hamba). Tidak selayaknya ada satu orang dari penduduk neraka masuk neraka
dalam keadaan dia memiliki hak pada salah satu penduduk janah, sampai Aku
mengisasnya. Tidak pula selayaknya bagi satu orang dari penduduk janah masuk
janah dalam keadaan masih ada salah seorang penduduk neraka memiliki hak pada
dirinya, sampai Aku mengisasnya walaupun sekadar satu tamparan.”
‘Abdullah bin Unais berkata: Kami bertanya, “Bagaimana kisasnya? Sementara
kami datang kepada Allah dalam keadaan tanpa busana, tidak dikhitan, dan tidak
membawa apa-apa.”
Rasulullah menjawab, “Dengan amal kebaikan dan kejelekan.”