Cari Blog Ini

Sunan At-Tirmidzi hadis nomor 2240

٥٩ - بَابُ مَا جَاءَ فِي فِتۡنَةِ الدَّجَّالِ
59. Bab riwayat tentang fitnah dajal


٢٢٤٠ - (صحيح) حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ حُجۡرٍ، قَالَ: أَخۡبَرَنَا الۡوَلِيدُ بۡنُ مُسۡلِمٍ وَعَبۡدُ اللهِ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ بۡنِ يَزِيدَ بۡنِ جَابِرٍ - دَخَلَ حَدِيثُ أَحَدِهِمَا فِي حَدِيثِ الۡآخَرِ - عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ بۡنِ يَزِيدَ بۡنِ جَابِرٍ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ جَابِرٍ الطَّائِيِّ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ بۡنِ جُبَيۡرٍ، عَنۡ أَبِيهِ جُبَيۡرِ بۡنِ نُفَيۡرٍ، عَنِ النَّوَّاسِ بۡنِ سَمۡعَانَ الۡكِلَابِيِّ، قَالَ: ذَكَرَ رَسُولُ اللهِ ﷺ الدَّجَّالَ ذَاتَ غَدَاةٍ، فَخَفَّضَ فِيهِ وَرَفَّعَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخۡلِ، قَالَ: فَانۡصَرَفۡنَا مِنۡ عِنۡدِ رَسُولِ اللهِ ﷺ ثُمَّ رَجَعۡنَا إِلَيۡهِ فَعَرَفَ ذٰلِكَ فِينَا فَقَالَ: (مَا شَأۡنُكُمۡ)؟ قَالَ: قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ ذَكَرۡتَ الدَّجَّالَ الۡغَدَاةَ فَخَفَّضۡتَ فِيهِ وَرَفَّعۡتَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخۡلِ. قَالَ: (غَيۡرُ الدَّجَّالِ أَخۡوَفُ لِي عَلَيۡكُمۡ، إِنۡ يَخۡرُجۡ وَأَنَا فِيكُمۡ فَأَنَا حَجِيجُهُ دُونَكُمۡ، وَإِنۡ يَخۡرُجۡ وَلَسۡتُ فِيكُمۡ فَامۡرُؤٌ حَجِيجُ نَفۡسِهِ وَاللهُ خَلِيفَتِي عَلَى كُلِّ مُسۡلِمٍ، إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيۡنُهُ طَافِئَةٌ شَبِيهٌ بِعَبۡدِ الۡعُزَّى بۡنِ قَطَنٍ، فَمَنۡ رَآهُ مِنۡكُمۡ فَلۡيَقۡرَأۡ فَوَاتِحَ سُورَةِ أَصۡحَابِ الۡكَهۡفِ). قَالَ: (يَخۡرُجُ مَا بَيۡنَ الشَّامِ وَالۡعِرَاقِ، فَعَاثَ يَمِينًا وَشِمَالًا، يَا عِبَادَ اللهِ اثۡبُتُوا).

2240. [Sahih] ‘Ali bin Hujr telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Al-Walid bin Muslim dan ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman bin Yazid bin Jabir mengabarkan kepada kami. Hadis salah satu dari mereka berdua masuk ke dalam hadis yang lain. Dari ‘Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari Yahya bin Jabir Ath-Tha`i, dari ‘Abdurrahman bin Jubair, dari ayahnya, yaitu Jubair bin Nufair, dari An-Nawwas bin Sam’an Al-Kilabi. Beliau berkata: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menyebutkan dajal pada suatu pagi. Beliau menghinakan dajal dan menjelaskan besar ujiannya, sampai kami menyangka bahwa dajal ada di suatu sisi kebun kurma.

An-Nawwas berkata: Ketika kami pulang dari sisi Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—kemudian kembali kepada beliau, beliau mengetahui ada ketakutan pada diri kami. Beliau bertanya, “Kenapa kalian?”

An-Nawwas berkata: Kami menjawab, “Wahai Rasulullah, engkau menyebutkan dajal pagi tadi. Engkau menghinakan dajal dan menjelaskan besar ujiannya, sehingga kami menyangka bahwa dajal ada di suatu sisi kebun kurma.”

Beliau berkata, “Bukan dajal yang paling aku takutkan atas kalian. Jika dajal muncul keluar ketika aku masih berada di tengah-tengah kalian, maka aku akan berada di depan kalian yang akan mengalahkannya dengan dalil. Apabila dajal muncul keluar ketika aku sudah tidak bersama kalian, maka seseorang akan membela dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku sebagai pembela bagi setiap muslim. Sesungguhnya dajal adalah seorang pemuda yang berambut keriting gimbal, bermata menonjol. Seakan-akan aku menyerupakannya dengan ‘Abdul ‘Uzza bin Qathan. Siapa saja di antara kalian yang mendapatinya, maka bacakan kepadanya ayat-ayat pembuka surah Al-Kahfi.”

Rasulullah melanjutkan, “Sesungguhnya dia akan keluar di suatu jalan antara Syam dan ‘Iraq. Dia menebar kerusakan ke kanan dan ke kiri dengan cepat, wahai hamba-hamba Allah, kokohkanlah diri kalian!”

قَالَ: قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ وَمَا لُبۡثُهُ فِي الۡأَرۡضِ؟ قَالَ: (أَرۡبَعِينَ يَوۡمًا، يَوۡمٌ كَسَنَةٍ، وَيَوۡمٌ كَشَهۡرٍ، وَيَوۡمٌ كَجُمُعَةٍ وَسَائِرُ أَيَّامِهُ كَأَيَّامِكُمۡ). قَالَ: قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ أَرَأَيۡتَ الۡيَوۡمَ الَّذِي كَالسَّنَةِ أَتَكۡفِينَا فِيهِ صَلَاةُ يَوۡمٍ؟ قَالَ: (لَا، وَلَكِنِ اقۡدُرُوا لَهُ). قَالَ: قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ فَمَا سُرۡعَتُهُ فِي الۡأَرۡضِ؟ قَالَ: (كَالۡغَيۡثِ اسۡتَدۡبَرَتۡهُ الرِّيحُ فَيَأۡتِي الۡقَوۡمَ فَيَدۡعُوهُمۡ فَيُكَذِّبُونَهُ وَيَرُدُّونَ عَلَيۡهِ قَوۡلَهُ فَيَنۡصَرِفُ عَنۡهُمۡ فَتَتۡبَعُهُ أَمۡوَالُهُمۡ فَيُصۡبِحُونَ لَيۡسَ بِأَيۡدِيهِمۡ شَيۡءٌ، ثُمَّ يَأۡتِي الۡقَوۡمَ فَيَدۡعُوهُمۡ فَيَسۡتَجِيبُونَ لَهُ وَيُصَدِّقُونَهُ فَيَأۡمُرُ السَّمَاءَ أَنۡ تُمۡطِرَ فَتُمۡطِرَ، وَيَأۡمُرُ الۡأَرۡضَ أَنۡ تُنۡبِتَ فَتُنۡبِتَ، فَتَرُوحُ عَلَيۡهِمۡ سَارِحَتُهُمۡ كَأَطۡوَلِ مَا كَانَتۡ ذُرًا وَأَمَدِّهِ خَوَاصِرَ وَأَدَرِّهِ ضُرُوعًا).

An-Nawwas berkata: Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, berapa lama dia menetap di muka bumi?”

Beliau menjawab, “Empat puluh hari. Satu hari seperti setahun, satu hari seperti sebulan, satu hari seperti sepekan, dan seluruh hari sisanya seperti hari-hari kalian sekarang ini.”

An-Nawwas berkata: Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, pada hari yang seperti setahun itu, apakah salat satu hari sudah cukup bagi kami?”

Beliau menjawab, “Tidak, kalian perkirakanlah waktunya.”

An-Nawwas berkata: Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana cepatnya dajal di bumi ini?”

Beliau menjawab, “Seperti hujan yang diiringi angin. Dia akan mendatangi suatu kaum lalu mengajak mereka namun kaum itu mendustakan dan menolak ucapannya. Dajal itu pun berpaling dari mereka, lalu harta-harta mereka mengikutinya sehingga tidak ada sesuatu pun di tangan-tangan mereka. Kemudian dajal mendatangi kaum yang lain, lalu ia mengajak mereka. Mereka menyambut ajakannya dan membenarkannya. Dia memerintahkan langit sehingga turunlah hujan. Dia memerintahkan bumi sehingga ia menumbuhkan tanaman sehingga binatang gembalaan mereka kembali di sore hari dalam keadaan punuknya lebih tinggi, perutnya lebih besar, dan ambingnya lebih besar daripada sebelumnya.”

قَالَ: (ثُمَّ يَأۡتِي الۡخَرِبَةَ فَيَقُولُ لَهَا: أَخۡرِجِي كُنُوزَكِ فَيَنۡصَرِفُ مِنۡهَا فَتَتۡبَعُهُ كَيَعَاسِيبِ النَّحۡلِ، ثُمَّ يَدۡعُو رَجُلًا شَابًّا مُمۡتَلِئًا شَبَابًا فَيَضۡرِبُهُ بِالسَّيۡفِ فَيَقۡطَعُهُ جِزۡلَتَيۡنِ ثُمَّ يَدۡعُوهُ فَيُقۡبِلُ يَتَهَلَّلُ وَجۡهُهُ يَضۡحَكُ، فَبَيۡنَمَا هُوَ كَذٰلِكَ إِذۡ هَبَطَ عِيسَى ابۡنُ مَرۡيَمَ بِشَرۡقِيِّ دِمَشۡقَ عِنۡدَ الۡمَنَارَةِ الۡبَيۡضَاءِ بَيۡنَ مَهۡرُودَتَيۡنِ وَاضِعًا يَدَيۡهِ عَلَى أَجۡنِحَةِ مَلَكَيۡنِ إِذَا طَأۡطَأَ رَأۡسَهُ قَطَرَ، وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنۡهُ جُمَانٌ كَاللُّؤۡلُؤِ). قَالَ: (وَلَا يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ، يَعۡنِي أَحَدٌ إِلَّا مَاتَ وَرِيحُ نَفَسِهِ مُنۡتَهَى بَصَرِهِ). قَالَ: (فَيَطۡلُبُهُ حَتَّى يُدۡرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقۡتُلَهُ).

Rasulullah melanjutkan, “Lalu dajal melewati suatu tempat yang telah hancur lalu berkata kepadanya: Keluarkanlah perbendaharaanmu! Dajal pergi dari tempat itu lalu perbendaharaan mengikutinya seperti ratu-ratu lebah. Kemudian dia mengajak seseorang pemuda belia, dia menebasnya dengan pedang sehingga memotongnya menjadi dua bagian yang terpisah. Kemudian dajal memanggilnya, lalu pemuda itu pun datang dengan wajah bersinar dan tertawa. Ketika dajal dalam keadaan itu, tiba-tiba ‘Isa bin Maryam turun di sebelah timur Damaskus di dekat menara putih dengan mengenakan dua pakaian yang dicelup wars lalu safron. Beliau meletakkan kedua telapak tangannya di atas sayap dua malaikat. Apabila beliau menundukkan kepalanya, air menetes darinya. Apabila dia mengangkatnya, turunlah darinya butiran perak seperti mutiara.”

Rasulullah melanjutkan, “Tidaklah seorang (kafir) pun yang mendapati bau nafas beliau kecuali mati. Padahal nafas beliau dapat tercium sejauh jarak pandangan mata beliau.”

Rasulullah berkata, “Nabi ‘Isa mencari dajal sampai mendapatinya di pintu Ludd lalu beliau membunuhnya.”

قَالَ: (فَيَلۡبَثُ كَذٰلِكَ مَا شَاءَ اللهُ). قَالَ: (ثُمَّ يُوحِي اللهُ إِلَيۡهِ أَنۡ حَوِّزۡ عِبَادِي إِلَى الطُّورِ، فَإِنِّي قَدۡ أَنۡزَلۡتُ عِبَادًا لِي لَا يَدَ لِأَحَدٍ بِقِتَالِهِمۡ). قَالَ: (وَيَبۡعَثُ اللهُ يَأۡجُوجَ وَمَأۡجُوجَ وَهُمۡ كَمَا قَالَ اللهُ ﴿مِنۡ كُلِّ حَدَبٍ يَنۡسِلُونَ﴾ [الأنبياء: ٩٦] قَالَ: (فَيَمُرُّ أَوَّلُهُمۡ بِبُحَيۡرَةِ الطَّبَرِيَّةِ فَيَشۡرَبُ مَا فِيهَا، ثُمَّ يَمُرُّ بِهَا آخِرُهُمۡ فَيَقُولُ: لَقَدۡ كَانَ بِهٰذِهِ مَرَّةً مَاءٌ، ثُمَّ يَسِيرُونَ حَتَّى يَنۡتَهُوا إِلَى جَبَلِ بَيۡتِ الۡمَقۡدِسِ فَيَقُولُونَ: لَقَدۡ قَتَلۡنَا مَنۡ فِي الۡأَرۡضِ، هَلُمَّ فَلۡنَقۡتُلۡ مَنۡ فِي السَّمَاءِ، فَيَرۡمُونَ بِنُشَّابِهِمۡ إِلَى السَّمَاءِ فَيَرُدُّ اللهُ عَلَيۡهِمۡ نُشَّابَهُمۡ مُحۡمَرًّا دَمًا، وَيُحَاصَرُ عِيسَى ابۡنُ مَرۡيَمَ وَأَصۡحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأۡسُ الثَّوۡرِ يَوۡمَئِذٍ خَيۡرًا لِأَحَدِهِمۡ مِنۡ مِئَةِ دِينَارٍ لِأَحَدِكُمُ الۡيَوۡمَ، فَيَرۡغَبُ عِيسَى ابۡنُ مَرۡيَمَ إِلَى اللهِ وَأَصۡحَابُهُ، فَيُرۡسِلُ اللهُ إِلَيۡهِمُ النَّغَفَ فِي رِقَابِهِمۡ فَيُصۡبِحُونَ فَرۡسَى مَوۡتَى كَمَوۡتِ نَفۡسٍ وَاحِدَةٍ وَيَهۡبِطُ عِيسَى وَأَصۡحَابُهُ فَلَا يَجِدُ مَوۡضِعَ شِبۡرٍ إِلَّا وَقَدۡ مَلَأَتۡهُ زَهَمَتُهُمۡ وَنَتَنُهُمۡ وَدِمَاؤُهُمۡ، فَيَرۡغَبُ عِيسَى إِلَى اللهِ وَأَصۡحَابُهُ، فَيُرۡسِلُ اللهُ عَلَيۡهِمۡ طَيۡرًا كَأَعۡنَاقِ الۡبُخۡتِ، فَتَحۡمِلُهُمۡ فَتَطۡرَحُهُمۡ بِالۡمَهۡبِلِ وَيَسۡتَوۡقِدُ الۡمُسۡلِمُونَ مِنۡ قِسِيِّهِمۡ وَنُشَّابِهِمۡ وَجِعَابِهِمۡ سَبۡعَ سِنِينَ، وَيُرۡسِلُ اللهُ عَلَيۡهِمۡ مَطَرًا لَا يَكُنُّ مِنۡهُ بَيۡتُ وَبَرٍ وَلَا مَدَرٍ، فَيَغۡسِلُ الۡأَرۡضَ فَيَتۡرُكُهَا كَالزَّلَفَةِ).

Rasulullah berkata, “Nabi ‘Isa tetap di situ selama waktu yang Allah kehendaki.”

Rasulullah berkata, “Kemudian Allah wahyukan kepada ‘Isa: Giringlah hamba-hambaKu ke gunung Thur karena aku telah mengeluarkan hamba-hambaKu yang tidak ada satu orang pun yang mampu membunuh mereka.”

Rasulullah berkata, “Allah mengirim Yakjuj wa Makjuj. Mereka seperti yang Allah firmankan, turun dengan cepat dari setiap tempat-tempat yang tinggi. (QS. Al-Anbiya`: 96).”

Rasulullah berkata, “Rombongan awal mereka melewati danau Thabariyyah (danau Galilea) lalu mereka minum darinya. Lalu rombongan akhir mereka melewatinya dan berkata: Sungguh tadinya di sini pernah ada air. Kemudian mereka berjalan sampai berhenti di gunung Baitul Maqdis. Mereka berkata: Sungguh kita telah membunuh siapa saja yang ada di bumi. Mari kita membunuh siapa saja yang ada di langit. Mereka pun melemparkan panah ke langit, lalu Allah mengembalikan panah itu kepada mereka dalam keadaan berlumur darah. Nabi ‘Isa bin Maryam dan para pengikutnya dikepung sampai-sampai kepala lembu milik salah seorang mereka pada hari itu lebih baik daripada seratus dinar milik kalian pada hari ini. Nabi Allah ‘Isa dan para pengikutnya pun berdoa. Lalu Allah kirimkan kepada Yakjuj wa Makjuj belatung di leher-leher mereka. Mereka pun mati seperti matinya satu jiwa. Nabi ‘Isa dan pengikutnya turun ke bawah. Beliau tidak mendapati tempat satu jengkal pun di muka bumi kecuali dipenuhi oleh bangkai, bau busuk, dan darah mereka. Nabi ‘Isa dan pengikutnya berdoa kepada Allah sehingga Allah mengirimkan burung seperti leher-leher unta. Burung itu membawa mayat-mayat mereka dan melemparkan mereka ke jurang yang dalam. Kaum muslimin bisa menyalakan api dari busur, anak panah, dan wadah anak panah Yakjuj dan Makjuj selama tujuh tahun. Allah mengirimkan hujan yang menyapu bersih semua rumah baik terbuat dari bulu atau tanah. Hujan akan mencuci bumi ini sehingga meninggalkannya seperti cermin.”

قَالَ: (ثُمَّ يُقَالُ لِلۡأَرۡضِ أَخۡرِجِي ثَمَرَتَكِ وَرُدِّي بَرَكَتَكِ فَيَوۡمَئِذٍ تَأۡكُلُ الۡعِصَابَةُ مِنَ الرُّمَّانَةِ، وَيَسۡتَظِلُّونَ بِقِحۡفِهَا وَيُبَارَكُ فِي الرِّسۡلِ حَتَّى إِنَّ الۡفِئَامَ مِنَ النَّاسِ لَيَكۡتَفُونَ بِاللَّقۡحَةِ مِنَ الۡإِبِلِ، وَإِنَّ الۡقَبِيلَةَ لَيَكۡتَفُونَ بِاللَّقۡحَةِ مِنَ الۡبَقَرِ، وَإِنَّ الۡفَخِذَ لَيَكۡتَفُونَ بِاللَّقۡحَةِ مِنَ الۡغَنَمِ فَبَيۡنَمَا هُمۡ كَذٰلِكَ إِذۡ بَعَثَ اللهُ رِيحًا فَقَبَضَتۡ رُوحَ كُلِّ مُؤۡمِنٍ وَيَبۡقَى سَائِرُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ كَمَا تَتَهَارَجُ الۡحُمُرُ فَعَلَيۡهِمۡ تَقُومُ السَّاعَةُ). هٰذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ لَا نَعۡرِفُهُ إِلَّا مِنۡ حَدِيثِ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ بۡنِ يَزِيدَ بۡنِ جَابِرٍ. [(الصحيحة)(٤٨١)، (تخريج فضائل الشام)(٢٥): م].

Rasulullah berkata, “Kemudian dikatakan kepada bumi: Keluarkan buah-buahanmu, kembalikanlah keberkahanmu! Maka hari itu, sekelompok manusia bisa makan dari sebuah delima saja dan mereka bisa bernaung di bawah kulitnya. Allah memberkahi susu hewan ternak sampai-sampai seekor unta yang bunting mencukupi sekian banyak manusia. Seekor sapi yang bunting mencukupi satu kabilah manusia. Seekor kambing yang bunting mencukupi satu sanak kerabat manusia. Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Allah kirim angin. Angin itu mencabut ruh setiap mukmin sehingga tersisalah orang-orang yang mereka berhubungan badan di depan umum seperti himar-himar yang berjimak. Maka, hari kiamat itu terjadi pada mereka.”

Ini adalah hadis hasan sahih garib. Kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadis ‘Abdurrahman bin Yazid bin Jabir.