Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 4566

١٥ - بَابُ ‏﴿‏وَلَتَسۡمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الۡكِتَابَ مِنۡ قَبۡلِكُمۡ وَمِنَ الَّذِينَ أَشۡرَكُوا أَذًى كَثِيرًا‏﴾‏ [١٨٦]
15. Bab “Engkau pasti akan mendengar banyak gangguan dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kalian dan dari orang-orang yang berbuat kesyirikan” (QS. Ali ‘Imran: 186)


٤٥٦٦ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ قَالَ: أَخۡبَرَنِي عُرۡوَةُ بۡنُ الزُّبَيۡرِ: أَنَّ أُسَامَةَ بۡنَ زَيۡدٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا أَخۡبَرَهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ رَكِبَ عَلَى حِمَارٍ، عَلَى قَطِيفَةٍ فَدَكِيَّةٍ، وَأَرۡدَفَ أُسَامَةَ بۡنَ زَيۡدٍ وَرَاءَهُ، يَعُودُ سَعۡدَ بۡنَ عُبَادَةَ فِي بَنِي الۡحَارِثِ بۡنِ الۡخَزۡرَجِ، قَبۡلَ وَقۡعَةِ بَدۡرٍ.

4566. Abu Al-Yaman telah menceritakan kepada kami: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri. Beliau berkata: ‘Urwah bin Az-Zubair mengabarkan kepadaku: Usamah bin Zaid—radhiyallahu ‘anhuma—mengabarkan kepadanya: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengendarai seekor himar beralas kain tebal dari daerah Fadak. Beliau memboncengkan Usamah bin Zaid. Beliau menjenguk Sa’d bin ‘Ubadah di tempat bani Al-Harits bin Al-Khazraj sebelum peristiwa perang Badr.

قَالَ: حَتَّى مَرَّ بِمَجۡلِسٍ فِيهِ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ أُبَيٍّ ابۡنُ سَلُولَ، وَذٰلِكَ قَبۡلَ أَنۡ يُسۡلِمَ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ أُبَيٍّ، فَإِذَا فِي الۡمَجۡلِسِ أَخۡلَاطٌ مِنَ الۡمُسۡلِمِينَ وَالۡمُشۡرِكِينَ عَبَدَةِ الۡأَوۡثَانِ، وَالۡيَهُودِ وَالۡمُسۡلِمِينَ، وَفِي الۡمَجۡلِسِ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ رَوَاحَةَ، فَلَمَّا غَشِيَتِ الۡمَجۡلِسَ عَجَاجَةُ الدَّابَّةِ، خَمَّرَ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ أُبَيٍّ أَنۡفَهُ بِرِدَائِهِ، ثُمَّ قَالَ: لَا تُغَبِّرُوا عَلَيۡنَا، فَسَلَّمَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عَلَيۡهِمۡ ثُمَّ وَقَفَ، فَنَزَلَ فَدَعَاهُمۡ إِلَى اللهِ، وَقَرَأَ عَلَيۡهِمُ الۡقُرۡآنَ، فَقَالَ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ أُبَيٍّ ابۡنُ سَلُولَ: أَيُّهَا الۡمَرۡءُ، إِنَّهُ لَا أَحۡسَنَ مِمَّا تَقُولُ إِنۡ كَانَ حَقًّا، فَلَا تُؤۡذِينَا بِهِ فِي مَجۡلِسِنَا، ارۡجِعۡ إِلَى رَحۡلِكَ، فَمَنۡ جَاءَكَ فَاقۡصُصۡ عَلَيۡهِ.

Usamah berkata: Hingga beliau melewati suatu majelis yang di situ ada ‘Abdullah bin Ubai bin Salul. Kejadian itu sebelum ‘Abdullah bin Ubai menampakkan keislamannya. Di majelis itu, tercampur sebagian kaum muslimin, kaum musyrikin penyembah berhala, dan orang-orang Yahudi. Di dalam majelis itu ada ‘Abdullah bin Rawahah.

Ketika debu-debu yang diterbangkan oleh binatang tunggangan menyelimuti majelis itu, ‘Abdullah bin Ubai menutupi hidungnya dengan kain pakaian bagian atas kemudian berkata, “Jangan kalian hamburkan debu kepada kami!”

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengucapkan salam kepada kaum muslimin kemudian berhenti. Rasulullah turun lalu mendakwahi mereka kepada Allah. Beliau membacakan Alquran kepada mereka. ‘Abdullah bin Ubai bin Salul berkata, “Sesungguhnya tidak ada yang lebih baik daripada yang engkau ucapkan jika ucapanmu itu benar, namun jangan ganggu kami dengannya di majelis kami. Kembalilah ke tungganganmu! Siapa saja nanti yang datang kepadamu, ceritakan kepadanya.”

فَقَالَ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ رَوَاحَةَ: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ، فَاغۡشَنَا بِهِ فِي مَجَالِسِنَا، فَإِنَّا نُحِبُّ ذٰلِكَ. فَاسۡتَبَّ الۡمُسۡلِمُونَ وَالۡمُشۡرِكُونَ وَالۡيَهُودُ حَتَّى كَادُوا يَتَثَاوَرُونَ، فَلَمۡ يَزَلِ النَّبِيُّ ﷺ يُخَفِّضُهُمۡ حَتَّى سَكَنُوا، ثُمَّ رَكِبَ النَّبِيُّ ﷺ دَابَّتَهُ، فَسَارَ حَتَّى دَخَلَ عَلَى سَعۡدِ بۡنِ عُبَادَةَ، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ ﷺ: (يَا سَعۡدُ، أَلَمۡ تَسۡمَعۡ مَا قَالَ أَبُو حُبَابٍ - يُرِيدُ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ أُبَيٍّ – قَالَ: كَذَا وَكَذَا). قَالَ سَعۡدُ بۡنُ عُبَادَةَ: يَا رَسُولَ اللهِ، اعۡفُ عَنۡهُ، وَاصۡفَحۡ عَنۡهُ، فَوَالَّذِي أَنۡزَلَ عَلَيۡكَ الۡكِتَابَ، لَقَدۡ جَاءَ اللهُ بِالۡحَقِّ الَّذِي أَنۡزَلَ عَلَيۡكَ لَقَدِ اصۡطَلَحَ أَهۡلُ هٰذِهِ الۡبُحَيۡرَةِ عَلَى أَنۡ يُتَوِّجُوهُ فَيُعَصِّبُونَهُ بِالۡعِصَابَةِ، فَلَمَّا أَبَى اللهُ ذٰلِكَ بِالۡحَقِّ الَّذِي أَعۡطَاكَ اللهُ شَرِقَ بِذٰلِكَ، فَذٰلِكَ فَعَلَ بِهِ ما رَأَيۡتَ.

‘Abdullah bin Rawahah berkata, “Tidak, wahai Rasulullah. Sampaikanlah ucapanmu di majelis kami ini karena kami menyukai itu!”

Kaum muslimin, musyrikin, dan Yahudi saling mencela hingga mereka hampir baku hantam. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—terus berusaha melerai mereka sampai mereka tenang. Kemudian Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengendarai kendaraannya. Beliau melanjutkan perjalanan sampai masuk ke tempat Sa’d bin ‘Ubadah. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Wahai Sa’d, apakah engkau tidak mendengar ucapan Abu Hubab—maksud beliau adalah ‘Abdullah bin Ubai—? Dia berkata begini dan begitu.”

Sa’d bin ‘Ubadah berkata, “Wahai Rasulullah, maafkan dan biarkan dia! Demi Allah yang telah menurunkan Alquran kepadamu, Allah telah membawa kebenaran yang Dia turunkan kepadamu. Penduduk negeri ini telah bersepakat untuk memberinya mahkota lalu memasangkan serban kepemimpinan padanya. Ketika Allah tidak menghendakinya dengan kebenaran yang Dia berikan kepadamu, sesaklah dadanya. Maka dari itu, dia melakukan perbuatan yang telah engkau lihat.”

فَعَفَا عَنۡهُ رَسُولُ اللهِ ﷺ، وَكَانَ النَّبِيُّ ﷺ وَأَصۡحَابُهُ يَعۡفُونَ عَنِ الۡمُشۡرِكِينَ وَأَهۡلِ الۡكِتَابِ، كَمَا أَمَرَهُمُ اللهُ، وَيَصۡبِرُونَ عَلَى الۡأَذَى، قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿وَلَتَسۡمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الۡكِتَابَ مِنۡ قَبۡلِكُمۡ وَمِنَ الَّذِينَ أَشۡرَكُوا أَذًى كَثِيرًا﴾ [١٨٦] الۡآيَةَ، وَقَالَ اللهُ: ﴿وَدَّ كَثِيرٌ مِنۡ أَهۡلِ الۡكِتَابِ لَوۡ يَرُدُّونَكُمۡ مِنۡ بَعۡدِ إِيمَانِكُمۡ كُفَّارًا حَسَدًا مِنۡ عِنۡدِ أَنۡفُسِهِمۡ﴾ [البقرة: ١٠٩] إِلَى آخِرِ الۡآيَةِ، وَكَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَتَأَوَّلُ الۡعَفۡوَ مَا أَمَرَهُ اللهُ بِهِ، حَتَّى أَذِنَ اللهُ فِيهِمۡ، فَلَمَّا غَزَا رَسُولُ اللهِ ﷺ بَدۡرًا، فَقَتَلَ اللهُ بِهِ صَنَادِيدَ كُفَّارِ قُرَيۡشٍ، قَالَ ابۡنُ أُبَيٍّ ابۡنُ سَلُولَ وَمَنۡ مَعَهُ مِنَ الۡمُشۡرِكِينَ وَعَبَدَةِ الۡأَوۡثَانِ: هٰذَا أَمۡرٌ قَدۡ تَوَجَّهَ، فَبَايَعُوا الرَّسُولَ ﷺ عَلَى الۡإِسۡلَامِ فَأَسۡلَمُوا. [طرفه في: ٢٩٨٧].

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—memaafkannya dan memang Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dan para sahabatnya biasa memaafkan orang-orang musyrik dan ahli kitab sebagaimana diperintahkan oleh Allah, serta mereka bersabar menanggung gangguan.

Allah—‘azza wa jalla—berfirman, “Engkau pasti akan mendengar banyak gangguan dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kalian dan dari orang-orang yang berbuat syirik...” (QS. Ali ‘Imran: 186).

Allah berfirman, “Sebagian besar ahli kitab sangat senang untuk mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah keimanan kalian karena rasa hasad dari diri mereka.” (QS. Al-Baqarah: 109) Sampai akhir ayat.

Tadinya Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengartikan bahwa pemaafan merupakan perkara yang diperintahkan oleh Allah sampai Allah mengizinkan untuk memerangi mereka. Ketika Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berangkat perang Badr, lalu Allah membunuh pembesar orang-orang kafir Quraisy, Ibnu Ubai bin Salul dan yang bersamanya dari kalangan orang-orang musyrik dan penyembah berhala berkata, “Perkaranya sudah tampak sekarang.”

Lalu mereka membaiat Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—untuk Islam lalu mereka memeluk agama Islam.