Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 4086 dan 4087

٣٠ - بَابُ غَزۡوَةُ الرَّجِيعِ، وَرِعۡلٍ، وَذَكۡوَانَ، وَبِئۡرِ مَعُونَةَ
30. Bab perang Ar-Raji’, Ri’l, Dzakwan, dan sumur Ma’unah


وَحَدِيثِ عَضَلٍ وَالۡقَارَةِ وَعَاصِمِ بۡنِ ثَابِتٍ وَخُبَيۡبٍ وَأَصۡحَابِهِ.

قَالَ ابۡنُ إِسۡحَاقَ: حَدَّثَنَا عَاصِمُ بۡنُ عُمَرَ: أَنَّهَا بَعۡدَ أُحُدٍ.

Dan cerita kabilah ‘Adhal, kabilah Al-Qarah, ‘Ashim bin Tsabit, Khubaib, dan para sahabatnya.

Ibnu Ishaq berkata: ‘Ashim bin ‘Umar menceritakan kepada kami bahwa perang Ar-Raji’ terjadi setelah perang Uhud.

٤٠٨٦ - حَدَّثَنِي إِبۡرَاهِيمُ بۡنُ مُوسَى: أَخۡبَرَنَا هِشَامُ بۡنُ يُوسُفَ، عَنۡ مَعۡمَرٍ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ أَبِي سُفۡيَانَ الثَّقَفِيِّ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: بَعَثَ النَّبِيُّ ﷺ سَرِيَّةً عَيۡنًا، وَأَمَّرَ عَلَيۡهِمۡ عَاصِمَ بۡنَ ثَابِتٍ، وَهُوَ جَدُّ عَاصِمِ بۡنِ عُمَرَ بۡنِ الۡخَطَّابِ، فَانۡطَلَقُوا حَتَّى إِذَا كَانَ بَيۡنَ عُسۡفَانَ وَمَكَّةَ، ذُكِرُوا لَحِيٍّ مِنۡ هُذَيۡلٍ، يُقَالُ لَهُمۡ: بَنُو لِحۡيَانَ، فَتَبِعُوهُمۡ بِقَرِيبٍ مِنۡ مِائَةِ رَامٍ، فَاقۡتَصُّوا آثَارَهُمۡ حَتَّى أَتَوۡا مَنۡزِلًا نَزَلُوهُ، فَوَجَدُوا فِيهِ نَوَى تَمۡرٍ تَزَوَّدُوهُ مِنَ الۡمَدِينَةِ، فَقَالُوا: هٰذَا تَمۡرُ يَثۡرِبَ، فَتَبِعُوا آثَارَهُمۡ حَتَّى لَحِقُوهُمۡ،

4086. Ibrahim bin Musa telah menceritakan kepadaku: Hisyam bin Yusuf mengabarkan kepada kami dari Ma’mar, dari Az-Zuhri, dari ‘Amr bin Abu Sufyan Ats-Tsaqafi, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengirim pasukan mata-mata dan menunjuk ‘Ashim bin Tsabit sebagai pemimpinnya. ‘Ashim bin Tsabit adalah kakek dari ‘Ashim bin ‘Umar bin Al-Khaththab. Mereka berangkat hingga ketika berada di tempat antara ‘Usfan dengan Makkah, kabar mereka diketahui oleh suatu kabilah dari Hudzail yang disebut bani Lihyan. Lalu ada hampir seratus orang pasukan pemanah mengejar pasukan ‘Ashim. Mereka membuntuti jejak pasukan ‘Ashim hingga mereka tiba di tempat yang telah disinggahi oleh pasukan ‘Ashim. Mereka mendapati di situ ada biji-biji kurma yang dibawa oleh pasukan ‘Ashim untuk bekal dari Madinah. Mereka berkata, “Ini adalah kurma Yatsrib (Madinah).”

Mereka membuntuti jejak pasukan ‘Ashim hingga berhasil menyusulnya.

فَلَمَّا انۡتَهَى عَاصِمٌ وَأَصۡحَابُهُ لَجَأُوا إِلَى فَدۡفَدٍ، وَجَاءَ الۡقَوۡمُ فَأَحَاطُوا بِهِمۡ، فَقَالُوا: لَكُمُ الۡعَهۡدُ وَالۡمِيثَاقُ إِنۡ نَزَلۡتُمۡ إِلَيۡنَا أَنۡ لَا نَقۡتُلَ مِنۡكُمۡ رَجُلًا، فَقَالَ عَاصِمٌ: أَمَّا أَنَا فَلَا أَنۡزِلُ فِي ذِمَّةِ كَافِرٍ، اللّٰهُمَّ أَخۡبِرۡ عَنَّا نَبِيَّكَ، فَقَاتَلُوهُمۡ حَتَّى قَتَلُوا عَاصِمًا فِي سَبۡعَةِ نَفَرٍ بِالنَّبۡلِ، وَبَقِيَ خُبَيۡبٌ وَزَيۡدٌ وَرَجُلٌ آخَرُ، فَأَعۡطَوۡهُمُ الۡعَهۡدَ وَالۡمِيثَاقَ، فَلَمَّا أَعۡطَوۡهُمُ الۡعَهۡدَ وَالۡمِيثَاقَ نَزَلُوا إِلَيۡهِمۡ، فَلَمَّا اسۡتَمۡكَنُوا مِنۡهُمۡ حَلُّوا أَوۡتَارَ قِسِيِّهِمۡ فَرَبَطُوهُمۡ بِهَا، فَقَالَ الرَّجُلُ الثَّالِثُ الَّذِي مَعَهُمَا: هٰذَا أَوَّلُ الۡغَدۡرِ، فَأَبَى أَنۡ يَصۡحَبَهُمۡ فَجَرَّرُوهُ وَعَالَجُوهُ عَلَى أَنۡ يَصۡحَبَهُمۡ فَلَمۡ يَفۡعَلۡ فَقَتَلُوهُ، وَانۡطَلَقُوا بِخُبَيۡبٍ وَزَيۡدٍ حَتَّى بَاعُوهُمَا بِمَكَّةَ،

Ketika ‘Ashim dan para sahabatnya sudah tidak bisa meloloskan diri, mereka bertahan di suatu tempat yang tinggi. Orang-orang bani Lihyan datang mengepung mereka lalu berkata, “Jika kalian menyerahkan diri kepada kami, kami menjamin tidak akan membunuh kalian seorang pun.”

‘Ashim berkata, “Adapun saya, saya tidak mau turun dalam jaminan orang kafir. Ya Allah, beritahukan kabar kami kepada nabi-Mu.”

Orang-orang bani Lihyan memerangi pasukan ‘Ashim dengan panah sehingga berhasil membunuh ‘Ashim dan temannya sejumlah tujuh orang. Tersisa Khubaib, Zaid, dan seorang lainnya. Orang-orang bani Lihyan memberi jaminan kepada mereka. Setelah mendapatkan jaminan, ketiga orang itu turun menyerahkan diri. Ketika orang-orang bani Lihyan telah menguasai ketiganya, mereka mengudar tali busur untuk mengikat ketiga orang tersebut. Orang ketiga yang bersama Khubaib dan Zaid berkata, “Ini awal pengkhianatan.”

Dia tidak mau menyertai mereka lalu mereka menyeret dan memaksanya agar ikut. Dia berkukuh tidak mau sehingga mereka membunuhnya. Mereka pergi membawa Khubaib dan Zaid hingga mereka menjual keduanya di Makkah.

فَاشۡتَرَى خُبَيۡبًا بَنُو الۡحَارِثِ بۡنِ عَامِرِ بۡنِ نَوۡفَلٍ - وَكَانَ خُبَيۡبٌ هُوَ قَتَلَ الۡحَارِثَ يَوۡمَ بَدۡرٍ - فَمَكَثَ عِنۡدَهُمۡ أَسِيرًا، حَتَّى إِذَا أَجۡمَعُوا قَتۡلَهُ اسۡتَعَارَ مُوسَى مِنۡ بَعۡضِ بَنَاتِ الۡحَارِثِ أَسۡتَحِدَّ بِهَا فَأَعَارَتۡهُ، قَالَتۡ: فَغَفَلۡتُ عَنۡ صَبِيٍّ لِي، فَدَرَجَ إِلَيۡهِ حَتَّى أَتَاهُ فَوَضَعَهُ عَلَى فَخِذِهِ، فَلَمَّا رَأَيۡتُهُ فَزِعۡتُ فَزۡعَةً عَرَفَ ذَاكَ مِنِّي وَفِي يَدِهِ الۡمُوسَى، فَقَالَ: أَتَخۡشَيۡنَ أَنۡ أَقۡتُلَهُ؟ مَا كُنۡتُ لِأَفۡعَلَ ذَاكِ إِنۡ شَاءَ اللهُ، وَكَانَتۡ تَقُولُ: مَا رَأَيۡتُ أَسِيرًا قَطُّ خَيۡرًا مِنۡ خُبَيۡبٍ، لَقَدۡ رَأَيۡتُهُ يَأۡكُلُ مِنۡ قِطۡفِ عِنَبٍ، وَمَا بِمَكَّةَ يَوۡمَئِذٍ ثَمَرَةٌ، وَإِنَّهُ لَمُوثَقٌ فِي الۡحَدِيدِ، وَمَا كَانَ إِلَّا رِزۡقٌ رَزَقَهُ اللهُ،

Bani Al-Harits bin ‘Amir bin Naufal bin ‘Abd Manaf membeli Khubaib. Khubaib ini telah membunuh Al-Harits bin ‘Amir pada hari perang Badr. Khubaib tinggal di tempat mereka sebagai tawanan. Ketika bani Al-Harits berkumpul untuk membunuhnya, Khubaib meminjam pisau cukur untuk mencukur bulu kemaluan kepada salah seorang putri Al-Harits. Putri Al-Harits meminjaminya.

Putri Al-Harits berkata: Ketika aku lengah, anak laki-lakiku berjalan menuju Khubaib sampai mendatanginya. Khubaib mendudukkan anakku di atas pahanya. Ketika aku melihat itu dalam keadaan di tangan Khubaib ada pisau cukur, aku sangat khawatir. Khubaib mengetahui perasaanku dari raut wajahku. Khubaib berkata, “Apakah engkau khawatir aku akan membunuhnya? Aku tidak akan melakukannya insya Allah.”

Putri Al-Harits pernah berkata: Aku belum pernah melihat seorang tawanan yang lebih baik daripada Khubaib. Sungguh, aku pernah melihatnya sedang makan dari setangkai buah anggur, padahal di Makkah saat itu tidak ada buah dan dia diikat di suatu besi. Tidak lain itu adalah rezeki yang Allah berikan kepada Khubaib.

فَخَرَجُوا بِهِ مِنَ الۡحَرَمِ لِيَقۡتُلُوهُ، فَقَالَ: دَعُونِي أُصَلِّي رَكۡعَتَيۡنِ، ثُمَّ انۡصَرَفَ إِلَيۡهِمۡ فَقَالَ: لَوۡلَا أَنۡ تَرَوۡا أَنَّ مَا بِي جَزَعٌ مِنَ الۡمَوۡتِ لَزِدۡتُ، فَكَانَ أَوَّلَ مَنۡ سَنَّ الرَّكۡعَتَيۡنِ عِنۡدَ الۡقَتۡلِ هُوَ، ثُمَّ قَالَ: اللّٰهُمَّ أَحۡصِهِمۡ عَدَدًا، ثُمَّ قَالَ:

مَــا أُبَــالِـي حِـيـنَ أُقۡـتَـلُ مُـسۡـلِـمًـا عَـلَـى أَيِّ شِـقٍّ كَـانَ لِـلّٰـهِ مَـصۡـرَعِـي

وَذٰلِـكَ فِـي ذَاتِ الۡإِلٰـهِ وَإِنۡ يَـشَـأۡ يُــبَــارِكۡ عَـلَـى أَوۡصَـالِ شِـلۡـوٍ مُـمَـزَّعِ

ثُمَّ قَامَ إِلَيۡهِ عُقۡبَةُ بۡنُ الۡحَارِثِ فَقَتَلَهُ، وَبَعَثَتۡ قُرَيۡشٌ إِلَى عَاصِمٍ لِيُؤۡتَوۡا بِشَيۡءٍ مِنۡ جَسَدِهِ يَعۡرِفُونَهُ، وَكَانَ عَاصِمٌ قَتَلَ عَظِيمًا مِنۡ عُظَمَائِهِمۡ يَوۡمَ بَدۡرٍ، فَبَعَثَ اللهُ عَلَيۡهِ مِثۡلَ الظُّلَّةِ مِنَ الدَّبۡرِ، فَحَمَتۡهُ مِنۡ رُسُلِهِمۡ، فَلَمۡ يَقۡدِرُوا مِنۡهُ عَلَى شَيۡءٍ. [طرفه في: ٣٠٤٥].

Bani Al-Harits keluar membawa Khubaib dari tanah haram untuk membunuhnya. Khubaib berkata, “Biarkan aku salat dua rakaat.” Selesai salat, Khubaib berkata, “Andai kalian tidak mengira kalau aku takut mati, tentu aku akan menambah salatku.” Jadi, Khubaib adalah orang pertama yang memberi contoh salat dua rakaat bagi ketika hendak dihukum bunuh. Kemudian Khubaib berkata, “Ya Allah, hitunglah mereka satu per satu.”

Khubaib berkata, “Aku tidak peduli ketika aku terbunuh dalam keadaan muslim, di sisi tubuh yang mana aku akan tersungkur selama kematianku untuk Allah dan karena mengharap wajah Allah. Jika Allah menghendaki, Dia akan memberkahi persendian tubuh yang terpotong.”

Akhirnya ‘Uqbah bin Al-Harits berdiri di hadapan Khubaib lalu membunuhnya.

Orang-orang kafir Quraisy mengirim utusan ke tempat (terbunuhnya) ‘Ashim agar mereka membawa sebagian anggota tubuh ‘Ashim yang mereka kenali. ‘Ashim sebelum itu telah membunuh salah seorang tokoh mereka di hari perang Badr. Allah mengirim kawanan tawon semisal awan kepada ‘Ashim. Tawon-tawon itu menjaganya dari utusan orang kafir Quraisy sehingga mereka tidak mampu untuk memotong jasadnya sedikit saja.

٤٠٨٧ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ عَمۡرٍو، سَمِعَ جَابِرًا، يَقُولُ الَّذِي قَتَلَ خُبَيۡبًا هُوَ أَبُو سَرۡوَعَةَ‏.‏

4087. ‘Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami dari ‘Amr. Beliau mendengar Jabir mengatakan: Yang membunuh Khubaib adalah Abu Sarwa’ah.