Syekh 'Abdul Muhsin bin Hamad Al-'Abbad Al-Badr--hafizhahullah--dalam
Syarh Hadits Jibril fi Ta'lim Ad-Din berkata,
ومن الإيمان باليوم الآخر الإيمانُ بالجنَّة والنار، وأنَّهما موجودتان الآن،
وأنَّهما باقيتان إلى غير نهاية، فقد أعدَّ اللهُ الجنَّةَ لأوليائه، وأعدَّ
النَّارَ لأعدائه، فمن الآيات التي فيها إعداد الجنَّة لأوليائه قوله تعالى:
﴿وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ
وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحۡسَٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُوا۟
عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٍ تَجۡرِى تَحۡتَهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ
فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ﴾، وقوله: ﴿وَسَارِعُوٓا۟
إِلَىٰ مَغۡفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ
وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ﴾، وقوله: ﴿سَابِقُوٓا۟ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٍ
مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا كَعَرۡضِ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ
أُعِدَّتۡ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ ۚ﴾.
Termasuk keimanan kepada hari akhir adalah mengimani janah dan neraka.
Keduanya sudah ada sekarang. Keduanya akan terus ada tanpa ada akhirnya. Allah
telah menyiapkan janah untuk para wali-Nya dan menyiapkan neraka untuk para
musuh-Nya. Di antara ayat yang menyebutkan penyiapan janah untuk para wali-Nya
adalah firman Allah taala, “Orang-orang yang telah mendahului lagi yang
pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan muhajirin dan ansar serta orang-orang
yang mengikuti mereka dengan baik, Allah meridai mereka dan mereka rida
kepada-Nya. Allah telah menyiapkan janah-janah yang di bawahnya dialiri
sungai-sungai untuk mereka. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itu
adalah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah: 100).
Dan firman Allah, “Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhan kalian dan janah
seluas langit dan bumi yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”
(QS Ali Imran: 133).
Dan firman Allah, “Berlomba-lombalah menuju ampunan dari Tuhan kalian dan
janah yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah disediakan untuk
orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya.” (QS Al-Hadid: 21).
ومن الآيات التي فيها إعداد النار لأعدائه قوله تعالى: ﴿وَيُعَذِّبَ
ٱلۡمُنَٰفِقِينَ وَٱلۡمُنَٰفِقَٰتِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ وَٱلۡمُشۡرِكَٰتِ
ٱلظَّآنِّينَ بِٱللَّهِ ظَنَّ ٱلسَّوۡءِ ۚ عَلَيۡهِمۡ دَآئِرَةُ ٱلسَّوۡءِ ۖ
وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِمۡ وَلَعَنَهُمۡ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَهَنَّمَ ۖ
وَسَآءَتۡ مَصِيرًا﴾، وقوله: ﴿وَٱتَّقُوا۟ ٱلنَّارَ ٱلَّتِىٓ أُعِدَّتۡ
لِلۡكَٰفِرِينَ﴾، وقوله: ﴿فَٱتَّقُوا۟ ٱلنَّارَ ٱلَّتِى وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ
وَٱلۡحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتۡ لِلۡكَٰفِرِينَ﴾، ويدلُّ من السُّنَّة لكون الجنَّة
والنَّار موجودتَين الآن حديث ابن عباس رضي الله عنهما في صلاة الكسوف، وفيه:
(قالوا: يا رسول الله! رأيناك تناولتَ شيئاً في مقامك، ثم رأيناك كَعۡكَعۡتَ،
قال ﷺ: إنِّي رأيتُ الجنَّةَ، فتناولتُ عنقوداً، ولو أصبته لأكلتُم منه ما بقيت
الدنيا، وأُريتُ النار، فلَم أرَ منظَراً كاليوم قطُّ أفظع، ورأيتُ أكثرَ أهلها
النساء...) الحديث، رواه البخاري (١٠٥٢)، ومسلم (٩٠٧).
Di antara ayat-ayat yang menyebutkan telah disediakannya neraka untuk
musuh-musuh Allah adalah firman Allah taala, “supaya Allah mengazab
orang-orang munafik laki-laki dan wanita, orang-orang musyrik laki-laki dan
wanita, yang berprasangka buruk kepada Allah. Mereka akan mendapat giliran
(kebinasaan) yang amat buruk. Allah memurkai mereka, melaknat mereka, dan
menyediakan neraka Jahannam untuk mereka. Itulah seburuk-buruk tempat
kembali.” (QS Al-Fath: 6).
Dan firman Allah, “Takutlah kalian dari neraka yang telah disediakan untuk
orang-orang yang kafir!” (QS Ali Imran: 131).
Dan firman Allah, “Takutlah kalian dari neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu, yang sudah disediakan untuk orang-orang yang kafir!” (QS
Al-Baqarah: 24).
Dalil dari sunah yang menunjukkan bahwa janah dan neraka sudah ada sekarang
adalah hadis Ibnu ‘Abbas—radhiyallahu ‘anhuma—tentang salat Kusuf. Dalam hadis
itu disebutkan:
Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, kami melihatmu meraih sesuatu di tempat berdirimu kemudian kami melihatmu mundur.”Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sesungguhnya aku tadi melihat janah, lalu aku mencoba mengambil satu ranting (anggur). Andai aku mendapatkannya niscaya kalian bisa makan darinya selama dunia masih ada. Lalu neraka diperlihatkan kepadaku. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan yang lebih mengerikan seperti hari ini. Aku melihat paling banyak penghuninya adalah para wanita...” (HR Al-Bukhari nomor 1052 dan Muslim nomor 907).
وأمَّا ما جاء عن بعض المبتدعة كالمعتزلة من أنَّهما لا تُخلقان إلَاّ يوم
القيامة؛ لأنَّ خلقَهما قبل ذلك عبثٌ، حيث إنَّهما تبقيان مدَّة طويلة دون أن
ينتفع بالجنَّة أحدٌ ودون أن يتضرَّر بالنَّار أحد، فذلك قولٌ باطل، ويدلُّ
لبطلانه وجوه:
Sebagian ahli bidah seperti Mu’tazilah berpendapat bahwa janah dan neraka
belum diciptakan kecuali nanti pada hari kiamat dengan alasan penciptaan
keduanya sebelum itu merupakan suatu perkara yang sia-sia. Yaitu karena
keduanya sudah ada dalam jangka waktu yang lama tanpa ada seorang pun yang
mendapat manfaat dari janah dan belum ada seorang pun yang mendapat mudarat
dari neraka. Pendapat ini adalah pendapat yang batil. Sisi-sisi yang
menunjukkan kebatilannya:
الۡأول: ما جاء في الآيات والۡأحاديث الدَّالة على خَلۡقِهما ووجودِهما قبل
يوم القيامة، ومن ذلك ما تقدَّم قريباً.
الثاني: أنَّ وجودَ الجنَّة فيه ترغيبٌ بها وتشويقٌ إليها، ووجودَ النار فيه
تحذيرٌ منها وتخويف.
الثالث: أنَّه قد جاء في نصوص الكتاب والسُّنَّة ما يدلُّ على حصول الانتفاع
بنعيم الجنَّة قبل يوم القيامة، وما يدلُّ على التضرُّر بعذاب النار قبل يوم
القيامة، وقد مرَّ عند ذكر نعيم القبر وعذابه بعض النصوص الدَّالة على
ذلك.
Pertama: Ayat-ayat dan hadis-hadis yang diriwayatkan menunjukkan bahwa janah
dan neraka telah diciptakan dan sudah ada sebelum hari kiamat. Sebagiannya
baru saja disebutkan.
Kedua: Keberadaan janah memberikan motivasi dan kerinduan terhadapnya. Adapun
keberadaan neraka menjadi peringatan dan memunculkan rasa takut terhadapnya.
Ketiga: Disebutkan dalam nas-nas Al-Qur’an dan sunah, dalil yang menunjukkan
adanya pemanfaatan kenikmatan janah sebelum hari kiamat. Begitu pula dalil
yang menunjukkan adanya yang mendapat mudarat dari azab neraka sebelum hari
kiamat. Sebagian nas yang menunjukkan hal itu sudah berlalu (di risalah ini)
ketika menyebutkan kenikmatan dan azab kubur.
وفي الجنَّة التي أُهبط منها آدم أقوال ثلاثة:
الۡأول: أنَّها جنَّة الخُلد، وهو أظهرها.
والقول الثاني: أنَّها جنَّة في مكان عالٍ من الۡأرض.
والقول الثالث: التوقُّف.
Tentang janah yang Adam diturunkan darinya ada tiga pendapat:
Pertama: Itu adalah janah yang kekal. Ini pendapat paling kuat.
Kedua: Itu adalah janah di suatu tempat yang tinggi di bumi.
Ketiga: Abstain.
وقد ذكر ابن القيم الخلافَ وأدلَّةَ أصحاب القول الۡأول والثاني، وإجابةَ كلٍّ
منهما عمَّا استدلَّ به الآخر، ولَم يُرجِّح شيئاً، وذلك في كتابه حادي
الۡأرواح (ص: ١٦-٣٢)، وفي قصيدته الميمية ما يدلُّ على ترجيحه القولَ الۡأول،
حيث قال:
فحيَّ عل جنَّات عدن فإنَّها منازلك الۡأولَى وفيها المخيَّم
ولكنَّنا سَبي العدو فهل ترى نعود إلى أوطاننا ونسلَّم
Ibnu Al-Qayyim telah menyebutkan perselisihan ini dan dalil-dalil pihak
pertama dan kedua, serta jawaban masing-masing pihak terhadap dalil pihak
lain. Beliau tidak menguatkan pendapat yang manapun. Keterangan itu ada di
dalam kitab beliau yang berjudul Hadi Al-Arwah halaman 16-32. Namun, di dalam
kasidah Al-Mimiyyah beliau, ada bait yang menunjukkan beliau menguatkan
pendapat pertama, yaitu beliau berkata, “Mari menuju ke janah ‘Adn karena
itulah tempat tinggalmu pertama dan kelak di situlah tempat memasang kemah.
Akan tetapi kita adalah tawanan musuh. Apakah pendapatmu kita dapat kembali ke
negeri kita dan kita hanya menyerah?”
الجنَّة والنَّارُ باقيتان لا تفنيان ولا تبيدان، وأهل الجنَّة منَعَّمون فيها
إلى غير نهاية، والكفَّار مُعذَّبون في النار إلى غير نهاية، ومن الآيات التي
جاءت في بقاء الجنَّة وخلودِ أهلها فيها قول الله عزَّ وجلَّ: ﴿وَبَشِّرِ
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٍ تَجۡرِى
مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا۟ مِنۡهَا مِن ثَمَرَةٍ
رِّزۡقًا ۙ قَالُوا۟ هَٰذَا ٱلَّذِى رُزِقۡنَا مِن قَبۡلُ ۖ وَأُتُوا۟ بِهِۦ
مُتَشَٰبِهًا ۖ وَلَهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٰجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمۡ فِيهَا
خَٰلِدُونَ﴾، وقوله: ﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ
كَانَتۡ لَهُمۡ جَنَّٰتُ ٱلۡفِرۡدَوۡسِ نُزُلًا ١٠٧ خَٰلِدِينَ فِيهَا لَا
يَبۡغُونَ عَنۡهَا حِوَلًا﴾، وقوله: ﴿إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ فِى جَنَّٰتٍ
وَعُيُونٍ ٤٥ ٱدۡخُلُوهَا بِسَلَٰمٍ ءَامِنِينَ ٤٦ وَنَزَعۡنَا مَا فِى
صُدُورِهِم مِّنۡ غِلٍّ إِخۡوَٰنًا عَلَىٰ سُرُرٍ مُّتَقَٰبِلِينَ ٤٧ لَا
يَمَسُّهُمۡ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُم مِّنۡهَا بِمُخۡرَجِينَ﴾، وقوله: ﴿إِنَّ
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمۡ خَيۡرُ
ٱلۡبَرِيَّةِ ٧ جَزَآؤُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ جَنَّٰتُ عَدۡنٍ تَجۡرِى مِن
تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۖ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ
وَرَضُوا۟ عَنۡهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنۡ خَشِىَ رَبَّهُۥ﴾.
Janah dan neraka tetap ada, tidak fana dan tidak akan musnah. Penduduk janah
akan mendapat nikmat di dalamnya tiada akhir dan orang-orang kafir diazab di
dalam neraka sampai tiada batas waktunya.
Di antara ayat-ayat yang menyebutkan terus adanya janah dan kekalnya
penduduknya di dalamnya adalah firman Allah—'azza wa jalla—, “Berilah kabar
gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa bagi mereka
janah-janah yang dialiri oleh sungai-sungai di bawahnya. Setiap kali mereka
diberi rezeki darinya berupa buah-buahan, mereka berkata, ‘Ini adalah rezeki
yang diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa.
Bagi mereka ada istri-istri yang disucikan dan mereka kekal di dalamnya.” (QS
Al-Baqarah: 25).
Dan firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh,
janah-janah Firdaus untuk mereka sebagai tempat tinggal. Mereka kekal di
dalamnya. Mereka tidak ingin pindah dari situ.” (QS Al-Kahfi: 107-108).
Dan firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam
janah dan mata air. Masuklah kalian dengan keselamatan dan aman! Kami telah
mencabut segala rasa dendam yang berada dalam dada mereka sehingga mereka
seperti saudara. Di atas ranjang, mereka saling berhadapan. Kelelahan tidak
menimpa mereka di dalamnya dan mereka tidak akan dikeluarkan darinya.” (QS
Al-Hijr: 45-48).
Dan firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh,
mereka itulah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka adalah
janah ‘Adn yang dialiri oleh sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Allah meridai mereka dan mereka rida kepada-Nya.
Balasan itu bagi siapa saja yang takut kepada Tuhannya.” (QS Al-Bayyinah:
7-8).
ومن الآيات التي جاءت في بقاء النار وخلود الكفار فيها قول الله عزَّ وجلَّ:
﴿وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَكَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَآ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ
ٱلنَّارِ ۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ﴾، وقوله: ﴿وَمَا هُم بِخَٰرِجِينَ مِنَ
ٱلنَّارِ﴾، وقوله: ﴿يُرِيدُونَ أَن يَخۡرُجُوا۟ مِنَ ٱلنَّارِ وَمَا هُم
بِخَٰرِجِينَ مِنۡهَا ۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ مُّقِيمٌ﴾، وقوله: ﴿فَمَا تَنفَعُهُمۡ
شَفَٰعَةُ ٱلشَّٰفِعِينَ﴾، وقوله: ﴿وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَهُمۡ نَارُ
جَهَنَّمَ لَا يُقۡضَىٰ عَلَيۡهِمۡ فَيَمُوتُوا۟ وَلَا يُخَفَّفُ عَنۡهُم مِّنۡ
عَذَابِهَا ۚ كَذَٰلِكَ نَجۡزِى كُلَّ كَفُورٍ﴾، وقوله: ﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ
كَفَرُوا۟ وَظَلَمُوا۟ لَمۡ يَكُنِ ٱللَّهُ لِيَغۡفِرَ لَهُمۡ وَلَا
لِيَهۡدِيَهُمۡ طَرِيقًا ١٦٨ إِلَّا طَرِيقَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآ
أَبَدًا ۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرًا﴾، وقوله: ﴿وَمَن يَعۡصِ
ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَإِنَّ لَهُۥ نَارَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآ
أَبَدًا﴾، وقوله: ﴿إِنَّ ٱللَّهَ لَعَنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ وَأَعَدَّ لَهُمۡ
سَعِيرًا ٦٤ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۖ لَّا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلَا
نَصِيرًا﴾، وقوله: ﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ
وَٱلۡمُشۡرِكِينَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمۡ
شَرُّ ٱلۡبَرِيَّةِ﴾.
Ayat-ayat yang menyebutkan langgengnya neraka dan kekalnya orang-orang kafir
di dalamnya adalah firman Allah—‘azza wa jalla—, “Orang-orang yang mengingkari
dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di
dalamnya.” (QS Al-Baqarah: 39).
Firman Allah, “Sekali-kali mereka tidak keluar dari neraka.” (QS Al-Baqarah:
167).
Firman Allah, “Mereka ingin keluar dari neraka, namun mereka sekali-kali tidak
bisa keluar darinya dan bagi mereka azab yang kekal.” (QS Al-Maidah: 37).
Firman Allah, “Syafaat para pemberi syafaat tidak bisa memberi manfaat kepada
mereka.” (QS Al-Muddassir: 48).
Firman Allah, “Orang-orang kafir, bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak
dibinasakan hingga mati dan azab tidak diringankan dari mereka. Demikianlah
Kami memberi balasan kepada setiap orang yang sangat ingkar.” (QS Fathir: 36).
Firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan zalim, Allah
sekali-kali tidak akan mengampuni mereka dan tidak pula menunjukkan jalan
kepada mereka kecuali jalan ke neraka Jahannam. Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Yang demikian itu mudah bagi Allah.” (QS An-Nisa’: 168-169).
Firman Allah, “Barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya
baginya neraka Jahannam. Dia kekal di dalamnya selama-lamanya.” (QS Al-Jinn:
23).
Firman Allah, “Sesungguhnya Allah melaknat orang-orang kafir dan menyediakan
neraka yang apinya menyala-nyala untuk mereka. Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Mereka tidak mendapatkan seorang pembela dan penolong pun.”
(QS Al-Ahzab: 64-65).
Firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari ahli kitab dan
orang-orang musyrik (akan) berada di dalam neraka Jahannam. Mereka kekal di
dalamnya. Mereka itu adalah sejelek-jelek makhluk.” (QS Al-Bayyinah: 6).
وبقاءُ الجنَّة والنَّار وخلودُ أهلهما فيهما إلى غير نهاية لا يُنافي كون
الله عزَّ وجلَّ الآخرَ الذي ليس بعده شيء؛ لأنَّ بقاءَ الله عزَّ وجلَّ لازمٌ
لذاته، وبقاءَ الجنَّة والنار وأهلهِما فيهما حصل بإبقاء الله لهما، وليس لهما
إلَاّ الفناء لولا إبقاء الله لهما، ويجب الإيمانُ بكلِّ ما ورد في الكتاب
والسنَّة من صفات الجنَّة والنار، وما يحصلُ في الجنَّة من النعيم، وما يحصل في
النار من العذاب.
Kelanggengan janah dan neraka, serta kekekalan penghuninya di dalamnya sampai
tiada akhirnya tidaklah menafikan kenyataan bahwa Allah—‘azza wa jalla—adalah
Al-Akhir (Yang Maha Akhir) yang tidak ada sesuatu pun setelah-Nya, karena
kelanggengan Allah—‘azza wa jalla—merupakan sifat yang melekat pada Zat-Nya,
sedangkan kelanggengan janah dan neraka, serta penghuni keduanya terjadi
karena Allah yang membuat keduanya langgeng. Keduanya pasti akan fana kalau
Allah tidak membuat keduanya langgeng. Wajib untuk mengimani segala sesuatu
yang disebutkan di dalam Al-Qur'an dan sunah tentang sifat janah dan neraka,
kenikmatan yang ada di dalam janah, serta azab yang ada di dalam neraka.