مُقَدِّمَةُ لُمۡعَةِ الۡاِعۡتِقَادِ
قَالَ الشَّيۡخُ الۡإِمَامُ الۡأَوۡحَدُ شَرَفُ الۡإِسۡلَامِ مُفۡتِى
الۡفِرَقِ وَقُدۡوَةُ الۡأَنَامِ أَوۡحَدُ الزَّمَانِ مُوَفَّقُ الدِّينِ أَبُو
مُحَمَّدٍ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ أَحۡمَدَ بۡنِ مُحَمَّدِ بۡنِ قُدَامَةَ
الۡمَقۡدِسِيُّ – قَدَّسَ اللهُ تَعَالَى رُوحَهُ وَنَوَّرَ ضَرِيحَهُ -:
Syekh Imam tanpa tanding, kemuliaan Islam, ahli fatwa firkah-firkah, teladan
manusia, tanpa tanding di zamannya, Muwaffaqu Ad-Din Abu Muhammad ‘Abdullah
bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah Al-Maqdisi—semoga Allah taala menyucikan
ruhnya dan menerangi kuburnya—berkata:
﷽
١ - الۡحَمۡدُ لِلهِ الۡمَحۡمُودِ بِكُلِّ لِسَانٍ، الۡمَعۡبُودِ فِي كُلِّ
زَمَانٍ، الَّذِي لَا يَخۡلُو مِنۡ عِلۡمِهِ مَكَانٌ، وَلَا يَشۡغَلُهُ شَأۡنٌ
عَنۡ شَأۡنٍ، جَلَّ عَنِ الۡأَشۡبَاهِ وَالۡأَنۡدَادِ، وَتَنَزَّهَ عَنِ
الصَّاحِبَةِ وَالۡأَوۡلَادِ، وَنَفَذَ حُكۡمُهُ فِي جَمِيعِ الۡعِبَادِ، لَا
تُمَثِّلُهُ الۡعُقُولُ بِالتَّفۡكِيرِ، وَلَا تَتَوَهَّمُهُ الۡقُلُوبُ
بِالتَّصۡوِيرِ، ﴿لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ﴾
[الشورى: ١١].
Segala pujian untuk Allah. Dia dipuji oleh setiap lisan. Diibadahi di setiap
zaman. Tidak ada satu tempat pun yang luput dari pengetahuan-Nya. Dia tidak
tersibukkan dari berbagai keadaan. Dia Maha Mulia dari berbagai penyerupaan
dan tandingan.
Dia disucikan dari istri dan anak. Ketetapan-Nya terlaksana pada semua hamba.
Akal tidak mampu memikirkan yang menyerupai Dia. Hati tidak mampu
membayangkan-Nya. “Tidak ada sesuatu pun yang semisal dengan Dia dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syura: 11).
٢ - لَهُ الۡأَسۡمَاءُ الۡحُسۡنَى وَالصِّفَاتُ الۡعُلَى: ﴿ٱلرَّحۡمَٰنُ عَلَى
ٱلۡعَرۡشِ ٱسۡتَوَىٰ ٥ لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِ وَمَا
بَيۡنَهُمَا وَمَا تَحۡتَ ٱلثَّرَىٰ ٦ وَإِن تَجۡهَرۡ بِٱلۡقَوۡلِ فَإِنَّهُۥ
يَعۡلَمُ ٱلسِّرَّ وَأَخۡفَى﴾ [طه: ٥-٧]. أَحَاطَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عِلۡمًا،
وَقَهَرَ كُلَّ مَخۡلُوقٍ عِزَّةً وَحُكۡمًا، وَوَسِعَ كُلَّ شَيۡءٍ رَحۡمَةً
وَعِلۡمًا: ﴿يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡ وَلَا
يُحِيطُونَ بِهِۦ عِلۡمًا﴾ [طه: ١١٠] مَوۡصُوفٌ بِمَا وَصَفَ بِهِ نَفۡسَهُ فِي
كِتَابِهِ الۡعَظِيمِ، وَعَلَى لِسَانِ نَبِيِّهِ الۡكَرِيمِ.
Hanya milik Dialah seluruh nama yang indah dan sifat yang tinggi. “Ar-Rahman
tinggi di atas arasy. Milik-Nyalah segala yang ada di langit, segala yang ada
di bumi, segala yang ada di antara keduanya, dan segala yang ada di bawah
tanah. Jika engkau mengeraskan suara ucapan, sesungguhnya Dia mengetahui yang
rahasia dan yang tersembunyi.” (QS. Thaha: 5-7).
Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Ketetapan dan kemuliaan-Nya pasti berlaku
terhadap setiap makhluk. Rahmat dan ilmu-Nya menjangkau segala sesuatu. “Dia
mengetahui segala yang di hadapan mereka dan segala yang di belakang mereka,
serta ilmu mereka tidak bisa menjangkau-Nya.” (QS. Thaha: 110). Dia disifati
dengan sifat yang Dia sifati Diri-Nya di dalam Kitab-Nya yang agung dan
melalui lisan Nabi-Nya yang mulia.[1]
Syekh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin (wafat 1421 H)
rahimahullah di dalam syarahnya menyebutkan,
[1]
لُمۡعَةُ الۡاِعۡتِقَادِ:
(اللُّمۡعَةُ): تُطۡلَقُ فِي اللُّغَةِ عَلَى مَعَانٍ مِنۡهَا: الۡبُلۡغَةُ
مِنَ الۡعَيۡشِ وَهٰذَا الۡمَعۡنَى أَنۡسَبُ مَعۡنًى لِمَوۡضُوعِ هٰذَا
الۡكِتَابِ فَمَعۡنَى لُمۡعَةِ الۡاِعۡتِقَادِ هُنَا: الۡبُلۡغَةُ مِنَ
الۡاِعۡتِقَادِ الصَّحِيحِ الۡمُطَابِقِ لِمَذۡهَبِ السَّلَفِ رِضۡوَانُ اللهِ
عَلَيۡهِمۡ.
وَ (الۡاِعۡتِقَادُ): الۡحُكۡمُ الذِّهۡنِيُّ الۡجَازِمُ فَإِنۡ طَابَقَ
الۡوَاقِعَ فَصَحِيحٌ وَإِلَّا فَفَاسِدٌ.
Lum’ah Al-I’tiqad
Lum’ah dalam bahasa Arab disebutkan secara mutlak untuk beberapa makna. Di
antaranya adalah kebutuhan hidup yang pokok. Makna ini makna paling cocok
dengan topik kitab ini. Sehingga makna Lum’ah Al-I’tiqad di sini adalah
prinsip pokok dari keyakinan yang sahih yang sesuai dengan mazhab salaf semoga
Allah meridai mereka.
Al-I’tiqad artinya (keyakinan) ketetapan pikiran yang pasti. Jika mencocoki
kenyataan, maka keyakinan ini benar. Jika tidak, maka keyakinan ini rusak.
مَا تَضَمَّنَتۡهُ خُطۡبَةُ الۡكِتَابِ:
تَضَمَّنَتۡ خُطۡبَةُ الۡمُؤَلِّفِ فِي هٰذَا الۡكِتَابِ مَا يَأۡتِي:
Kandungan khotbah pembukaan kitab ini
Khotbah mualif di kitab ini mengandung hal-hal berikut:
١ - الۡبَدَاءَةُ بِالۡبَسۡمَلَةِ اقۡتِدَاءً بِكِتَابِ اللهِ الۡعَظِيمِ
وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ رَسُولِ اللهِ ﷺ.
وَمَعۡنَى ﴿بِسۡمِ اللهِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيمِ﴾: أَيۡ أَفۡعَلُ الشَّيۡءَ
مُسۡتَعِينًا وَمُتَبَرِّكًا بِكُلِّ اسۡمٍ مِنۡ أَسۡمَاءِ اللهِ تَعَالَى
الۡمَوۡصُوفِ بِالرَّحۡمَةِ الۡوَاسِعَةِ.
وَمَعۡنَى ﴿الله﴾: الۡمَأۡلُوهُ أَيۡ الۡمَعۡبُودُ حُبًّا وَتَعۡظِيمًا
وَتَأَلُّهًا وَشَوۡقًا.
وَ ﴿الرَّحۡمٰن﴾: ذُو الرَّحۡمَةِ الۡوَاسِعَةِ.
وَ ﴿الرَّحِيم﴾: الۡمُوَصِّلُ رَحۡمَتَهُ مَنۡ شَاءَ مِنۡ خَلۡقِهِ.
فَالۡفَرۡقُ بَيۡنَ الرَّحۡمٰنِ وَالرَّحِيمِ أَنَّ الۡأَوَّلَ بِاعۡتِبَارِ
كَوۡنِ الرَّحۡمَةِ وَصۡفًا لَهُ وَالثَّانِيَ بِاعۡتِبَارِهَا فِعۡلًا لَهُ
يُوَصِّلُهَا مَنۡ شَاءَ مِنۡ خَلۡقِهِ.
1. Mengawali dengan basmalah dalam rangka meneladani kitab Allah yang agung
dan mencontoh Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Makna bismi-llāhi
ar-raḥmāni ar-raḥīmi adalah aku melakukan suatu perbuatan dengan memohon
pertolongan dan mencari keberkahan dengan setiap nama dari nama-nama Allah
taala yang disifati dengan rahmat yang luas.
Makna Allah adalah al-ma`luh yakni yang diibadahi dengan kecintaan,
pengagungan, penghambaan, dan kerinduan. Ar-Rahman adalah pemilik rahmat yang
luas. Ar-Rahim adalah yang menyampaikan rahmat-Nya kepada siapa saja makhluk
yang Dia kehendaki.
Perbedaan antara Ar-Rahman dengan Ar-Rahim adalah nama pertama dari sisi
rahmat yang merupakan sifat Allah, sedangkan nama kedua dari sisi rahmat yang
merupakan perbuatan-Nya yang Dia sampaikan kepada makhluk siapa saja yang Dia
kehendaki.
٢ - الثَّنَاءُ عَلَى اللهِ بِالۡحَمۡدِ.
وَ (الۡحَمۡدُ): ذِكۡرُ أَوۡصَافِ الۡمَحۡمُودِ الۡكَامِلَةِ وَأَفۡعَالِهِ
الۡحَمِيدَةِ مَعَ الۡمَحَبَّةِ لَهُ وَالتَّعۡظِيمِ.
2. Sanjungan kepada Allah dengan segala pujian (al-hamd). Al-hamd adalah
penyebutan sifat-sifat yang terpuji lagi sempurna dan penyebutan
perbuatan-perbuatan-Nya yang terpuji diiringi rasa cinta dan pengagungan
kepada-Nya.
٣ - إِنَّ اللهَ مَحۡمُودٌ بِكُلِّ لِسَانٍ وَمَعۡبُودٌ بِكُلِّ مَكَانٍ أَيۡ:
مُسۡتَحِقٌّ وَجَائِزٌ أَنۡ يُحۡمَدَ بِكُلِّ لُغَةٍ وَيُعۡبَدَ بِكُلِّ
بُقۡعَةٍ.
3. Bahwa Allah dipuji oleh setiap lisan dan diibadahi di semua tempat. Artinya
Dia berhak dan boleh dipuji dengan segala macam bahasa dan diibadahi di semua
tempat.
٤ - سِعَةُ عِلۡمِ اللهِ بِكَوۡنِهِ لَا يَخۡلُو مِنۡ عِلۡمِهِ مَكَانٌ
وَكَمَالُ قُدۡرَتِهِ وَإِحَاطَتُهُ حَيۡثُ لَا يُلۡهِيهِ أَمۡرٌ عَنۡ
أَمۡرٍ.
4. Keluasan ilmu Allah karena tidak ada satu tempat pun yang lolos dari
ilmu-Nya. Kesempurnaan kemampuan-Nya dan jangkauan-Nya karena tidak ada satu
urusan pun yang dapat membuatnya lengah dari mengurusi urusan lainnya.
٥ - عَظَمَتُهُ وَكِبۡرِيَاؤُهُ وَتَرَفُّعُهُ عَنۡ كُلِّ شَبِيهٍ وَنِدٍّ
مُمَاثِلٍ لِكَمَالِ صِفَاتِهِ مِنۡ جَمِيعِ الۡوُجُوهِ.
5. Keagungan, kemuliaan, dan keunggulan Allah dari segala tandingan yang
menyerupai karena kesempurnaan sifat Allah dari segala sisi.
٦ - تَنَزُّهُهُ وَتَقَدُّسُهُ عَنۡ كُلِّ زَوۡجَةٍ وَوَلَدٍ وَذٰلِكَ
لِكَمَالِ غِنَاهُ.
6. Penyucian Allah dari seluruh istri dan anak karena kesempurnaan
kecukupan-Nya.
٧ - تَمَامُ إِرَادَتِهِ وَسُلۡطَانِهِ بِنُفُوذِ قَضَائِهِ فِي جَمِيعِ
الۡعِبَادِ فَلَا يَمۡنَعُهُ قُوَّةُ مَلِكٍ وَلَا كَثۡرَةُ عَدَدٍ
وَمَالٍ.
7. Kesempurnaan keinginan dan kekuasaan Allah dengan terlaksananya
ketentuan-Nya pada seluruh hamba. Tidak ada yang bisa mencegah-Nya, baik
kekuatan raja ataupun banyaknya jumlah pasukan dan harta.
٨ - عَظَمَةُ اللهِ فَوۡقَ مَا يَتَصَوَّرُ بِحَيۡثُ لَا تَسۡتَطِيعُ
الۡعُقُولُ لَهُ تَمۡثِيلًا وَلَا تَتَوَهَّمُ الۡقُلُوبُ لَهُ صُورَةً؛
لِأَنَّ اللهَ لَيۡسَ كَمِثۡلِهِ شَيۡءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ.
8. Keagungan Allah di atas segala yang tergambar oleh akal karena akal tidak
mampu membuat perumpamaan untuk-Nya dan hati tidak bisa membayangkan
bentuk-Nya. Hal itu karena tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah dan
Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
٩ - اخۡتِصَاصُ اللهِ بِالۡأَسۡمَاءِ الۡحُسۡنَى وَالصِّفَاتِ الۡعُلَى.
9. Kekhususan Allah dengan nama-nama yang paling indah dan sifat-sifat yang
paling mulia.
١٠ - اسۡتِوَاءُ اللهِ عَلَى عَرۡشِهِ وَهُوَ عُلُوُّهُ وَاسۡتِقۡرَارُهُ
عَلَيۡهِ عَلَى الۡوَجۡهِ اللَّائِقِ بِهِ.
10. Istiwa` Allah di atas arasy-Nya artinya ketinggian-Nya dan menetapnya Dia
di atasnya sesuai sifat yang layak bagi-Nya.
١١ - عُمُومُ مُلۡكِهِ لِلسَّمَوَاتِ وَالۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَا وَمَا
تَحۡتَ الثَّرَى.
11. Kepemilikan Allah yang menyeluruh meliputi langit-langit, bumi, segala
yang di antara keduanya, dan segala yang ada di bawah tanah.
١٢ - سِعَةُ عِلۡمِهِ وَقُوَّةُ قَهۡرِهِ وَحُكۡمِهِ وَأَنَّ الۡخَلۡقَ لَا
يُحِيطُونَ بِهِ عِلۡمًا لِقُصُورِ إِدۡرَاكِهِمۡ عَمَّا يَسۡتَحِقُّهُ
الرَّبُّ الۡعَظِيمُ مِنۡ صِفَاتِ الۡكَمَالِ وَالۡعَظَمَةِ.
12. Keluasan ilmu Allah, kekuatan pengaturan dan hukum-Nya, serta bahwa ilmu
makhluk tidak akan bisa menjangkau-Nya karena pendeknya pengetahuan mereka
terhadap sifat-sifat kesempurnaan dan keagungan yang layak bagi Allah Tuhan
yang Maha Agung.